“Kamu untung hidup, siapa sih di sini yang tak kenal si Jalak, seorang bos begal dan bos pembunuh berdarah dingin serta sangat licik. Tak beda jauh dengan mendiang ayahnya, yang juga saudara tiri kakekmu,” cetus Paman Atui.“Paman…ceritakanlah lebih lengkap, agar aku paham…!!?” Aldi yang masih bingung minta pria tua ini mau membongkar kisah masalalu kakeknya.Ia yakin kisah ini pasti lebih lengkap dari kisah Bianti yang tadi malam dia dengar.Setelah kembali menghela nafas panjang, Paman Atui pun mulai-lah bercerita. Kisah yang dimulai dari kakek buyutnya Aldi, Ahmad Darham.Setelah beberapa kali menikah, Ahmad Darham yang asli bersuku Banjar, akhirnya memiliki seorang anak laki-laki yang tampan dan gagah, yang diberi nama Marlan Darham dari seorang istrinya yang cantik.Sebagai mantan pejuang yang terkenal kebal senjata dan jago berkelahi, Ahmad Darham juga menurunkan ilmu-ilmu ini ke anak kesayangannya ini.Ahmad Darham yang mantan pejuang sadar, wilayah ini sejak dulu tak pernah a
“Itu surat pelimpahan tugas saja Bang, artinya sejak surat itu Abang tanda tangan, mulai kini aku akan jadi dirut perkebunan dan pertanian, yang akan kita rubah jadi badan usaha. Abang tetap jadi Pemilik Tunggal perusahaan ini,” bujuk Sumanjaya hati-hati.Marlan Darham yang setengah mabuk percaya sepenuhnya dengan adik tirinya ini, akhirnya mau tanda tangan.Sumanjaya lega, senyum sinis tersungging di bibirnya.Alasan privasi Abangnya tak terganggu, Sumanjaya pun permisi dan membiarkan Marlan Darham dengan 2 orang LC cantik menemaninya. Tanpa sadar nyawanya terancam…!“Atui, kamu pulang dulu, aku mau istirahat dengan dua denok ini!” Atui pun patuh pada perintah bosnya ini, dia kembali ke rumah besar Marlan Darham.“Itulah kenapa rumah besar Jalak itu banyak kamar-kamarnya, 8 istri kakekmu semuanya masing-masing di tempatkan di satu kamar,” bongkar Paman Atui.Aldi melongo…baru sadar, kenapa rumah Jalak itu banyak kamarnya, ini ternyata rahasianya. Kini Aldi juga tahu, kalau rumah Jala
Namun 1,5 tahun kemudian, pelarian Marlan Darham diketahui aparat, dan saat Renita berusia 1 tahunan.Istrinya juga baru tahu, siapa sesungguhnya Marlan Darham ini. Sesaat sebelum di bawa polisi, Marlan buka-bukaan siapa sesungguhnya dirinya pada istri ke 9 nya ini.Tapi Marlan yang terkenal pria pantang menyerah, apalagi musuh besarnya yang juga adik tirinya belum berhasil dia balas, justru nekat kabur.Pelarian Marlan sis-sia, polisi sudah mengepung rumahnya. Marlan ambruk ke tanah, 3 peluru polisi bersarang ke tubuhnya dan tewas seketika.Ilmu kebal yang sudah dia buang dan bikin dia mandul, penyebab sang jagoan ini tak kuasa melawan takdir.Marlan yang sudah jadi mayat usai otopsi dikembalikan ke istri dan anaknya yng masih balita lalu dimakamkan di sana. Tanpa sempat balas dendam pada adik tirinya yang culas dan licik.Darimana Atui tahu semua ini…?Ini karena sesuai pesan Marlan, istrinya ini diminta menulis surat, yang dialamatkan pada salah satu istrinya di Palangkaraya.Si is
Aldi pun tanpa pikir panjang mengangguk, dan dia di ajak ke belakang rumahnya yang sederhana, air buat mandi ternyata sudah disiapkan istri Paman Atui dan dibantu anaknya yang datang sejak tadi, bersama istrinya.Kedua suami istri pun sampai gemetaran memegang uang 1,5 miliaran itu, karena baru pertama kali melihat dan memilikinya.Paman Atui serahkan semua uang pemberian Aldi itu buat anak dan mantunya. “Aku sudah tua, buat apa juga uang banyak-banyak!” itulah alasan kakek ini.Usai dimandikan yang ada kembang melatinya, Aldi sampai bergidik. Saat Paman Atui kebelakang rumah dan pas balik lagi, di tangannya ada seekor ular kobra hitam yang langsung gepeng kepalanya saat di tangkap kakek ini.Aldi diminta sodorkan tangan dan cap…mulut ular paling beracun di dunia ini mematuk lengannya.Ajaibnya, Aldi merasakan badannya biasa-biasa saja, gigitan ular yang sangat berbisa ini ternyata benar-benar tak mempan padanya.“Na
