Tanpa Aldi ini sadari, Jalak dan Laura bicara amat serius di sebuah ruangan kerja Jalak di rumah ini.Keduanya sedikit berdebat dan…topiknya siapa lagi kalau bukan dirinya!“Hati-hati Laura, aku sebenarnya agak curiga dengan Aldi ini, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Lagian anak buahku tolol nggak ketulungan, masa membegal satu orang keok, eh pakai sebut-sebut namaku lagi. Mana yang di begal justru keluarga jauh sendiri lagi. Sudah ku minta selesaikan ke 5 nya, bikin pusing saja!” cetus Jalak kalem.Arti selesaikan artinya ke 5 nya akan dikirim ke alam baka alias di bunuh. Inilah karakter asli Jalak, yang ogah ribet dan kejam.“Hmm…tapi wajahnya emank agak mirip sih dengan kakek buyut Marlan Darham? Aku yakin banget, tu anak emank cucu asli-nya. Apalagi istri kakek buyut benar orang Palembang dan anaknya bernama Renata!” potong Laura.“Justru kalau dia benar cucu Marlan Darham, kitalah yang dalam bahaya saat ini Laura,” sela Jalak tiba-tiba.“Trus, apa rencana Om sekarang?” L
“Belum saatnya kamu tahu, nanti pasti kamu tahu sendiri. Selamat beristirahat, aku juga mau ke kamarku!” Bianti lalu berdiri dan melangkah dengan anggun, tidak menggubris Aldi yang duduk masih dalam kondisi kaget.Aldi kini kembali ke kamarnya, dia membuka jendela dan mengisap rokoknya, sambil merenung apa maksud Bianti mengatakan nyawanya dalam bahaya.Secara kebetulan, jendela kamar Bianti juga terbuka, dia terlihat duduk sendirian di balkon kamarnya.Rumah Jalak ini modelnya hurup U, lantai atas terdiri dari kamar-kamar. Lantai bawah yang luas, selain untuk ruang kerja dan tamu, juga ruang makan serta ruang bermain dan bersantai, bahkan ada semacam ruang rapat.Jarak antara kamar Aldi dan kamar Bianti sekitar 12 meteran, melihat Aldi termenung di jendelanya, Bianti menatapnya. Aldi juga ikut menatap dan keduanya sama-sama senyum di kulum. “Ada rahasia apa yang kamu sembunyikan Bianti dan kenapa nyawaku dalam bahaya?” gumam Aldi sambil mengagumi kecantikan Bianti.Terlihat sudah be
Namun Bianti justru tercengang, Aldi malah bilang akan bertahan di sini, sampai tercapai misinya, sekaligus ingin bongkar misteri apa sebenarnya di rumah ini.“Benar-benar turunan kakek Marlan Darham kamu ini, tak kenal takut. Dulu beliau juga di kenal jagoan dan nekat. Juga termasuk tokoh paling ditakuti, rupanya nurun ke kamu saat ini,” ceplos Bianti, kagum sekaligus ngeri-ngeri sedap.“Jadi kakekku itu jagoan yaa?” lagi-lagi dengan nada polos Aldi bertanya, Bianti makin gemas saja, seperti Margaret dan Irma tadi mendengar pertanyaan pemuda ini.“Iyah, siapa yang tak kenal beliau, asal kamu tahu Aldi, apa alasan beliau sampai jauh-jauh ke pergi Palembang…?”“Iya kenapa Bianti…?” kembali Aldi bertanya antusias.“Karena beliau jadi buronan, setelah membunuh 20 orang sekaligus. Aku juga nggak tahu apa sebabnya, soalnya aku belum lahir saat kejadian itu. Kisahnya simpang siur hingga kini, ada yang bilang 20 orang itu penjahat, tapi ada yang bilang musuh lama yang dendam dan ada juga bil
Sebelum ayam jantan berkokok, tanda masuk pagi, Aldi sudah pergi dari kamar ini, Bianti tersenyum dan mengecup bibir pemuda ini.“Kalau mau ke sini lagi, tunggu tanda dariku,” bisik Bianti, Aldi pun mengangguk dan tak bosan-bosan melumat bibir wanita cantik ini.Aldi pun beringsut-ingsut dan kembali balik ke kamarnya, ia tak ingin kelakuan minornya ada yang tahu.Pagi usai sarapan, Aldi bersikap biasa dengan Bianti, seolah-olah dia tetap menghormati ‘istri’ pamannya ini. Margaret dan Irma juga tak berubah ganjennya, tapi Aldi hanya menanggapi sekedarnya.Baginya Bianti menang segalanya di banding dua wanita ini, walaupun cantik, tapi terlihat karena tertolong make up menor.Apa yang dikatakan Bianti benar adanya, Jalak dan Laura tak pulang sejak tadi malam. Saat Aldi sengaja jalan-jalan di seputaran rumah besar ini, beberapa centeng Jalak yang terlihat berjaga-jaga hanya menatapnya sekilas.Mereka sudah tahu kalau Aldi ini ‘keponakan’ Jalak.“Agaknya banyak rahasia rumah ini semua ber
