Secara reflek, kedua tangan Luki menangkap tubuh istrinya hingga pandangan mereka bertemu selama beberapa detik sampai Luki yang tersadar dan memutuskan pandangan mereka.
Dia mendorong tubuh Beby namun sialnya pandangannya sempat menangkap bagian depan bathrobe yang dikenakan Beby yang secara tak sengaja malah sedikit terbuka hingga menampakkan sedikit gundukan mulus nan kenyal dadanya.
Luki mengumpat habis-habisan. Hasratnya yang selama lima tahun terpendam mencuat seketika tanpa bisa dikontrol. Apalagi sisi lain dalam dirinya mengingatkan dan membisikkan jika wanita manis dan seksi di hadapannya ini halal untuk disentuhnya.
Tanpa disadari, kedua detak jantung mereka berdua sama-sama berdisko tanpa bisa dicegah.
Beby juga terpesona dengan tubuh suaminya dengan pahatan sangat sempurna di matanya. Ditambah droplet-droplet kecil yang jatuh dari rambutnya yang terlihat masih agak basah, membuat suaminya itu semakin terlihat seksi.
“Ngapain kesini?”
Luki kembali berubah ke setelan awal, dingin dan ketus. Pandangannya dialihkan dari perempuan yang sudah berhasil mengusik ketenangan dirinya saat ini.
“A-aku mau pinjem baju.” Sambil menetralkan degupan jantung yang masih menggila efek dari sentuhan suaminya meskipun hanya dari belakang saja.
“Bukannya tadi kamu sudah bawa baju satu koper?” Luki merotasi bola matanya malas mendengar permintaan istrinya.
“Iya tapi …” Belum sempat Beby melengkapi kalimatnya, Luki telah berlalu dari hadapannya. Dia masuk ke dalam kamarnya dan kembali lagi membawa satu kaosnya.
“Makasih Mas.” Suara mendayu Beby menggelitik pendengaran Luki namun ia berusaha mengabaikannya.
Luki segera menutup pintunya kembali tanpa aba-aba hingga membuat Beby berjingkat.
“Huh dasar es batu!” umpat Beby kemudian kembali ke kamarnya dan memakai kaos suaminya.
Di dalam kamarnya, Luki melanjutkan aktifitasnya yang tadi sempat tertunda. Dia sibuk dengan pekerjaannya, mematuti layar laptopnya sambil menikmati semilir angin malam di balkon yang ada di dalam kamarnya.
Padahal malam ini adalah malam pengantinnya yang biasanya sedang dinikmati oleh pasangan baru, mereguk manisnya malam panjang sebagai pasangan yang baru sah.
Baru setengah jam berlalu dan di tengah kesibukannya, bayangan wajah manis Beby tiba-tiba terlintas di benak pria tampan dengan sejuta pesona tersebut. Bayangan lekuk tubuh istrinya yang sangat menggoda dibalut dengan kulitnya yang putih mulus membuat ‘adik kecilnya’ meronta-ronta tanpa bisa dicegah. Dia pria normal yang pernah merasakan surga dunia, dan sudah lama surga dunia tersebut tidak pernah dijumpainya, jadi wajar jika hasrat lelakinya timbul begitu saja.
Dia tutup laptopnya dan berniat mendinginkan tubuhnya yang sudah mulai panas dengan mengambil segelas air dingin di dalam kulkas dan meminumnya sampai tandas.
Keesokan harinya, Luki tetap melakukan aktifitasnya seperti hari-hari biasanya. Dia sengaja tidak mengambil cuti meskipun kemarin baru saja menikah. Dia tidak pernah menganggap pernikahannya kali ini sebagai hal yang istimewa, jadi hal yang berurusan dengan rumah tangganya bukanlah prioritas utamanya, atau bahkan malah menjadi hal yang tidak akan diperdulikannya.
Pria itu terkesiap melihat Beby sudah sibuk di dapur saat dirinya keluar dari kamarnya dan ingin mengambil minuman dari dalam kulkas.
“Mau minum Den?”
“Iya, Bi.” Setelah menjawab pertanyaan asisten rumah tangga yang sudah menjadi pembantu mamanya sejak Luki masih bayi, dia membuka kulkas dan mengambil botol air minumnya.
