Kevin sangat mengharapkan ada perbaikan dalam nikah, rumah tangga yang telah diperjuangkannya. Walau dengan jalan yang salah dan harus menyakiti Felisha terlebih dulu. Tapi, alasan kuat membuat Kevin dibenci oleh wanita yang paling dicintainya.Sebagai seorang pria, Kevin pun dapat menyadari bahwa untuk membuka hati kepada seseorang yang tidak pernah dicintai bahkan dibenci pasti adalah hal yang mustahil. Walau, jika Tuhan berkehendak maka tidak ada kata yang tidak mungkin.Kevin hanya dapat berusaha, memberikan yang terbaik dan kenyamanan bagi Felisha. Ia sudah berjanji, jika Felisha dan anaknya lahir. Maka tidak akan ada lagi, pemaksaan dalam rumah tangganya.Baginya, sudah cukup pemaksaan yang dilakukannya tahun lalu hingga membuat Felisha terjebak dalam pernikahan ini.Saat Kevin mendengar pertanyaan Felisha dengan raut wajah yang khawatir, ia pun menjawabnya dengan jujur.“Ini adalah kamar kita berdua,” jawab Kevin.Kevin sa
Kevin lalu menatap Felisha menunggu informasi yang akan dibagi oleh istrinya tapi Felisha masih saja serius menatap sendu wajah Mira. Lalu terdengar suara keributan diluar hingga membuat Felisha dan Kevin menoleh. “Apa apa itu, Bang?” tanya Felisha. “Aku tidak tau, tunggulah di sini.” Lalu Kevin membuka pintu kamar dan melihat Adibah menerobos masuk ke Penthousenya dengan wajah gusar. “Kevin! Anda sangat tidak professional!” bentak Adibah dengan gusar. Kevin segera mengerutkan kedua alisnya. “Ada apa denganmu, sampai kamu datang ke kediaman pribadiku? Ini bukanlah tempat kita untuk membicarakan masalah pekerjaan,” ucap Kevin masih dengan sopan, bahkan masih sempat mempersilahkan Khai untuk duduk di ruang tamunya. “Duduklah,” sambung Kevin sekali lagi, walau dirinya saat ini sedang menahan rasa tersinggung karena dibentak oleh rekan kerjanya. Adibah Khairiyah pun segera duduk, wajahnya masih cemberut dan menatap kesal kep
Bagai boomerang, kemarahan Adibah yang dikira dapat menyerang Kevin dan diharap akan menjadi kelemahan Kevin, ternyata justru berbalik menyerangnya.Tidak pernah Adibah pikirkan jika Kevin menunjukkan ketidak butuhannya secara terang-terangan dengan pekerjaan besar yang dimenangkan oleh perusahaannya Kevin ini.Benar yang Kevin katakan, Abidah sebenarnya tidak benar-benar mengerti latar belakangnya Kevin. Ia mengira jika Kevin akan bersikap sama dengan pengusaha lainnya yang mengejar kesuksesan dengan mengabaika keluarganya.Maka, untuk menutupi rasa malunya, Abidah pun berkata seolah dirinya adalah orang yang pengertian dan akan memberikan Kevin waktu untuk bersama dengan anak dan istrinya sesaat.“Kalau begitu, Kevin kamu cutilah lebih dulu. Aku memberikanmu waktu, aku akan memberikan kelonggaran untukmu menghabiskan waktu sejenak bersama dengan istrimu dan anakmu yang baru saja lahir.” Adibah kembali berpura-pura peduli dengan
Kabar kelahiran bayinya Kevin dan Felisha sampailah terdengar di telinganya Garini. Ia mendapatkan foto seorang bayi mungil yang tampak sangat imut dan lucu. Garini mendesah sedih melihat bayi yang dia harapkan bukan menjadi anaknya Kevin melainkan anaknya Clay.“Aku, harus bagaimana kalau sudah begini, Ando? Aku masih berencana memisahkan mereka, aku tidak sanggup melihat Clay yang semakin menjauh dariku seperti ini,” keluh Garini kepada satu-satunya orang kepercayaannya.“Nyonya, mengapa anda justru ingin menyakiti anak anda yang lain. Memisahkan Felisha dari tuan muda Kevin, tidak akan menyelesaikan masalah, Nyonya.” Ando lalu mendekat kepada Garini dan duduk dihadapannya.“Kalau saya boleh berpendapat dan memberikan saran, sebaiknya Nyonya merestui saja hubungan mereka dan mulai fokus dengan pengobatannya tuan muda Clay di sini serta mengajarkannya untuk berbisnis. Biar tuan muda menghabiskan waktunya dengan hal ya
