Menikah? Edward langsung bergidik ngeri membayangkan dirinya terikat seumur hidup dengan Grace. Masih terbayang dengan jelas dalam benaknya, bagaimana gadis keluarga Wijaya itu membengkokkan sebuah garpu dengan tangan kosong ketika mereka pertama kali bertemu di suite room Hotel Grand Pactum beberapa hari yang lalu. Tidaaak! Tidak mungkin! Dia tidak boleh sampai terjebak dalam ikatan pernikahan yang hanya akan membuatnya semakin jauh terseret dalam kehidupan penuh penindasan tanpa kesempatan membela diri sedikit pun. Edward pun semakin yakin pada keputusannya untuk meninggalkan Keluarga Wijaya. Namun, semerbak harum tubuh wanita tiba-tiba menyadarkannya. Dia langsung mengembuskan napas putus asa saat melihat ada sosok lembut meringkuk di bawah selimut yang sama dengannya tanpa dihalangi oleh sehelai benang pun. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan tunangannya beberapa saat lalu, mungkin akan menjadi penyesalan terbesarnya seumur hidup. Edwa
Rencana Edward dan Grace tampaknya memang sempurna. Namun, rencana itu sudah langsung menemui hambatan justru pada langkah pertama. Di luar dugaan, Grace ternyata tidak berhasil mendapatkan daftar nama orang-orang Vicinus yang ditempatkan pada perusahaan dan keluarga besar yang tergabung dalam grup Menara Crudel. Sebaliknya, tunangan Edward itu justru diberi tugas khusus oleh kakak dan kakeknya. Grace mendapat perintah untuk memastikan bahwa Edward benar-benar menemui Soraya demi menekan janda mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu agar bergabung dengan Grup Menara Crudel. Lebih dari itu, dia bahkan diminta untuk ikut mendampingi Edward saat bertemu dengan Soraya! “Pastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, jangan sampai dia mengacaukannya!” ucap Gerald, tidak jelas apakah sedang mengancam atau sedang mengingatkan adik perempuannya itu. “Segera beritahu aku jika dia berhubungan dengan orang lain atau melakukan sesuatu yang dapat membahayakan rencana kita! Aku merasa bahwa
Edward dan Grace terus mengumpulkan kekuatan. Dengan bantuan Mardani Clint, mereka berhasil membujuk beberapa cabang Keluarga Sanjaya untuk bergabung dengan Grup Menara Crudel. Kebenaran tentang identitas asli Edward yang ternyata bukan putra mendiang Jenderal Charles Sanjaya menjadi alasan paling kuat yang membuat banyak keluarga cabang memilih untuk membelot. Bagaimanapun, mereka tahu bahwa Kakek Sanjaya sudah terlalu tua dan tak ada jaminan sedikit pun bahwa Keluarga Sanjaya masih akan tetap ada dan berjaya setelah lelaki kaya raya itu meninggal dunia. Tak butuh waktu lama, informasi tentang pembelotan Keluarga Clint dan beberapa cabang Keluarga Sanjaya itu pun sampai ke telinga Kakek Sanjaya. Di luar dugaan, lelaki tua kaya raya itu hanya menyeringai jijik menanggapi laporan tentang rencana pembelotan itu. “Sungguh bodoh dan tak tahu malu! Apakah orang-orang itu sudah lupa bahwa mereka bisa tinggal dan hidup di Morenmor adalah karena aku mengizinknnya?” gumam pemimpin Keluarga S
Kedua bulldozer itu memang gila! Saat ini, mereka bergerak secara sinergis dalam suatu pola tertentu yang mengakibatkan taman di pekarangan depan rumah utama Keluarga Clint hancur dalam waktu beberapa menit saja. Tidak ada lagi tanaman bunga atau rumput indah yang tersisa. Bahkan pendopo megah yang awalnya berdiri anggun di tengah kolam, kini telah menjadi puing-puing padat yang menimbun kolam di bawahnya sehingga menjadi pelataran yang cukup luas. Namun, kedua bulldozer itu masih terus bergerak. Keduanya terlihat bekerja sama meratakan dan memadatkan seluruh area di pekarangan depan bangunan utama kediaman Keluarga Clint. Tak lama kemudian, area tersebut pun siap untuk menjadi lokasi pendaratan helikopter yang ditumpangi Edward. “Landasan yang sesuai dengan standar helikopter Keluarga Sanjaya sudah siap, Tuan Muda. Apakah Tuan Muda hendak turun sekarang?” tanya Lucas, membuyarkan lamunan Leon. Leon tergagap. Dia akhirnya mulai mengert
