Share

Mulai Curiga

Author: Yuni Rosa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Te- Temen lamaku Mas, waktu masih gadis dulu. Orangnya baik, ramah, dan pekerja keras. Ini ada juga baju baru untuk Mas dan Deta, Ibu juga. Sekali-sekali kok Mas, lagian Julia kan gak ngeluarin uang. Itu aja kok sewot sih Mas," celetuk Julia, tanpa merasa bersalah.

"Tapi Julia, Mas perlu tau kalo kamu itu mau kemana. Acara apa, kan bisa kamu kasih tau lewat hp. Biasanya juga gitu kan," sergahku, sambil berdiri di depan Julia.

"Apaan sih Mas, itu aja jadi masalah buat Mas. Aku juga gak pake uang yang Mas kasih tempo hari, ini tuh semua pemberian teman lamaku. Ngerti!" gertak nya, sambil menerobos masuk ke dalam kamar.

"Julia, buat Mas gak masalah kalau kamu pake uang asal untuk keperluan yang penting dan sesuai waktu dong Julia. Ini, kamu sampai malam baru pulang. Ngapain aja?" protesku, sambil berdiri di depan pintu kamar.

"Ah, terserah. Susah ngomong sama Mas, hidup itu perlu refresing. Bukan di rumah aja, ngabisin waktu!" suara Julia mulai meninggi.

Ku lihat ibu sedang berdiri sedih di belakangku. Aku tak bermaksud membuat hati ibu terluka dengan pertengkaran kami. Aku hanya ingin Julia sadar dengan apa yang ia lakukan.

Tak ada acara makan malam seperti biasanya, aku menyuruh ibu dan Deta makan terlebih dahulu. Rasanya perutku belum terasa lapar, pikiran tak menentu. Kemudian ibu dan Deta beranjak ke kamar yang bersebelahan dengan kamar kami. Sedangkan Julia masih terlihat merapikan meja makan, kemudian mencuci piring bekas makan malam ini.

Malam pun semakin larut, tetapi mata ini tidak mau terpejam. Entah kenapa malam ini aku sangat gelisah, padahal besok harus bangun pagi. Kulihat Julia sudah terlelap dalam tidurnya, hanya terdengar bunyi jangkrik yang sedang bersuara.

Aku pun segera pergi kedapur untuk membuatkan secangkir teh panas, sambil menuju ke dapur aku sengaja melirik anakku ke kamarnya. Ternyata ibu mertuaku yang masih terbangun.

Beliau terlihat sangat sedih, akan tetapi aku enggan menyapanya. Mungkin beliau sedang memikirkan sesuatu, atau merenung tentang kejadian tadi.

"Kasihan Ibu, karena kepolosan dan lugunya sampai-sampai ibu tak bisa menolak inginnya Julia," batinku, sambil memandang ibu dari luar kamar.

Segera aku langkahkan kakiku menuju dapur, ingin sekali aku mengajak ibu mertuaku ikut minum teh hangat ini.

"Bu, mari kita minum teh manis hangat. Biar Ibu gak terlalu mikir, yok Bu, kita duduk di depan tivi," ujarku, sambil mengajak ibu dari pintu kamar.

"Kok belum tidur Nak? Kok pada buatin teh untuk Ibu?" tanya ibu sambil beranjak menuju ke ruang tamu.

"Ah, gak papa kok Bu cuma gak bisa tidur aja. Gak tau kenapa malam ini gak bisa pejamkan mata," jawabku, sembari menyeruput teh buatanku.

"Iya Nak, Ibu juga gitu. Ibu gak bisa tidur, kasihan ingat Neti sama Indra Nak. Belum lagi dengan sipat Julia yang akhir-akhir ini jadi aneh," tukas ibu mertuaku, dengan wajah sedihnya.

