“A-apa tuan, gunakan senjata, b-bisa tuan, tapi buat apa tuan?” Anwar malah kebingungan dengan pertanyaan Aldi yang dianggapnya aneh ini.“Ayoo bantu aku ambil senjata-senjata dekat 3 mayat itu, kita angkut di dalam mobil, nanti di jalan aku jelaskan!” tanpa buang waktu Aldi diiringi Anwar bergegas mendekati ke 3 mayat serdadu tersebut.Tapi Aldi kaget, saat Anwar mencopot pakaian Lettu Rabbat. “Maaf tuan, saya mau ganti pakaian saya dengan baju serdadu ini, boleh ya tuan?”Aldi mengangguk, di dalam mobil, Aldi juga ambil jaket milik Rabbat dan kini mereka langsung jalan, tujuan kembali ke markas serdadu zionis ini.Anwar melongo saat Aldi sebutkan tujuannya, sekaligus sebutkan nama serta misinya.“Jadi…kita akan serbu markas pasukan itu, lalu selamatkan para tahanan di sana?”“Benar Anwar, apakah kamu sanggup?” pancing Aldi.“S-sanggup tuan Aldi, dengan senang hati,” sahut Anwar malah bersemangat, wajahnya berbinar-binar.Kini gantian Aldi yang kagum, Anwar tanpa ragu sebutkan bagaim
Kegegeran pun melanda markas ini, ledakan bom waktu yang dipasang Anwar menewaskan 10 serdadu yang berjaga di sana.Dahsyatnya ledakan ini juga langsung kirim 40 an serdadu lainnya terbang ke alam baka.“Mampusssss kaliaannn!” teriak Anwar saking senangnya. Aldi tidak menegur ulah pria kurus ini. Dia memaklumi kemarahan Anwar yang kehilangan seluruh keluarganya akibat ulah serdadu zionis.Anwar justru melongo saat Aldi dengan santuynya keluar dari persembunyian mereka, lalu berjalan menuju ke basement markas ini.Dengan berdarah dingin Aldi tembaki semua serdadu yang panik berlarian saat ledakan ini terjadi, apalagi api mulai berkobar hebat membakar gedung ini.Lalu Aldi dengan entengnya lempar beberapa granat tangan, hingga makin gegerlah markas ini.“Gileee ni orang, kayak punya nyawa rangkap saja,” batin Anwar terkagum-kagum melihat aksi Aldi tersebut.Anwar makin mangap, saat Aldi tertembak dan jatuh terjengkang terguling-guling di tanah berpasir.Hampir saja Anwar berteriak kaget
Musa dengan wajah ceria menatap sahabatnya ini dan dia sejak 2 bulanan yang lalu tak bisa berjalan lagi. Akibat luka-lukanya yang sudah infeksi dan tubuhnya yang sangat kurus, akibat kurang makan.Musa masih sangat lemah, tangannya masih gemetaran karena berhari-hari tak makan.“Aldi…tak kusangka kamulah yang sudah bebaskan aku!” terdengar lirih suara Musa.“Sudahlah…sehatkan tubuh kamu, setelah ini kita akan kembali ke Mesir, orang tua dan adikmu sudah tak sabar menunggu di rumah,” sahut Aldi, sambil bantu menyuapi sahabatnya ini.Tak lama Abu Hanif dan pasukannya datang dan pria ini langsung peluk erat tubuh Aldi, di saksikan ratusan anak buahnya dan para tahanan lainnya.“Tak kusangka ‘The Killer’ kembali beraksi dan mampu bebaskan seluruh sandera. Kamu benar-benar hebat Aldi.” cetus Abu Hanif ceria.Sekaligus buka siapa sosok pemuda yang bikin semua tahanan yang dibebaskan habis kata-kata memuji keberaniannya.Abu Hanif juga cerita, aksi mereka di picu laporan anak buahnya, yang m
“Mikir apa bang…?” seorang gadis cantik berkulit putih, dengan rambut lurus panjang dan hidung mancung kecil sudah berada di sisi pemuda tampan, yang baru saja memangkas brewoknya. Pemuda yang ternyata Aldi adanya dan sedang termenung kaget, di sampingnya sudah ada Larisa, sambil bawakan minuman dingin.“Risa…aku sedang mikir, kapan perang ini akan berakhir, terlalu banyak warga tak berdosa jadi korban,” Aldi pun menceritakan bagaimana mirisnya ia melihat para pengungsi yang jadi korban kebrutalan serdadu zionis.Menatap Larisa, Aldi harus akui, inilah wanita paling cantik yang pernah dia kenal. Sesaat dia lupa dengan Ameena, Athalia dan juga istrinya Bianti di Indonesia.Larisa yang baru saja berultah ke 18 tahun benar-benar gadis yang sempurna, tinggi semampai dengan kulit bak bule, tapi wajah khas Timur Tengah.Aldi langsung ucap istigfhar. “Kacau, dua darah ‘raja wanita’ bikin aku begini,” keluh Aldi pusing sendiri. Larisa terlihat ikutan menghela nafas. “Entahlah Bang, agakny
Pengalamannya sebagai pejuang membuat insting Aldi terasah dengan baik, dia sudah merasakan ada sesuatu yang akan terjadi di kafe ini.“Aku harus hati-hati, agaknya bakal terjadi sesuatu di sini,” batin Aldi, sambil mulai menatap secara hati-hati orang-orang yang berada di kafe ini.Namun, dua orang yang sejak tadi mengamati mereka berdua, sudah tak terlihat lagi, pergi diam-diam dari sini.Larisa yang tak menyadari hal ini terlihat enjoy saja, dia menikmati berada di kafe ini dengan pemuda yang dia kagumi.Hatinya terlampau senang, bisa siang malam bersama pemuda tampan tajir ini. Walaupun sampai kini Aldi belum cerita apapun soal keluarganya di Indonesia.Larisa tahunya Aldi teman dekat Abangnya sejak sama-sama kuliah di sebuah perguruan tinggi di Mesir da keduanya juga angkat saudara.Setelah menikmati suasana kafe, Aldi pun mengajak Larisa beranjak dari sana. Larisa pun tanpa ragu menggandeng tangan Aldi menuju ke parkiran.
