Donald dan ayahnya, Duta Besar Bernard Wijaya, memang sengaja mengubah lokasi pesta pertunangan Edward dengan Grace. Mereka terpaksa memindahkan tempat pelaksanaan acara pertunangan tersebut karena mendapat informasi bahwa Leon telah menjemput paksa Soraya dari kediaman Keluarga Clint dan membawanya kembali ke istana Keluarga Sanjaya.Karena sebagian besar undangan sudah terlanjur tersebar dan beberapa tamu bahkan sudah datang ke Granda Peko, maka mereka terpaksa memutuskan untuk tetap melaksanakan acara pertunangan itu walaupun tanpa keterlibatan Soraya.Awalnya, mereka berencana untuk tetap memulai acara tersebut di New Fornicatio Hotel dan baru akan memindahkan semua tamu dan undangan ke lokasi baru saat menjelang puncak acara.Namun, rencana itu harus berubah karena Leon menyerang dan menduduki New Fornicatio Hotel.Keluarga Wijaya selaku penyelenggara pun terpaksa menjemput semua tamu dan undangan dengan segala cara, tak peduli di manapun berada. Ada yang dijemput langsung di ked
Pesta pertunangan Edward dan Grace digelar di aula utama hotel Grand Coniura.Keluarga Wijaya menyewa seluruh hotel itu sehingga pengelola hotel tidak dapat berbuat banyak ketika Duta Besar Bernard Wijaya mengerahkan para petarung dan tentara bayaran dari Negara Vicinus untuk memblokir semua akses masuk dan keluar hotel tersebut.Pihak pengelola hotel bahkan tidak dapat melakukan apa pun ketika sejak kemarin malam hotel itu mulai berubah fungsi menjadi tempat menyekap semua tamu dan undangan yang pada hari ini akan menghadiri acara pertunangan Edward dan Grace.Keluarga Wijaya menyebut hal itu sebagai pelayanan dan fasilitas bagi setiap undangan.Padahal, sebenarnya semua kamar itu lebih cocok dianggap sebagai penjara untuk mengurung tamu dan undangan agar dapat dipastikan hadir dan mengikuti seluruh rangkaian acara pertunangan Edward dan Grace sampai selesai.Apalagi, pada kenyataannya memang ada dua sampai empat orang pengawal atau tentara bayaran dari Negara Vicinus yang berjaga di
DOR …!Seorang lelaki berpakaian serba hitam yang baru turun dari salah satu minibus berkaca gelap langsung jatuh tersungkur dengan bahu terluka parah lalu tergolek tanpa daya di atas genangan darahnya sendiri yang perlahan mulai meluas seiring luka di bahunya yang terus mengucurkan cairan kental berwarna merah pekat.Lelaki malang berpakaian serba hitam itu adalah salah satu di antara ratusan orang pasukan pengawal khusus Keluarga Sanjaya yang datang bersama Leon.Mereka datang untuk menggagalkan pertunangan Edward dengan Grace Wijaya.Namun, mereka terlambat.Bukan hanya terlambat, mereka bahkan harus kehilangan seorang anggota karena ditembak oleh salah seorang tentara bayaran dari Negara Vicinus yang ditempatkan oleh Duta Besar Bernard Wijaya di depan gedung Hotel Grand Coniura.Duta Besar dari Negara Vicinus itu ternyata memang sudah mengatur dan mengantisipasi segala kemungkinan dengan sangat rapih.Dia bukan hanya mendatangkan banyak petarung dan tentara bayaran dari Negara Vic
Victoria berdiri dengan sikap mendominasi.Suaranya terdengar tegas dan galak saat dia berkata, “Edward, kamu adalah anak kandungku yang telah aku lahirkan dengan susah payah pada 24 tahun yang lalu. Namun, aku memang tidak pernah merawat dan membesarkanmu. Selain darah yang mengalir di tubuhmu, apa pun yang melekat pada dirimu berasal dari Keluarga Sanjaya.”Victoria diam sebentar seraya memandang wajah Edward dengan tatapan rumit. Terlihat sekali bahwa wanita Desplazado itu berusaha mengendalikan pergolakan dalam batinnya.“Hari ini, Keluarga Sanjaya ingin menangkapmu karena meyakini bahwa pertunanganmu ini adalah cara licik Keluarga Wijaya untuk membuka jalan bagi Negara Vicinus agar dapat lebih leluasa mengacau di Negara kita. Tentang masalah ini, Keluarga Desplazado sependapat dengan Keluarga Sanjaya. Sejujurnya, kami bahkan tidak akan pernah mau hadir di sini jika para pengawal keluarga tunanganmu itu tidak menyandera adikmu Adelia hingga sekarang!” lanjut Victoria, tegas dan lu