"Sabar Bu, udah nasib Ibu punya anak seperti Julia. Ibu kan lihat sendiri, aku gak pernah batasin hubungan Julia sama Mbak Neti toh?" sahutku dengan penuh perhatian.

"Iya Nak, Ibu tau dengan perhatian kamu ke Ibu sama Mbakmu. Ibu cuma gak habis pikir sama sikap Julia, dan sering pergi entah untuk apa," lirih ibu mertuaku, sambil tatapan kosong.

"Sudah Bu, gak usah jadi beban. Besok Mbak Neti pasti kesini antarin Indra, bisa aja Julia gitu karena sayang sama Ibu. Tapi cara penyampaian nya gak tau," ucapku, untuk menenangkan hati ibu. Dan mengesampingkan perasaanku.

Tak lama, akhirnya mata pun meminta untuk tidur. Aku pun mempersilahkan ibu mertuaku tidur duluan ke kamarnya. Sedangkan aku membereskan gelas terlebih dahulu. Kemudian beranjak tidur.

Pagi-pagi sekali aku pun segera bangun, aku tak melihat Julia ada di dapur memasak. Segera aku mengambil air wudhu, sebelum sholat subuh. Setelah sholat, aku kembali ke dapur tapi tak juga menemukan Julia. Karena terasa asing, tidak seperti biasanya. Aku pun mencari Julia ke kamar ibu dan Deta, ternyata Julia sedang mengutak-atik ponsel ibu.

Julia pun terkejut melihatku datang ke dalam kamar, kemudian ia segera beranjak dari tempat tidur ibu.

"Ngapain sih Dek, akhir-akhir ini kamu sering pegang ponsel nya Ibu?" tanyaku tanpa menyinggung kejadian semalam, sambil melangkah ke dapur.

"Kenapa sih Mas, kepo amat dengan Julia!" gerutunya dengan suara hampir tak terdengar.

"Julia, apapun yang kamu lakukan atau mau kemana, Mas harus tau. Kamu itu istri Mas," ucapku sambil menatap Julia yang berdiri mematung.

Tapi Julia tidak merespon sedikitpun.

Aku segera mandi, tak lama setelah mandi Julia telah selesai menyiapkan segalanya. Karena malam Julia sudah memasak nasi, tinggal menghangatkan ikan yang telah sengaja ia masak, sebelum tidur.

Aku pun segera sarapan dan mengambil bekal makan siang, sambil mengusap rambut Deta, aku pun pamit kerja.

Aku sengaja mengambil lembur, dan tiba di rumah tepat pukul delapan malam. Ibu dan Deta sedang menonton televisi, dan kulihat Julia sedang berbaring membelakangi pintu kamar. Ia asyik memandangi ponsel ibu, entah apa yang ia lakukan di sana.

"Loh, Julia, siapa lagi sih yang hubungi ibu? Kok sering banget ya ibu dapat telpon malam gini," tanyaku, sambil mendatangi Julia yang berbaring.

"Kamu bisa gak sih Mas, gak ngurusin apapun tentang aku!" gertak Julia, sembari bangun dari pembaringan.

"Julia, coba Mas lihat ponsel ibu. Mas pengen lihat, belakangan ini sikapmu sedikit aneh. Coba sini Mas lihat," titahku sambil menggenggam tangan Julia.

"Mas kamu jangan buat malu ya, ini nih hp ibu tau!" bentaknya, sambil mempertahankan ponsel ibu.

"Apanya yang buat malu. Mas cuma pengen lihat, ngapain aja kamu pake hpnya ibu, sini!" gertakku, sambil menarik tangan Julia.

"Riyadi, Julia. Kalian ada apa, jadi bertengkar lagi, nanti tetangga pada tau Nak," tiba-tiba ibu datang melerai pertengkaran kami.

"Ini nih Bu, aku pengen tau hp ibu digunakan buat apa. Aku mulai curiga Bu, jangan-jangan Julia sedang selingkuh pake hpnya Ibu. Salahkah aku kalau menaruh curiga Bu?" tanyaku dengan intonasi sedikit meninggi.

