Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 89Pagi hari menyapa bumi belahan Indonesia bagian barat.Nabila mengepalkan tangannya kuat-kuat hingga buku-bukunya memutih. Mengeraskan rahangnya, gemeletuk giginya terdengar oleh telinganya sendiri.Perempuan berparas ayu itu sangat marah setelah mengetahui suatu kebenaran dari seseorang. Dengan langkah pasti, Fathan yang baru saja selesai mandi masuk ke kamarnya dengan kepala yang dipenuhi tanda tanya sejak kemarin. "Ada hubungan apa kamu sama Pak Darsana?" tanya Fathan tanpa peduli bagaimana perasaan istrinya saat ini. Pria itu memakai baju dengan tergesa setelah beres mengenakan celana yang sudah disiapkan oleh Nabil tanpa melihat wajah istrinya.Nabila yang sedang marah karena kiriman video tersebut, kini bertambah-tambah emosinya. Darah perempuan itu mendidih hingga ke ubun-ubun. Rasanya, ia ingin menelan Fathan hidup-hidup pagi ini yang bertanya bukan-bukan."Kenapa kamu tanyakan hubungan aku dengan atasan kamu?" Nabila menatap nyalang pung
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 90"Apa maksud kamu, Nduk?" Bu Saropah memang benar-benar tidak mengetahui pelaku yang sesungguhnya. "Perempuan tak punya hati ini yang sudah meracuni kelapa muda yang aku minum waktu itu, Bu!" Jari telunjuk Nabila tepat mengenai muka Nunik yang memucat seperti kapas. Bu Saropah tampak sangat syok dengan apa yang baru saja ia dengar. Perempuan separuh umur itu membungkam mulutnya sendiri sebab tak percaya."Wanita yang sangat ibu inginkan menjadi menantu adalah perempuan ular yang sangat berbisa. Manusia licik yang sanggup melakukan segala cara untuk menyingkirkan orang lain. Termasuk menghabisi cucu Ibu yang belum berbentuk. Ibu puas sudah memasukkannya ke dalam rumah tangga kami?" tanya Nabila lirih tapi penuh penekanan di sana-sini. Sontak saja Bu Saropah terkejut dengan ucapan menantunya yang sangat menohok. Perempuan itu menelan ludahnya dengan susah payah. Bu Saropah benar-benar merasa terpojokkan terlebih saat melihat tatapan dingin Nabila."
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 91Pov AuthorBruk! Tiba-tiba Nunik terhuyung jatuh ke lantai tak sadarkan diri. "Astaghfirullah …." Bu Saropah pun segera memekik melihatnya. Detik kemudian, Bu Saropah merangsek mendekat. Ia memangku lalu menepuk-nepuk wajah Nunik untuk menyadarkannya. Walaupun saat ini Nunik adalah tersangka pelaku kejahatan terhadap Nabila, tetap saja Bu Saropah tidak tega membiarkan Nunik terkapar. Sedangkan Nabila yang belum masuk ke kamarnya hanya bergeming menyaksikan Nunik tumbang."Nabila, tolong panggilkan mobil Pak Roni! Kita harus bawa dia ke rumah sakit." Bu Saropah menoleh ke arah Nabila. Ia menyuruh menantunya itu dengan raut dan suara penuh ketakutan, kecemasan juga keterkejutan. "Ck! Nyusahin saja!" ketusnya. Nabila mendekat. Namun, bukannya mengindahkan permintaan sang mertua, ia malah menyilangkan kedua tangan di dadanya karena benar-benar tidak bisa menghilangkan kemarahan terhadap Nunik. "Kalau mau dibawa ke rumah sakit, harus ibu sendiri y
