Viona segera kembali ke kamarnya dan mulai berlatih."Aku benar-benar merasa kalau Viona adalah orang yang impulsif. Naomi, tolong lebih perhatikan dia di masa depan."Dirga merasa sangat khawatir terhadap sikap dan mentalitas Viona pada saat ini, dia benar-benar takut kalau Viona adalah orang yang impulsif.Karena ini adalah hal paling mematikan bagi seorang petarung, yang juga menunjukkan bahwa pola pikir Viona tidak setenang yang terlihat di luar.Nyawanya akan berada dalam bahaya begitu pola pikirnya hancur.Dirga merasa dia kurang bertanggung jawab dan terlalu jarang memperhatikan Viona."Dirga, kamu tenang saja. Aku terus memperhatikan Viona selama ini. Nggak perlu terlalu khawatir, dia nggak selemah yang kamu bayangkan dan pola pikirnya juga cukup stabil.""Gadis ini memiliki banyak pemikiran aneh, selain itu dia juga masih kecil dan kamu juga nggak akan ngerti meski aku mengatakannya padamu.""Aku bisa menjamin padamu kalau dia nggak selemah yang kamu pikirkan dan pola pikirnya
Dirga pergi ke toko mi di seberang dan memesan semangkuk mi.Mereka berdua kebingungan, meski mereka mengetahui tujuan Dirga, mereka tidak terlalu mengerti apa maksudnya?Hanya saja, mereka hanya bisa menuruti ucapan Dirga.Mereka berdua masuk ke dalam akademi seni bela diri.Mereka berdua terkejut setelah masuk ke dalam.Terdapat banyak ratusan petarung dengan berbagai tingkatan alam di dalamnya.Bahkan ada pendekar terkuat di dalamnya, tidak disangka kepala dari akademi ini adalah seorang pendekar Puncak Mahadewa Bumi peringkat sembilan.Melina dan Milena terkejut saat melihat begitu banyak pendekar."Loh, ada apa kedua wanita cantik datang ke sini?""Bukankah ini sama saja seperti seekor burung elang yang masuk ke dalam sekelompok ayam?""Saudara-saudara, jangan berlatih lagi, cepat berhenti."Kepala Akademi seni bela diri ini adalah seorang pria berumur 150 tahun lebih dengan berat badan 100 kilogram.Pria itu terlihat sangat menakutkan karena pundaknya yang lebar dan wajah yang di
Tentu saja, Dirga juga menerima hadiah dari Keluarga Christianto. Oleh karena itu, Dirga memiliki ide agar Melina dan Milena mengikuti uji coba di akademi seni bela diri tersebut.Kini, mereka lolos uji coba. Akademi seni bela diri tersebut bertindak atas kehendak Dirga."Bangun. Bawa muridmu dan lanjutkan kesibukan kalian."Dirga cukup puas terhadap perbuatan Keluarga Christianto. Dengan jentikan jari, secercah energi sejati memasuki tubuh Kepala Akademi.Seketika, Kepala Akademi menjadi bersemangat. Dia tahu apa artinya itu.Artinya, dia akan segera menerobos alam kultivasi dan menjadi Pendekar Super di Pasar Kuolun.Kepala Akademi tidak berani membayangkan hal itu."Terima kasih, Senior!"Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan rasa syukurnya pada Dirga. Kepala Akademi hanya dapat bersujud pada Dirga."Sudah, sudah. Bangunlah!""Bawa orangmu pergi. Jangan biarkan siapa pun menggangguku.""Baik, akan segera kuatur."Kepala Akademi segera bangun dan melambai tangan untuk mengusir
Dirga masuk ke dapur dan menolak siapa pun untuk membantunya!Dalam rangka perpisahan ini, Dirga ingin memasak untuk mereka semua.Lebih dari dua jam kemudian, Dirga menghidangkan semeja makanan.Semua orang duduk mengitari meja untuk makan bersama. Viona dan yang lain sudah mengemas barang masing-masing.Milena, Melina, dan Septa ingin tinggal di sana, tetapi oleh bujukan Viona, mereka bertiga memutuskan untuk mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru!Saat makan, mereka bertiga memberitahukan hal itu pada Dirga. Dirga juga berencana menyuruh mereka bertiga mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru."Baik, kalian bisa pergi sama-sama dan menjaga satu sama lain."Di antara mereka, alam kultivasi Melina dan Milena paling rendah, tetapi kecepatan kultivasi mereka adalah yang paling cepat.Dirga sama sekali tidak mengkhawatirkan mereka semua.Energi pedang yang disegelnya dalam cincin Kristin dan yang lain sangat dahsyat.Setelah makan, Dirga dan Naomi mengantar rombongan Viona ke luar.V