Mendengar nama Luki disebut, Beby langsung menoleh dan menyapa suaminya dengan senyuman yang sebisa mungkin dia tunjukkan.
“Eh Mas Luki sudah siap. Sarapan dulu Mas.” Beby berusaha menjadi istri yang baik meskipun dirinya tahu kalau Luki masih belum bisa menerima keberadaannya di rumah ini.
Luki hanya meliriknya sekilas namun tidak berniat untuk menyentuh masakan istrinya yang sebenarnya menggugah seleranya.
“Iya Den, sarapan dulu. Sudah dimasakin sama Nyonya muda dari sejak habis subuh tadi lho.”
Bi Surti ikut membujuk tuannya agar mau mencicipi masakan istrinya. Bi Surti tahu betul jika Luki tidak setuju dengan pernikahan keduanya ini karena sebelum menjodohkan Luki dengan Beby, Kina, ibunda Luki telah bercerita banyak padanya. Kina menitipkan Luki pada wanita yang telah dianggap Luki sebagai ibu keduanya tersebut.
“Nggak keburu Bi,” jawab Luki sambil berlalu menuju ke dalam kamarnya kembali.
“Heeehh.” Beby menggelengkan kepalanya perlahan sambil menghembuskan nafas panjangnya. Matanya nanar menatap punggung tegap yang kini sudah tidak ada dalam jangkauannya.
Bi Surti ikut prihatin melihat Beby. Dia mendekatinya dan mengusap lembut lengan gadis yang kini selalu serba salah di rumah ini.
“Sabar ya Nyah. Jangan menyerah, Den Luki hanya butuh waktu untuk menerima Nyonya.”
Beby tersenyum masam. Setiap orang menasehatinya dengan hal yang sama seolah hanya dirinya yang harus berjuang sendirian untuk menyatukan perasaan mereka berdua.
“Memangnya dia ada masalah apa sih sampai segitunya sama aku. Kalau kemarin nggak setuju dijodohin kenapa nggak ditolak saja dan nggak usah datang sekalian ke acara pernikahannya? Dasar aneh!”
Beby meluapkan kekesalannya dengan berbicara pada bi Surti yang masih berada di dapur.
“Karena aku tidak sepengecut itu!” Suara bariton tegas tiba-tiba terdengar dari arah belakang Beby yang sedang membuat minuman untuk dirinya sendiri membuatnya seketika menghentikan tangannya yang sedang mengaduk minumannya dan menoleh ke belakang.
Pandangan mereka bertemu. Tatapan tajam Luki tak membuat Beby gentar.
“Tapi sikapmu padaku saat ini sama saja pengecutnya!” balas Beby memberanikan diri karena sudah kadung jengkel. Dia menghentakkan kakinya dan berlalu melewati hadapan suaminya.
Grapp!
Lengan Beby berhasil dicekal oleh suaminya yang ikut terpancing emosi dengan kata-katanya. Pria itu tak membalas lagi dengan ucapan namun menarik paksa tangan Beby, berjalan menuju ke dalam ruang kerjanya.
“Lepasin!” Beby berusaha melepaskan diri dan menghentakkan tangannya namun jelas tenaganya kalah kuat dengan tangan kekar suaminya yang otot lengannya saja tercetak jelas dari lengan kemejanya.
Luki baru melepaskan tangan Beby saat mereka berdua masuk ke dalam ruang kerja dan menutup pintunya rapat. Pria itu mendorong tubuh Beby hingga tubuh istrinya terlempar pelan ke sofa empuk yang ada di dalam ruang kerjanya.
“Duduk!” perintahnya.
“Nggak usah kamu perintah juga aku udah duduk.” Beby mengusap lengannya yang terasa ngilu karena efek cengkeraman suaminya.
“Bisa nggak sih mas kalau nggak usah pakai cara kasar, sakit tahu!” ketus Beby mulai berani melawan.
Luki tidak mempedulikan protes dari Beby. Dia berjalan menuju kursi kebesarannya dan duduk disana sambil melihat segala gerak-gerik istrinya dengan tatapan tajam.
