“Tunggu!”Edward pun menghentikan langkah, lalu menoleh.Dia langsung tertegun saat mengetahui bahwa yang telah memanggilnya adalah Leon. Lebih dari itu, dia juga melihat bahwa kartu undangan yang tadi dilemparnya kini justru berada di tangan pemuda yang paling dibencinya itu.Saat itu, Leon tampak melangkah santai sembari mengacungkan kartu undangan milik Edward yang tadi ditangkapnya.“Kenapa kamu membuangnya? Bukankah selama beberapa hari ini kamu begitu antusias menyebar orang untuk membeli dan merampas kartu undangan yang seharusnya untuk orang lain?” tanya cucu angkat Kakek Sanjaya itu, memberondong sinis.Edward tertegun lagi, tak menyangka bahwa Leon mengetahui pergerakan orang-orang Grup Menara Crudel selama beberapa hari terakhir.Namun, tentu saja Edward tak mungkin untuk mengakuinya.Sebaliknya, dia malah menukas dengan nada sengit, “Kamu jangan bicara sembarangan! Untuk apa aku membeli kartu undangan yang tak ada harganya itu? Kalaupun aku menginginkannya, aku juga tidak
Lelaki muda bertubuh atletis itu adalah Gerald Wijaya.Edward langsung tersenyum lebar saat mengetahui bahwa lelaki yang baru turun dari kepala truk trailer yang sudah dimodifikasi itu adalah calon kakak iparnya. Senyumnya makin lebar saat melihat barisan panjang di belakang kendaraan yang ditumpangi oleh calon kakak iparnya itu.Barisan panjang itu amat kuat.Leon bahkan sampai harus menelan ludah saat menyadari bahwa dia tidak mampu melihat ujung paling belakang dari barisan itu.Tak ada pilihan lain, sepertinya dia harus meminta bantuan Martin.Dia pun segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon.Tak ada jawaban.Leon mencoba lagi, tetapi hasilnya sama.Setengah putus asa, dia akhirnya menghampiri Gerald.“Saya Leon, cucu angkat Tuan Besar Wilson Sanjaya. Kendaraan rombongan Keluarga Wijaya sepertinya agak banyak dan beragam, akan butuh banyak waktu untuk menyiapkan lahan parkir khusus yang sesuai. Saya harap Tu
Gerald tak membuang waktu.Dia segera menghampiri truk boks kecil yang berada di belakang kepala truk trailer yang tadi dia gunakan untuk merobohkan pintu gerbang istana Keluarga Sanjaya. Tak lama kemudian, truk boks kecil itu sudah berada di hadapan Leon.Tak ingin kecolongan, Leon segera memerintahkan para pengawal Keluarga Sanjaya memeriksa truk kecil itu dengan sebuah alat detektor canggih. Namun, mereka tidak bisa memeriksa isi di dalam boks karena pintunya terkunci rapat.Sebuah gembok berlapis emas yang dihias dengan pita warna merah menyala tampak anggun bergantung di gerendel pintu boks itu.“Mana kuncinya?” tanya Leon pada Gerald.Gerald tersenyum tipis, lalu menyerahkan sebuah amplop berwarna merah dengan hiasan pita warna emas kepada Leon.Leon menerima dan membuka amplop itu dengan hati-hati, lalu mengeluarkan isinya.Sebuah kunci berlapis emas terlihat menempel pada kartu ucapan mewah yang terdapat di dalam amplop merah itu.“Itu kuncinya,” kata Gerald memberitahu.Leon
Para tamu mulai gelisah.Sebaliknya, Winston terlihat makin pongah.Di bawah todongan enam pucuk senjata berlaras panjang, lelaki tua berwajah bengis itu justru terlihat sangat santai. Dia bahkan berteriak dengan nada yang sangat menghina, “Wilson Sanjaya, apakah kamu benar-benar akan membiarkan para pengawalmu ini terus menodongku dengan senjata mainan seperti ini? Apakah kamu ingin nasib mereka sama seperti para pelayan dan pengawal setiamu yang mati sia-sia 50 tahun lalu?”Kakek Sanjaya terlonjak kaget.Dia tidak menyangka Winston akan mengungkit peristiwa tragis setengah abad silam itu.Sepasang matanya langsung menyipit, berusaha mengenali dan mengingat sosok bernama Winston yang mengaku sebagai perwakilan resmi Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus itu.“Siapa kamu?” tanya Kakek Sanjaya setelah gagal mengenali sosok tua bertampang bengis itu.“Masih bertanya? Baiklah, aku ulangi. Namaku adalah Winston Wijaya dan aku datang mewakili Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus!” jawab Winst