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 92"Kamu?" Fathan membalikkan badan, lalu melotot ke arah Nabila, sedangkan lawan bicaranya hanya berkacak pinggang. "Gak salah ngomong gitu? Ngaca, lah! Memangnya aku orang gila apa yang tiba-tiba marah-marah tanpa sebab? Coba ingat, aku tidak akan membanting pintu jika kamu tidak diam saja tadi di depan, ngerti?" lanjutnya. Nabila melengos ke sembarang arah karena kini ia malu telah salah bicara pada suaminya itu dan merasa dikuliti olehnya. "Jadi, menurutmu membanting pintu itu benar, begitu?" Tak mau kalah, akhirnya setelah sekian menit saling diam, Nabila berhasil mengembalikan keadaan. "Ya, tidak!" Fathan gugup. Kemarahan yang sempat merajai ubun-ubunnya kini lenyap karena kekalahan melawan Nabila. "Kalau sudah tahu tidak bagus, kenapa malah kamu melakukannya hanya demi membalas dendam padaku karena aku tak acuh padamu? Dah, minggir! Jangan diulangi lagi!" Nabila sudah muak dengan hari ini, sebab itu ia tak ingin lagi melanjutkan perdebatan
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 93Fathan membanting sendok makan di atas piring. Walaupun makanan masih belum habis, karena sudah tidak tahan dengan pertanyaan Nabila yang membuat dirinya sakit hati, Fathan beranjak meninggalkan meja makan lalu masuk ke kamar dan mempersiapkan diri untuk berangkat bekerja. "Mas!" Tindakan Fathan membuat Nabila terkesiap, sebab di luar perkiraannya. Dengan sedikit berlari, ia mengejar Fathan. "Kenapa marah? Memang benar, kan, kalau Nunik adalah istrimu?" Saat ini keduanya sudah berada di dalam kamar. "Cukup, Bil! Aku tidak ingin membahas Nunik-Nunik terus! Apa gak ada pembahasan lain, hah?" bentak Fathan seraya bersiap-siap. Entah apa yang membuat Fathan gampang marah, ia sendiri pun tidak tahu. Tapi, yang jelas bahwa, kabar penggugur janin calon anaknya adalah Nunik, membuat Fathan gampang emosi. Bukannya takut atau ikut emosi, Nabila menyunggingkan senyum saat Fathan tidak melihatnya. Ia senang karena Fathan tidak tergiur sama sekali dalam memb
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 94"Alah, pokoknya gak bisa, ya gak bisa! Itu kan sudah tanggung jawab kalian dan resiko karena sudah menolak Nunik untuk menjadi menantumu sepuluh tahun lalu. Jadi, urus sendiri. Gak usah merepotkan kami!" Deg! Bagai dipukul palu gada. Sakit! Itu yang dirasakan Bu Saropah saat ini. Sudah seharusnya tolong menolong dan saling membantu, malah dilimpahkan seutuhnya kepada dirinya. "Pak! Gak bisa gitu, dong! Anda itu keluarga kandungnya, lho! Kok bisa-bisanya ngomong seperti itu? Oh, jika Pak Warsiman benar-benar lepas tangan,? Apa boleh buat, kami pun akan lepas tangan. Biarkan saja Nunik dan Risma terlantar begitu saja. Toh, kami bukan siapa-siapanya dia. Kami menerima dia sebagai menantu dan istri pun karena terpaksa." "Tunggu!" Pak Warsiman mengejar Bu Saropah yang sudah beberapa langkah menjauh dari teras. Bu Saropah pun memutar badan, kini mereka berdua saling tatap."Sakit apa Nunik?" Dari sorot matanya, Pak Warsiman tersinggung. "Buat apa na
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 95"Gak! Itu gak mungkin, kamu pasti bohong, kamu fitnah Nunik!" Bu Saropah menyanggah ucapan temannya Nunik."Tega-teganya kamu memfitnah menantuku, padahal kamu mengaku temannya. Teman macam apa itu?" Bu Saropah menatap nyalang ke arah perempuan yang bernama Rena tersebut.Perempuan itu hanya tersenyum tipis saat mendapatkan tuduhan dari Bu Saropah itu. "Untuk apa saya memfitnah menantu Ibu? Ada untungnya juga nggak! Kalau tidak percaya, coba Ibu lihat ini!" Dengan penuh ketenangan, Rena menyerahkan handphonenya yang berisi salah satu cuplikan video Nunik bersama laki-laki yang penyewa tubuhnya.Bu Saropah menontonnya dengan tubuh bergetar hebat. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutup mulut karena syok. Betapa tidak, wanita yang dulu sangat dibanggakan di depan Fathan dan Nabila, rupanya hanyalah seorang perempuan murahan yang mengobral tubuhnya ke laki-laki lain."Ini tidak benar. Tidak, tidak! Kamu pasti bohong, kamu pasti mengeditnya karena ga