“Apa maumu?” tanya Beby lagi, tak sabar akan apa yang dibicarakan suaminya sampai menyeretnya masuk ke dalam ruangannya.
Bukannya mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Beby malah dibuat was-was karena Luki memepet dirinya yang sudah duduk manis di sofa yang ada di ruang kerja suaminya tersebut. Beby terus memundurkan tubuhnya namun Luki malah semakin mengejarnya dengan mencondongkan tubuhnya dengan sorot mata seolah ingin memakannya hidup-hidup.
“Mas ...”
“Aku ingin kita membuat perjanjian.” Luki mengatakan dengan suara tegas. Auranya sebagai seorang pemimpin sangat jelas sekali terlihat.“Heh perjanjian apa?” Beby tampak memutar bola matanya, malas mendengar kata perjanjian yang sudah bisa ditebak kemana arah tujuannya. Dia mengira pasti suaminya ini akan membuat kontrak pernikahan yang berujung dengan perceraian dalam jangka waktu yang telah ditentukannya.Dia baru bisa bernafas lega karena setelah mengatakan apa yang diinginkannya, Luki menjauhkan tubuhnya dan duduk di kursi kebesarannya.“Apa kamu mau membuat perjanjian pernikahan seperti di dalam novel-novel roomantis itu?”Luki merasa dilangkahi karena ternyata pikiran dan niatnya mudah ditebak oleh istrinya. Kekesalannya bertambah. Dia berdiri dari kursinya sambil menyahut map kuning yang sudah ada di atas mejanya. Dia berjalan ke arah Beby dan melemparkan map itu di hadapannya.Beby mengerutkan keningnya dan menatap sekilas ke arah Luki sebelum mengambil map itu dan membukanya,
Pekerjaannya sebagai pucuk pimpinan di perusahaan miliknya sendiri yang bergerak di bidang IT menjadikannya seseorang yang harus bisa memanage waktu dengan baik. Dia paling tidak suka menyia-nyiakan waktu dan dikenal sebagai orang yang selalu tepat waktu jika melakukan janji temu seperti sekarang ini. Jadi jangan harap sebuah toleransi keterlambatan waktu jika ada meeting dengan seorang Luki Ferdinand. Seperti saat ini, pria muda tampan kaya raya itu sudah duduk dengan tenang di sebuah western restaurant menunggu kliennya. Namun baru saja duduk, ponselnya berbunyi dan di layarnya menampilkan tulisan “my mom”. Luki mendesah berat namun mau tak mau menerima panggilan dari sang mama.“Ya ma. Luki lagi meeting sama klien.” Luki sengaja merendahkan volume suaranya supaya mamanya percaya, padahal kenyataannya dia masih menunggu kliennya datang. Dia tahu pasti mamanya akan mencecarnya tentang urusannya bersama Beby, jadi dia terpaksa sedikit berbohong.Dan benar saja, Kina sedikit terkejut
Luki menautkan tangannya di tangan mungil istrinya begitu mereka turun dari mobil. Dia melakukan hal ini semata-mata hanya untuk berakting. Dia akan mencoba meyakinkan semua orang kalau dia dan istrinya sudah bisa menerima pernikahan mereka supaya tidak ada lagi ocehan dan pertanyaan dari para orang tua mereka tentang pernikahan hasil perjodohan ini.Beby dan Luki sepakat untuk memperlihatkan keharmonisan hubungan mereka sebelum turun dari mobil tadi, dan hal ini juga berlaku jika mereka sedang berada di luar rumah dan saat bertemu orang lain.“Tolong tenanglah saat kita sampai di dalam nanti. Ayah sedang dioperasi dan ibu serta adikmu sedang menunggunya saat ini.” Luki memberitahu Beby pelan-pelan sambil mereka jalan menuju ruang operasi.DegJantung Beby terasa berhenti seketika. “Dioperasi, ayah kenapa dioperasi lagi? Bukannya penyakit jantungnya sudah membaik?” gumam Beby yang masih terdengar oleh suaminya.“Mas ayo cepat, aku ingin segera bertemu dengan ibu.” Tak peduli lagi deng
