Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 36Pov Author"Jawab, Than!" tuntut Nabila memanggil suaminya hanya dengan nama. "Jawab! Kenapa diam saja? Kamu tidak tuli tiba-tiba, 'kan?" imbuhnya berteriak. "Itu…." Tenggorokan Fathan tercekat, lidahnya benar-benar kelu. Ia belum siap untuk jujur, bahkan hanya sekadar untuk mengelak pun tak sanggup. "Entah apa maksud semua ini Ya Robb? Hamba belum mengerti, ENGKAU takdirkan hamba bersuamikan sepertinya yang pengecut dari lalu hingga sekarang, bahkan KAU tambahkan dirinya bisu lalu gagu," Nabila mendongak lalu menunjuk wajah pias Fathan. Fathan merangsek maju hendak memeluk Nabila, tapi sudah dicegahnya terlebih dahulu. Nabila mengangkat tangan, tanda tak mengizinkan Fathan menyentuhnya."Jangan coba-coba mendekat! Cukup kamu jawab pertanyaanku!" geram Nabila, sedari tadi ia sudah sangat lelah tapi tetap belum kejujuran dari Fathan. "A… aku minta maaf padamu," ucap Fathan panjang setelah sekian lama mulutnya terkatup. "Maaf? Maaf untuk? Jadi pe
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 37Pov author"Jangan mentang-mentang sudah memberikanmu cucu, bisa seenaknya ibu bela!" Pyar!!! Gelas yang sedari tadi Bu Saropah pegang, tiba-tiba jatuh. Tangannya lemas seketika, mendengar kenyataan bahwa Nabila telah mengetahuinya. "A… apa maksudmu?" tanya Bu Saropah terbata-bata, ia berusaha untuk mengelak. "Maksudku? Apa kurang jelas yang kukatakan padamu, Bu?" tanya Nabila, mempermainkan keterkejutan Bu Saropah. "Si… siapa yang sudah memberikanku cucu?" tanya Bu Saropah bertele-tele, Nabila yang mendengarnya hanya memutar mata malas. "Nunik yang sudah memberikanmu cucu!" geram Nabila pada mertuanya yang masih saja mengelak. "Haha, iya! Risma sudah kuanggap cucu sendiri," kekeh Bu Saropah sedikit tenang. "Aku sudah tahu semuanya, Bu! Semuanya! Segala hal yang kalian bertiga, terutama ibu dan Fathan, anakmu yang pengecut itu sembunyikan dariku selama ini!" ucap Nabila penuh penekanan. "Aku sudah tahu alasan ibu memaksa Fathan untuk menja
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 38Pov FathanCeklek! Mendengar suara pintu kamar kami terbuka, aku segera beralih dan masuk ke kamar samping secara diam-diam agar Nabila tidak mencurigai aku telah mengupingnya.Aku pun sengaja menguping perbincangan Nabila dengan seseorang. Kuat dugaanku lawan bicaranya adalah Ibu dan Nunik. Sempat kudengar suara Nabila menyentak lawan bicara. Aku yakin itu Ibu. Sebab istriku menyebut istilah Cucu. Aku yang dari kecil dididik untuk tidak ikut campur, tidak pernah sekalipun menguping pembicaraan orang lain jika tidak diikutkan gabung dalam obrolan mereka. Namun, semua ini terpaksa aku lakukan. Sebab, aku ingin tahu apa yang dibahas oleh istriku. Selain itu aku berjaga-jaga agar Nabila lepas kendaliSepertinya Nabila susah mengakhiri pembicaraannya. Buktinya, kini sudah tidak terdengar lagi suaranya. Setelah itu, aku pun menuju ranjang untuk mengistirahatkan badan. Raga dan pikiranku, hari ini benar-benar terkuras. Namun, mata tak bisa kuajak komp
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 39Pov Fathan "Nunik!" Aku berteriak kencang. Aku menyibakkan selimut yang membungkus tubuh kami berdua. Aku terkejut bukan kepalang, sebab kami benar-benar tanpa sehelai benang pun."Nunik!" Kali ini aku berteriak lebih kencang daripada sebelumnya. "Mas!" teriak Nunik kaget. Ia terbangun karena dua kali teriakanku yang memekakan telinganya, jarak mulutku dengan telinganya hanya sejengkal. "Apa yang terjadi? Hah, jawab!" Aku kembali berteriak, tak peduli apakah ia sudah sadar sepenuhnya. "Kamu telah menodai ku, Mas!" jeritnya kemudian melirih, kedua tangannya meraup selimut lalu digunakannya untuk menangkup dan menutupi dadanya. Mimiknya seolah-olah sedih dan ketakutan, bak korban perudapaksaan. "Akhrgh!!! Kamu bohong! Kamu pembohong! Itu tak mungkin. Bagaimana mungkin, aku yang tiba-tiba tak ingat apa-apa, bisa berada di sini dengan kondisi seperti ini?" Aku menggeram. Sejurus kemudian aku memunguti pakaian. Memakainya, lalu keluar dari tempat te
