Izinkan Suami Menikah LagiBab 43Pov Author"Tujuh ratus ribu sebulan dapat apa?" gumam Nunik, saat di dapur mengecek semua kebutuhan pokok telah habis. "Ah, sial! Semua ini gara-gara Nabila. Coba aja kalau mau berbagi, pasti ini tidak akan terjadi. Mana usaha yang ditinggalkan bapak bangkrut lagi. Akhrggg!" lanjut batin Nunik, kakinya menendang tong sampah di dapur sebagai pelampiasan."Ah, iya! Tidak ada salahnya, aku harus mencobanya," serunya, dalam lamunannya ia menemukan ide. Bergegas, ia mengeksekusikan ide yang telah bersarang dalam otaknya. "Selamat datang, selamat berbelanja." Mbak-mbak pramuniaga menyambut kedatangan Nunik, ia sampai setelah menempuh perjalanan selama sepuluh menit. Troli belanjaan ia dorong menyusuri kebutuhan utama, beras. Berlanjut ke kebutuhan cuci dan mandi, lalu ke kosmetik. Tak lupa, troli dibelokkan ke barisan perbumbuan instan dan minyak goreng. Nunik yang terbiasa jajan, menurunkan segala jenis snack tanpa memilih. Merasa tak ada yang kurang
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 44Pov Author "Aaaaaa…." Belanjaan yang berada di kedua sisi tubuh Nunik jatuh berhamburan. "Udah ingat, kamu?" tanya pria itu, lebih ke sinis. Nunik yang akan melangkah pergi meninggalkan pria yang baginya misterius itu, tiba-tiba ingat sesuatu dari tempat ini yang baginya sangat kelam, di masa lalunya. Degup sangat kencang di jantung Nunik, ketakutan menguasai dirinya. Bayangan-bayangan dirinya akan diruda paksa kembali memutar di otak dan ingatannya, setelah sekian belas tahun tak pernah diingatnya lagi. ****Saat itu ia sedang lari pagi, melewati jalur sepi yang jarang bahkan hampir tidak pernah dilewati orang, baik pejalan kaki maupun pemotor, karena lokasi tersebut adalah hanya jalan alternatif di pinggiran pemukiman yang tidak akan digunakan jika bukan karena mendesak. Tiba-tiba dari belakang kedua tangannya dibekuk, seperti diborgol oleh pria bertopeng. Lalu, dibawanya ke belakang semak-semak. Keadaan yang tidak pernah ia duga itu, membua
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 45Hari-hari telah berlalu, jatah waktu Fathan bersama Nunik telah tiba."Assalamu'alaikum," salam Fathan, memasuki rumah sepulang dari kerja. "Wa'alaikum salam. Loh! Kok pulang ke sini? Bukannya Mas Fathan malam ini dan kedua malam ke depan adalah jatahmu bersama Nunik?" tanya Nabila lembut. Ini adalah kali pertama Nabila kembali lembut setelah kemarahannya waktu itu. Namun, baru sebatas melembutkan suara dan mengembalikan pemanggilan mas saja. Selebihnya masih menjaga menjaga jarak."Gak mau!" Hanya itu yang didengar Nabila. Lalu, pria yang kini memiliki dua istri itu menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Hening meliputi keduanya meskipun duduk dan menghirup udara di ruangan yang sama. Hingga akhirnya Fathan meninggalkan ruang tamu untuk membersihkan diri, mandi. Sebelum itu, ia ke kamarnya terlebih dahulu yang berada di samping kamar Nabila. Ia masih belum tidur bersama Nabila, karena merasa sadar diri dan memberikan ruang untuk
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 46Pov author"Apa?" Nabila terlonjak kaget, mendengar Fathan berteriak. "Iya." Klik! sambungan telepon dari pasangan ibu dan anak itu terputus. "Nunik kemarin dihajar. Usaha bapaknya bangkrut, aku mau bawa dia ke dokter pagi ini. Boleh gak, aku pinjam duitmu dulu?" tanya Fathan berhati-hati, takut Nabila marah."Nunik itu siapa?" Nabila menyilangkan kedua tangannya, sapu yang ia pegang dilemparnya begitu saja. "Nunik istriku dan —" "Maduku, begitu?" tanya Nabila memotong, Fathan mengangguk. "Dia istrimu bukan maduku, selamanya aku tak menerima itu walaupun faktanya begitu. Jadi, jangan pernah ganggu gugat uang yang sudah berada di tanganku. Karena dia bukan urusanku!" lanjutnya. "Kamu mikir gak sih, ngomong kek gitu ke aku? Gak punya perasaan banget jadi suami. Jangan membuatku menumbuhkan rasa benci ini padamu!" sungutnya, telunjuknya ia tunjukkan pada Fathan. Nabila bukan tidak tahu sopan santun, tapi kali ini ia sangat marah. Bahkan baginya,
