Kedua pengawal berpedang emas itu memancarkan aura yang mengerikan, tingkat kultivasi mereka setara dengan Ryuu."Bolehkah kalian membantuku? Ada yang perlu kusampaikan pada Yang Mulia.""Shiu!"Seorang pengawal menghunuskan pedang emasnya ke arah leher Ryuu."Pergi dari sini atau mati."Aura di tubuh kedua pengawal berpedang emas itu menjadi makin mengerikan dan diselimuti dengan niat membunuh.Ryuu tidak berdaya, tetapi pada saat ini, Lina keluar dengan membawa sebuah tasbih."Yang Mulia!"Kedua pengawal itu menyimpan pedang emas mereka, lalu berlutut.Ryuu sudah berlutut, dia memohon dengan terisak-isak.Lina berjalan menghampiri Ryuu sambil berkata, "Angkat kepalamu!"Ryuu tidak berani langsung mengangkat kepalanya, sekujur tubuhnya bergetar hebat!"Berlututlah dengan baik. Tunggu sampai Dirga datang baru bunuh diri!""Bum!"Ryuu benar-benar pupus harapan, kepalanya berdengung hebat dan sekujur tubuhnya pun merosot ke tanah.Lina mengabaikan Ryuu, lalu kembali ke pintu masuk kediam
Dirga mengangguk.Saat pertama kali bertemu dengan Sisian, dia sudah menyadari bahwa kultivasi Sisian tersegel.Orang yang menyegel kultivasi Sisian sangat lihai. Dirga pernah mencoba untuk menjangkau segel itu, tetapi dia hampir kehilangan nyawanya.Dapat dibayangkan betapa mengerikan orang yang menyegel kultivasi Sisian. Dirga yang sekarang masih belum sanggup menghadapinya!Kejadian itu berlalu begitu saja. Saat Rafan dan Zira mengirimkan informasi Sisian sebelumnya, mereka sempat membahas soal masa lalu Sisian.Dia adalah seorang gadis yang misterius. Hanya Sekte Ramuan yang mengetahui masa lalu dan rahasianya."Sudahlah, jangan terlalu memikirkan soal Sisian, nggak usah anggap serius.""Tiba saatnya nanti kita akan tahu. Tapi aku yakin kalau kultivasinya dibuka, dia mungkin bisa membunuh semua orang yang disebut sebagai pendekar dengan satu jentikan jari.""Apa?!"Kali ini, bukan hanya Gesa dan Quinza, bahkan Catthy dan Alika pun kaget hingga menganga.Dirga memandang keempat wani
Dirga yang berdiri di hadapannya ini tetap membuatnya kaget.Dia sering membayangkan momen pertemuannya dengan Dirga dan pernah memprediksi sifat Dirga.Namun saat bertemu dengan Dirga, dia tidak dapat mengucapkan satu pun kata-kata yang sudah dia siapkan.Dirga membawakan suatu perasaan yang menakjubkan, tetapi sangat biasa.Dirga yang berada di hadapannya ini tidak tampak seperti seorang pendekar, apalagi orang yang menggemparkan Kota Phona belakangan ini.Sebaliknya, dia tampak seperti rakyat biasa yang tidak menonjol!Melihat Lina diam, Dirga pun berkata sambil tersenyum, "Tuan Putri Yang Terhormat, apa kamu terpukau oleh ketampananku?""Bagaimana kalau kamu membawaku ke kamarmu? Kita berinteraksi secara mendalam?""Aku memang sangat menarik di mata wanita. Lihatlah, aku sudah punya tujuh istri. Meskipun kamu lebih tua dariku, aku nggak keberatan. Mungkin akan ada percikan cinta di antara kita.""Dirga, bajingan kamu!"Kedua pelayan Lina beserta seluruh pengawalnya emosi. Sebelum m
Lina segera menghentikan pertarungan."Kenapa? Mau menyerah? Aku sudah lama menantikan hari ini, baru nggak seberapa?"Wajah Dirga berlumuran darah sehingga senyumannya tampak sangat mengerikan.Lina mengerutkan kening sambil berkata, "Kamu sudah punya tujuh istri, semuanya sangat cantik dan unggul.""Terutama Zira, kurasa sekarang tingkat kultivasinya setara denganmu.""Kenapa kamu masih belum puas? Bisa-bisanya tertarik pada wanita tua sepertiku?"Mendengar ucapan ini, Dirga pun terkekeh."Hidup sungguh membosankan, lagian kamu memang cantik! Berbeda dengan ketujuh istriku, apalagi kamu adalah tuan putri sulung Dinasti Tuyam.""Kalau aku mengencanimu, keponakanmu itu mungkin akan sungkan padaku."Lina mendengus dingin, lalu berkata, "Jangan mimpi di siang bolong! Sekalipun aku menjadi istrimu, keponakanku tetap akan membunuhmu.""Tapi jangan narsistik. Kamu terlalu muda, aku nggak suka."Mendengar perkataan ini, Dirga merasa sangat terhina."Tuan Putri, segala sesuatu harus didasarka