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 40Pov Nabila"Hehe. Ya, gitu dah! Aku…." Aku menggantungkan suara takut terdengar Fathan. "Aku ingin kita bertemu besok. Ada hal yang ingin ku bahas," imbuhku."Ok, aku siap menerima kedatanganmu," jawabnya di seberang sana. "Siap. Udah dulu, sepertinya kau cukup lelah hari ini. Assalamu'alaikum." Aku pun menutup panggilan setelah salamku dijawabnya. Setelah membuat perjanjian dengannya, aku segera bersiap untuk tidur. Tidak sabar untuk menunggu hari esok. ****Waktu terus berjalan, aku yang masih marah dengan Fathan pun masih berlaku sama.Belasan menit berlalu, aku kini sudah berada di resto yang ku maksud. Aku celingukkan, memindai nomor meja yang dimaksud dalam chat sebelum ke sini. "Nabila! Sini!" Tangan Farah melambai, memanggilku. Iya! Farah adalah orang yang akan aku temui. Aku menghampirinya. Setelah berbasa-basi, aku pun menyampaikan maksud tujuanku mengajaknya bertemu. "Farah, kamu punya kenalan notaris, gak? Aku mau urus pengalihan
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 41Pov AuthorAwal bulan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu bagi setiap karyawan yang menggantungkan seluruh kebutuhan sehari-harinya dari gaji, tak terkecuali Fathan. Hari ini ia sangat senang, karena akan menerima gaji dari hasil kerja selama sebulan lalu. Dengan semangat yang menggebu dan rasa senang karena akan menerima gaji, Fathan bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini.Saat akan keluar gedung untuk istirahat, Fathan dikejutkan oleh kedatangan Nabila yang tiba-tiba. Pasalnya, sebelumnya Nabila tak pernah menyambangi dirinya di tempat kerja. "Sayang, kenapa kamu ke sini?" tanya Fathan setelah bertemu Nabila di parkiran."Sesuai dengan perjanjian. Aku mau meminta ATM mu! Nggak lupa kan dengan isi perjanjian kalau semua keuangan aku yang mengaturnya?" Tanpa basa-basi Nabila pun langsung menengadahkan tangan ke arah suaminya.Fathan mengira Nabila sudah tidak marah dan datang mengajak untuk makan siang misalnya. Namun, du
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 42 Pov AuthorMendengar mertuanya mengumpat, Nunik bertambah kesal. Mertuanya tersebut menjadi orang yang masuk daftar dibencinya setelah Fathan dan Nabila. Ia membenci Fathan karena menjadi suami yang tidak tegas terhadap Nabila. Sedangkan Nabila dibencinya, karena dinilainya sangat merugikan dirinya selama menjadi istri kedua Fathan.Sejak hampir sepuluh tahun lalu, Bu Saropah menjadi sasaran kebencian Nunik. Rasa itu hadir dan tertanam erat di dalam jiwanya sejak saat malam-malam ia ditelpon Bu Saropah agar memutus dan melupakan hubungannya dengan Fathan setelah dirinya dilamar secara tak resmi. Kebencian itu berlanjut, ketika ia berhasil menjebak Fathan namun saat sudah menghasilkan apa yang ia inginkan, keluarga mereka menghilang entah ke mana, yang ia duga kuat adalah ulah Bu Saropah. Tak sampai di situ, ibunya meninggal dunia karena tidak sanggup menahan malu saat Nunik hamil tanpa ada lelaki yang berstatus suami di sisinya, yang lagi-lagi d
Izinkan Suami Menikah LagiBab 43Pov Author"Tujuh ratus ribu sebulan dapat apa?" gumam Nunik, saat di dapur mengecek semua kebutuhan pokok telah habis. "Ah, sial! Semua ini gara-gara Nabila. Coba aja kalau mau berbagi, pasti ini tidak akan terjadi. Mana usaha yang ditinggalkan bapak bangkrut lagi. Akhrggg!" lanjut batin Nunik, kakinya menendang tong sampah di dapur sebagai pelampiasan."Ah, iya! Tidak ada salahnya, aku harus mencobanya," serunya, dalam lamunannya ia menemukan ide. Bergegas, ia mengeksekusikan ide yang telah bersarang dalam otaknya. "Selamat datang, selamat berbelanja." Mbak-mbak pramuniaga menyambut kedatangan Nunik, ia sampai setelah menempuh perjalanan selama sepuluh menit. Troli belanjaan ia dorong menyusuri kebutuhan utama, beras. Berlanjut ke kebutuhan cuci dan mandi, lalu ke kosmetik. Tak lupa, troli dibelokkan ke barisan perbumbuan instan dan minyak goreng. Nunik yang terbiasa jajan, menurunkan segala jenis snack tanpa memilih. Merasa tak ada yang kurang