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 96"Ibu menyesal sudah menikahkan kamu dengannya, Than. Ibu juga menyesal karena tidak pernah mau mendengarkan protes kalian saat itu. Rasanya ibu menjadi manusia bodoh sedunia karena sudah berhasil ditipu mentah-mentah olehnya. Harusnya ibu sadar saat ia memaksa untuk menikahkan denganmu, bahwa ia bukan wanita baik-baik." Tatapan Bu Saropah kosong, tak terasa air mata menetes di salah dari sudut matanya. Mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan sang ibu, hati Fathan dan Nabila panas. Mereka berdua terbayang-bayang kejadian berbulan-bulan lampau. "Ibu kenapa menangis dan mengadu kepada kami? Apakah keberadaan ibu ke sini hanya untuk memperdalam rasa sakit ini, Bu?" tanya Nabila sambil menatap malas ke arah istrinya."Tidak, Nduk. Bukan begitu." Bu Saropah tergagap. Tiba-tiba ketakutan akan diusir menyergap di dadanya. "Ibu menceritakan itu sebagai alasan ibu untuk tinggal bareng lagi dengan kalian. Ibu mohon, izinkan untuk tinggal di sini lagi.
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 116Senyum sumringah tak henti-hentinya terpancar dari wajah Nabila dan Fathan, tidak seperti orang yang sakit. Mereka yang baru saja pulang dari dokter sudah tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia itu pada Bu Saropah."Ibu, kami punya kabar bagus untuk Ibu!" ucap Fathan ketika sudah kembali ke rumah. "Apa itu, Than? Kok kalian sepertinya bahagia sekali ibu lihat." Bu Saropah penasaran, tapi tidak ingin menebaknya. "Nabila hamil, Bu!" Fathan mengatakannya tanpa berhenti tersenyum. Bu Saropah seketika tersenyum, dalam hatinya berbunga-bunga, tak kalah bahagianya dgn kedua anaknya itu. "Alhamdulillah, selamat ya, Bil!" Bu Saropah memeluk Nabila dan dibalasnya dengan erat. "Bila mau apa? Ibu buatkan sekarang." Usai mengurai pelukan itu, Bu Saropah menawarkan apa yang diinginkan Nabila. "Aku pengen umroh bersama kalian." Nabila menatap Fathan dan Bu Saropah secara bergantian. "Wah, ide bagus itu! Tapi gak bisa sekarang, nunggu usia kandungannya k
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 115"Siapa yang bercanda? Kamu pikir aku berbohong gitu? Coba lihat wajahku? Apakah ada kebohongan di sini?" Nabila menunjuk wajahnya. Fathan menatap lekat-lekat mata itu dan tidak ditemukan kebohongan sedetik pun. "Kamu beneran?" Nabila mengangguk. "Kok gak pernah cerita?" Fathan masih terus mengorek Nabila demi kepuasannya."Ya buat apa? Toh, paling juga gak percaya kek tadi itu. Sudah, sana kerja!" Nabila mendorong tubuh suaminya. Keduanya pun masuk ke dalam. Fathan melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda. Sedangkan Nabila akan menyidik kantor miliknya yang mulai hari ini ia akan sering-sering datangi. Fathan masuk ke dalam dengan tersenyum bahagia. Entah apa yang saat ini ada dalam pikirannya, hanya ia sendiri yang tahu. Begitu sampai di dalam, Tejo tak henti-hentinya mengintrogasi Fathan. "Beneran Mbak Nabila itu bos kita?" Tejo memangkas jarak dengan Fathan. "Ya, begitulah!" Fathan mengedikkan bahunya. "Kok kamu gak pernah
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 114"Sakit gak?" Fathan memegangi jari Risma dan mengeluarkan serpihan kaca yang menancap. "Mas?" Nabila yang mendengar Risma berteriak langsung memutar badan. Ia terpaku dengan apa yang dilihatnya. "Benarkah ini?" batin Nabila tidak percaya. ****Satu bulan lebih telah berlalu, acara empat puluhan hari kematian Nunik pun sudah terlaksana. Selama itu, Nabila dan Fathan semakin sayang pada Risma. Terlihat dari tubuhnya yang semakin gemuk dan wajah yang ceria. Bahkan, kini Risma sudah bisa membedakan warna dan menghitung karena Nabila begitu telaten mengajarinya. Agar lebih tepat lagi, rencananya bulan depan pada ajaran baru, Nabila memasukkan Risma di SLB terdekat.Apa yang Risma rasakan saat ini adalah takdir dari Allah. Melalui Nabila yang sadar bahwa Risma butuh orang tua. Juga karena surat wasiat yang ditulis Nunik sebelum meninggal untuk Nabila. Wasiat itu ditemukan oleh Bu Saropah ketika berkemas saat hendak pindah dari rumah Nunik waktu it
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 113"Apa maksudmu membawa Risma di rumah ini? Apakah tidak tempat lain lagi, hah? Apa-apa itu dibicarakan terlebih dahulu, jangan main ambil keputusan sendiri! Gak menghargai suami banget! Mentang-mentang yang sertifikat rumah atas namamu." Fathan marah karena Nabila tidak membicarakan hal ini padanya. "Kamu kenapa, sih, Mas! Risma tuh anakmu, lho! Kok gak ada rasa sayang-sayangnya sama sekali, sih! Aku aja yang bukan siapa-siapanya dia aja kasihan kok. Lagian, Risma siapa yang mau mengurusnya? Orang lain? Apa itu gak salah, hah! Sedangkan bapaknya saja masih hidup. Aneh! Aku gak habis pikir deh sama kamu, Mas!" Nabila yang hendak menyuap makanan di mulutnya pun urung. Ia sudah tidak selera karena omongan suaminya itu. Lalu, ruang makan pun menjadi hening. Fathan lamat-lamat memikirkan ucapan istrinya itu dengan tanpa emosi, sedangkan Nabila mogok bicara. *****Pada pagi harinya, setelah membujuk Fathan sedemikian cara, Nabila dan Fathan bersiap-sia
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 112Dua hari telah berlalu, acara tahlilan dan mengirim doa untuk Nunik masih berlangsung. Pagi ini, Nabila berencana menghubungi suaminya Farah—teman semasa kuliah—yang berprofesi sebagai notaris . Tujuannya adalah membalikkan nama sertifikat tanah dari milik Bapak Nunik menjadi namanya sesuai perjanjian yang dibuatnya bersama Nunik saat menanggung biaya rumah sakit. Karena jumlah uang yang dikeluarkan Nabila sudah setara harga tanah itu pada umumnya. Bukan terkesan serakah akan harta atau penilaian sejenisnya, Nabila melakukan hal itu di saat kuburan Nunik basah adalah agar keluarga Nunik tidak merecoki urusannya itu. Dan ia juga tidak ingin terlihat masalah dalam urusan rebutan harta di keluarga Nunik. "Assalamu'alaikum, Farah!" Nabila sangat antusias saat obrolan itu sudah terhubung. "Wa'alaikumussalaam, Bila! Kamu gimana kabarnya? Kok gak pernah nelepon aku, sih? Somse, deh!" Farah di sana berpura-pura menggerutu. "Haha, bisa aja kamu. Kabark
Izinkan Suamimu Menikah Lagi Bab 111"Mas, aku gak bisa ikut masuk, ya? Temenku dirawat di sini juga, lagian di ICU gak boleh lebih dari satu orang." Nabila minta izin saat keduanya tiba di depan ICU. Terpaksa, Fathan pun masuk ke dalam ICU sendirian. Setelah memakai perlengkapan sebagai penjenguk di dalam ICU , ia mendekati Nunik yang kebetulan melek tanpa ventilator. "Mas…," sapa Nunik lirih. Fathan yang tidak benar-benar memaafkan Nunik pun hanya diam tidak menanggapi sapaan itu. Beruntung, Bu Saropah dan Nabila tidak berada di ICU, sehingga ia tidak perlu berpura-pura. Nunik bahagia dengan kedatangan Fathan. Satu detik, dua detik hingga bermenit-menit lamanya, Nunik menunggu Fathan menjawab sapaannya. Namun, tak kunjung dijawabnya. Rasa bahagia itu hilang berganti sedih juga kecewa. "Kamu senang bisa menipu semua orang?" Pertanyaan datar Fathan dengan tanpa meliriknya sedikitpun membuat Nunik yang sedari tadi terabaikan hatinya menjadi perih seketika. "Pertanyaan macam apa
