Share

Riska Hamil

Penulis: Mama Lana
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-14 18:55:15

Riska masuk ke ruangan Dokter di temani salah satu pegawai kantornya dengan berjalan sedikit sempoyongan. Mungkin bukan hanya di depan ruangan ini saja, tapi di sepanjang jalan, bahkan di dalam mobilpun Riska terus menggerutu karena paksaan dari sang papa yang memintanya untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.

Tadi pagi, setelah rapat besar di perusahaannya selesai, Riska yang tak sengaja berjalan paling belakang tiba-tiba saja hampir jatuh dan tubuhnya sedikit terhuyung membentur tembok. Untung saja sang papa memergokinya, sehingga dengan sigap mendekat dan memegang kedua bahu putrinya agar tidak sampai terjatuh.

"Sayang, kau tak apa-apa?" Tuan Bara terlihat cemas menatap wajah putri kesayangannya yang sedikit pucat.

"Aku baik-baik saja, Pa." Perempuan itu menggeleng pelan. Riska tidak ingin membuat papanya khawatir, apalagi sampai menyuruhnya pulang. Untuk itu ia berusaha sekuat mungkin agar bisa tetap menopang tubuhnya sendiri.

"Kau terlihat pucat. Apa kau sakit?" Tuan Bara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istriku Bar-Bar   Melihatnya

    Semenjak Roy kecelakaan dan masuk rumah sakit, Alex jarang sekali pulang ke rumah dan lebih banyak menghabiskan waktu di kantor dan juga rumah sakit. Airin bisa memahaminya, apalagi Roy adalah kakak dari suaminya, meski hanya sekedar kakak tiri. Tapi, ia yakin mereka saling menyayangi. Terbukti dari perhatian Alex pada lelaki itu yang rela bolak-balik setiap hari untuk melihat keadaannya. Sampai-sampai sebagi istrinya Alex, ia merasa terlupakan begitu saja.Seperti pagi ini, wanita itu terbangun dan lagi-lagi mendapati ranjang di sebelahnya yang terlihat kosong. Apa iya setiap malam Alex menginap di rumah sakit? Atau, memang ada kerjaan penting di kantor yang harus di selesaikan? Entahlah. Suaminya itu bilang jika ia akan sering tidak pulang karena ingin menunggu kakaknya yang tengah terbaring di rumah sakit. Selain itu, pekerjaan kantor yang akhir-akhir ini menumpuk harus segera ia selesaikan.Airin mendesah pelan. Kenapa di saat ia mencoba membuka hati, keadaan seperti tidak berpih

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Istriku Bar-Bar   Menahan Diri

    "Kenapa Papi berbicara seperti itu?" Mami Sintia melayangkan protes pada suaminya. Saat ini mereka berdua sudah sampai di depan pintu rumah, dan bersiap untuk melangkah masuk."Berbicara apa?" Ternyata sang suami belum memahaminya. Pria paruh baya itu masih melenggang santai berjalan beriringan dengan sang istri."Tentang Alex yang harus menikahi Elisa. Kenapa Papi berbicara seperti itu? Apa Papi memang mengharapkan Roy mati?" Perempuan paruh baya itu sudah sangat kesal. Bisa-bisanya suaminya itu punya pikiran yang buruk pada Roy.Sebenarnya Nyonya Sintia sudah menahan diri, sejak kemarin mereka menemani putrinya di rumah sakit. Ia ingin bertanya langsung apa maksud dari ucapannya itu. Tapi, sebagai seorang ibu ia hanya ingin menjaga perasaan Elisa dan memilih tidak membahasnya di depan wanita itu."Mih ...!" Tuan Andreas terpaksa menghentikan langkah. Pria paruh baya itu menarik napas pelan dan menghembuskannya lagi. "Aku hanya ingin yang terbaik untuk Elisa." Ungkapan pria itu jelas

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-15
  • Istriku Bar-Bar   Hamil ...