Bab 6Selama seharian Beby menangis di dalam kamar. Luki juga tidak berpamitan padanya saat keluar sambil membawa koper yang berbeda dari tadi yang telah disiapkannya. Dia mengusap wajahnya kasar dan meminta sopirnya untuk terus menjalankan mobilnya menuju ke bandara.“San, nanti kalau ada apa-apa sama istriku, kamu langsung beritahu aku. Pastikan dia baik-baik saja dan antarkan dia kemana saja dia pergi.” Meskipun sikap Luki tidak baik jika berhadapan langsung dengan Beby, namun dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Dia sudah dewasa dan memiliki akal sehat, dia tahu statusnya sebagai suami dari Beby, jadi meskipun pernikahannya akan berakhir dalam jangka waktu yang telah ditentukannya namun dia tetap merasa memiliki tanggung jawab kepada gadis itu. “Baik pak.” Santo mengangguk sambil pandangannya tetap lurus ke depan. Diam-diam dia menyunggingkan senyum tipisnya mendengar perhatian kecil tuannya pada istrinya. Santo dan bi Surti sering mengobrol dan berghibah tentang kehidupan
Bab 7 Ternyata Istriku Wanita Tangguh“M-mas Lu-ki ... Aku tadi dari eum ...”“Masuk!”Luki terlihat sangat murka, membuat Beby ketakutan. Gadis itu mengekori suaminya masuk ke dalam dengan kepala terus menunduk meskipun belum tahu letak kesalahannya dimana.Suaminya baru berhenti saat sudah sampai di ruang tv. Dia kemudian duduk di sofa sambil menumpukan satu kakinya di atas lututnya yang lain. Terlihat gagah dan berkuasa penuh.“Seperti ini kelakuan perempuan yang sudah bersuami hmm? Pulang malam diantar laki-laki lain?”Suara Luki sudah meninggi penuh emosi. Tatapan matanya yang super tajam seolah menguliti Baby habis-habisan hingga gadis itu hanya bisa menutup mulutnya dengan bibir terlipat ke dalam.“Kamu tidak terima karena aku tidak mau menyentuhmu lalu kamu mencari kepuasan di luar dengan laki-laki lain hah? Dasar jablay!”PlakSatu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Luki“Aarrgghhh!”Posisi Beby sangat tidak menguntungkan karena dia sedikit menunduk saat menampar suaminya.
Beby memicingkan matanya dan mengedarkan pandangannya. Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul dan mencerna dimana dirinya berada saat ini.“Astaga, kenapa aku bisa di dalam kamar mas Luki!” Dia langsung kaget dan menegakkan tubuhnya begitu sadar jika dirinya telah tidur di kamar suami kontraknya.Dia menoleh ke samping namun sudah tidak didapati keberadaan suaminya di dalam kamar ini. “Kenapa aku bisa disini? Sendirian pula!” gumannya.Setelah meregangkan kedua tangan dan badannya, dia menyibak selimut dan mengecek sebentar pada pakaian yang dikenakannya sebelum turun dari ranjang. “Oh masih lengkap. Eumm nggak sakit.”Beby memicingkan matanya sambil merasa-rasakan bagian intinya yang tidak ada rasa apa-apa karena menurut sepengetahuannya dari cerita teman-temannya kalau dirinya sampai ‘disentuh’ pertama kali oleh pria pasti merasakan sakit di inti tubuhnya.Beby berlari kecil menuju ke pintu keluar, dia buru-buru ingin ke kamarnya sebelum suaminya kembali ke kamarnya. Padahal Beby jug
Bab 9 Istriku Ternyata Wanita TangguhBeby sedang asyik bercerita dengan Eris tentang kehidupannya saat ini. Eris menggebu-gebu menanggapi nasib sahabatnya yang ternyata tidak seindah bayangannya. Menikah dengan duda tampan dan kaya serta menjadi pujaan banyak wanita ternyata malah menjamin kebahagiaan Beby.“Terus kamu masih mau bertahan dengannya sampai setahun? Nanti kalau dia mengambil ‘hak’nya padamu dan mencampakkanmu begitu saja. Yah rugi dong.”“Iya sih, masalahnya disini aku juga memikirkan ibu dan ayahku. Selama ini keluarga mas Luki yang membiayai pengobatan ayahku. Kalau tiba-tiba aku bercerai atau meninggalkan mas Luki, bisa kamu bayangkan gimana kecewanya kedua orang tuaku dan orang tua mas Luki yang sudah menaruh harapan besar dengan pernikahan ini? Aku juga bingung Er, mana mas Luki sekarang semakin semena-mena dan sering mengancam ingin meminta ‘hak’nya pula.”“Ya dia nggak salah juga sih Beb. Kan dia suami kamu dan dia juga berhak, cuma disini masalahnya nanti kalau