"Ya Alloh Julia, apa yang kamu lakukan Nak?" tanya ibu dengan tersedu-sedu, dan berurai air mata.

"Sini hpnya Julia, cepat!" bentakku lagi, sambil merampas ponsel ibu.

Dan akhirnya ku dapatkan, waktu seolah berhenti berputar. Dan nafasku seolah terhenti dengan sendirinya, seperti busur panah yang menancap tepat di ulu hatiku.

Ternyata benar, Julia sedang selingkuh. Ingin muntah rasanya, tubuhku mulai bergetar menahan emosi yang sedang memuncak.

Related chapters

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Ketahuan

    "A- Apa ini Julia! Ternyata selama ini kamu membohongi ku? Ternyata kamu sering pergi keluar untuk menemui lelaki biadab ini!" amarahku tak bisa ku bendung lagi. Aku pun menarik Julia ke kamar kami, aku tak menyangka Julia tega mengkhianati pernikahan kami. Aku melihat aplikasi hijau yang memperlihatkan chat percakapan mereka berdua. Sapaan mesra dan emoji yang luar biasa tanda merah berbentuk animasi hati. "Mas, itu bukan selingkuhanku. Kamu salah sangka Mas, gak mungkin aku macam-macam di belakang kamu Mas," rengek Julia, dengan begitu banyak keringat dingin yang bercucuran. "Apalagi yang mau kamu tutupi Julia, ini juga banyak pesan yang sudah kamu hapus!" sergahku, sambil menunjukkan beberapa pesan dengan tanda hapus. "Nak, tolong jangan kelewat emosi Nak. Ingat Ibu sama Deta Nak, Ibu mau lakukan apa aja asal kamu gak marah lagi Nak," ibu berjongkok sambil memohon-mohon di kakiku. "Ibu, ini bukan salah Ibu. Jangan melibatkan diri Bu, tolong bawa Deta ke kamarnya Bu. Cepat," uc

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Rencana Baru.

    Pov Julia"Ah, Mas Riyadi pake acara ngusir segala lagi. Dasar suami gak becus, gak bisa nyenengin istri. Barang mahal di bakar!" batinku. Aku pun beranjak dari teras rumahku. Aku bingung, belum tau akan kemana. Setelah mas Riyadi mengusirku tadi, aku sedikit lunglai. Ku akui, aku memang sengaja menjalin hubungan dengan seorang pria beristri. Namanya mas Fajar. Karena, aku butuh seseorang untuk memanjakanku. Aku butuh seseorang yang mau memberikan aku barang-barang mewah. "Aku harus menghubungi Mas Fajar. Aku harus minta rumah kontrakan," batinku, sambil merogoh ponselku dari tas. Aku pun segera mencari nomor mas Fajar di layar ponselku. Tak lama, aku menemukannya. Kemudian menghubungi nomornya, tak menunggu lama panggilan ku mendapat respon. ["Halo sayang, ada apa malam gini hubungin Mas,"] sapa laki-laki itu. ["Mas, bantuin aku dong. Aku di usir suamiku, sekarang aku gak tau mau kemana lagi Mas,"] ucapku, dengan nada mengiba. ["Kok bisa gitu sayang? Pasti gak hati-hati lagi kan

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Di rumah Teman.

