Setelah berkata demikian, Pahita langsung pergi. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa Ryuu yang tampak sangat pucat.Meskipun Ryuu tahu Dirga sudah tiba di Kuil Muata, dia tetap ketakutan ketika melihat Dirga.Dia berlutut untuk memohon ampun."Pak Dirga, Tuan Dirga, Bos Dirga, aku sudah tahu salah. Tolong ampuni aku, aku nggak ingin mati.""Bukan aku yang menginstruksikan bawahan untuk menyerangmu di Istana Dewa, kami diperintahkan oleh pengurus sebelumnya. Aku nggak berani mengabaikan perintahnya.""Selain itu, aku nggak turun tangan. Pak Dirga, tolong ampuni aku kali ini saja. Aku nggak akan mengulanginya lagi.""Selama kamu mengampuniku, kelak aku bersedia melakukan apa pun untukmu."Ryuu ketakutan setengah mati, dia tidak tampak seperti seorang biksu. Sejak dikejutkan oleh kemunculan Dirga di penginapan, dia tidak bisa tidur maupun makan.Rasa ngeri yang ditimbulkan oleh Dirga sudah terukir di setiap sel dan tulang-tulangnya.Sejak kembali dari Istana Dewa dengan selamat,
Di tengah pembicaraan, Pedang Asura sudah berada di tangan Dirga.Karena dia tahu Pahita ingin bertarung dengannya untuk menyaksikan kekuatan Pedang Asura.Hanya saja, Pahita tidak berniat untuk membunuh Dirga. Dirga yakin akan hal ini, dia pun tidak berniat untuk membunuh Pahita.Pahita adalah seorang biksu yang berprinsip dan baik hati. Dirga hanya ingin berlaga dengannya!"Amitabha, terima kasih sudah memberiku kesempatan ini.""Aku nggak akan mengalah, mohon maklum.""Ngung!"Pedang Asura meraung pelan.Dalam sekejap, sepasang mata Pahita yang gelap pun berbinar.Dirga terbang ke luar, Pahita pun menyusul.Tak lama kemudian, keduanya sampai di sebuah puncak gunung. Ini merupakan salah satu gunung tertinggi di Kuil Muata.Awan-awan terselimuti oleh kabut dan suasana sangat hening.Menghadapi mahaguru yang tingkat kultivasinya tidak dapat diprediksi seperti Pahita, Dirga tidak berani anggap remeh. Dia mengerahkan seluruh tenaga bukan karena dia takut pada Pahita, melainkan karena dia
Sepertinya Pahita membuka salah satu segel Pedang Asura?!Dirga melihat dengan saksama dan dugaannya benar. Ketika dia menyentuh Pedang Asura untuk pertama kalinya, dia menemukan beberapa segel di pedang ini!Dia telah mencoba untuk menumpas segel itu, tetap tidak berhasil. Dengan tingkat kultivasinya saat ini, dia masih belum sanggup mengangkat segel itu.Apalagi dia tidak mengetahui asal usul beberapa segel ini. Dia pernah menanyakan hal ini pada Rafan, tetapi Rafan berpura-pura bodoh dan tidak memberinya penjelasan.Dia tidak menyangka bahwa Pahita hanya memerlukan waktu belasan detik untuk membuka salah satu segel Pedang Asura.Teknik ajaib macam apa ini?!Dirga tercengang. Dia menatap Pahita sambil bertanya, "Master, bagaimana cara membuka segel ini? Apa kamu tahu fungsi segel ini?""Bolehkah kamu menumpas segel lainnya juga?"Pahita menangkupkan tangannya sambil menjawab, "Amitabha, Pak Dirga, aku nggak sanggup menumpas segel lainnya.""Aku nggak tahu dari mana datangnya segel in
Saat ini, belasan pria itu bangkit untuk mengitari Ziran dan yang lainnya."Wah, para wanita cantik, kalian bukan penduduk lokal, 'kan? Kalian datang dari luar kota?""Ada urusan apa datang ke Pulau Phoenix?""Biar kutebak. Kalian pasti datang untuk mencari pacar, benar? Kebetulan aku dan para sahabatku ini pun datang untuk mencari pacar.""Karena kita saling membutuhkan, ayo datang ke penginapan kami untuk berkenalan."Pria berjanggut hitam yang memulai pembicaraan. Dia adalah ketua sekelompok orang ini, namanya Jono Tahers.Mereka adalah anggota Geng Gator. Geng Gator merupakan geng paling berkuasa di pelabuhan ini.Jono dan bawahannya terus memandang Zira dan yang lainnya. Ekspresi mereka bukan hanya mesum, tetapi juga dibaluti dengan senyuman nakal.Mereka sering melihat wanita cantik, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka melihat wanita secantik Zira dan yang lainnya.Zira mengangkat segelas kopi di hadapannya, lalu menyesap seteguk kopi sebelum berkata, "Milena, Melina, potong