Zira sangat bersemangat.Rombongan Viona sedang dalam perjalanan menuju Distrik Noru dan diperkirakan akan sampai dalam seminggu lagi.Zira tentu sangat bersemangat.Zira tidak tahu sudah berapa lama dirinya tidak bertemu dengan adiknya.Terlepas dari rasa girang dan semangat, ekspresi Zira menjadi lesu.Dirga tidak datang."Dirga, kamu dan Kak Naomi juga akan pergi?""Aku benar-benar merindukanmu!""Jangan khawatir, aku pasti akan mendirikan sekte super milikmu sebelum mereka sampai!""Selama ada aku, nggak ada yang bisa mengganggu mereka. Kamu juga harus lindungi Kak Naomi."Zira bergumam sendiri sambil melihat laporan itu.Ketika Zira sedang memikirkan Dirga, seorang murid Sekte Pedang Ilahi melapor bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya."Siapa yang ingin bertemu denganku?""Cinthia, kepala dari Keluarga Siregar yang menduduki peringkat sepuluh di Distrik Noru.""Baik, aku tahu. Persilakan masuk."Zira membakar laporan di tangannya. Dia kembali ke kamar untuk mengganti jubah den
Zira mendapat kabar bahwa rombongan Viona akan segera tiba.Markasnya adalah sebuah benteng kokoh yang awalnya adalah tempat kediaman sekte kecil. Zira ingin membeli tempat itu pada awalnya.Alhasil, ketua dari sekte itu menantang Zira. Jadi, Zira menumpaskan sekte itu dan menjadikan tempat tersebut sebagai markas.Zira menamainya Kota Angsa Putih.Tempat itu dapat menampung tiga puluh ribu orang!Di sana, Zira akan menerima tantangan para pendekar dari faksi-faksi di Distrik Noru dalam dua hari lagi.Kini, arena sudah selesai dibangun. Pengumuman itu langsung menghebohkan Distrik Noru begitu diberitakan.Hampir seluruh sekte dan faksi merasa sangat terhina, terutama sembilan sekte besar yang peringkatnya di atas Keluarga Siregar.Mereka telah memperhatikan Zira sepanjang waktu dan ingin membunuhnya. Kini, kesempatan sudah tiba.Akan tetapi, Zira tidak peduli dengan semua hal itu. Kepala Zira dipenuhi pikiran bahwa akan segera bertemu dengan Viona dan yang lain.Tepat saat itu, Chacha
Vania dan yang lain merasa sangat terdesak karena Zira!Tekanan tak berwujud itu membuat mereka tunduk karena Zira benar-benar sangat kuat.Terlahir sedemikian rupa.Lebih dari dua jam kemudian, Zira menghidangkan semeja penuh makanan lezat.Tidak ada yang tahu bahwa Zira tersenyum ria sepanjang memasak, juga tidak ada yang tahu bahwa semua makanan itu diajarkan oleh Dirga.Saat mengobati Zira, Dirga selalu memasak berbagai jenis makanan untuknya, bahkan membuat menu khusus untuknya.Menu tersebut telah terukir dalam ingatan Zira. Zira ingin memasak untuk Dirga ketika bertemu dengannya.Kini, Zira malah memasak untuk Vania dan yang lain!Begitu semua orang duduk, Viona datang dengan tergesa-gesa.Viona melihat ada semeja makanan lezat yang sebagian besar belum pernah dilihat atau dimakan olehnya.Viona pun menatap Zira dengan penuh keterkejutan."Astaga, Kakak nggak salah minum obat?""Kakak masak semua ini? Kapan Kakak belajar masak?"Viona langsung mencicipinya dan mengenali cita ras
Membawa senjata tombak, Zira membawa Vania dan yang lain meninggalkan Kota Angsa Putih menuju rumah Keluarga Siregar."Jangan khawatir, aku nggak mabuk. Malam ini, aku akan memberi kalian hadiah yang tak terlupakan.""Setelah sampai di sana, patuhi perintahku.""Kalian harus siap-siap. Aku nggak akan menjaga dan menyayangi kalian seperti Dirga.""Kalau ada yang mati malam ini, itulah takdir kalian."Zira telah mendapat informasi dari Cinthia tadi pagi dan menghafal orang-orang Keluarga Siregar yang harus dibunuh.Sekarang sudah saatnya. Zira berharap bisa bertarung bersama Vania dan yang lain, begitu pula sebaliknya.Namun, mereka tidak mengajak Milena, Melina, Septa, dan Viona.Mereka berempat ditinggalkan di benteng untuk menjaga rumah.Lebih dari satu jam kemudian, rombongan Zira tiba di lingkar luar kediaman besar Keluarga Siregar, hanya berjarak 2 kilometer.Zira berhenti dan mengumumkan misi kali ini."Bagunan di depan adalah target kita malam ini. Aku akan memberikan daftar nama