    Mas Fajar pun terperanjat. Kemudian terlihat gelisah, aku jadi heran. "Sayang, kamu pindah ke meja belakang dulu. Nanti, setelah temennya istri Mas pergi. Baru kamu ke sini lagi," saran mas Fajar. "Oh, oke Mas. Tunggu, aku pindahin sarapan ku dulu ya?" sahutku, sambil pindah duduk kemudian memindahkan piring dan gelasku. Akhirnya, aku pun duduk di meja belakang mas Fajar. "Assalamu'alaikum, Mas Fajar. Cek in di hotel ini juga ya?" sapa wanita sebaya istri mas Fajar. Namanya mbak Linda. "Waalaikumsalam Linda, kamu mau nginap di sini juga ya?" jawab mas Fajar, sambil menjabat tangan mbak Linda. "Iya Mas, kebetulan anak-anak pengen refresing. Ayahnya baru pulang dari dinas," ucapnya, sambil menenteng perlengkapan mereka."Bagus dong Lin, anak-anak memang butuh liburan," saran mas Fajar, asal. "Iya, betul Mas. Aku sengaja pilihin tempat ini,karena udah bosan ke pantai terus. Oh iya, kapan Mas Fajar liburan sa

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Dapat Kontrakan Baru.

    Aku pun mengatur nafas dalam-dalam. Aku belum bisa menunjukkan keberadaanku saat ini. Intinya, aku masih punya rencana yang lain. Aku ingin mas Fajar tidak mengetahui tentang rumah baruku. "Gini Mas, gimana kalau nanti malam Julia aja yang nemui Mas ke hotel?" usulku. "Kenapa sayang?" tanyanya, dengan rasa penasaran. "Gini Mas, rumah ini masih berantakan banget. Kamar juga belum rapi, kan aku sendirian yang bersih-bersih," kataku berkilah. "Ya udah deh, nanti malam Mas tunggu di hotel biasa ya," ucapnya, menyerah. "Oke Mas, aku lanjut bersih-bersih dulu ya?" ucapku, dengan suara lembut. "Oke sayang, nanti malam yang wangi ya?" gombalnya lagi. "Gombal," seruku, sambil mematikan ponselku. Setelah pertemuan malam itu, aku berusaha membuat mas Fajar percaya bahwa aku masih sibuk membereskan rumah yang berantakan. Keesokan harinya, aku bergegas mencarikan kontrakan. Tujuanku, agar mas Fajar selalu

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Penasaran

    Aku tak mengenal siapa wanita cantik yang menemani ibuku, apa mungkin itu calon istri mas Riyadi? "Tunggu Mira, aku gak mau Ibuku melihatku sekarang. Yuk, kita tunggu di cafe sebelah," ajakku, sambil berjalan ke luar. Di ikuti Mira di belakangku.Dengan rasa penasaran, aku duduk sambil memperhatikan dari dalam cafe. Siapa yang menemani ibuku saat ini? Kemudian kami pun memesan minuman yang cocok untuk kami nikmati. Setelah menunggu selama satu jam lebih, mereka berdua pun keluar dari tempat salon. Ibuku terlihat sangat terawat penampilannya. Tanpa terasa air mataku berurai, ternyata sudah hampir setahun sudah aku berpisah dari mereka bertiga. Ibu terlihat berbeda sekali, dan saat ini aku sangat merindukan ibu dan anakku, Deta. "Mir, kira-kira perempuan itu siapa ya? Aku jadi penasaran," tanyaku, sembari memperhatikan ibuku dan wanita yang bersamanya. "Jangan bilang, kamu curiga suami kamu nikah lagi ya?" curiganya benar, tetapi aku bukannya cemburu. Hanya saja, merasa heran. Anda

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Pesan Talak Dari Mas Riyadi

    Aku pun membuka pesan balasan, yang isinya sangat membuatku terkejut. Jantungku berdegup dengan kencang, seolah aku tak mampu untuk bernafas. Sebuah video perselingkuhanku dengan mas Fajar,berhasil masuk ke galeri ponselku melalui whatsapp. Aku tak tau dari mana mas Riyadi mendapatkan video panasku dengan mas Fajar. Di susul dengan pesan yang berisi, talak untukku. ["Aku Riyadi, hari ini juga aku talak kau Julia binti Mustofa. Mulai hari ini, kau bukanlah istriku lagi!"] isi pesan mas Riyadi, melalui ponsel ibuku. Kemudian aku pun membalas pesannya, dengan sedikit sindiran. Walau perasaanku seperti hancur berantakan, mengingat anak semata wayangku. ["Aku terima talakmu Mas, lebay amat sih. Paling juga, perempuan yang mau sama kamu orang kampungan. Yang mau hidup pas-pasan. Iya kan?"] balasku. ["Hubunganmu dengan Deta tidak akan putus, kau bisa menjenguknya bila mau. Masalah wanitaku siapa, bukan urusanmu!"] geramnya.Tak begitu lama, mas Fajar menghubungiku. Seperti biasanya, mas