“Tunggu, kalau kalian ingin uangku, ku minta lepaskan sekarang juga Larisa, dia tak tahu apa-apa!” Aldi kembali gunakan kecerdikan untuk ulur waktu.Sebauh rencana nekat sudah tersusun di otak pemuda ini. Aldi sudah paham, kalau lambat bertindak, selesailah dirinya dan Larisa di sini. Si kumis kini mendekati Aldi sambil jongkok. “Sudah ku bilang, kamu bukan dalam posisi ngatur aku dan anak buahku bangsat!” kembali sebuah tamparan keras si kumis layangkan ke pipi Aldi.Luar biasa marahnya Aldi kini, kesabarannya benar-benar di uji. Si kumis lalu ambil sebuah laptop yang dibawakan anak buahnya.Dia rupanya sudah menyiapkan ini, transfer jumbo tak bisa dilakukan dengan ponsel, sebab pasti ada password khusus. Selain kombinasi angka dan hurup, juga sidik jari serta wajah.“Sekarang kuminta kamu pindahkan semua sisa uang-uang kamu tersebut ke rekeningku ini. Jangan buang waktu, aku malas berdebat, ku beri waktu 5 menit, bila tak kamu lakukan, di sinilah akhir perjalanan kamu ini bersama
Kita tinggalkan sejenak Aldi yang sudah berbulan-bulan berada di Mesir, kita kembali ke Pangkalan Bun, menemui tokoh lainnya, Bianti.Semenjak Aldi berangkat ke Mesir, awalnya komunikasi keduanya lancar-lancar saja, tapi setelah Aldi ke Palestina, komunikasi terputus.Apalagi Aldi sempat tertangkap pasukan zionis dan ponselnya di ambil, lalu ponsel itu lenyap tak tak tentu rimba setelah penangkapan tersebut.Komunikasi keduanya pun benar-benar putus. Bianti memaklumi, walaupun hatinya was-was juga. Terlebih kini dia sudah berbadan dua.Tapi dia tak mau berpikiran terlalu negatif, dia yakin Aldi kelak pasti akan pulang dengan selamat dan berkumpul lagi.Semakin hari perut Bianti semakin besar, seiring usia kandungannya yang makin tua. Hingga tak terasa sudah hampir waktunya dia melahirkan.Tragedi yang tak disangka-sangka pun terjadi...!Aldi dan Bianti lupa, musuh besar mereka tak pernah tinggal diam, apalagi semenjak rumah besar itu diambil alih keduanya. Dendam membara membuat mu
“Pah lihat deh, lucu yaa bayi kembar penganten, tapi yang satunya tampan banget kayak bulay, yang satunya agak gelap kulitnya?”Seorang wanita yang tetap terlhat cantik jelita dengan pakaian fashionable ini menunjuk dua orang suami istri, yang sedang kerepotan menggendong dua anak mereka yang masih bayi.Banyak yang tahu nama mereka, tapi jarang ada yang melihat langsung sosok keduanya.Sehingga pasangan sepadan ini bisa jalan santai tanpa di ganggu orang yang ingin kenalan, atau malah minta foto bersama. Dua orang pengawal keduanya terlihat menjaga jarak, sekaligus tetap waspada.Karena mereka berdua adalah salah satu orang terkaya di Republik ini…!Hari ini Celica dan Gibran Harandy suaminya berencana akan terbang ke Singapura melalui Bandara Soetta.Namun tanpa di duga semua penerbangan tertunda sampai batas waktu yang belum di ketahui, karena cuaca buruk --hujan deras dan angin kencang--.Termasuk penerbangan private jet mereka ikutan delay.Dariada bete di ruang tunggu, Celica la