Pesan Leon sangat jelas! Keluarga Clint sangat memahami pesan brutal yang disampaikan oleh Leon. Beberapa orang tokoh dan tetua Keluarga Clint meyalahkan dan menyesali keputusan Mardani yang memilih bergabung dengan Edward untuk menentang Keluarga Sanjaya. Tanpa ampun, mereka bahkan langsung menjatuhkan ayah kandung Soraya Clint itu dari posisinya sebagai pemimpin keluarga. Mereka kemudian mengangkat adik kandung Mardani, Mardian Clint, menjadi pemimpin Keluarga Clint yang baru. “Menurutku, kita harus secepatnya memperbaiki hubungan dengan Keluarga Sanjaya. Besok, kita akan pergi menemui Tuan Besar Wilson Sanjaya. Semoga dia masih mau memaafkan kekeliruan keluarga Clint kita,” ujar Mardian, sesaat setelah dia ditetapkan sebagai pemimpin Keluarga Clint yang baru. Semua orang setuju, termasuk Mardani! Namun, sepertinya tak ada juga yang akan peduli pada pendapatnya. Keesokan harinya, Keluarga Clint pergi berbondong-bondong ke Ist
“Bagaimana?” “Gagal, Kek. Mereka malah berbalik menentang kita,” jawab Grace lirih. Dia kemudian menceritakan hasil pertemuan dengan Keluarga Clint. Semua diceritakan tanpa ada yang ditambah atau dikurangi, bahkan sikap dan raut wajah setiap orang yang hadir pun diceritakan dengan sangat mendetil. Setelah Grace selesai bercerita, Bernard dan Gerald tampak saling berpandangan dengan tatapan rumit. Sebaliknya, Winston justru terlihat biasa saja seolah memang sudah sejak awal mengetahui bahwa Keluarga Clint akan berbalik menentang mereka. “Biarkan saja, kita memang tidak boleh mengandalkan orang lain untuk menggapai keberhasilan. Lihat saja, setelah minggu depan, para pengecut itu akan datang berbondong-bondong untuk memohon agar diperbolehkan bergabung dengan Grup Menara Crudel!” desis Winston geram, sementara raut wajahnya mendadak terlihat dingin mengancam. Sesaat kemudian, dia berdiri lalu melangkah perlahan mendekati Bernard. Dia kem
Grace masih menangis sambil terus marah-marah. Dia mengucapkan apa pun yang terbersit di hatinya atau terlintas di benaknya. Sebaliknya, Edward justru tenggelam dalam pikirannya sendiri tanpa sedikitpun terlihat peduli pada ocehan tunangannya yang sedang marah campur sedih itu. Saat itu, dia sebenarnya tengah memikirkan sebuah rencana. Sepertinya, dia sudah menemukan cara untuk menjatuhkan reputasi Keluarga Sanjaya dan sekaligus membuat cabang-cabang keluarga teratas itu menyesal karena tidak bergabung dengan Grup Menara Crudel. Selain itu, jika semua dapat berjalan sesuai rencana, dia juga akan dapat memperoleh kesempatan untuk membalas dendam pada Leon. Begitu saja, tiba-tiba dia terlihat menjadi amat bersemangat. Dia bahkan merengkuh Grace ke dalam pelukannya dan berkata dengan amat antusias, “Jangan menangis lagi, aku tak selemah dan senaif yang kamu pikirkan. Aku sudah punya rencana, tetapi aku butuh bantuanmu dan kakakmu Gerald untuk melaksanakannya.” Grace tersentak. Gad
Bernard Wijaya benar-benar menghina Keluarga Sanjaya.Duta Besar Negara Vicinus itu bahkan pergi begitu saja setelah menginjak-injak kartu undangan dan reputasi keluarga teratas Morenmor itu. Tanpa menoleh ke kiri atau ke kanan, dia melangkah angkuh menunju mobilnya yang terlihat sudah dlam posisi berbalik arah.Tak seorang pun berani manahan langkah Duta Besar itu.Semua orang cukup sadar bahwa sebesar apa pun keberanian dan kekuatan mereka, sama sekali tidak akan pernah sebanding dengan kegilaan seseorang yang berani menghina Keluarga Sanjaya secara terbuka di depan orang banyak.Bagaimanapun, nama besar dan reputasi Keluarga Sanjaya telah bertengger di puncak langit Morenmor selama puluhan tahun. Sampai saat ini, belum pernah terdengar ada satu pun yang berhasil pergi dengan selamat setelah berani merendahkan atau menghina keluarga teratas Morenmor itu.Namun, Bernard Wijaya sepertinya telah mematahkan dominasi Keluarga Sanjaya!Duta Besar Negara Vicinus itu telah menghina Keluarga