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Takut Untuk Berpaling Dari Mas Fajar

    "Kalau kamu mau, aku bisa comblangin kamu ke cowok tajir Jul. Rahasia aman seratus persen. Gimana?" tawarnya lagi, sambil sedikit berbisik. Ku akui, aku ingin sekali materi yang banyak. Tapi, di lain sisi aku takut untuk berpaling. Karena jika sampai ketahuan, aku bisa saja di campakkan begitu saja. Iya, kalau cowok barunya baik seperti mas Fajar. Gimana jika tidak? "Gak deh Mir, karena aku masih di tahap nyaman. Aku gak mau terulang kedua kalinya," elakku, dengan terus berfikir positif. "Ih, naif banget sih. Fajar itu suami orang Jul, gak mungkin istrinya mau di madu kalau kamu nikah," tuturnya. "Tapi, saat ini aku off dulu deh buat selingkuh. Apalagi aku baru aja dapat talak dari Mas Riyadi," ungkapku, sembari memberi kejelasan. "Apa! Kamu udah di talak?" tanyanya, dengan penuh selidik. "Iya Mir, jadi aku break dulu deh. Seandainya nikah juga, aku tunggu rumahku lunas," ujarku, seraya meneguk minuman bersoda. "Iya deh Jul, maaf jika aku tadi lancang. Aku gak tau kalau kamu di

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Pov Riyadi (Awal Perkenalan Dengan Ririn)

    Setelah aku mengusir Julia malam itu, ada rasa bersalah yang mengganjal. Pikiranku terus berkecamuk, dan timbul rasa sesal yang tiba-tiba menghantui pikiranku. "Gimana kalau Julia hanya sebatas shoping, dan tidak melakukan hal yang yang gak pantas?" batinku, mencoba menimbang-nimbang keputusan untuk Julia. Kemudian, aku pun meminta dengan sangat sopan, ponsel ibu mertuaku. Aku lihat ibu mertuaku tampak sedih, matanya sembab. Begitu juga dengan Deta, anakku. "Bu, Ibu jangan sedih. Ini Riyadi lakukan agar Julia sadar," terangku, meyakinkan ibu. "Iya Riyadi, gak papa. Ibu tau, anak Ibu salah. Ibu gak bela Julia kok," ucapnya sedih, sambil menghapus air matanya yang kembali luruh. "Kita do'akan aja, biar Allah menyadarkan Julia Bu. Coba sini ponsel Ibu," pintaku dengan penuh harapan, bahwa di ponsel ibu ada bukti yang akan meringankan keputusanku. "Ini Nak," ucapnya, sambil memberikan ponsel miliknya. Setelahnya, aku pun beranjak ke kamar. Di dalam kamar, aku mengutak-atik ponsel i

Latest chapter

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Julia datang dan mengharapkan kehadiranku di pernikahannya.