Sebuah jam besar! Keluarga Wijaya ternyata memberi hadiah sebuah jam besar sebagai kado ulang tahun untuk Kakek Sanjaya. Dalam kepercayaan masyarakat Morenmor saat itu, memberikan jam sebagai hadiah ulang tahun sebenarnya memiliki makna yang sangat mendalam dan beragam tergantung pada siapa yang memberi dan siapa yang menerima. Jika diberikan oleh teman atau orang yang memiliki hubungan baik, maka jam sebagai kado ulang tahun akan memiliki arti sebagai pengingat agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin demi tercapainya semua target dan cita-cita tepat pada saatnya sesuai rencana. Sebaliknya, jam sebagai hadiah ulang tahun akan memiliki makna yang sangat buruk jika diberikan oleh musuh. Jam sebagai hadiah ulang tahun dari musuh sama artinya dengan harapan agar tidak berumur panjang. Selain itu, memberi hadiah jam kepada musuh sering diartikan sebagai peringatan atau ancaman di mana penerimanya seolah sedang dipaksa untuk menghitung waktu yang tersisa. Kakek Sanjaya amat mengerti art
“Tidak mungkin!”Soraya Clint menggelengkan kepalanya berkali-kali. Janda kedua mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu berusaha sekuat untuk tenaga menyangkal kebenaran yang disampaikan Pamela.Pamela hanya tersenyum melihat sikap istri muda mendiang suaminya itu.Dia kemudian berbisik lirih, “Leon memang putramu, anak kandung yang kamu lahirkan 24 tahun lalu di rumah sakit Medicamento Hospital.”“Aku tidak percaya, kamu pasti berdusta!” tukas Soraya, setengah panik.“Aku tidak memintamu untuk percaya. Aku hanya ingin memberitahumu,” sahut Pamela datar.Soraya mengernyitkan kening sambil bertanya curiga, “Kenapa kamu ingin memberitahuku? Apa tujuanmu sebenarnya?”Pamela menjawab, “Seperti yang kukatakan sejak awal, saat ini Keluarga Sanjaya di ambang kehancuran dan hanya Leon yang dapat menyelamatkan. Dia harus muncul untuk mencegah Keluarga Wijaya dari Vicinus mengambil
Mobil golf itu melaju lagi.Kedua penumpangnya tak banyak bicara lagi.Leon lebih banyak berkonsentrasi pada jalanan yang mereka lalui.Sebaliknya, Soraya masih menikmati kebahagiaan yang terus menjalar hangat dalam hatinya. Rasa hangat yang murni tanpa prasangka, menghapus semua kebencian dan kebekuan yang menggumpal dalam dada. Terus tumbuh tak terkendali, mengubah segala murka dan amarah menjadi kasih sayang yang tulus tanpa batas.Mungkinkah Leon benar-benar anak kandungnya?Mengapa rasa ini begitu murni dan tulus?Soraya menghela napas panjang lalu mengembuskannya ringan. Lega dan tanpa beban, seakan menghapus seluruh keraguan di dalam hati.Sekali lagi, dia menatap wajah Leon.Mencoba mencari sedikit kemiripan dengan wajahnya atau wajah mendiang suaminya.“Siapa yang memberi nama Leon padamu?” tanya Soraya lirih, mencoba menggali masa lalu Leon.Leon mengangkat bahu seraya menggeleng lalu menjawab lemah setengah berbisik, “Saya tidak tahu, mungkin Ibu pengurus Panti Asuhan. Saya
Leon tidak membuang waktu. Dia segera mengunjungi mansion mewah tempat kediaaman pribadi Pamela Atmaja di bukit Desperato pada keesokan harinya, bersama delapan orang pengawal khusus Keluarga Sanjaya. Persis seperti dugaannya, Pamela terlihat sudah menunggu. Janda pertama mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu menyambut kedatangan anak tirinya sambil mengembangkan senyum ramah yang entah asli atau hanya berpura-pura. “Masuklah, aku sudah menunggumu!” ajak Pamela, ramah dan hangat. Leon menyahut sopan, “Terima kasih, Nyonya.” Selanjutnya, mereka pergi ke sebuah gazebo di samping kolam besar di taman belakang. Suara gemuruh air terjun yang jatuh dari puncak tebing buatan setinggi hampir empat meter yang terdapat di sisi belakang kolam itu cukup menjadi jaminan bahwa obrolan mereka tidak akan dapat didengar oleh orang lain. “Kalau aku tidak salah duga, kedatanganmu ke sini pasti ada kaitannya dengan Soraya. Apakah benar begitu?” tebak Pamela santai, membuka obrolan. “Bisa dibilang b
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama