Tentu saja, Dirga juga menerima hadiah dari Keluarga Christianto. Oleh karena itu, Dirga memiliki ide agar Melina dan Milena mengikuti uji coba di akademi seni bela diri tersebut.Kini, mereka lolos uji coba. Akademi seni bela diri tersebut bertindak atas kehendak Dirga."Bangun. Bawa muridmu dan lanjutkan kesibukan kalian."Dirga cukup puas terhadap perbuatan Keluarga Christianto. Dengan jentikan jari, secercah energi sejati memasuki tubuh Kepala Akademi.Seketika, Kepala Akademi menjadi bersemangat. Dia tahu apa artinya itu.Artinya, dia akan segera menerobos alam kultivasi dan menjadi Pendekar Super di Pasar Kuolun.Kepala Akademi tidak berani membayangkan hal itu."Terima kasih, Senior!"Tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan rasa syukurnya pada Dirga. Kepala Akademi hanya dapat bersujud pada Dirga."Sudah, sudah. Bangunlah!""Bawa orangmu pergi. Jangan biarkan siapa pun menggangguku.""Baik, akan segera kuatur."Kepala Akademi segera bangun dan melambai tangan untuk mengusir
Dirga masuk ke dapur dan menolak siapa pun untuk membantunya!Dalam rangka perpisahan ini, Dirga ingin memasak untuk mereka semua.Lebih dari dua jam kemudian, Dirga menghidangkan semeja makanan.Semua orang duduk mengitari meja untuk makan bersama. Viona dan yang lain sudah mengemas barang masing-masing.Milena, Melina, dan Septa ingin tinggal di sana, tetapi oleh bujukan Viona, mereka bertiga memutuskan untuk mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru!Saat makan, mereka bertiga memberitahukan hal itu pada Dirga. Dirga juga berencana menyuruh mereka bertiga mengikuti rombongan Viona ke Distrik Noru."Baik, kalian bisa pergi sama-sama dan menjaga satu sama lain."Di antara mereka, alam kultivasi Melina dan Milena paling rendah, tetapi kecepatan kultivasi mereka adalah yang paling cepat.Dirga sama sekali tidak mengkhawatirkan mereka semua.Energi pedang yang disegelnya dalam cincin Kristin dan yang lain sangat dahsyat.Setelah makan, Dirga dan Naomi mengantar rombongan Viona ke luar.V
Zira sangat bersemangat.Rombongan Viona sedang dalam perjalanan menuju Distrik Noru dan diperkirakan akan sampai dalam seminggu lagi.Zira tentu sangat bersemangat.Zira tidak tahu sudah berapa lama dirinya tidak bertemu dengan adiknya.Terlepas dari rasa girang dan semangat, ekspresi Zira menjadi lesu.Dirga tidak datang."Dirga, kamu dan Kak Naomi juga akan pergi?""Aku benar-benar merindukanmu!""Jangan khawatir, aku pasti akan mendirikan sekte super milikmu sebelum mereka sampai!""Selama ada aku, nggak ada yang bisa mengganggu mereka. Kamu juga harus lindungi Kak Naomi."Zira bergumam sendiri sambil melihat laporan itu.Ketika Zira sedang memikirkan Dirga, seorang murid Sekte Pedang Ilahi melapor bahwa ada seseorang yang ingin menemuinya."Siapa yang ingin bertemu denganku?""Cinthia, kepala dari Keluarga Siregar yang menduduki peringkat sepuluh di Distrik Noru.""Baik, aku tahu. Persilakan masuk."Zira membakar laporan di tangannya. Dia kembali ke kamar untuk mengganti jubah den
Zira mendapat kabar bahwa rombongan Viona akan segera tiba.Markasnya adalah sebuah benteng kokoh yang awalnya adalah tempat kediaman sekte kecil. Zira ingin membeli tempat itu pada awalnya.Alhasil, ketua dari sekte itu menantang Zira. Jadi, Zira menumpaskan sekte itu dan menjadikan tempat tersebut sebagai markas.Zira menamainya Kota Angsa Putih.Tempat itu dapat menampung tiga puluh ribu orang!Di sana, Zira akan menerima tantangan para pendekar dari faksi-faksi di Distrik Noru dalam dua hari lagi.Kini, arena sudah selesai dibangun. Pengumuman itu langsung menghebohkan Distrik Noru begitu diberitakan.Hampir seluruh sekte dan faksi merasa sangat terhina, terutama sembilan sekte besar yang peringkatnya di atas Keluarga Siregar.Mereka telah memperhatikan Zira sepanjang waktu dan ingin membunuhnya. Kini, kesempatan sudah tiba.Akan tetapi, Zira tidak peduli dengan semua hal itu. Kepala Zira dipenuhi pikiran bahwa akan segera bertemu dengan Viona dan yang lain.Tepat saat itu, Chacha
