Share

Bab 110

Leon terus berlatih.

Namun, sesungguhnya dia bukan berlatih.

Dia sebenarnya sedang dikeroyok tanpa belas kasihan.

Perlahan tapi pasti, tubuhnya mulai dihiasi luka yang terus bertambah dari waktu ke waktu. Ada luka berdarah dan ada pula luka memar yang warna biru kehitaman. Akan tetapi, semua luka itu tampaknya justru menjadi tambahan semangat yang membuat anak angkat sekaligus murid Martin Sindoro itu menjadi semakin kuat dan brutal dalam bertarung.

Leon berkelahi dengan kalap.

Gerakannya sudah tak teratur sama sekali. Dia hanya menyerang tanpa mempedulikan pertahanan diri sedikitpun, seolah-olah dia hanya ingin mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menyertainya menemui Dewa Kematian.

Dia sepertinya benar-benar sudah lupa bahwa tujuannya bertarung adalah untuk melatih teknik membunuh yang diajarkan Martin, bukan untuk bunuh diri!

Tampaknya, dia sudah mulai kehilangan akal sehat.

Sementara tak jauh dari sana, lelaki setengah tua berlengan tunggal tampak serius mengamati dari balik kac
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status