Bab 10 Istriku Ternyata Wanita TangguhLuki sempat terpesona memandang penampilan istrinya yang seperti bidadari.“Cantik!” satu kata yang hanya bisa dibatin oleh Luki.“Ekhm .. sudah siap?” Luki menetralkan suaranya dan berusaha tetap bersikap seperti biasanya, datar dan terlihat tidak tertarik dengan sosok istrinya.“Sudah, ayo.” Beby berdiri dan berjalan di samping suaminya menuju ke mobil. Dia tidak bertanya lagi kemana suaminya akan membawanya pergi.Luki menghentikan mobilnya di depan hotel berbintang lima di pusat kota Jakarta. Dia memakai valet parking dan langsung menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas.“Jangan keluar dulu,” ucap Luki saat tangan Beby sudah bersiap membuka pintu di sebelahnya.Beby diam saja, dia memilih menurut saja ucapan suaminya daripada nanti dibuat kesal sendiri.Untuk pertama kalinya Luki membukakan pintu mobil untuknya. Satu hal manis yang dilakukan pria itu yang membuat wajah Beby bersemu merah. Dia juga memberikan kode supaya mengaitkan tangan Be
Sikap manis Luki semalam ternyata tidak bertahan hingga pagi hari karena setelah bangun pagi, Beby sudah tidak mendapati suaminya lagi. Saat Beby mencari keberadaan suaminya ke seluruh penjuru rumah dan menanyakan pada asisten rumah tangganya ternyata Luki sudah pergi sejak pagi pagi sekali. “Ternyata dia tidak berubah. Heh aku saja yang bodoh, terlalu terbuai sikap manisnya.”Beby tersenyum miris meratapi nasibnya yang lagi lagi tak sesuai dengan harapannya.Badannya masih terasa pegal dan ngilu di inti tubuhnya karena percintaan pertamanya semalam. Dia memilih untuk beristirahat di kamarnya sambil mengutak atik lagi laptopnya, mencoba peruntungan untuk bekerja secara remote karena dalam minggu ini dia tidak ada job merias.0812xxxx : “Morning Beby, apa kabarmu?”Beby : “Ini siapa ya?”0812xxxx : “Aku Dave, anaknya bu Mirna, apa kamu masih mengingatku?”Beby : “Oh bang Dave. Iya aku ingat. Ada apa bang?”0812xxxx : “Nggak apa apa, hanya ingin tahu kabarmu saja, gimana kabarmu ba
Wanita yang ada di hadapan Luki langsung melengos melihat adegan yang tidak semestinya dilihat. Luki juga langsung mengajak istrinya pergi tanpa membalas sapaan teman-temannya yang berpapasan dengannya.Beby menurut saja dengan apa yang dilakukan suaminya meskipun dirinya merasa seperti sebuah boneka hidup yang sedang dimanfaatkan suaminya. Ada rasa sesak di dadanya namun berusaha ia tahan sekuat tenaga.Di dalam mobil, mereka berdua saling diam. Beby juga sudah malas mengajak bicara suaminya karena tahu jika balasannya pasti malah akan semakin membuatnya terluka.Sampai di halaman rumah, Luki kembali bersikap ke setelan awal. Dingin dan cuek. Dia juga tak peduli dengan kesulitan istrinya saat turun dari mobil karena rok menjuntai yang dikenakan Beby sempat terinjak kakinya sendiri dan hampir terjungkal namun Luki yang sudah berjalan mendahului istrinya terus saja berjalan, padahal dia mendengar pekikan kecil istrinya.“Aakkhh. Astaga, ada ya orang modelan kayak gitu. Amit-amit ya, ja
