Share

Bab 175 Zira Jarang Marah

Usai bicara, Dirga mengambil pisau dari tangan Aliana, lalu menggorok lehernya.

"Bu ... bukannya kamu bilang kamu akan membiarkanku hidup?"

Aliana terjatuh sambil memegang lehernya, darah segera langsung bercipratan ke mana-mana.

"Aku tak pernah bilang aku akan membiarkanmu hidup, aku bilang aku percaya padamu. Kalau kamu mati barulah bisa membuatku tenang."

"Kamu ...."

Aliana, telah tewas.

"Bunuh semua orang yang berhubungan dengan Keluarga Hartono dan Keluarga Adhitama, jangan sisakan satu orang pun!"

Dirga segera pergi setelah berbicara demikian.

Septo dan Phoenix Hitam membantai orang-orang di sana hingga keesokan harinya. Sekarang, seluruh Kota Pandora bisa dibilang telah berada di tangan Dirga.

Bisnis Perusahaan Kencana dan Grup Sudarsa juga berkembang secara menyeluruh.

...

Tiga hari kemudian.

Wilayah Mutara, suatu tempat di perbatasan Negara Tundra.

Pada daratan salju yang lebat, Zira memegang Tombak Naga Perak, sambil melangkahkan kakinya melewati daratan salju.

Tepat pada saa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status