    Sebuah pesan whatsapp pun masuk ke ponselku, sore ini. Aku segera membuka, dan membaca pesan yang ternyata dari Julia. ["Assalamu'alaikum Mas Riyadi, ada di mana sekarang? Kebetulan aku mau ke rumah ..."]Segera aku berlari menjumpai Ririn, untuk memberitahukan kabar ini. Karena aku yakin, inilah kabar yang kami tunggu-tunggu. "Ririn sayang, coba lihat nih. Ada chat whatsapp dari Julia, katanya mau ke rumah sekarang. Gimana ya?" tanyaku, sambil menunjukkan ponselku padanya. "Balas aja Mas, suruh ke sini. Kita ngumpul di sini aja deh," jawab Ririn, dengan ceria. "Iya deh, tapi gak papa kan Rin?" tanyaku balik. "Loh Mas kok nanya gitu sih, bentar lagi kalau kita nikah ,,, rumah Ririn juga jadi rumahnya Mas juga. Kok jadi gitu sih nanyanya?" jawabnya, simpel dan bermakna. "Ya udah Mas balas ya?" saranku, sambil menuliskan sesuatu di sana. ["Waalaikumsalam Julia, Mas sama Ibu dan Deta sekarang di rumah Ririn. Ririn sedang sakit, kamu bisa ke sini ya? Entar kita shareloc aja," pesan

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Ririn sembuh dan boleh pulang ke rumah.

    Setelah tiga hari di rawat, Ririn sudah bisa pulang ke rumah dengan sehat. Dan harus jaga pola makan yang teratur, dan jangan melanggar pantangan makanan. Dari dulu, aku sangat tidak suka dengan penyakit yang berkaitan dengan lambung. Karena sangat menyiksa, dan sering terjadi komplikasi. Tapi, syukurlah aku tidak mempunyai riwayat penyakit lambung. Hanya yang ringan-ringan saja. "Ibu mau masak dulu untuk siang ya? Kamu istirahat aja dulu. Ibu nanti nyusul istirahat kalau udah selesai masak," ucap ibu, setelah sampai di rumah. "Iya Bu, aku kangen masakan buatan Ibu. Tapi jangan yang di pantang kan untuk Ririn ya Bu?" seru Ririn sambil tersenyum riang. "Aman tuh Rin, nanti Ibu yang atur. Biar kamu bisa juga makan tanpa masalah," goda ibu, sambil menggoyangkan kuali di tangannya. "Makasih loh Bu, udah mau repot ngerawat Ririn. Ririn janji pasti akan menyayangi Ibu sampai kapan pun," ucap Ririn sambil berjalan kearah ibu, kemudian memeluk tubuh ibu yang sudah tua. "Ya udah, kamu isti

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Pov Riyadi.

    Bab 30Pov RiyadiRirin mual, dan tambah lemas. Aku tak mau terjadi apa-apa dengannya. Ya Allah, sembuhkanlah Ririn. Kuatkan dia, kembalikan kesehatannya. Aku berkali-kali membatin memohon kesembuhan untuk Ririn, calon istriku. "Rin, pokoknya sekarang juga kita ke rumah sakit ya? Aku gak mau terjadi apa-apa dengan kamu. Badan kamu lemah," saranku, sambil merangkul tubuh Ririn ke posisi duduk. "Gak usah pake tanya-tanya Riyadi, pokoknya kita bawa sekarang Nak. Takutnya nanti, Ririn kenapa-kenapa, gimana?" desak ibu, sambil memijit punggung Ririn. "Terserah kamu Mas, aku merasa tambah lemah sekarang. Tolong Mas ke kamar, ambilin dompet Ririn sama perlengkapan Ririn ya Mas?" pinta Ririn, dengan nada lemah. Ya, Ririn memang memiliki riwayat asam lambung. Sedikit saja salah makan, akan berdampak buruk bagi lambungnya. Tapi, aku yakin kok Ririn pasti sembuh. Aku segera menuju kamar atas persetujuan Ririn. Dan segera menyiapkan segala perlengkapan untuk di rumah sakit. Jujur saja, aku ta

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Mbak Ratna perlahan pulih.