Bab 10 Istriku Ternyata Wanita TangguhLuki sempat terpesona memandang penampilan istrinya yang seperti bidadari.“Cantik!” satu kata yang hanya bisa dibatin oleh Luki.“Ekhm .. sudah siap?” Luki menetralkan suaranya dan berusaha tetap bersikap seperti biasanya, datar dan terlihat tidak tertarik dengan sosok istrinya.“Sudah, ayo.” Beby berdiri dan berjalan di samping suaminya menuju ke mobil. Dia tidak bertanya lagi kemana suaminya akan membawanya pergi.Luki menghentikan mobilnya di depan hotel berbintang lima di pusat kota Jakarta. Dia memakai valet parking dan langsung menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas.“Jangan keluar dulu,” ucap Luki saat tangan Beby sudah bersiap membuka pintu di sebelahnya.Beby diam saja, dia memilih menurut saja ucapan suaminya daripada nanti dibuat kesal sendiri.Untuk pertama kalinya Luki membukakan pintu mobil untuknya. Satu hal manis yang dilakukan pria itu yang membuat wajah Beby bersemu merah. Dia juga memberikan kode supaya mengaitkan tangan Be
Bab 9 Istriku Ternyata Wanita TangguhBeby sedang asyik bercerita dengan Eris tentang kehidupannya saat ini. Eris menggebu-gebu menanggapi nasib sahabatnya yang ternyata tidak seindah bayangannya. Menikah dengan duda tampan dan kaya serta menjadi pujaan banyak wanita ternyata malah menjamin kebahagiaan Beby.“Terus kamu masih mau bertahan dengannya sampai setahun? Nanti kalau dia mengambil ‘hak’nya padamu dan mencampakkanmu begitu saja. Yah rugi dong.”“Iya sih, masalahnya disini aku juga memikirkan ibu dan ayahku. Selama ini keluarga mas Luki yang membiayai pengobatan ayahku. Kalau tiba-tiba aku bercerai atau meninggalkan mas Luki, bisa kamu bayangkan gimana kecewanya kedua orang tuaku dan orang tua mas Luki yang sudah menaruh harapan besar dengan pernikahan ini? Aku juga bingung Er, mana mas Luki sekarang semakin semena-mena dan sering mengancam ingin meminta ‘hak’nya pula.”“Ya dia nggak salah juga sih Beb. Kan dia suami kamu dan dia juga berhak, cuma disini masalahnya nanti kalau
Beby memicingkan matanya dan mengedarkan pandangannya. Nyawanya belum sepenuhnya terkumpul dan mencerna dimana dirinya berada saat ini.“Astaga, kenapa aku bisa di dalam kamar mas Luki!” Dia langsung kaget dan menegakkan tubuhnya begitu sadar jika dirinya telah tidur di kamar suami kontraknya.Dia menoleh ke samping namun sudah tidak didapati keberadaan suaminya di dalam kamar ini. “Kenapa aku bisa disini? Sendirian pula!” gumannya.Setelah meregangkan kedua tangan dan badannya, dia menyibak selimut dan mengecek sebentar pada pakaian yang dikenakannya sebelum turun dari ranjang. “Oh masih lengkap. Eumm nggak sakit.”Beby memicingkan matanya sambil merasa-rasakan bagian intinya yang tidak ada rasa apa-apa karena menurut sepengetahuannya dari cerita teman-temannya kalau dirinya sampai ‘disentuh’ pertama kali oleh pria pasti merasakan sakit di inti tubuhnya.Beby berlari kecil menuju ke pintu keluar, dia buru-buru ingin ke kamarnya sebelum suaminya kembali ke kamarnya. Padahal Beby jug
Bab 7 Ternyata Istriku Wanita Tangguh“M-mas Lu-ki ... Aku tadi dari eum ...”“Masuk!”Luki terlihat sangat murka, membuat Beby ketakutan. Gadis itu mengekori suaminya masuk ke dalam dengan kepala terus menunduk meskipun belum tahu letak kesalahannya dimana.Suaminya baru berhenti saat sudah sampai di ruang tv. Dia kemudian duduk di sofa sambil menumpukan satu kakinya di atas lututnya yang lain. Terlihat gagah dan berkuasa penuh.“Seperti ini kelakuan perempuan yang sudah bersuami hmm? Pulang malam diantar laki-laki lain?”Suara Luki sudah meninggi penuh emosi. Tatapan matanya yang super tajam seolah menguliti Baby habis-habisan hingga gadis itu hanya bisa menutup mulutnya dengan bibir terlipat ke dalam.“Kamu tidak terima karena aku tidak mau menyentuhmu lalu kamu mencari kepuasan di luar dengan laki-laki lain hah? Dasar jablay!”PlakSatu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Luki“Aarrgghhh!”Posisi Beby sangat tidak menguntungkan karena dia sedikit menunduk saat menampar suaminya.
