Soraya tidak punya pilihan!Dia tidak mungkin mengambil risiko yang dapat membahayakan Keluarga Clint.Apalagi, Kaluarga Clint masih harus mempengaruhi banyak pemimpin cabang Keluarga Sanjaya agar mau membelot dan bersedia untuk bekerja sama dengan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Tidak mungkin dia merusak rencana yang telah disusun oleh ayahnya.“Baiklah. Bagaimanapun, sebagai janda mendiang Jenderal Charles Sanjaya aku akan menghargai simbol Keluarga Sanjaya. Aku akan datang besok,” ucap Soraya tak berdaya, namun tetap enggan untuk mematuhi Leon yang dalam pandangannya hanyalah anak angkat seorang pelayan semata.“Maaf, Nyonya. Bukan besok, tetapi sekarang!” tukas Leon tandas, tak mau tawar-menawar.Soraya terdiam, sadar bahwa Leon tak bermaksud membuka peluang bernegosiasi sama sekali.Dia kemudian berkata lirih, “Baiklah, tetapi setidaknya biarkan aku ganti pakaian.”“Baiklah, Nyonya punya waktu satu jam untuk bersiap-siap. Saya percaya Nyonya tidak akan menggunakan waktu yang
Soraya mulai meneteskan air mata.Entah kenapa, penyesalan dan rasa bersalah tiba-tiba mulai menderanya.Suaranya terdengar sedikit bergetar saat dia berkata, “Kadang kala, aku merasa bahwa keputusan yang aku ambil saat itu memang sangat salah. Namun, hanya itu yang dapat aku lakukan pada waktu itu untuk menyelamatkan diri. Waktu itu, kedudukanku dalam Keluarga Sanjaya sangat lemah. Pernikahanku dengan Jenderal Charles Sanjaya hanyalah tentang upaya untuk meneruskan garis keturunan semata. Bagi mereka, aku hanyalah mesin untuk melahirkan bayi lelaki. Bahkan, suamiku sendiri tidak pernah menganggap aku sebagai istrinya. Tanpa adanya seorang bayi laki-laki di sisiku, Keluarga Sanjaya pasti akan menyingkirkanku tanpa belas kasihan!”Soraya diam sebentar.Dia mendesah beberapa kali seraya mengusap air mata di pipinya. Begitu saja, seberkas keyakinan dan rasa percaya diri menyeruak masuk ke dalam hati dan pikiran perempuan tangguh ini.Sikap dan nada suaranya pun menjadi jauh lebih tegar s
Dua hari memang tak lama.Leon tak mungkin membuang waktu.Dia sudah terlanjur menyanggupi untuk menggagalkan acara pertunangan Edward dengan Grace yang akan digelar dua hari lagi. Lebih dari itu, cucu angkat Kakek Sanjaya itu juga telah terlanjur berjanji untuk mengembalikan putra kandung Victoria itu kepada Keluarga Desplazado!Tidak ada jalan lain, semua harus dilakukan dengan cepat dan tepat.Namun, tanpa diketahui oleh siapa pun, Kakek Sanjaya sebagai pemimpin Keluarga Sanjaya ternyata justru sudah bertindak duluan.Begitu mendapatkan laporan tentang Leon yang mendatangi kediaman Keluarga Clint untuk mempertemukan Soraya dengan Victoria, dia segera memerintahkan beberapa pengawal terbaiknya untuk mengawasi kedua orang ibu dari Edward itu secara rahasia.Begitu saja, orang tua kaya raya itu pun langsung mengetahui seluruh rencana Soraya dan Victoria!Namun, Kakek Sanjaya sepertinya tidak menganggap serius rencana kedua wanita itu.Dia hanya tersenyum tipis saat pengawal yang ditug
Sebelum matahari tiba di puncak langit, Leon berikut seluruh pasukan pengawal khusus Keluarga Sanjaya sudah meninggalkan New Fornicatio Hotel dan bergerak ke arah Wisma Adulterium.Mereka tiba pada saat Isabela sedang memimpin rapat darurat Keluarga Desplazado.Hari itu, hampir seluruh tetua dan anggota serta relasi Keluarga Desplazado berkumpul di Wisma Adulterium untuk membahas pertunangan Edward dan Grace yang akan dilangsungkan besok. “Acara pertunangan Edward dan Grace Wijaya akan digelar besok. Semua orang sudah tahu bahwa Edward adalah anak kandung Victoria. Namun, sampai saat ini tidak ada satu pun undangan untuk Keluarga Desplazado. Ini benar-benar suatu penghinaan besar!” ucap Isabela dengan berapi-api.“Benar, kita tidak bisa diam saja. Menurutku, sebaiknya kita mulai mempersiapkan orang-orang kita untuk menggagalkan pertunangan itu. Malam nanti, aku akan mengerahkan orang-orangku untuk memblokir semua akses menuju New Fornicatio Hotel supaya tidak ada satu undangan pun y
George sebenarnya tidak puas sama sekali dengan keputusan Isabela dan Victoria yang tidak mau meminta tambahan kompensasi apapun kepada Keluarga Sanjaya atas kematian Gloria 24 tahun lalu. Apalagi, dia juga tahu bahwa menduduki dan menguasai gedung New Fornicatio Hotel sebenarnya tidak akan merubah status kepemilikan hotel tersebut.Namun, dia tak dapat berbuat apa-apa. Bagaimanapun juga, Isabela sebagai pemimpin Keluarga Desplazado sudah memutuskan.Akhirnya dia hanya dapat membiarkan Leon pergi begitu saja meninggalkan Wisma Adulterium.Setelah kepergian Leon, George langsung menggebrak meja sambil mendelik.Dia menatap Isabela dan Victoria dengan pandangan kecewa lalu bertanya, “Kenapa? Kenapa kalian membiarkannya pergi begitu saja? Apakah kalian tidak ingin membalaskan dendam Gloria? Apakah menurut kalian penderitaan Gloria dapat terbayarkan hanya dengan sebuah hotel yang belum tentu akan menjadi milik kita juga itu?” Isabela menjawab, “George, tenanglah! Sejujurnya aku sudah c