    Dua hari tak bertemu mas Fajar, batinku seolah hampa. Ada rasa yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Hari ini, adalah hari yang telah aku janjikan untuk bertemu mbak Ratna. Entah mengapa, aku mulai menyayangi mbak Ratna seperti mbak sendiri. Aku pun bersiap, dan kemudian memberikan arahan seperti biasa kepada karyawan restoranku. Aku juga tidak mau ada pikiran yang negatif dari mereka, karna aku sering bepergian. Setelah kurasa sudah klop, aku pun segera pergi. Grabcar pesananku pun tiba di depan halaman restoran sekaligus rumahku. Iya, aku bukan tak punya uang buat beli mobil pribadi untukku. Tapi, aku hanya ingin menyisihkan sejumlah uang untuk kuberikan pada Deta kelak. Dan aku sudah mengalihkan sejumlah uang ke deposito, atas nama Deta. Bagaimanapun, Deta telah lama tak pernah ku rawat. Tak pernah lagi memasak untuknya, tak pernah membelainya sebagai anak semata wayangku. Ini wajar aku lakukan untuk menebus rasa bersalah ku padanya. Tak lama perjalanan yang ku tempuh,

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Mbak Ratna mulai sadar dari koma.

    "Baik Julia, aku akan bersikap baik sama Azizah. Aku akan anggap dia sebagai anakku sendiri. Kamu jangan khawatir ya? Apapun pasti aku lakuin untuk kamu," ungkapnya, dengan bibir tersenyum manis. "Oh ya Mas, setelah perlengkapan Nabilla siap, kita harus cepat ke rumah sakit. Takutnya perawatnya udah jenuh, yok?" usulku, kemudian di anggukkan sama mas Fajar. Segera kubantu Azizah membereskan perlengkapan Nabilla, begitu juga dengan pakaian dan susu formula untuk Nabilla. Tampak Azizah begitu bersemangat melakukan tugasnya. Dengan telaten dan penuh kesabaran ia menimang bayi kecilnya mas Fajar. Ia perlahan mengusap kepala Nabilla. Aku jadi bangga punya keponakan yang sangat bijak. Insya Allah, Azizah betah dan baik ke depannya. Amin. "Julia, ayo kita berangkat ke rumah sakit. Nabilla sudah sangat anteng dengan Azizah. Aku ingin bilang sama Ratna kalau Nabilla sudah berada di tangan yang pas," ajak mas Fajar dengan bersemangat. "Oke, sekarang kita berangkat. Aku juga gak bisa lama-la

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Aku menemukan pengasuh untuk bayinya mas Fajar.

    Akankah aku yang akan mengurus bayinya mas Fajar? Aku belum sanggup untuk mengurus seorang bayi, apalagi sekarang aku sedang merintis usaha baruku. Mana mungkin aku bisa mengambil alih tugas mbak Ratna sebagai ibunya. Bukan maksudku untuk mengelak, tapi aku masih ingin fokus dengan usahaku. Terlihat mas Fajar suntuk dengan pikirannya, dan tentunya berkaitan dengan kondisi anaknya. Ia enggan memintaku untuk mengurus bayinya, sungguh! Aku belum sanggup. "Julia, bisakah kamu mencarikan untuk bayiku pengasuh?" tanya mas Fajar, sambil duduk terpaku. "Nanti aku carikan Mas, insya Allah. Aku akan usahakan yang terbaik untuk anakmu Mas," ucapku memberikan semangat. "Makasih Julia, Mas sudah gak bisa berfikir normal. Mana Mas harus memperhatikan dan mengurus Ratna, nyusul lagi keadaan anakku yang memang harusnya sudah di rumah, Mas stress banget sayang. Mas gak tau harus apa," keluhnya, sambil tertunduk layu. "Udah Mas gak usah terlalu stress, ingat kerjaan Mas. Kalau Mas sakit, siapa ya

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Mbak Ratna koma.