    Sudah beberapa hari belakangan ini Alex merasakan sikap Airin yang sedikit berubah. Istrinya itu sekarang lebih pendiam dan bertanya seperlunya saja, meski begitu ia sangat bersyukur karena Airin masih memperlakukannya dengan baik. Bahkan saat ia benar-benar tidak bisa menyempatkan diri pulang ke rumah karena harus gantian menunggui Roy, wanita itupun tak pernah protes atau mempermasalahkannya.Tapi malam ini Alex sengaja pulang lebih cepat, jika biasanya ia akan sampai di rumah pukul sepuluh malam. Kali ini ia sudah sampai di halaman depan saat jam tangan yang melingkar di tangannya menunjuk pukul delapan malam.Lelaki itu melangkah cepat, melewati pintu utama rumahnya, lalu menganyun langkahnya lagi menaiki tangga. Tepat di depan kamar, sejenak Alex menghentikan langkah ketika mendengar suara Airin yang seperti tengah bercakap dengan seseorang di seberang sana. Entah apa yang istrinya itu bicarakan, namun ia hanya mendengar kalimat di penghujung percakapan itu,[Airin ragu, Alex bel

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • Istriku Bar-Bar   Aneh

    Ungkapan terakhir Riska ternyata mampu membuat Airin diam seketika. Wanita itu memilih menguci mulutnya rapat, namun hatinya tentu tidak dapat mengelak dari apa yang baru saja Riska katakan."Hei, kenapa kau diam? Apa sekarang kau baru menyadrinya? Ck!" Riska seakan sengaja menggunakan diamnya Airin untuk terus memprovokasinya. "Harusnya kau tidak mempercayai begitu saja," sambung perempuan itu lagi.Pelayan yang bersama Airin terus mengawasi wajah majikannya yang seketika berubah. Perempuan paruh baya itu juga yang kemarin menemaninya waktu di rumah sakit. Jadi, ia sedikit tahu apa maksud ucapan dari perempuan cantik yang ada di depannya ini."Ayo, Bi, kita pulang." Airin bangkit dan mengajak pelayan tadi segera meninggalkan tempat itu. Bahkan ia sampai meninggalkan beberapa cup es krim yang belum sempat tersentuh sama sekali."Berusahalah, jika kau tidak ingin kehilangan suamimu." Ungkapan terakhir Riska masih terdengar dari kejauhan. Padahal di tempat itu ramai sekali pengujung, t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-18
  • Istriku Bar-Bar   Amarah Airin

    "Jadi, ini yang kamu bilang urusan pekerjaan!" ucap Airin ketus dan penuh emosi. Wanita itu tiba-tiba saja masuk dan membuka pintu ruangan itu dengan sangat kasar.Saat itu di dalam hanya ada Elisa dan Alex yang tengah berbincang, kedua langsung mengalihkan perhatian ke arah Airin yang baru saja tiba dan marah-marah."Rin ...!" Alex mendekat dan mencoba menenangkan istrinya. Namun, belum sempat ia meraih pundak wanita itu, Airin lagi-lagi berteriak seperti orang yang kehilangan kewarasannya."Apa! Kamu ingin membela wanita ini!" tunjuk Airin tepat di depan wajah Elisa."Apa yang kau lakukan? Kumohon ... kendalikan dirimu?" Sejujurnya ia merasa tidak enak dengan Elisa. Beruntung wanita itu memilih diam dan tidak terpancing dengan tuduhan Airin."Rin, aku bisa jelaskan. Ak–u ....?" Elisa juga berusaha berbicara. Tadinya Alex juga tengah menjelaskan pertengkarannya dengan Airin tadi pagi, saat itu juga Elisa berjanji akan menjelaskan nanti jika bertemu dengan sahabatnya itu.Nyatanya bel

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-19
  • Istriku Bar-Bar   Airin Pingsan

    Elisa masih terduduk lesu dengan air mata yang terus membanjiri wajah cantiknya Perasaan marah sekaligus hancur karena ucapan Airin masih tergambar jelas di depan matanya. Bagaimana wanita itu memakinya tadi. Namun, ia sekuat mungkin bertahan untuk tidak terpancing. Hingga akhirnya pertahanannya runtuh ketika Airin menyinggung soal Roy yang langsung membuatnya tidak terima.Tak lama, terdengar pintu terbuka dari luar, kedua orang tuanya masuk, dan saat itu pula mereka di buat heran dengan penampilan wajah Elisa yang terlihat sembab. Meski wanita hamil itu berusaha bersikap biasa saja, namun Nyonya Sintia tetap saja merasakan kesedihan yang tengah putrinya rasakan."El, kau tak apa-apa kan? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Roy?" tanya Nyonya Sintia seraya membantu putrinya untuk bangkit. Elisa hanya menurut dan mengikuti sang mami yang membimbingnya untuk duduk lagi di sebelah ranjang yang Roy tempati."Aku tidak apa-apa, Mi. Tadi hanya– ...?" Sejenak ia bingung harus menjelaskan ba