Lokasi GPS terakhir ponselnya Clay mengantarkan Ando saat ini tepat berdiri di depan sebuah mansion yang cukup megah. Ia menekan tombol interkon dan ada seorang pelayan wanita menjawab dengan sopan.“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan tersebut.“Saya datang ke sini untuk menjemput tuan muda saya yang bernama Clay Sanjaya,” ucap Ando kepada pelayan tersebut.“Oh, pemuda dengan setengah wajah asia?” tanya pelayan itu.“Benar,” jawab Ando merasa lega sudah menemukan Clay di tempat yang benar.“Tunggu yah,” jawab pelayan itu dan segera membuka pintu gerbang tersebut dari dalam dengan remote otomatisnya.Ando langsung kembali membawa mobilnya dan berhenti tepat di samping mobilnya Clay yang juga ada di pekarangan mansion tersebut.“Untunglah, aku menemukanmu,” batin Ando.Lalu pelayan tersebut yang makai name tag Loli di dadanya itu seg
Ando tidak bisa diam begitu saja saat mengetahui Clay merusak dirinya sendiri. Bagaimana pun dia sudah berjanji kepada Garini untuk membantu Clay bangkit kembali dan tidak terpuruk sebagai seorang pemuda kaya bermasa depan suram.Walau isi hati Ando sebenarnya menginginkan kehidupan rumah tangga Kevin dan Felisha berjalan normal dan baik-baik saja. Tapi, tampaknya ia harus bertindak di luar prediksi untuk sekedar memberi motivasi kepada Clay.“Benar, Tuan. Nona Sesilia Kartanegara harusnya menjadi istrinya Kevin tahun depan nanti. Itu sudah ada di dalam perjanjian tidak tertulis antar keluarga kalian. Demi kelangsungan Perusahaan yang hanya bisa dikelola dan diwarisi oleh garis keturunan keluarga besar kalian,” terang Ando.Clay menyeringai, ia kini memiliki jalan untuk merebut Felisha. Ia sangat tau bagaimana sikap Sesilia jika sudah mengejar sesuatu maka dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkannya. “Lalu, apa yang harus aku lakukan, Andi?” tanya Clay.“Tanda tangani ini dulu, Tua
Sudah seminggu ini, Clay selalu intens menghungi Hadi tanpa sepengetahuan semua orang, apalagi sejak Ando menyinggung nama Sesilia, seolah mendapat asupan mood booster. Clay kembali membuka komunikasi yang baik pada Hadi.“Halo Pa, apa kabar?” sapa Clay dengan ramahnya.“Saya baik, Nak. Kamu apa kamar di sana? Apa kamu sudah sembuh, Nak? Papa dan mama sangat merindukan kehadiranmu menghangatkan rumah ini. Kalau saja, kamu yang menjadi menantuku, Clay. Papa pasti tidak akan merana seolah kehilangan anak perempuan semata wayang kami.”Hadi menyeka air matanya, ia merasa nelangsa karena sudah setahun lebih dirinya tidak bisa bertemu dengan Felisha.“Tenanglah, Pa. Aku pastikan akan merebut kembali apa yang menjadi milikku. Saat ini, berikanlah aku waktu untuk menata hidupku Pa. Aku hanya minta satu hal, Pa,” ucap Clay dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.“Apa, Nak? Katakan saja. Pa
“Anakku, papa rindu, Nak. Bagaimana kabarmu hah?! Apa kamu disiksa di sana? Mana yang dipukuli, Nak?! Kita buat laporan saja ke kantor polisi yah, biar kamu bisa lepas dari cengkeramannya Kevin. Nanti, papa bisa atur keberangkatanmu ke London, bagaimana?” cecar Hadi terdengar penuh ambisi.“Pa, jangan mikir yang macam-macam, Pa, Abang Kevin selama ini sangat baik denganku, dia selalu memperlakukan aku dengan baik, sekarang mari kita turun. Jangan memperkeruh masalah, saat ini abang sudah memberi aku kelonggaran. Ku mohon, jagalah aku di hadapan suamiku,” pinta Felisha.Hadi kesal mendengar anaknya, ia merasa jika Felisha sedang berbohong padanya. “Papa! Jangan banyak membantah, turun atau Kevin akan menagih uang dua ratus milyar yang kamu pinjam!” bentak Betari sudah kesal dengan suaminya.Ia takut Kevin semakin curiga karena mereka terlalu lama di atas. Akhirnya Betari langsung menggandeng Felisha untuk ikut men