Bab 6Selama seharian Beby menangis di dalam kamar. Luki juga tidak berpamitan padanya saat keluar sambil membawa koper yang berbeda dari tadi yang telah disiapkannya. Dia mengusap wajahnya kasar dan meminta sopirnya untuk terus menjalankan mobilnya menuju ke bandara.“San, nanti kalau ada apa-apa sama istriku, kamu langsung beritahu aku. Pastikan dia baik-baik saja dan antarkan dia kemana saja dia pergi.” Meskipun sikap Luki tidak baik jika berhadapan langsung dengan Beby, namun dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Dia sudah dewasa dan memiliki akal sehat, dia tahu statusnya sebagai suami dari Beby, jadi meskipun pernikahannya akan berakhir dalam jangka waktu yang telah ditentukannya namun dia tetap merasa memiliki tanggung jawab kepada gadis itu. “Baik pak.” Santo mengangguk sambil pandangannya tetap lurus ke depan. Diam-diam dia menyunggingkan senyum tipisnya mendengar perhatian kecil tuannya pada istrinya. Santo dan bi Surti sering mengobrol dan berghibah tentang kehidupan
Luki menautkan tangannya di tangan mungil istrinya begitu mereka turun dari mobil. Dia melakukan hal ini semata-mata hanya untuk berakting. Dia akan mencoba meyakinkan semua orang kalau dia dan istrinya sudah bisa menerima pernikahan mereka supaya tidak ada lagi ocehan dan pertanyaan dari para orang tua mereka tentang pernikahan hasil perjodohan ini.Beby dan Luki sepakat untuk memperlihatkan keharmonisan hubungan mereka sebelum turun dari mobil tadi, dan hal ini juga berlaku jika mereka sedang berada di luar rumah dan saat bertemu orang lain.“Tolong tenanglah saat kita sampai di dalam nanti. Ayah sedang dioperasi dan ibu serta adikmu sedang menunggunya saat ini.” Luki memberitahu Beby pelan-pelan sambil mereka jalan menuju ruang operasi.DegJantung Beby terasa berhenti seketika. “Dioperasi, ayah kenapa dioperasi lagi? Bukannya penyakit jantungnya sudah membaik?” gumam Beby yang masih terdengar oleh suaminya.“Mas ayo cepat, aku ingin segera bertemu dengan ibu.” Tak peduli lagi deng
Pekerjaannya sebagai pucuk pimpinan di perusahaan miliknya sendiri yang bergerak di bidang IT menjadikannya seseorang yang harus bisa memanage waktu dengan baik. Dia paling tidak suka menyia-nyiakan waktu dan dikenal sebagai orang yang selalu tepat waktu jika melakukan janji temu seperti sekarang ini. Jadi jangan harap sebuah toleransi keterlambatan waktu jika ada meeting dengan seorang Luki Ferdinand. Seperti saat ini, pria muda tampan kaya raya itu sudah duduk dengan tenang di sebuah western restaurant menunggu kliennya. Namun baru saja duduk, ponselnya berbunyi dan di layarnya menampilkan tulisan “my mom”. Luki mendesah berat namun mau tak mau menerima panggilan dari sang mama.“Ya ma. Luki lagi meeting sama klien.” Luki sengaja merendahkan volume suaranya supaya mamanya percaya, padahal kenyataannya dia masih menunggu kliennya datang. Dia tahu pasti mamanya akan mencecarnya tentang urusannya bersama Beby, jadi dia terpaksa sedikit berbohong.Dan benar saja, Kina sedikit terkejut