Saking gembiranya, Henry hampir tertawa terbahak-bahak. Namun, dia tidak berani mengekspresikan isi hatinya yang sesungguhnya.Dia adalah buaya darat di Kabupaten Rawas, entah sudah berapa banyak wanita yang dia permainkan.Dia sering mengatakan bahwa Geng Gator adalah sekumpulan preman yang suka berbuat jahat. Kenyataannya, dia adalah penjahat yang paling berbahaya di Kabupaten Rawas.Selain Geng Gator, tidak ada yang berani menyinggungnya di Kabupaten Rawas.Dia tidak memiliki kemampuan apa pun, tetapi ayahnya sangat terkenal. Karena ayahnya adalah jenderal pertahanan Kabupaten Rawas.Dia segera membawa Zira dan yang lainnya pergi.Saat ini, di markas Geng Gator. Ketua Geng Gator, Nestor sudah mengetahui soal kematian Jono dan bawahan lainnya.Seketika, dia sangat marah."Beraninya mereka membunuh anggota Geng Gator.""Selidiki, selidiki dengan jelas!""Aku ingin melihat siapa yang nyalinya begitu besar hingga berani membunuh anggota Geng Gator!"Setelah Nestor melampiaskan amarahnya
Setelah Aldy selesai berbicara, dia menunggu keputusan Henry dengan tenang.Henry tertawa terbahak-bahak."Hahaha, penasihat militer memang berbeda.""Sini, sini. Pak Aldy, ayo mengobrol sebentar."Henry membawa Aldy pergi ke pekarangan yang lebih terpencil, lalu berkata, "Pak Aldy, kenapa semarah itu? Sejujurnya, beberapa wanita itu memang berada di kediamanku.""Tapi sekarang aku masih belum bisa menyerahkan mereka padamu. Kamu tahu alasannya.""Setelah aku meniduri mereka, aku akan menyerahkan mereka padamu. Ketua Geng Gator sangat hebat, aku pun sangat mengagumi senior ini.""Sekalipun kamu memberiku nyali, aku nggak akan berani menentangnya. Apalagi Geng Gator adalah dewa rezeki Keluarga Tiano.""Bagaimana mungkin aku memiskinkan keluargaku sendiri?""Begini, deh. Pak Aldy, kamu boleh mengajukan permintaan. Selama nggak keterlaluan, akan kuturuti.""Setelah aku puas meniduri mereka, aku akan menyerahkan mereka. Hal ini nggak akan memengaruhi Geng Gator untuk membalas dendam."Aldy
Setelah selesai berbicara, Zira langsung berbalik pergi.Beberapa menit kemudian, Aldy dan Henry baru tersadar dari keterkejutan.Kini, keduanya tidak sanggup mengendalikan keterkejutan di hati mereka."Tuan Muda Henry, mereka, bagaimana bisa mereka sekuat itu? Kamu yakin mereka belum melampaui Alam Kontinen?""Ah!"Muncul rasa sakit yang luar biasa dari lututnya, Aldy langsung menjerit kesakitan."Lututku!""Lututku pecah!"Setelah berseru, Aldy pun pingsan."Tuan Muda."Dua orang pengawal memapah Henry dengan ketakutan. Saat ini, mereka baru menyadari bahwa celana Henry sudah basah."Tuan Muda, para wanita ini nggak mudah dihadapi. Aku dan para sahabatku nggak bisa memprediksi kultivasi mereka.""Tuan Muda, jangan biarkan mereka tinggal di sini lagi. Kita harus segera mengusir mereka.""Mereka pasti bukan orang biasa. Apalagi sekarang mereka membunuh begitu banyak pendekar Geng Gator dan melumpuhkan lutut Pak Aldy.""Geng Gator nggak akan tinggal diam. Tuan Muda, sebaiknya Anda janga
Memang benar, saat ini pengawal itu kembali."Tuan Muda, kabar baik, kabar baik. Ketua Geng Gator, Nestor membawa ribuan pendekar datang ke sini.""Mereka akan tiba dalam dua jam."