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 110Drrt! Drrtt! "Mas Fathan telepon, Bu!" Nabila keluar dari ICU dengan membawa tas selempangnya. "Assalamu'alaikum, ya gimana, Mas?" Nabila sudah berada di lobby menuju UGD. "Wa'alaikumussalam. Kamu di mana? Kenapa rumah gelap gulita begini?" Nabila menepuk jidatnya, saking menyelami perasaan iba yang tiba-tiba hadir terhadap Nunik, ia lupa bahwa waktu sudah sore. "Maaf, mas! Satu jam lagi aku sampai di rumah." Nabila segera mematikan teleponnya agar bisa dipakai untuk memesan taksi online. Ia tidak mempedulikan Fathan yang sudah pasti emosi sebab tidak ada izin keluar rumah, terbukti dari suara Fathan terdengar penuh amarah. Sambil menunggu taksi, Nabila mengabari Bu Saropah melalui pesan. Bahwa, ia akan pulang karena sudah ditelepon Fathan. Waktu berlalu cepat, adzan maghrib berkumandang tepat saat Nabila sampai di rumah. "Assalam…." "Dari mana kamu?" Belum sempat menyelesaikan salamnya, Fathan sudah membentak Nabila tepat saat pintu itu se
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 109Walaupun sempat terjadi masalah kecil, Bu Saropah berhati-hati agar tidak terulang kembali. Beruntung, dagangannya cepat habis. Dengan begitu, ia dimiliki waktu senggang untuk menjenguk Nunik. Tak ingin berlama-lama, ia langsung membereskan dan membersihkan bekas dagangnya. Selesai, ia langsung beranjak menuju rumah Nunik. Sebenarnya masih bisa dibilang dekat jika hanya berjalan kaki, tapi ia memilih menaiki ojek agar lebih cepat. Tak butuh lama, Bu Saropah sudah sampai di rumah Nunik. Segera saja, ia mengetuk pintu. "Apa dia tidur, ya?" Setelah beberapa kali salam dan mengetuk pintu, Nunik tidak segera membukakan pintunya. "Jangan-jangan…." Bu Saropah segera berlari dengan begitu paniknya ke belakang rumah dan masuk lewat pintu dapur sebab pintu depan dikunci. Beruntung, pintu belakang tidak terkunci. "Assalamu'alaikum, Nunik! Ima!" Bu Saropah tergesa-gesa masuk, ia memindai semua ruangan, berharap menemukan mereka.Bu Saropah cara mengecek d
Izinkan Suamimu Menikah LagiBab 108Nabila yang tidak ingin moodnya rusak, segera menurunkan egonya dengan tidak menanggapi omongan Fathan. Terlebih lagi, Fathan sudah meninggalkan dirinya sendirian. Lebih tepatnya kabur. Akan tetapi…."Bukan hasil dari perselingkuhanmu, kan?" Fathan yang sudah berlalu, kini kembali di hadapan Nabila. Membuat Nabila melototkan matanya, detik kemudian ia murka. "Apa-apaan kamu, Mas?! Aku tidak seperti itu, ya! Jangan seperti ibu yang main tuduh-tuduh, bisa gak? Aku tidak sebejat itu, apalagi untuk membiayai orang yang kubenci, ngerti!" Brak! Nabila menggebrak meja sebelum meninggalkan Fathan. Ia yang benar-benar tersinggung, sama sekali tidak merasakan panas dan sakit di tangannya akibat gebrakan itu. Bukan hanya karena pertanyaan itu ia menjadi tersinggung, tapi juga merasa tidak dihargai padahal sudah mau membiayai Nunik yang notabenenya adalah musuhnya.Malam itu dua insan manusia saling berdiam diri, Fathan dan Nabila hingga pagi menjelang. Ke