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 47Pov author Seminggu telah berlalu, Nunik sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan, sudah bisa dikatakan sembuh. Namun, hingga saat ini dirinya masih belum ingin bangkit dari tidurnya. Itu semua dikarenakan Nunik sudah keranjingan akan pelayanan dari Bu Saropah selama seminggu ini, sehingga ia memanfaatkan Bu Saropah dengan terus pura sakit.Sakitnya Nunik adalah beban bagi Bu Saropah. Sebab, perempuan yang pernah mengandung Fathan tersebut harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Belum lagi mengurusi Risma dan Nunik yang tak jarang minta ini itu. Tentu, semua itu membuat Bu Saropah lelah, tidak hanya fisik, tapi juga psikisnya. Krucuk! Krucuk! "Dah jam 10:30 capek banget, belum sarapan. Mana kerjaan ada aja," gerutu Bu Saropah, ia menghentikan sejenak aktivitas menyapunya karena cacing dalam perut sudah berdemo. Meminta haknya untuk diisi."Aku mau sarapan dulu, takut asam lambungku naik," lanjutnya dalam batin. Ia mengembalikan sapu di po
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 48Pov Author"Ah, dahlah! Hobi banget membuat orang lain penasaran," sungut Nabila. "Gitu aja ngambek! Ya sudah, aku tutup nih!" Farah pura-pura mengancam. "Eh, jangan! Gak asyik banget, lu! Buruan kasih tau!" Nabila pura-pura merengek."Semua dokumen sudah atas namamu." Farah tersenyum di sana. "Wah, beneran? Alhamdulillah…." Nabila hampir saja berjingkrak-jingkrak, namun segera ingat bahwa ia harus menjaga image-nya. "Iya, bener. Udah dulu, ya. Ntar kamu ambil berkasnya! Assalamu'alaikum," tutup Farah. "Siap,bos! Terima kasih, wa'alaikumussalam." Nabila memutuskan sambungan telepon dengan hati girang.Nabila malam ini mendapatkan kebahagiaan setelah sempat dongkol akibat mertuanya yang datang secara tiba-tiba.*****Malam berlalu, pagi menyusul kemudian. Seperti biasa, dapur adalah tempat yang selalu diminati para ibu rumah tangga seantero jagat raya tak terkecuali Nabila dan Bu Saropah. Tentunya di dapurnya masing-masing. Pagi ini Bu Saropa
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 49Pov Author Kaki paruh baya tersebut sudah menapaki jalan yang cukup jauh, namun sejauh itu pula tidak ada pula orang yang bisa ditanyainya. Cuaca panas dan jam istirahat adalah alasan utama orang-orang tidak berada di luar rumah. Tak putus asa, neneknya Risma tersebut terus menyusuri jalan yang mungkin dilalui oleh Risma. Merasa tidak menemukan di jalan utama, maka perempuan tengah umur itu pun mencari ke gang kecil.Penat dan lelah, membuat Bu Saropah memutuskan untuk putar balik ke arah rumah. Ingin mengisi hak perutnya terlebih dahulu. Sebelum akhirnya melanjutkan pencarian Risma."Ima!" teriaknya begitu sampai rumah mendapati Risma duduk sendiri di teras. Ya, Risma telah kembali ke rumahnya setelah diantarkan oleh orang lain. Duduk wanita muda di samping Risma. Risma dipeluknya erat, dalam dekapannya Bu Saropah terisak. Ia takut kehilangan, sebab Risma sudah berhasil mengambil hati Bu Saropah dengan kepolosannya."Ehem!" Suara deheman wanit
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 50Pov author"Gawat!" seru Nunik memegang HP. Untuk pertama kalinya ia kembali menggunakan benda canggih tersebut setelah sejak bertemu dengan teman-temannya tadi pagi. Ketiga temannya yang sudah lebih dulu berada di depannya, membalikkan badan menatap Nunik. "Putriku hilang," ucap Nunik penuh kekalutan dan kecemasan. Ia menjelaskan tanpa diminta saat mendapat tatapan dari ketiga temannya. "Aku harus pulang," lanjutnya setengah berlari. Memang benar Bu Saropah tadi siang sempat mengirimkan pesan teks, dengan harapan segera dibuka Nunik setelah telepon berkali-kali tidak diangkat dan diabaikannya. Ketiga temannya yang paham akan situasi, segera membatalkan niat berbelanja mereka kemudian menyusul Nunik yang sudah lebih dulu turun ke lantai satu. Dengan kesigap, ketiganya sudah bisa membersamai Nunik. Dan kini, mereka berempat sudah di jalan, akan mengantarkan Nunik pulang ke rumahnya terlebih dahulu. Sesampainya di rumah, Nunik bisa bernapas leg