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Istriku Bar-Bar   Penjelasan Alex

    Riska bersorak senang setelah berhasil mengirimkan video itu ke nomor Airin. Di tambah lagi laporan dari orang suruhannya yang mengatakan jika sudah terjadi pertengkaran hebat antara Alex, Airin, dan Elisa di rumah sakit. Ia tidak bisa membayangkan seheboh apa tadi di ruangan itu. Sampai-sampai gelak tawanya memenuhi langit-langit ruangan. Sesaat perempuan itu lupa jika saat ini ia masih berada di kantor. Riska terlalu senang, hingga baru menyadari pintu ruangannya terbuka dengan sangat keras. Brakkk! Papa Bara masuk dengan wajah memerah dan gigi yang gemeletuk menakutkan. Pria paruh baya itu langsung berdiri tegap, lantas melemparkan sebuah kertas putih tepat di hadapan putrinya. "Jelaskan, apa ini!" Riska yang belum mengetahui apa-apa hanya menatap bingung pada kertas putih di depannya. "Ini apa, Pa?" tanya Riska kembali. Di raihnya lipatan kertas yang bertuliskan nama salah satu rumah sakit, selanjutnya ia baru tersadar saat mengingatnya. Jantung Riska berdetak lebih cepat, m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Istriku Bar-Bar   Bayangan Hitam

    "Kau yakin akan meneruskan misi ini secepatnya?" tanya Arya sekali lagi. Saat ini keduanya berada di ruangan Alex. Dua lelaki itu sudah berunding sejak tadi mengenai rencana yang sempat tertunda karena kecelakaan Roy. Dan Alex memutuskan untuk tetap meneruskannya, meski ia sendiri belum yakin apa sanggup menjalankannya tanpa bantuan lelaki itu. "Baiklah. Tapi, sebaiknya kita lebih hati-hati lagi, Lex. Aku tidak ingin kejadian yang menimpa Roy, menimpa kita juga." Arya terus berusaha mengingatkan. Selain itu ia juga sudah menugaskan beberapa orang untuk berjaga dan mengawasi ruangan Roy dari jarak jauh. "Apa ada laporan yang mencurigakan dari orang suruhan kita?" Sesaat Alex mengehentikan tangannya yang sejak tadi bermain-main di papan ketik itu. Pandangannya serius menatap ke arah lelaki yang ada di sebelahnya. "Belum ada, Tuan. Tapi ....?" Sejenak Alex mencoba mengingatnya lagi. Malam itu ia baru saja tiba di rumah sakit setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di kantor. Alex yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22

Bab terbaru

  • Istriku Bar-Bar   Ending

    Setelah pertemuannya Riska dengan Erick di depan kampus beberapa hari yang lalu. Riska memutuskan untuk menceritakan siapa sebenarnya pria itu pada putrinya. Dan sejak itu pula Erick berusaha mendekati Nisya dengan perlahan. "Jadi, Om itu papaku, Ma?" tanya Nisya sekali lagi. Yang langsung di jawab anggukan kepala oleh sang mama. "Ya. Dia papamu, Nak." Dan hari-hari mereka mulai berwarna. Apalagi saat Erick terang-terangan melamar Riska di depan semua temannya. Meski terkesan buru-buru, Riska akhirya pun menerima lamaran itu demi putri tercintanya. "Menikahlah denganku, Riska. Aku janji akan membahagiakanmu dan juga Nisya." Seluruh mahasiswa yang menyaksikan acara lamaran itu langsung bersorak, meminta pada Riska untuk segera memberikan jawaban. Tidak butuh waktu lama, acara pernikahan Riska dan Erick segera di laksanakan. Pernikahan sederhana itu di gelar di rumah kediaman Riska dan hanya di hadiri oleh kerabat serta teman dekatnya saja. Mereka melanjutkan hidup dengan bahagia.