Setelah berkata demikian, Pahita langsung pergi. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa Ryuu yang tampak sangat pucat.Meskipun Ryuu tahu Dirga sudah tiba di Kuil Muata, dia tetap ketakutan ketika melihat Dirga.Dia berlutut untuk memohon ampun."Pak Dirga, Tuan Dirga, Bos Dirga, aku sudah tahu salah. Tolong ampuni aku, aku nggak ingin mati.""Bukan aku yang menginstruksikan bawahan untuk menyerangmu di Istana Dewa, kami diperintahkan oleh pengurus sebelumnya. Aku nggak berani mengabaikan perintahnya.""Selain itu, aku nggak turun tangan. Pak Dirga, tolong ampuni aku kali ini saja. Aku nggak akan mengulanginya lagi.""Selama kamu mengampuniku, kelak aku bersedia melakukan apa pun untukmu."Ryuu ketakutan setengah mati, dia tidak tampak seperti seorang biksu. Sejak dikejutkan oleh kemunculan Dirga di penginapan, dia tidak bisa tidur maupun makan.Rasa ngeri yang ditimbulkan oleh Dirga sudah terukir di setiap sel dan tulang-tulangnya.Sejak kembali dari Istana Dewa dengan selamat,
Di tengah pembicaraan, Pedang Asura sudah berada di tangan Dirga.Karena dia tahu Pahita ingin bertarung dengannya untuk menyaksikan kekuatan Pedang Asura.Hanya saja, Pahita tidak berniat untuk membunuh Dirga. Dirga yakin akan hal ini, dia pun tidak berniat untuk membunuh Pahita.Pahita adalah seorang biksu yang berprinsip dan baik hati. Dirga hanya ingin berlaga dengannya!"Amitabha, terima kasih sudah memberiku kesempatan ini.""Aku nggak akan mengalah, mohon maklum.""Ngung!"Pedang Asura meraung pelan.Dalam sekejap, sepasang mata Pahita yang gelap pun berbinar.Dirga terbang ke luar, Pahita pun menyusul.Tak lama kemudian, keduanya sampai di sebuah puncak gunung. Ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Kuil Muata.Awan-awan terselimuti oleh kabut dan suasana sangat hening.Menghadapi mahaguru yang tingkat kultivasinya tidak dapat diprediksi seperti Pahita, Dirga tidak berani anggap remeh. Dia mengerahkan seluruh tenaga bukan karena dia takut pada Pahita, melainkan karena dia
Sepertinya Pahita membuka salah satu segel Pedang Asura?!Dirga melihat dengan saksama dan dugaannya benar. Ketika dia menyentuh Pedang Asura untuk pertama kalinya, dia menemukan beberapa segel di pedang ini!Dia telah mencoba untuk menumpas segel itu, tetap tidak berhasil. Dengan tingkat kultivasinya saat ini, dia masih belum sanggup mengangkat segel itu.Apalagi dia tidak mengetahui asal usul beberapa segel ini. Dia pernah menanyakan hal ini pada Rafan, tetapi Rafan berpura-pura bodoh dan tidak memberinya penjelasan.Dia tidak menyangka bahwa Pahita hanya memerlukan waktu belasan detik untuk membuka salah satu segel Pedang Asura.Teknik ajaib macam apa ini?!Dirga tercengang. Dia menatap Pahita sambil bertanya, "Master, bagaimana cara membuka segel ini? Apa kamu tahu fungsi segel ini?""Bolehkah kamu menumpas segel lainnya juga?"Pahita menangkupkan tangannya sambil menjawab, "Amitabha, Pak Dirga, aku nggak sanggup menumpas segel lainnya.""Aku nggak tahu dari mana datangnya segel in
Saat ini, belasan pria itu bangkit untuk mengitari Ziran dan yang lainnya."Wah, para wanita cantik, kalian bukan penduduk lokal, 'kan? Kalian datang dari luar kota?""Ada urusan apa datang ke Pulau Phoenix?""Biar kutebak. Kalian pasti datang untuk mencari pacar, benar? Kebetulan aku dan para sahabatku ini pun datang untuk mencari pacar.""Karena kita saling membutuhkan, ayo datang ke penginapan kami untuk berkenalan."Pria berjanggut hitam yang memulai pembicaraan. Dia adalah ketua sekelompok orang ini, namanya Jono Tahers.Mereka adalah anggota Geng Gator. Geng Gator merupakan geng paling berkuasa di pelabuhan ini.Jono dan bawahannya terus memandang Zira dan yang lainnya. Ekspresi mereka bukan hanya mesum, tetapi juga dibaluti dengan senyuman nakal.Mereka sering melihat wanita cantik, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka melihat wanita secantik Zira dan yang lainnya.Zira mengangkat segelas kopi di hadapannya, lalu menyesap seteguk kopi sebelum berkata, "Milena, Melina, potong
Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o
Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap
Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan
Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada
Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,
Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers
Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D
Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal
Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama