Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 38Pov FathanCeklek! Mendengar suara pintu kamar kami terbuka, aku segera beralih dan masuk ke kamar samping secara diam-diam agar Nabila tidak mencurigai aku telah mengupingnya.Aku pun sengaja menguping perbincangan Nabila dengan seseorang. Kuat dugaanku lawan bicaranya adalah Ibu dan Nunik. Sempat kudengar suara Nabila menyentak lawan bicara. Aku yakin itu Ibu. Sebab istriku menyebut istilah Cucu. Aku yang dari kecil dididik untuk tidak ikut campur, tidak pernah sekalipun menguping pembicaraan orang lain jika tidak diikutkan gabung dalam obrolan mereka. Namun, semua ini terpaksa aku lakukan. Sebab, aku ingin tahu apa yang dibahas oleh istriku. Selain itu aku berjaga-jaga agar Nabila lepas kendaliSepertinya Nabila susah mengakhiri pembicaraannya. Buktinya, kini sudah tidak terdengar lagi suaranya. Setelah itu, aku pun menuju ranjang untuk mengistirahatkan badan. Raga dan pikiranku, hari ini benar-benar terkuras. Namun, mata tak bisa kuajak komp
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 39Pov Fathan "Nunik!" Aku berteriak kencang. Aku menyibakkan selimut yang membungkus tubuh kami berdua. Aku terkejut bukan kepalang, sebab kami benar-benar tanpa sehelai benang pun."Nunik!" Kali ini aku berteriak lebih kencang daripada sebelumnya. "Mas!" teriak Nunik kaget. Ia terbangun karena dua kali teriakanku yang memekakan telinganya, jarak mulutku dengan telinganya hanya sejengkal. "Apa yang terjadi? Hah, jawab!" Aku kembali berteriak, tak peduli apakah ia sudah sadar sepenuhnya. "Kamu telah menodai ku, Mas!" jeritnya kemudian melirih, kedua tangannya meraup selimut lalu digunakannya untuk menangkup dan menutupi dadanya. Mimiknya seolah-olah sedih dan ketakutan, bak korban perudapaksaan. "Akhrgh!!! Kamu bohong! Kamu pembohong! Itu tak mungkin. Bagaimana mungkin, aku yang tiba-tiba tak ingat apa-apa, bisa berada di sini dengan kondisi seperti ini?" Aku menggeram. Sejurus kemudian aku memunguti pakaian. Memakainya, lalu keluar dari tempat te
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 40Pov Nabila"Hehe. Ya, gitu dah! Aku…." Aku menggantungkan suara takut terdengar Fathan. "Aku ingin kita bertemu besok. Ada hal yang ingin ku bahas," imbuhku."Ok, aku siap menerima kedatanganmu," jawabnya di seberang sana. "Siap. Udah dulu, sepertinya kau cukup lelah hari ini. Assalamu'alaikum." Aku pun menutup panggilan setelah salamku dijawabnya. Setelah membuat perjanjian dengannya, aku segera bersiap untuk tidur. Tidak sabar untuk menunggu hari esok. ****Waktu terus berjalan, aku yang masih marah dengan Fathan pun masih berlaku sama.Belasan menit berlalu, aku kini sudah berada di resto yang ku maksud. Aku celingukkan, memindai nomor meja yang dimaksud dalam chat sebelum ke sini. "Nabila! Sini!" Tangan Farah melambai, memanggilku. Iya! Farah adalah orang yang akan aku temui. Aku menghampirinya. Setelah berbasa-basi, aku pun menyampaikan maksud tujuanku mengajaknya bertemu. "Farah, kamu punya kenalan notaris, gak? Aku mau urus pengalihan
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 41Pov AuthorAwal bulan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu bagi setiap karyawan yang menggantungkan seluruh kebutuhan sehari-harinya dari gaji, tak terkecuali Fathan. Hari ini ia sangat senang, karena akan menerima gaji dari hasil kerja selama sebulan lalu. Dengan semangat yang menggebu dan rasa senang karena akan menerima gaji, Fathan bekerja dengan cepat untuk menyelesaikan pekerjaan hari ini.Saat akan keluar gedung untuk istirahat, Fathan dikejutkan oleh kedatangan Nabila yang tiba-tiba. Pasalnya, sebelumnya Nabila tak pernah menyambangi dirinya di tempat kerja. "Sayang, kenapa kamu ke sini?" tanya Fathan setelah bertemu Nabila di parkiran."Sesuai dengan perjanjian. Aku mau meminta ATM mu! Nggak lupa kan dengan isi perjanjian kalau semua keuangan aku yang mengaturnya?" Tanpa basa-basi Nabila pun langsung menengadahkan tangan ke arah suaminya.Fathan mengira Nabila sudah tidak marah dan datang mengajak untuk makan siang misalnya. Namun, du