“Kamu untung hidup, siapa sih di sini yang tak kenal si Jalak, seorang bos begal dan bos pembunuh berdarah dingin serta sangat licik. Tak beda jauh dengan mendiang ayahnya, yang juga saudara tiri kakekmu,” cetus Paman Atui.“Paman…ceritakanlah lebih lengkap, agar aku paham…!!?” Aldi yang masih bingung minta pria tua ini mau membongkar kisah masalalu kakeknya.Ia yakin kisah ini pasti lebih lengkap dari kisah Bianti yang tadi malam dia dengar.Setelah kembali menghela nafas panjang, Paman Atui pun mulai-lah bercerita. Kisah yang dimulai dari kakek buyutnya Aldi, Ahmad Darham.Setelah beberapa kali menikah, Ahmad Darham yang asli bersuku Banjar, akhirnya memiliki seorang anak laki-laki yang tampan dan gagah, yang diberi nama Marlan Darham dari seorang istrinya yang cantik.Sebagai mantan pejuang yang terkenal kebal senjata dan jago berkelahi, Ahmad Darham juga menurunkan ilmu-ilmu ini ke anak kesayangannya ini.Ahmad Darham yang mantan pejuang sadar, wilayah ini sejak dulu tak pernah a
“Itu surat pelimpahan tugas saja Bang, artinya sejak surat itu Abang tanda tangan, mulai kini aku akan jadi dirut perkebunan dan pertanian, yang akan kita rubah jadi badan usaha. Abang tetap jadi Pemilik Tunggal perusahaan ini,” bujuk Sumanjaya hati-hati.Marlan Darham yang setengah mabuk percaya sepenuhnya dengan adik tirinya ini, akhirnya mau tanda tangan.Sumanjaya lega, senyum sinis tersungging di bibirnya.Alasan privasi Abangnya tak terganggu, Sumanjaya pun permisi dan membiarkan Marlan Darham dengan 2 orang LC cantik menemaninya. Tanpa sadar nyawanya terancam…!“Atui, kamu pulang dulu, aku mau istirahat dengan dua denok ini!” Atui pun patuh pada perintah bosnya ini, dia kembali ke rumah besar Marlan Darham.“Itulah kenapa rumah besar Jalak itu banyak kamar-kamarnya, 8 istri kakekmu semuanya masing-masing di tempatkan di satu kamar,” bongkar Paman Atui.Aldi melongo…baru sadar, kenapa rumah Jalak itu banyak kamarnya, ini ternyata rahasianya. Kini Aldi juga tahu, kalau rumah Jala
Namun 1,5 tahun kemudian, pelarian Marlan Darham diketahui aparat, dan saat Renita berusia 1 tahunan.Istrinya juga baru tahu, siapa sesungguhnya Marlan Darham ini. Sesaat sebelum di bawa polisi, Marlan buka-bukaan siapa sesungguhnya dirinya pada istri ke 9 nya ini.Tapi Marlan yang terkenal pria pantang menyerah, apalagi musuh besarnya yang juga adik tirinya belum berhasil dia balas, justru nekat kabur.Pelarian Marlan sis-sia, polisi sudah mengepung rumahnya. Marlan ambruk ke tanah, 3 peluru polisi bersarang ke tubuhnya dan tewas seketika.Ilmu kebal yang sudah dia buang dan bikin dia mandul, penyebab sang jagoan ini tak kuasa melawan takdir.Marlan yang sudah jadi mayat usai otopsi dikembalikan ke istri dan anaknya yng masih balita lalu dimakamkan di sana. Tanpa sempat balas dendam pada adik tirinya yang culas dan licik.Darimana Atui tahu semua ini…?Ini karena sesuai pesan Marlan, istrinya ini diminta menulis surat, yang dialamatkan pada salah satu istrinya di Palangkaraya.Si is
Aldi pun tanpa pikir panjang mengangguk, dan dia di ajak ke belakang rumahnya yang sederhana, air buat mandi ternyata sudah disiapkan istri Paman Atui dan dibantu anaknya yang datang sejak tadi, bersama istrinya.Kedua suami istri pun sampai gemetaran memegang uang 1,5 miliaran itu, karena baru pertama kali melihat dan memilikinya.Paman Atui serahkan semua uang pemberian Aldi itu buat anak dan mantunya. “Aku sudah tua, buat apa juga uang banyak-banyak!” itulah alasan kakek ini.Usai dimandikan yang ada kembang melatinya, Aldi sampai bergidik. Saat Paman Atui kebelakang rumah dan pas balik lagi, di tangannya ada seekor ular kobra hitam yang langsung gepeng kepalanya saat di tangkap kakek ini.Aldi diminta sodorkan tangan dan cap…mulut ular paling beracun di dunia ini mematuk lengannya.Ajaibnya, Aldi merasakan badannya biasa-biasa saja, gigitan ular yang sangat berbisa ini ternyata benar-benar tak mempan padanya.“Na