Pesta pertunangan Edward dan Grace digelar di aula utama hotel Grand Coniura.Keluarga Wijaya menyewa seluruh hotel itu sehingga pengelola hotel tidak dapat berbuat banyak ketika Duta Besar Bernard Wijaya mengerahkan para petarung dan tentara bayaran dari Negara Vicinus untuk memblokir semua akses masuk dan keluar hotel tersebut.Pihak pengelola hotel bahkan tidak dapat melakukan apa pun ketika sejak kemarin malam hotel itu mulai berubah fungsi menjadi tempat menyekap semua tamu dan undangan yang pada hari ini akan menghadiri acara pertunangan Edward dan Grace.Keluarga Wijaya menyebut hal itu sebagai pelayanan dan fasilitas bagi setiap undangan.Padahal, sebenarnya semua kamar itu lebih cocok dianggap sebagai penjara untuk mengurung tamu dan undangan agar dapat dipastikan hadir dan mengikuti seluruh rangkaian acara pertunangan Edward dan Grace sampai selesai.Apalagi, pada kenyataannya memang ada dua sampai empat orang pengawal atau tentara bayaran dari Negara Vicinus yang berjaga di
DOR …!Seorang lelaki berpakaian serba hitam yang baru turun dari salah satu minibus berkaca gelap langsung jatuh tersungkur dengan bahu terluka parah lalu tergolek tanpa daya di atas genangan darahnya sendiri yang perlahan mulai meluas seiring luka di bahunya yang terus mengucurkan cairan kental berwarna merah pekat.Lelaki malang berpakaian serba hitam itu adalah salah satu di antara ratusan orang pasukan pengawal khusus Keluarga Sanjaya yang datang bersama Leon.Mereka datang untuk menggagalkan pertunangan Edward dengan Grace Wijaya.Namun, mereka terlambat.Bukan hanya terlambat, mereka bahkan harus kehilangan seorang anggota karena ditembak oleh salah seorang tentara bayaran dari Negara Vicinus yang ditempatkan oleh Duta Besar Bernard Wijaya di depan gedung Hotel Grand Coniura.Duta Besar dari Negara Vicinus itu ternyata memang sudah mengatur dan mengantisipasi segala kemungkinan dengan sangat rapih.Dia bukan hanya mendatangkan banyak petarung dan tentara bayaran dari Negara Vic
Victoria berdiri dengan sikap mendominasi.Suaranya terdengar tegas dan galak saat dia berkata, “Edward, kamu adalah anak kandungku yang telah aku lahirkan dengan susah payah pada 24 tahun yang lalu. Namun, aku memang tidak pernah merawat dan membesarkanmu. Selain darah yang mengalir di tubuhmu, apa pun yang melekat pada dirimu berasal dari Keluarga Sanjaya.”Victoria diam sebentar seraya memandang wajah Edward dengan tatapan rumit. Terlihat sekali bahwa wanita Desplazado itu berusaha mengendalikan pergolakan dalam batinnya.“Hari ini, Keluarga Sanjaya ingin menangkapmu karena meyakini bahwa pertunanganmu ini adalah cara licik Keluarga Wijaya untuk membuka jalan bagi Negara Vicinus agar dapat lebih leluasa mengacau di Negara kita. Tentang masalah ini, Keluarga Desplazado sependapat dengan Keluarga Sanjaya. Sejujurnya, kami bahkan tidak akan pernah mau hadir di sini jika para pengawal keluarga tunanganmu itu tidak menyandera adikmu Adelia hingga sekarang!” lanjut Victoria, tegas dan lu
Acara pesta pertunangan Edward dan Grace dilanjutkan kembali.Setelah Leon dan Keluarga Desplazado serta seluruh pasukan pengawal Keluarga Sanjaya pergi, acara pesta pertunangan itu pun berubah menjadi rapat perdana Grup Menara Crudel. Walaupun setengah terpaksa, tokoh-tokoh bisnis dan para pemimpin keluarga besar Granda Peko tampaknya cukup tergiur dengan peluang dan keuntungan yang ditawarkan oleh Negara Vicinus.Mereka yang tergabung di bawah Grup Menara Crudel akan difasilitasi untuk dapat membuka cabang di Negara Vicinus tanpa harus melalui prosedur yang rumit. Cukup dengan menyiapkan sejumlah dana sebagai modal awal, selanjutnya Keluarga Wijaya yang akan mengatur segala sesuatunya hingga investasi itu membuahkan keuntungan berlipat ganda yang tidak akan pernah berkesudahan.Tentu saja, nama besar Keluarga Wijaya di Negara Vicinus dan jabatan Bernard Wijaya sebagai Duta Besar yang menjadi jaminan bagi tokoh-tokoh Granda Peko itu sehingga peluang bisnis yang sebenarnya kurang masu