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 42 Pov AuthorMendengar mertuanya mengumpat, Nunik bertambah kesal. Mertuanya tersebut menjadi orang yang masuk daftar dibencinya setelah Fathan dan Nabila. Ia membenci Fathan karena menjadi suami yang tidak tegas terhadap Nabila. Sedangkan Nabila dibencinya, karena dinilainya sangat merugikan dirinya selama menjadi istri kedua Fathan.Sejak hampir sepuluh tahun lalu, Bu Saropah menjadi sasaran kebencian Nunik. Rasa itu hadir dan tertanam erat di dalam jiwanya sejak saat malam-malam ia ditelpon Bu Saropah agar memutus dan melupakan hubungannya dengan Fathan setelah dirinya dilamar secara tak resmi. Kebencian itu berlanjut, ketika ia berhasil menjebak Fathan namun saat sudah menghasilkan apa yang ia inginkan, keluarga mereka menghilang entah ke mana, yang ia duga kuat adalah ulah Bu Saropah. Tak sampai di situ, ibunya meninggal dunia karena tidak sanggup menahan malu saat Nunik hamil tanpa ada lelaki yang berstatus suami di sisinya, yang lagi-lagi d
Izinkan Suami Menikah LagiBab 43Pov Author"Tujuh ratus ribu sebulan dapat apa?" gumam Nunik, saat di dapur mengecek semua kebutuhan pokok telah habis. "Ah, sial! Semua ini gara-gara Nabila. Coba aja kalau mau berbagi, pasti ini tidak akan terjadi. Mana usaha yang ditinggalkan bapak bangkrut lagi. Akhrggg!" lanjut batin Nunik, kakinya menendang tong sampah di dapur sebagai pelampiasan."Ah, iya! Tidak ada salahnya, aku harus mencobanya," serunya, dalam lamunannya ia menemukan ide. Bergegas, ia mengeksekusikan ide yang telah bersarang dalam otaknya. "Selamat datang, selamat berbelanja." Mbak-mbak pramuniaga menyambut kedatangan Nunik, ia sampai setelah menempuh perjalanan selama sepuluh menit. Troli belanjaan ia dorong menyusuri kebutuhan utama, beras. Berlanjut ke kebutuhan cuci dan mandi, lalu ke kosmetik. Tak lupa, troli dibelokkan ke barisan perbumbuan instan dan minyak goreng. Nunik yang terbiasa jajan, menurunkan segala jenis snack tanpa memilih. Merasa tak ada yang kurang
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 44Pov Author "Aaaaaa…." Belanjaan yang berada di kedua sisi tubuh Nunik jatuh berhamburan. "Udah ingat, kamu?" tanya pria itu, lebih ke sinis. Nunik yang akan melangkah pergi meninggalkan pria yang baginya misterius itu, tiba-tiba ingat sesuatu dari tempat ini yang baginya sangat kelam, di masa lalunya. Degup sangat kencang di jantung Nunik, ketakutan menguasai dirinya. Bayangan-bayangan dirinya akan diruda paksa kembali memutar di otak dan ingatannya, setelah sekian belas tahun tak pernah diingatnya lagi. ****Saat itu ia sedang lari pagi, melewati jalur sepi yang jarang bahkan hampir tidak pernah dilewati orang, baik pejalan kaki maupun pemotor, karena lokasi tersebut adalah hanya jalan alternatif di pinggiran pemukiman yang tidak akan digunakan jika bukan karena mendesak. Tiba-tiba dari belakang kedua tangannya dibekuk, seperti diborgol oleh pria bertopeng. Lalu, dibawanya ke belakang semak-semak. Keadaan yang tidak pernah ia duga itu, membua
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 45Hari-hari telah berlalu, jatah waktu Fathan bersama Nunik telah tiba."Assalamu'alaikum," salam Fathan, memasuki rumah sepulang dari kerja. "Wa'alaikum salam. Loh! Kok pulang ke sini? Bukannya Mas Fathan malam ini dan kedua malam ke depan adalah jatahmu bersama Nunik?" tanya Nabila lembut. Ini adalah kali pertama Nabila kembali lembut setelah kemarahannya waktu itu. Namun, baru sebatas melembutkan suara dan mengembalikan pemanggilan mas saja. Selebihnya masih menjaga menjaga jarak."Gak mau!" Hanya itu yang didengar Nabila. Lalu, pria yang kini memiliki dua istri itu menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Hening meliputi keduanya meskipun duduk dan menghirup udara di ruangan yang sama. Hingga akhirnya Fathan meninggalkan ruang tamu untuk membersihkan diri, mandi. Sebelum itu, ia ke kamarnya terlebih dahulu yang berada di samping kamar Nabila. Ia masih belum tidur bersama Nabila, karena merasa sadar diri dan memberikan ruang untuk
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke