Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 93Fathan membanting sendok makan di atas piring. Walaupun makanan masih belum habis, karena sudah tidak tahan dengan pertanyaan Nabila yang membuat dirinya sakit hati, Fathan beranjak meninggalkan meja makan lalu masuk ke kamar dan mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja. "Mas!" Tindakan Fathan membuat Nabila terkesiap, sebab di luar perkiraannya. Dengan sedikit berlari, ia mengejar Fathan. "Kenapa marah? Memang benar, kan, kalau Nunik adalah istrimu?" Saat ini keduanya sudah berada di dalam kamar. "Cukup, Bil! Aku tidak ingin membahas Nunik-Nunik terus! Apa gak ada pembahasan lain, hah?" bentak Fathan seraya bersiap-siap. Entah apa yang membuat Fathan gampang marah, ia sendiri pun tidak tahu. Tapi, yang jelas bahwa, kabar penggugur janin calon anaknya adalah Nunik, membuat Fathan gampang emosi. Bukannya takut atau ikut emosi, Nabila menyunggingkan senyum saat Fathan tidak melihatnya. Ia senang karena Fathan tidak tergiur sama sekali dalam memb
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 94"Alah, pokoknya gak bisa, ya gak bisa! Itu kan sudah tanggung jawab kalian dan resiko karena sudah menolak Nunik untuk menjadi menantumu sepuluh tahun lalu. Jadi, urus sendiri. Gak usah merepotkan kami!" Deg! Bagai dipukul palu gada. Sakit! Itu yang dirasakan Bu Saropah saat ini. Sudah seharusnya tolong menolong dan saling membantu, malah dilimpahkan seutuhnya kepada dirinya. "Pak! Gak bisa gitu, dong! Anda itu keluarga kandungnya, lho! Kok bisa-bisanya ngomong seperti itu? Oh, jika Pak Warsiman benar-benar lepas tangan,? Apa boleh buat, kami pun akan lepas tangan. Biarkan saja Nunik dan Risma terlantar begitu saja. Toh, kami bukan siapa-siapanya dia. Kami menerima dia sebagai menantu dan istri pun karena terpaksa." "Tunggu!" Pak Warsiman mengejar Bu Saropah yang sudah beberapa langkah menjauh dari teras. Bu Saropah pun memutar badan, kini mereka berdua saling tatap."Sakit apa Nunik?" Dari sorot matanya, Pak Warsiman tersinggung. "Buat apa na
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 95"Gak! Itu gak mungkin, kamu pasti bohong, kamu fitnah Nunik!" Bu Saropah menyanggah ucapan temannya Nunik."Tega-teganya kamu memfitnah menantuku, padahal kamu mengaku temannya. Teman macam apa itu?" Bu Saropah menatap nyalang ke arah perempuan yang bernama Rena tersebut.Perempuan itu hanya tersenyum tipis saat mendapatkan tuduhan dari Bu Saropah itu. "Untuk apa saya memfitnah menantu Ibu? Ada untungnya juga nggak! Kalau tidak percaya, coba Ibu lihat ini!" Dengan penuh ketenangan, Rena menyerahkan handphonenya yang berisi salah satu cuplikan video Nunik bersama laki-laki yang penyewa tubuhnya.Bu Saropah menontonnya dengan tubuh bergetar hebat. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutup mulut karena syok. Betapa tidak, wanita yang dulu sangat dibanggakan di depan Fathan dan Nabila, rupanya hanyalah seorang perempuan murahan yang mengobral tubuhnya ke laki-laki lain."Ini tidak benar. Tidak, tidak! Kamu pasti bohong, kamu pasti mengeditnya karena ga
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 96"Ibu menyesal sudah menikahkan kamu dengannya, Than. Ibu juga menyesal karena tidak pernah mau mendengarkan protes kalian saat itu. Rasanya ibu menjadi manusia bodoh sedunia karena sudah berhasil ditipu mentah-mentah olehnya. Harusnya ibu sadar saat ia memaksa untuk menikahkan denganmu, bahwa ia bukan wanita baik-baik." Tatapan Bu Saropah kosong, tak terasa air mata menetes di salah dari sudut matanya. Mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan sang ibu, hati Fathan dan Nabila panas. Mereka berdua terbayang-bayang kejadian berbulan-bulan lampau. "Ibu kenapa menangis dan mengadu kepada kami? Apakah keberadaan ibu ke sini hanya untuk memperdalam rasa sakit ini, Bu?" tanya Nabila sambil menatap malas ke arah istrinya."Tidak, Nduk. Bukan begitu." Bu Saropah tergagap. Tiba-tiba ketakutan akan diusir menyergap di dadanya. "Ibu menceritakan itu sebagai alasan ibu untuk tinggal bareng lagi dengan kalian. Ibu mohon, izinkan untuk tinggal di sini lagi.