Acara pesta pertunangan Edward dan Grace telah selesai. Aula utama Hotel Grand Coniura sudah terlihat sepi. Semua tokoh dan pemimpin keluarga besar yang hadir pada pesta pertunangan itu telah pergi meninggalkan tempat acara. Masing-masing mereka tampak didampingi dan dikawal oleh dua orang ahli beladiri dari Negara Vicinus. Saat ini, hanya Edward dan Grace yang masih tinggal di ruangan besar yang beberapa saat lalu telah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan pertunangan yang amat kontroversial. “Semua orang sudah pergi, apakah kamu akan tetap di sini selamanya?” tanya Grace seraya menjatuhkan diri, duduk di sebelah lelaki galau yang telah menjadi tunangannya itu. Edward mengangkat kepalanya sejenak, memandang wajah Grace selama beberapa saat, lalu kembali menunduk tanpa berkata apa-apa. Grace pun bertanya lagi, “Apakah kamu menyesali pertunangan kita?” Edward menggeleng tanpa menjawab sepatah kata pun. “Kamu marah?” tanya Grace lagi. Edward akhirnya bersuara, “Tidak, hanya sedi
Edward tersenyum misterius.Dia memandang Winston dengan tatapan aneh penuh kebencian.“Maaf, Tuan Winston. Pertama, saya tidak dapat memanggil Anda dengan sebutan Kakek Winston. Walaupun saya memang telah bertunangan dengan Grace, tetapi ikatan pertunangan kami mungkin tidak akan bertahan lama. Bagaimanapun, putra Anda Tuan Duta Besar Bernard Wijaya yang terhormat hanya menganggap saya sebagai seonggok sampah yang tiada berharga sama sekali. Jadi, mungkin saya tidak akan dapat banyak membantu kalian untuk membalas dendam. Apalagi, saya sendiri juga memiliki dendam pribadi yang harus segera dituntaskan!” ujar Edward sinis dan dingin.Winston dan Grace langsung terhenyak mendengar ucapan Edward.Mereka tidak menduga sama sekali bahwa Edward akan berani melontarkan pernyataan seperti itu.“Edward, apa maksudmu? Kita bahkan belum genap satu hari bertunangan, tetapi kamu sudah mengatakan pertunangan kita ini tidak akan bertahan lama. Apakah kamu berniat mempermainkan Keluarga Wijaya kami?
Menikah? Edward langsung bergidik ngeri membayangkan dirinya terikat seumur hidup dengan Grace. Masih terbayang dengan jelas dalam benaknya, bagaimana gadis keluarga Wijaya itu membengkokkan sebuah garpu dengan tangan kosong ketika mereka pertama kali bertemu di suite room Hotel Grand Pactum beberapa hari yang lalu. Tidaaak! Tidak mungkin! Dia tidak boleh sampai terjebak dalam ikatan pernikahan yang hanya akan membuatnya semakin jauh terseret dalam kehidupan penuh penindasan tanpa kesempatan membela diri sedikit pun. Edward pun semakin yakin pada keputusannya untuk meninggalkan Keluarga Wijaya. Namun, semerbak harum tubuh wanita tiba-tiba menyadarkannya. Dia langsung mengembuskan napas putus asa saat melihat ada sosok lembut meringkuk di bawah selimut yang sama dengannya tanpa dihalangi oleh sehelai benang pun. Dia akhirnya sadar bahwa apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan tunangannya beberapa saat lalu, mungkin akan menjadi penyesalan terbesarnya seumur hidup. Edwa
Rencana Edward dan Grace tampaknya memang sempurna. Namun, rencana itu sudah langsung menemui hambatan justru pada langkah pertama. Di luar dugaan, Grace ternyata tidak berhasil mendapatkan daftar nama orang-orang Vicinus yang ditempatkan pada perusahaan dan keluarga besar yang tergabung dalam grup Menara Crudel. Sebaliknya, tunangan Edward itu justru diberi tugas khusus oleh kakak dan kakeknya. Grace mendapat perintah untuk memastikan bahwa Edward benar-benar menemui Soraya demi menekan janda mendiang Jenderal Charles Sanjaya itu agar bergabung dengan Grup Menara Crudel. Lebih dari itu, dia bahkan diminta untuk ikut mendampingi Edward saat bertemu dengan Soraya! “Pastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, jangan sampai dia mengacaukannya!” ucap Gerald, tidak jelas apakah sedang mengancam atau sedang mengingatkan adik perempuannya itu. “Segera beritahu aku jika dia berhubungan dengan orang lain atau melakukan sesuatu yang dapat membahayakan rencana kita! Aku merasa bahwa
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.