  • Istriku Bar-Bar   Hidup Baru Riska

    "Airinnn ...!!" teriak Elisa kegirangan. Ia mundur beberapa langkah untuk mengambil ancang-ancang, lalu ... Bughhh!! Satu pukulan mendarat lagi di perut pria asing yang tadi mencekal sebelah tangannya. Kini Elisa tidak merasa takut lagi, karena ada Airin yang siap membantunya. "Kamu tidak apa-apa 'kan, El?" Meski khawatir, Airin tetap waspada. Tidak ingin ceroboh sampai memberi kesempatan pada penjahat itu lagi. "Aku baik-baik saja, Rin." Elisa berlari ke arah ketiga bocah tadi. Memeriksa satu-persatu dari mereka. Elisa lega karena semuanya dalam keadaan baik-baik saja. "Kalian tunggu Mama di sini. Jangan ke mana-mana!" Lalu Elisa berdiri tepat di depan ketiga bocah itu untuk melindungi dari pria jahat yang masih meringis kesakitan. "Sialan!!" Pria itu mengumpat lagi. Bahkan terdengar juga sumpah serapahnya, memaki pada dua ibu muda yang sudah berhasil mengalahkannya. Tidak ingin memberikan kesempatan lagi, Airin dan Elisa segera memberikan pukulan secara bersamaan. Bughhh, bug

  • Istriku Bar-Bar   Lepasin Aku, Om!

    Drama panjang mengenai hilangnya Haidar dan Rey yang terjadi di rumah milik Alex berlalu sudah. Kini dua minggu setelah kejadian itu Airin dan Elisa mengajak anak-anaknya bermain di sebuah taman permainan khusus anak. Dan tentu saja di temani oleh kedua suami dari mereka.Anak-anak mulai bermain, saling berkejaran dan menikmati suasana sore yang semakin ramai. Di sana-sini juga terlihat anak-anak lain tengah bermain dengan di awasi oleh para orang tuanya masing-masing.Suasana taman terasa ramai sekali, apalagi saat ini tengah libur akhir pekan. Sementara para ibu tengah mengawasi para anak main, Alex dan Roy memilih menyingkir mencari tempat untuk berbincang. "Kak Rey, ayo main!" ajak Azki. Gadis kecil itu mulai menyeret tangan Rey untuk mengikutinya. Padahal sejak tadi Lexa juga sudah ada di sebelahnya memainkan boneka yang sengaja mereka bawa dari rumah."Kakak di sini aja ya? Kakak nggak suka main boneka." Rey ogah-ogahan mengikuti tangan gadis itu yanga terus saja menggandengnya

  • Istriku Bar-Bar   Jepit Rambut

    "Kalian ...?" Kay menatap bingung pada dua pria kecil di depannya. Haidar dan Rey kini tengah duduk bersebelahan di dalam gudang yang terletak di samping taman. "Kalian ngapain di sini?"Dua pria kecil tadi menoleh serempak. Melihat gadis kecil berkuncir kuda dengan tatapannya yang berbeda."Kak Kay ...!" Haidar langsung bangkit dan berusaha menyembunyikan tubuh sang kakak di belakangnya. "Kenapa Kakak ke sini?" ucapnya lagi."Kalian ngapain ada di sini?" Kay mengulang pertanyaan itu lagi.Sedangkan di depan sana Rey menatap gadis itu dengan kedua mata yang berbinar."Berhenti menatap Kak Kay seperti itu!" Haidar memasang badan tepat di depan Kay. Menghalangi pandangan pria di depan sana agar tidak terus menerus menatap ke arah sang kakak."Kamu ngapain sih, Dek?" Kay bingung sendiri melihat aksi konyol adiknya. "Ayo, Mama sama Ayah khawatir." Menarik tubuh Haidar agar mengikutinya."Awas kalau kamu berani menatap Kak Kay seperti itu lagi!" ancamnya sebelum melangkah keluar dari dalam