Vania dan yang lain merasa sangat terdesak karena Zira!Tekanan tak berwujud itu membuat mereka tunduk karena Zira benar-benar sangat kuat.Terlahir sedemikian rupa.Lebih dari dua jam kemudian, Zira menghidangkan semeja penuh makanan lezat.Tidak ada yang tahu bahwa Zira tersenyum ria sepanjang memasak, juga tidak ada yang tahu bahwa semua makanan itu diajarkan oleh Dirga.Saat mengobati Zira, Dirga selalu memasak berbagai jenis makanan untuknya, bahkan membuat menu khusus untuknya.Menu tersebut telah terukir dalam ingatan Zira. Zira ingin memasak untuk Dirga ketika bertemu dengannya.Kini, Zira malah memasak untuk Vania dan yang lain!Begitu semua orang duduk, Viona datang dengan tergesa-gesa.Viona melihat ada semeja makanan lezat yang sebagian besar belum pernah dilihat atau dimakan olehnya.Viona pun menatap Zira dengan penuh keterkejutan."Astaga, Kakak nggak salah minum obat?""Kakak masak semua ini? Kapan Kakak belajar masak?"Viona langsung mencicipinya dan mengenali cita ras
Membawa senjata tombak, Zira membawa Vania dan yang lain meninggalkan Kota Angsa Putih menuju rumah Keluarga Siregar."Jangan khawatir, aku nggak mabuk. Malam ini, aku akan memberi kalian hadiah yang tak terlupakan.""Setelah sampai di sana, patuhi perintahku.""Kalian harus siap-siap. Aku nggak akan menjaga dan menyayangi kalian seperti Dirga.""Kalau ada yang mati malam ini, itulah takdir kalian."Zira telah mendapat informasi dari Cinthia tadi pagi dan menghafal orang-orang Keluarga Siregar yang harus dibunuh.Sekarang sudah saatnya. Zira berharap bisa bertarung bersama Vania dan yang lain, begitu pula sebaliknya.Namun, mereka tidak mengajak Milena, Melina, Septa, dan Viona.Mereka berempat ditinggalkan di benteng untuk menjaga rumah.Lebih dari satu jam kemudian, rombongan Zira tiba di lingkar luar kediaman besar Keluarga Siregar, hanya berjarak 2 kilometer.Zira berhenti dan mengumumkan misi kali ini."Bagunan di depan adalah target kita malam ini. Aku akan memberikan daftar nama
Puluhan ribu petarung Keluarga Siregar membentuk formasi dan menyerang rombongan Zira.Kultivasi terendah di antara mereka adalah Master Guru. Mereka semua mengeluarkan energi masing-masing, sungguh mengerikan.Sungguh menakutkan.Selain itu, mereka sangat berpengalaman karena telah berperang sepanjang tahun.Mereka semua telah melalui medan perang yang sengit. Niat membunuh dalam tatapan mereka saja sudah cukup menakutkan.Vania dan yang lain terbengong di tempat karena tidak pernah menghadapi situasi seperti itu.Bukan karena tidak cukup kuat atau takut, tetapi menciut secara naluriah."Apa-apaan kalian?""Lihat baik-baik."Seketika, Zira mengeluarkan niat membunuh yang dahsyat. Dia sungguh tampak gagah.Bahkan tidak ada rasa gentar ketika menghadapi jutaan lawan. Sambil memegang Tombak Naga Perak, Zira berjalan selangkah demi selangkah menuju jutaan petarung Keluarga Siregar!Setiap langkahnya begitu kuat dan memancarkan niat membunuh yang tajam.Ekspresinya kosong dan hatinya berde
Zira memberi perintah dan langsung menyerbu ke dalam.Rombongan Vania dan para pasukan berkuda masih tenggelam dalam kegirangan.Pada saat bersamaan, mereka semua juga melesat ke dalam.Di bawah pimpinan pendekar super seperti Zira, mereka segera meruntuhkan garis pertahanan terakhir Keluarga Siregar.Setengah jam kemudian, pertarungan berakhir. Semua anggota Keluarga Siregar yang melawan dibunuh.Di sisi lain, Zira kehilangan seratusan prajurit pasukan berkuda. Vania dan yang lain juga terluka, termasuk Zira.Di saat kritis, Buyut Keluarga Siregar keluar dan bertarung melawan Zira!Walau terluka, Zira juga melukai Buyut Keluarga Siregar. Sebenarnya, Buyut Keluarga Siregar mengetahui segalanya.Akan tetapi, Buyut Keluarga Siregar berpura-pura tidak tahu dan hanya berdiam diri.Buyut Keluarga Siregar tahu bahwa Keluarga Siregar harus melalui masa terpuruk untuk dapat kembali pada masa kejayaan.Hanya Cinthia yang dapat memperjuangkan masa depan Keluarga Siregar. Walau dia tidak menyetuj