    Kasihan benar mbak Ratna, Ya Allah berikan kekuatan untuk mbak Ratna. "Dokter! Dokter! Tolong, cepat tangani istri saya Dok. Saya gak mau istri saya kenapa-kenapa," teriak mas Fajar, panik. Tanpa sadar, aku pun tiba-tiba saja iba melihat reaksi mas Fajar. Secara spontan aku merangkulnya, sambil menatap mbak Ratna yang sudah tak sadarkan diri. "Ratna ... Kamu harus kuat sayang. Kamu gak boleh pergi sayang, kamu harus sembuh biar kita kumpul lagi Ratna. Mas mohon," pekik mas Fajar, histeris banget. "Mas, yang sabar dong. Kok kamu jadi lemah gini, apa kamu lupa kalau kita punya Allah. Mas gak pergi sholat?" tiba-tiba saja kalimat itu terlontar dari bibir ini. Mas Fajar mematung, ia baru sadar akan kata-kata yang baru saja aku ucapkan. Kemudian ia, berdiri dan meraih jemari mbak Ratna. Ia menangis, dan memeluk tubuh lemah istrinya yang masih cantik itu. Entah apa yang ia bisikkan di telinga mbak Ratna. Dasar laki-laki, setelah diambang kematian di situlah mereka sadar akan kebejatann

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   pov Julia

    Aku diam seribu bahasa, bingung akan bagaimana. Antara penasaran dan ingin cuek. Tapi Mas Fajar masih saja dengan sikap yang dingin, tanpa ekspresi hangat seperti dulu. Dia berdiri mematung di hadapanku, sambil menatap kosong padaku. Ingin rasanya menanyakan lebih dulu, gerangan mas Fajar begitu. Tapi, aku tahan agar tak terlalu menunjukkan kekhawatiranku padanya. "Julia ... Mas gak tau mau mulai pembicaraan denganmu dari mana. Tapi bisa kamu lihat, Mas sekarang sedang dalam problem." tutur mas Fajar, dengan wajah layu. "Terus ... Hubungannya dengan Julia apa?" tanyaku, pura-pura tidak mengerti. "Julia, tolong mengertilah sama Mas. Mas sekarang mengkhawatirkan Ratna, dia terkena kanker stadium tiga. Dan sedang menjalani kemoterapi, Mas mohon temani Mas. Kasih semangat buat Mas dong sayang ..." mas Fajar mulai menjelaskan sambil meraih tanganku. "Kok kamu aneh ya Mas? Istri sakit keras, bisa-bisanya Mas minta semangat dari aku. Apa Mas gak kasihan sama Mbak Ratna? Jangan egois don

  • Istriku Selingkuh Pakai Handphone Mertuaku   Pov Julia.

    Mas Fajar memang keterlaluan, bisa-bisanya dia menggantung harapanku tanpa memikirkan perasaanku. Ia sengaja menjanjikan hal yang membuatku terangkat ke awan, dan akhirnya ingin menghempaskan jika tidak mau menuruti keinginannya. Sebenarnya bukan aku tak mau menikah dan menjadi istri keduanya. Tapi aku masih ingin mempunyai rumah dan harta yang lain tanpa sepengetahuannya. Aku mau menyisihkannya untuk Deta, suatu saat nanti. Kemudian aku membalas pesan whatsapp dari mas Fajar, yang aku perkirakan hanya menggertak saja. ["Kalau itu yang Mas mau, aku bisa apa. Mungkin Mas tak sepenuhnya mencintai aku, untuk saat ini kita gak usah ketemu dulu Mas. Aku bingung, karena ada juga lelaki yang menginginkan aku,"] send. Kalimat yang kubuat asal-asalan, untuk serangan balik. Setelahnya, aku pulang dari kafe karena muak dengan sikap mas Fajar yang sengaja mempermainkan perasaanku. Setelah aku menaiki grabcar pesananku, kembali aku memeriksa pesan yang aku kirim tadi. Akhirnya udah centang dua

DMCA.com Protection Status