Setelah isi perutnya terkuras, Aldi pun berkumur-kumur lalu ia langsung ambil wudhu, kemudian sholat Isya dengan khusuk.Lambat laun pengaruh santet dan racun itupun musnah dengan sendirinya. Tubuhnya masih berasa lemas, Aldi buru-buru minum vitamin yang selalu dia bawa di tas ranselnya.“Bahaya kalau aku lemas, jangan-jangan aku di serang anak buahnya,” batin Aldi sambil menelan dua vitamin sekaligus, untuk pulihkan tenaganya.Aldi duduk termenung sambil berpikir.“Jalak agaknya main halus berniat membunuhku. Benar-benar cerdik dan licik,” batin Aldi sekaligus makin waspada.Aldi lalu menatap balkon kamar Bianti, dilihatnya lampu kamar wanita cantik itu masih terang, tanda belum tidur.Lalu dia melirik ke taman di bawah dan melihat anak buah Jalak sepertinya makin nambah jumlahnya.Kalau tadi saat ia datang hanya terlhat 5-6 orang, kini menjadi 15 orang dan terlihat bersiaga dengan mandau di pingga
3 orang yang melompat tadi patah kaki, lantai 2 ini tingginya hampir 7 meteran dari tanah. Sisa 5 orang melawan sekuatnya, tapi yang mereka hadapi anak muda yang sedang ganas-ganasnya.Kebal bacok dan punya keahlian beladiri yang tak main-main dan sudah mendarah daging.Nasib mereka pun sama seperti yang lain ambruk dengan luka parah, darah berhamburan membasahi ubin lantai rumah mewah ini.Margaret dan Irma yang keluar kamar kaget dengar keriibutan ini, keduanya langsung pingsan melihat banyaknya anak buah Jalak yang bergelimpangan, dengan luka-luka berat antara hidup dan mati.Baju dan celana Aldi sudah tak karuan, sobek depan belakang. Nafasnya ngosan-ngosan, matanya tajam menatap anak buah Jalak yang kini tak berdaya.Dengan tenang dia melangkah turun dari lantai dua dan langsung ke taman di lantai dasar.3 orang ART langsung gemetaran melihat Aldi yang melangkah tenang ke lantai dasar. Namun Aldi tak mengganggu mereka, dia terus berjala
Paginya, Aldi terbangun ketika mencium bau harum masakan yang masih panas di meja. Perutnya tiba-tiba lapar, selain makanan tadi malam sudah dimuntahkan, dia juga berduel hidup mati melawan 15 anak buah Jalak.Aldi makin sumringah, di sampingnya ‘Dian Sastro’ sudah duduk di sisi ranjang sambil mengecup pipinya.“Met pagi sayang, nyenyak banget bobonya, ayooh cuci muka, lalu kita sarapan!” Bianti menarik tangan Aldi dan tak lama mereka pun sarapan berdua.Sambil menyantap masakan yang ternyata di buat Bianti dibantu 3 ART yang tadi malam hampir pingsan menyaksikan duel maut antara Aldi dan 15 anak buah Jalak, Aldi pun ingin tahu latar belakang wanita cantik ini.“Bianti…saatnya kamu cerita, siapakah kamu ini sebenarnya!” tanyanya, sambil ngelap mulut setelah kenyang.“Sebenarnya, kita ada hubungan Aldi, walaupun sudah agak jauh!” Bianti mulai terbuka siapa dia. Aldi membulat sesaat matanya, lalu
“Mandau yang ku serahkan ke kamu itu sebenarnya milik Kakek Marlan Darham, yang tak sengaja ku temukan di rumah ini, lalu diam-diam kusimpan,” bongkar Bianti.Saking takjubnya dengan pengakuan Bianti, Aldi pegang lagi mandau yang bikin 15 anak buah Jalak keok.Keduanya tak sadar, sejak tadi saat bicara selalu mepet-mepetan. Aldi baru kaget menatap pakaian Bianti, yang hanya kenakan daster tipis dan…tak ada apa-apanya lagi dalamnya.“Hmm…apa kamu masih…nafsu, walaupun kamu dah tau kita ini sepupuan misan….???’ Bianti goda Aldi.Sambil memperbaiki rambut panjangnya yang harum, hingga ketiaknya yang putih mulus bikin jakun pemuda ini naik turun.Sebagai jawabannya, Aldi berdiri, lalu kunci pintu kamar ini, tanpa di duga, dia membopong tubuh Bianti, sampai si denok ini terpekik kaget.“Kita bikin keturunan Harnady dan Darham yang baru sayang. Aku akan peristri dan hamili kamu,&rdquo