Acara pesta pertunangan Edward dan Grace dilanjutkan kembali.Setelah Leon dan Keluarga Desplazado serta seluruh pasukan pengawal Keluarga Sanjaya pergi, acara pesta pertunangan itu pun berubah menjadi rapat perdana Grup Menara Crudel. Walaupun setengah terpaksa, tokoh-tokoh bisnis dan para pemimpin keluarga besar Granda Peko tampaknya cukup tergiur dengan peluang dan keuntungan yang ditawarkan oleh Negara Vicinus.Mereka yang tergabung di bawah Grup Menara Crudel akan difasilitasi untuk dapat membuka cabang di Negara Vicinus tanpa harus melalui prosedur yang rumit. Cukup dengan menyiapkan sejumlah dana sebagai modal awal, selanjutnya Keluarga Wijaya yang akan mengatur segala sesuatunya hingga investasi itu membuahkan keuntungan berlipat ganda yang tidak akan pernah berkesudahan.Tentu saja, nama besar Keluarga Wijaya di Negara Vicinus dan jabatan Bernard Wijaya sebagai Duta Besar yang menjadi jaminan bagi tokoh-tokoh Granda Peko itu sehingga peluang bisnis yang sebenarnya kurang masu
Acara pesta pertunangan Edward dan Grace telah selesai. Aula utama Hotel Grand Coniura sudah terlihat sepi. Semua tokoh dan pemimpin keluarga besar yang hadir pada pesta pertunangan itu telah pergi meninggalkan tempat acara. Masing-masing mereka tampak didampingi dan dikawal oleh dua orang ahli beladiri dari Negara Vicinus. Saat ini, hanya Edward dan Grace yang masih tinggal di ruangan besar yang beberapa saat lalu telah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan pertunangan yang amat kontroversial. “Semua orang sudah pergi, apakah kamu akan tetap di sini selamanya?” tanya Grace seraya menjatuhkan diri, duduk di sebelah lelaki galau yang telah menjadi tunangannya itu. Edward mengangkat kepalanya sejenak, memandang wajah Grace selama beberapa saat, lalu kembali menunduk tanpa berkata apa-apa. Grace pun bertanya lagi, “Apakah kamu menyesali pertunangan kita?” Edward menggeleng tanpa menjawab sepatah kata pun. “Kamu marah?” tanya Grace lagi. Edward akhirnya bersuara, “Tidak, hanya sedi
Edward tersenyum misterius.Dia memandang Winston dengan tatapan aneh penuh kebencian.“Maaf, Tuan Winston. Pertama, saya tidak dapat memanggil Anda dengan sebutan Kakek Winston. Walaupun saya memang telah bertunangan dengan Grace, tetapi ikatan pertunangan kami mungkin tidak akan bertahan lama. Bagaimanapun, putra Anda Tuan Duta Besar Bernard Wijaya yang terhormat hanya menganggap saya sebagai seonggok sampah yang tiada berharga sama sekali. Jadi, mungkin saya tidak akan dapat banyak membantu kalian untuk membalas dendam. Apalagi, saya sendiri juga memiliki dendam pribadi yang harus segera dituntaskan!” ujar Edward sinis dan dingin.Winston dan Grace langsung terhenyak mendengar ucapan Edward.Mereka tidak menduga sama sekali bahwa Edward akan berani melontarkan pernyataan seperti itu.“Edward, apa maksudmu? Kita bahkan belum genap satu hari bertunangan, tetapi kamu sudah mengatakan pertunangan kita ini tidak akan bertahan lama. Apakah kamu berniat mempermainkan Keluarga Wijaya kami?
Menikah? Edward langsung bergidik ngeri membayangkan dirinya terikat seumur hidup dengan Grace. Masih terbayang dengan jelas dalam benaknya, bagaimana gadis keluarga Wijaya itu membengkokkan sebuah garpu dengan tangan kosong ketika mereka pertama kali bertemu di suite room Hotel Grand Pactum beberapa hari yang lalu. Tidaaak! Tidak mungkin! Dia tidak boleh sampai terjebak dalam ikatan pernikahan yang hanya akan membuatnya semakin jauh terseret dalam kehidupan penuh penindasan tanpa kesempatan membela diri sedikit pun. Edward pun semakin yakin pada keputusannya untuk meninggalkan Keluarga Wijaya. Namun, semerbak harum tubuh wanita tiba-tiba menyadarkannya. Dia langsung mengembuskan napas putus asa saat melihat ada sosok lembut meringkuk di bawah selimut yang sama dengannya tanpa dihalangi oleh sehelai benang pun. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan tunangannya beberapa saat lalu, mungkin akan menjadi penyesalan terbesarnya seumur hidup. Edwa