Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 15Meskipun ditolak mentah-mentah oleh Fathan, Nunik tetap berusaha mencari cara untuk bisa dekat dengan lelaki tersebut. Bahkan, perempuan itu berusaha menebalkan muka meskipun sudah diberi peringatan oleh pria yang diincarnya.Dengan cekatan Nunik mengambil jatah makan siang Fathan yang telah diantarkan oleh petugas sejak tadi. Tanpa mempedulikan ekspresi suami Nabila, Nunik menyiapkan nasi dan lauk ke dalam sendok. "Mas, ini sudah waktunya makan siang. Makan, yuk. Lalu, minum obat." Tanpa rasa malu dan sungkan, Nunik mencoba menyuapkan nasi dan lauk yang disediakan oleh rumah sakit ke arah mulut Fathan.Fathan bergeming. Laki-laki itu menutup mulutnya rapat-rapat. Tatapan tajam pun ia layangkan ke arah Nunik. Wanita itu pun tidak menyerah. Dengan semangat empat lima dan senyuman termanis yang dimiliki, dia mencoba menyodorkan sendok tersebut ke arah Fathan."Mas, ayo makan!" Sekali lagi Nunik membujuk pria yang namanya telah lama terukir di hatinya
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 16"Bu. Katakan, di mana Nabila saat ini?" Fathan menatap ibunya dengan seksama. Pria itu merasa ada yang hilang semenjak tidak ada Nabila di sampingnya."Ibu tidak tahu, Le. Seharusnya istrimu itu ada di sini. Bukan malah pergi begitu saja. Tadi malam sih bilangnya hanya mau ngambil ganti. Tapi, entah kenapa sampai saat ini dia belum kembali." Bu Saropah mulai menjalankan aksinya. Mencuci otak Fathan agar mulai berpikir negatif pada Nabila dan berakhir membenci istrinya sendiri.Fathan mendengus. Sungguh dia tidak mengerti mengapa Nabila tidak kunjung datang. Padahal, dia sangat ingin ditunggu istrinya."Ibu juga tidak menyangka Nabila bisa tega meninggalkan kamu di saat seperti ini. Semua orang bisa bertahan terhadap pasangannya di saat senang. Tapi, tidak semua orang bisa menemani di saat kesusahan. Apa jangan-jangan Nabila salah satu orang yang tidak bisa bertahan dengan pasangannya di saat kamu seperti ini? Padahal, selama sehat kamu selalu ada
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 17Ingatan Fathan tertuju pada Nabila yang pada saat itu membisikkan sesuatu ke telinganya sebelum istrinya pamit untuk pulang ke rumah."Mas, kalau kangen sama aku bisa buka handphone milikmu. Ada sesuatu untukmu di sana." Suara lembut Nabila kembali terngiang di telinga Fathan. Laki-laki yang memiliki bahu lebar itu menyandarkan punggungnya di jok mobil, lalu memejamkan mata agar bisa terus mendengarkan suara lembut Nabila yang tertinggal di indra pendengarannya. Sayangnya, suara itu tidak kembali lagi. Menyadari suara Nabila tidak bisa didengar lagi, Fathan pun menghela napas kasar. Lalu, pria pemilik alis tebal itu duduk dengan tegak kembali. Tas kulit dalam pangkuannya pun ia buka. Tangannya pun merogoh dalam tas tersebut. Lalu, benda pipih itu diambilnya."Sial! Kenapa harus kehabisan baterai segala. Apa yang sebenarnya disimpan oleh Nabila?" Fathan mengumpat di dalam hati, sebab keinginannya untuk membuka handphone miliknya harus tertunda. "T
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 18Fathan dengan menggunakan kursi roda berusaha menemui ibunya setelah berhasil mengontrol emosinya. Dengan langkah tenang, Fathan menemui Ibunya yang sedang menikmati santap siang dengan seluruh keluarga Nunik.Sebelum pulang, Bu Saropah sudah memesan menu-menu dari warteg. Sehingga tidak perlu repot-repot memasak untuk tamunya."Eh, ada Mas Fathan. Mau makan, Mas? Biar aku ambilkan." Nunik dengan gesit mendekati calon suaminya yang sudah berada di samping meja makan tersebut. Senyumnya pun mengembang dengan sempurna. Namun, sedetik kemudian memudar sebab Fathan tidak menoleh ke arahnya sama sekali.Fathan bergeming. Ditatapnya satu per satu wajah-wajah yang melingkari meja makan tersebut. Pandangan Fathan berhenti tepat di wajah ibunya. Pria yang pikirannya sedang berkecamuk itu menatap ibunya dengan nanar. "Bapak, Ibu. Mohon maaf saya tidak bisa meneruskan perjodohan ini. Dengan ini saya berniat membatalkan perjodohan ini!" Keputusan Fathan tela