Suasana di komplek Istana Kepresidenan Negara Pecunia mendadak heboh ketika sebuah helikopter tempur tiba-tiba terbang rendah di atas bangunan utama. Tanpa dikomando, ratusan orang pasukan pengawal Presiden pun berhamburan keluar dan berbaris membentuk formasi pertahanan. Semuanya bersenjata laras panjang dan langsung mengambil posisi siap menembak.Mendapati sambutan yang sama sekali tak ramah seperti itu, helikopter tak diundang itu pun segera terbang menjauh.Helikoter itu adalah helikopter yang ditumpangi Lucas, Leon dan Carlos.“Kita sudah mendapatkan perhatian mereka, Tuan Muda. Mohon izin untuk menjatuhkan paket,” ujar Lucas sambil menjaga ketinggian helikopter agar tetap berada di luar jarak tembak.Leon tak langsung menjawab.Dia malah menatap Carlos dan bertanya, “Bagaimana?”“Lakukanlah!” jawab Carlos singkat seraya mengangguk tegas.Leon tersenyum lalu berkata pada Lucas, “Jatuhkan
Hari masih sangat pagi ketika sebuah helikopter terlihat meninggalkan langit Morenmor. Tanpa pengawalan sama sekali, Leon dan Carlos berangkat ke Ibu Kota untuk mengembalikan Stempel Gubernur Morenmor kepada Presiden. Kecuali Lucas yang bertindak sebagai pilot, tidak seorang pun menyertai perjalanan mereka.“Carlos, apa rencanamu sebenarnya?” tanya Leon pelan, merasa penasaran dengan tindakan Carlos yang mengusir semua pengawal sesaat sebelum mereka tinggal landas.“Sederhana, kita buang stempel ini – lalu pulang!” jawab Carlos, ringan tanpa beban.Mendengar jawaban Carlos, Leon langsung teringat peristiwa belasan tahun lalu ketika putra gubernur itu membawa lari dan membuang semua tas milik teman-teman sekelas mereka di Lectio High School dulu.“Jangan bercanda, ini masalah serius!” tukas Leon, tak sepakat.Carlos mendengus pendek lalu bertanya santai tanpa rasa bersalah sedikit pun, “Kalau tidak dibuang, lalu mau diapakan? Kita sudah jelas telah
“Tutup pabrik obat Sanus Pharmacy!”“Usir orang-orang Vicinus dari Morenmor!”Orang-orang makin bersemangat meneriakkan dukungan dan kesiapan untuk berjuang bersama Keluarga Sanjaya.Akan tetapi, tiba-tiba Kakek Sanjaya justru mengangkat tangan memberi isyarat agar orang-orang berhenti meneriakkan kesiapan dan dukungan. Pemimpin keluarga teratas Morenmor itu tampak menatap tajam ke arah seorang perempuan setengah baya yang duduk di baris kedua deretan sebelah kanan.“Nyonya Victoria, apakah ada yang ingin kamu sampaikan?” tanya Kakek Sanjaya, lembut.Victoria tersenyum getir lalu menjawab lirih, “Sebagai penduduk Granda Peko yang masih merupakan bagian dari Morenmor, aku tentu akan mendukung setiap usaha untuk mengusir orang-orang Vicinus dari kota kita ini. Apalagi, Keluarga Desplazado dan Keluarga Sanjaya memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan sejak putriku Adelia menikah dengan cu
Hari itu, suasana Morenmor terasa tegang.Malam tadi, Gubernur Morgan Hanjaya mengumumkan keadaan bahaya dan penetapan darurat sipil melalui suatu pernyataan resmi yang disiarkan secara langsung oleh seluruh saluran televisi dan radio. Semua akses dari dan ke Morenmor ditutup sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Penduduk lokal diminta untuk tidak bepergian ke luar kota, sementara para pelancong dan pendatang diberi waktu 24 jam untuk segera meninggalkan kota. Selain itu, dia juga memanggil seluruh pemimpin dan tokoh penting keluarga-keluarga teratas Morenmor agar berkumpul di Balai Kota.Akibatnya, sejak pagi aula utama Balai Kota Morenmor telah dipenuhi oleh ratusan orang kaya dan berpenguruh dari seluruh penjuru kota.Tokoh-tokoh tua tampak berkumpul di area tersendiri yang terdapat di sebelah kiri panggung utama, berbaur dengan para pejabat dan petinggi militer. Sedangkan di area sebelah kanan, beberapa orang pemuda calon pewaris keluarga teratas terlihat duduk sambil b