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 97"Bu, apa ini ya rumah sakit tempat Nunik di rawat?" Pak Warsiman memindai sekelilingnya, ia berharap menemukan keberadaan Bu Saropah. Ia dan istrinya saat ini sedang berada di rumah sakit tempat sang keponakan dari pihak istrinya di rawat. "Ih, Bapak ngapain nanyain keponakanmu, sih? Kita ke sini tuh untuk jenguk Andini. Gak usahlah ngurusin orang yang satu itu. Kan udah ada yang ngurus." Bu Romlah mencak-mencak. Ia tidak terima jika suaminya mengalihkan fokusnya untuk keluarga yang sudah dibencinya itu. Pak Warsiman tidak mendengarkan apa yang istrinya ucapkan. Ia memilih bungkam, karena berada di rumah sakit. Selain itu, ia tidak ingin telinganya panas sebab suara yang keluar dari mulut Bu Romlah begitu memekakkan telinganya. Setibanya di ruang rawat Andini, keponakan Bu Romlah, Pak Warsiman pura-pura berkepentingan di toilet. Padahal yang sebenarnya adalah, ia mencari tahu keberadaan Nunik di rumah sakit ini melalui resepsionis di UGD. Walaup
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 98"Haha…haha…. Anda lucu sekali! Kami sampaikan fakta, ngakunya keluarga. Giliran dimintai pertolongan, gak mau tahu. Gak usah melindungi orang yang jelas-jelas sudah berbuat zina, Pak!" Nabila menatap tajam Pak Warsiman."Sekali lagi Anda menggertak kami, justru saya yang akan melaporkan Anda dengan tuduhan melindungi pelaku pezina. Sudah banyak bukti bahwa yang kami omongkan adalah kebenaran. Silahkan tanya teman-teman Nunik, kalau tidak percaya. Toh, kami memfitnah pun tidak ada untungnya. Dan satu lagi, jangan pernah meminta dan memaksa dari kami untuk menjaga Nunik di sana. Bapak sekarang pergi dari sini, pergi!" Nabila benar-benar meradang, dadanya naik turun menyimbangi irama napas yang tidak beraturan. Pak Warsiman sudah tidak berkata-kata lagi, dia kehabisan kata-kata. Dengan wajah memerah, laki-laki itu pergi tanpa permisi. Pakdenya Nunik langsung menggeber motornya meninggalkan rumah Nabila. Tanpa memperhatikan kepergian Pak Warsiman,
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 99Sepeninggalnya Tejo, dokter masuk memeriksa kondisi terbaru Fathan. Saat ini Fathan sudah sadar."Keluarganya Saudara Fathan?" Dokter sudah selesai memeriksa Fathan. "Ya, kami, dok! Bagaimana kondisi suami saya?" Nabila mendekat, sementara Bu Saropah masih diam duduk di kursi dan menatap nanar ke arah brankar Fathan. "Sudah stabil tekanan darah dan jantungnya. Setelah ini, akan kami x-ray dan city scan, takutnya ada apa-apa di kepala. Untuk luka luar, tidak parah, biasa saja. " Setelah menyampaikan itu, dokter nampak berbisik-bisik kepada tim perawat. Tak berselang lama, para perawat dengan sigap mempersiapkan Fathan menuju ruang x-ray. "Kita ikut gak, Mbak?" Nabila membuntuti salah satu perawat seumurannya yang tertinggal di belakang. "Mbaknya tunggu di luar saja ya. Kita hanya sebentar saja. Takutnya kalau banyak orang, nanti malah menghambat prosesnya. Jika ada apa-apa, pasti kami hubungi Mbaknya. Permisi." Mendapat penolakan, Nabila pun akh
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 100Sementara itu, Pak Warsiman sudah tidak kuat menahan rasa sakit hati terhadap Nunik. Maka dari itu, Ia segera bergegas menuju parkiran begitu selesai melapor pada perawat. Sesampainya di parkiran, Pak Warsiman meluapkan amarahnya. Segala permasalahan masa lalu yang membuatnya sakit hati hingga sekarang tiba-tiba muncul kembali di kepalanya. Flashback on. Tok! Tok! Tok!"Kang, ada di rumah gak?" Petang menuju maghrib, Bapaknya Nunik menyambangi rumah Pak Warsiman."Ya, bentar! Ada apa, Lek?" Pak Warsiman memanggil Paklek kepada adik iparnya, untuk membahasakan putranya."Anu… Kang, aku pinjam dua ratus ribu ada gak, untuk tamasya SMP-nya Nunik? Panenku masih lama, Kang. Kasihan Nunik, Kang. Dia pasti malu kalau gak ikutan." Bapaknya Nunik memasang wajah memelas saat keduanya sudah duduk bersama di ruang tamu."Aduh, gimana ya? Ada sih, tapi...." "Aku mohon, Kang! Janji secepatnya aku bayar. Panennya paling tiga atau empat hari lagi, sedangkan N