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 19Keluarga Nunik segera meninggalkan rumah Fathan dengan penuh amarah setelah mendengar ucapan Fathan yang menolak perjodohan tersebut.Kini di rumah itu tinggal menyisakan Fathan dan ibunya yang sedang diliputi amarah."Fathan, kamu keterlaluan! Puas kamu sudah berhasil melemparkan kotoran ke mencoreng nama baik orang tuamu ini. Ibu tidak menyangka kamu sampai hati mempermalukan Ibu begini." Bu Saropah marah besar pada anaknya. Dadanya naik turun menahan emosi. Napasnya pun memburu.Wanita tua tersebut memalingkan wajah saat anaknya menatapnya. Tangannya pun menepis Fathan yang berusaha menggapainya. Fathan mengacak rambutnya frustasi. "Ibu ingin kamu belajar bertanggung jawab, Fathan! Bapakmu pasti akan kecewa berat melihat kamu menjadi pria pengecut yang lari dari tanggung jawab." Bu Saropah mendelik ke arah anaknya. Tutur kata yang dulu-dulu lembut kini berubah menjadi tajam dan kasar."Bu, Fathan bukan mau lari dari tanggung jawab. Tapi, Fathan
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 20Aku tercenung sesaat setelah mematikan telepon. Baru saja Dewa menghubungiku. Mas Fathan masuk rumah sakit kembali, katanya. Kali ini penyebabnya adalah kejang. Aku tidak tahu pasti apa yang melatarbelakanginya. Dewa pun tidak menjelaskan detailnya.Kupukuli dada ini yang terasa sangat sesak. Aku sakit mendengar suami yang kembali berbaring di atas ranjang rumah sakit. Namun, diri ini tidak bisa menemaninya. Hatiku hancur beriringan dengan air mata yang luruh ke pipi ini. @Tubuhku lunglai sehingga aku nyaris tidak dapat menopang berat badan ini. Beruntung ada sofa di sisi kananku. Dengan segera kuhempaskan tubuh ini di atasnya. Jiwaku mendadak sakit sebab kekasih tercinta sedang berbaring tak berdaya di sana."Maafkanlah aku, Mas! Maafkan aku yang terlalu egois dan mementingkan diri sendiri. Sehingga tidak peduli sama kamu. Bukan aku tak ingin mendampingimu, Mas, bukan. Tapi, ibumu kini tidak seperti dulu lagi. Ibu tidak bisa menerima aku Mas." Ing
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 21.Entah apa yang terjadi pada perempuan pengantar paket dengan Ibu? Tapi yang pasti, wanita yang tidak kami ketahui asal usulnya itu menatap tajam ke arah Ibu begitu beliau muncul di ruang tamu."Mbak? Silakan duduk!" Aku mencoba menegurnya. Dia menggelengkan kepala kuat. Lalu, sebuah paket yang tidak kami ketahui untuk siapa itu segera dia diulurkan padaku."Ini untuk siapa dan dari mana, Mbak?" tanyaku setelah membolak-balikkan kotak berpita tersebut. Tidak ada nama pengirim serta penerima."Saya kurang tahu, Mbak. Mungkin bisa ditanyakan pada perempuan itu! Kalau gitu permisi!" Ditatapnya Ibu dengan mata tajamnya sebelum akhirnya perempuan itu pamit. Aku dan Mas Fathan hanya bisa saling pandang tanpa tahu apa yang terjadi. Lalu, mata kami berdua tertuju pada Ibu yang masih tertegun di tempat berdirinya."Ibu kenal? Beliau siapa?" Secara tak sengaja aku dan Mas Fathan menanyakan hal itu secara bersamaan."Ibu juga tidak tahu. Kenal juga nggak?" I
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 22Ibu berjalan ke arah kami dengan tatapan yang susah diartikan. Lalu, beliau mengambil tempat duduk di sisiku. Kulirik Mas Fathan, mengedipkan mata ke arahnya — memberi kode padanya agar melepaskan genggaman tangan kami. Namun, laki-laki di samping kananku menggelengkan kepalanya. Dengan penuh percaya diri suamiku semakin memperkuat tautan kami. Seolah pria itu sedang menegaskan bahwa kami tidak akan terpisahkan. Bahkan dia tidak peduli dengan siapa berhadapan saat ini. Ibunya.Ibu memajukan posisi duduknya agak ke depan. Lalu, kepalanya menengok ke arah Mas Fathan. Ingin memberikan ruang antara ibu dan anak tersebut, aku pun memundurkan punggung ke belakang. Kusandarkan pada sofa. Berharap tidak menjadi menghalangi kontak mata antara anak dan ibu tersebut. Kucoba melepaskan genggaman kami. Namun, lagi-lagi Mas Fathan menolaknya dengan cara mempererat tautan kami. Aku menghela napas panjang. Tidak tahu harus berbuat apa agar Mas Fathan mau lepaskan?