Hari sudah menjelang petang ketika sebuah sedan besar mewah berwarna hitam mengkilap terlihat bergerak lambat keluar dari pekarangan Wisma Adulterium. Sedan besar yang mengangkut Isabela dan Victoria serta Adelia itu dikemudikan sendiri oleh Rudolf Subrata. Di belakang mobil itu, dua buah minibus berkaca jendela gelap mengikuti dengan patuh. Ketiga mobil itu bergerak beriringan meninggalkan Granda Peko menuju Morenmor. Sepanjang perjalanan, empat buah minibus lain yang tidak sejenis dan tidak sewarna bergabung tanpa memperpanjang iring-iringan. Satu minibus berjalan tak terlalu jauh di depan sedan yang dikemudikan Rudolf, sementara tiga yang lainnya mengikuti jauh di belakang mobil terakhir. Sekilas, akan sulit untuk menduga bahwa ketujuh mobil itu sebenarnya adalah satu rombongan. Rudolf memang sengaja mengatur anak buahnya untuk mengawal perjalanan Isabela ke Morenmor. Tokoh papan atas dunia hitam Pecunia itu merasa bahwa perjalanan ibu angkatnya yang merupakan pemimpin Keluarga D
Donald dan ayahnya, Duta Besar Bernard Wijaya, memang sengaja mengubah lokasi pesta pertunangan Edward dengan Grace. Mereka terpaksa memindahkan tempat pelaksanaan acara pertunangan tersebut karena mendapat informasi bahwa Leon telah menjemput paksa Soraya dari kediaman Keluarga Clint dan membawanya kembali ke istana Keluarga Sanjaya.Karena sebagian besar undangan sudah terlanjur tersebar dan beberapa tamu bahkan sudah datang ke Granda Peko, maka mereka terpaksa memutuskan untuk tetap melaksanakan acara pertunangan itu walaupun tanpa keterlibatan Soraya.Awalnya, mereka berencana untuk tetap memulai acara tersebut di New Fornicatio Hotel dan baru akan memindahkan semua tamu dan undangan ke lokasi baru saat menjelang puncak acara.Namun, rencana itu harus berubah karena Leon menyerang dan menduduki New Fornicatio Hotel.Keluarga Wijaya selaku penyelenggara pun terpaksa menjemput semua tamu dan undangan dengan segala cara, tak peduli di manapun berada. Ada yang dijemput langsung di ked
Pesta pertunangan Edward dan Grace digelar di aula utama hotel Grand Coniura.Keluarga Wijaya menyewa seluruh hotel itu sehingga pengelola hotel tidak dapat berbuat banyak ketika Duta Besar Bernard Wijaya mengerahkan para petarung dan tentara bayaran dari Negara Vicinus untuk memblokir semua akses masuk dan keluar hotel tersebut.Pihak pengelola hotel bahkan tidak dapat melakukan apa pun ketika sejak kemarin malam hotel itu mulai berubah fungsi menjadi tempat menyekap semua tamu dan undangan yang pada hari ini akan menghadiri acara pertunangan Edward dan Grace.Keluarga Wijaya menyebut hal itu sebagai pelayanan dan fasilitas bagi setiap undangan.Padahal, sebenarnya semua kamar itu lebih cocok dianggap sebagai penjara untuk mengurung tamu dan undangan agar dapat dipastikan hadir dan mengikuti seluruh rangkaian acara pertunangan Edward dan Grace sampai selesai.Apalagi, pada kenyataannya memang ada dua sampai empat orang pengawal atau tentara bayaran dari Negara Vicinus yang berjaga di
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu
Hari itu, suasana Morenmor terasa tegang.Malam tadi, Gubernur Morgan Hanjaya mengumumkan keadaan bahaya dan penetapan darurat sipil melalui suatu pernyataan resmi yang disiarkan secara langsung oleh seluruh saluran televisi dan radio. Semua akses dari dan ke Morenmor ditutup sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penduduk lokal diminta untuk tidak bepergian ke luar kota, sementara para pelancong dan pendatang diberi waktu 24 jam untuk segera meninggalkan kota. Selain itu, dia juga memanggil seluruh pemimpin dan tokoh penting keluarga-keluarga teratas Morenmor agar berkumpul di Balai Kota.Akibatnya, sejak pagi aula utama Balai Kota Morenmor telah dipenuhi oleh ratusan orang kaya dan berpenguruh dari seluruh penjuru kota.Tokoh-tokoh tua tampak berkumpul di area tersendiri yang terdapat di sebelah kiri panggung utama, berbaur dengan para pejabat dan petinggi militer. Sedangkan di area sebelah kanan, beberapa orang pemuda calon pewaris keluarga teratas terlihat duduk sambil b