  • Istriku Bar-Bar   Hilang

    Beberapa tahun kemudian."Kakak, gendong ..." rengek Azki manja pada pria kecil berusia sepuluh tahun. Pria kecil itu hanya menurut, berjongkok dan memasang punggungnya di depan gadis kecil tadi."Yeyyy, asikkk!" Azki tersenyum senang mendapati pria itu tidak menolaknya lagi. Padahal ia tidak tahu saja sebenarnya pria itu tengah memakinya dengan kesal.Azkia Putri Aditama.Nama yang di berikan Airin dan Alex untuk putri pertama mereka. Gadis kecil berkulit putih, serta berambut lurus itu saat ini sudah berusia lima tahun. Azki tumbuh menjadi sosok yang ceria dan juga pintar.Saat ini mereka tengah kedatangan tamu dari Keluarga Roy dan juga Arya. Semua berkumpul di taman belakang menyaksikan anak-anak mereka bermain. Saling berkejaran, ada juga yang terlihat saling berbincang."Lihat ekspresi wajah putramu, El, dia lucu sekali, 'kan?" Airin menunjuk ke arah Rey yang saat ini tengah menggendong Azkia. Gadis kecil itu tampak tertawa senang, sedangkan Rey terus saja menekuk wajahnya masam

  • Istriku Bar-Bar   Bayi perempuan

    "Pa, bagaimana dengan nasibku?" Saat ini perempuan itu tengah menemui papanya di sel tahanan. Tuan Bara harus menjalani hukuman dua tahun lebih lama di banding dengan Sigit Prasetya karena kesalahannya dia anggap lebih fatal. Sedangkan Riska dengan keadaan perutnya yang semakin hari kian membuncit kebingungan harus menyembunyikan kehamilannya dari orang-orang di tempat tinggal barunya nanti."Dari awal Papa sudah bertanya padamu, kan? Siapa Ayah dari bayi yang kau kandungan? Tapi kau malah diam dan seolah melindunginya. " Papa Bara kesal dengan Riska yang sangat keras kepala. Coba saja dulu ia mau jujur, pasti keadaannya tidak akan seperti ini."Maaf, Pa. Maafkan Riska." Bulir bening jatuh begitu saja melewati kedu pipi perempuan itu. Mama Nathali hanya mampu menenangkan dan mengusap lembut punggung putri satu-satunya itu."Sudahlah, Ris. Sebaiknya kita segera pulang." Ibu dan anak itu melangkah gontai meninggalkan sel tahanan suaminya menuju tempat tinggal baru yang mereka sewa denga

  • Istriku Bar-Bar   Makan Bakso

    Setelah di buat bingung dengan tingkah Airin yang tiba-tiba meminta berhenti secara mendadak, saat ini Alex juga di buat terkesiap dengan kedua bola mata yang membulat serta mulut yang terbuka lebar tatkala melihat tingkah istrinya yang tak masuk akal.Bagaimana mungkin orang yang tadinya terlihat kesakitan sekali sekarang tengah santai dan menyantap semangkuk bakso dengan sangat lahap? Di tambah lagi setelah adegan itu selesai, Alex nyaris jatuh, bangun, serta guling-guling sendiri ketika mendengar si tukang bakso yang bersuara dan meminta bayaran untuk harga bakso yang baru saja istrinya makan."Satu juta lima ratus ribu?! Jangan gila, Pak! Istri saya hanya memesan semangkuk bakso. Kenapa mahal sekali?" Rasanya Alex ingin menghancurkan gerobak sekaligus pemiliknya. Tapi melihat tatapan heran orang-orang di sekitar, Alex terpaksa duduk kembali di bangku plastik yang di sediakan pedagang itu."Memang yang di makan istri Anda hanya semangkuk, Tuan. Tapi, dia tadi bilang akan memborong

  • Istriku Bar-Bar   Ada Apa?

    Beberapa Bulan Kemudian ...Kehamilan Airin sudah memasuki trimester terakhir. Wanita itu sudah terlihat sekali kesulitan untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa. Beruntung Alex selalu menyempatkan waktunya untuk menemani istrinya kemana pun pergi.Seperti pagi ini, mendadak Airin ingin di temani jalan-jalan. Padahal Alex sudah rapi dengan setelan jas dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Terpaksa Alex harus menghubungi sekretarisnya dan meminta jadwal ulang untuk rapat yang akan di adakan dua jam lagi.[Tapi, Tuan ....?] Terdengar kasak-kusuk dari seberang sana. Alex paham jika sang sekretaris pasti kebingungan mencari alasan di batalkannya rapat itu.[Katakan saja pada mereka jika istriku sedang ingin di temani di rumah] Alasan yang logis memang. Tapi, apa mungkin mereka akan percaya? Atau malah akan di jadikan bahan lelucon nanti? Entahlah.[Kau mendengarku?] Alex terpaksa bersuara lagi tatkala tidak mendapatkan sahutan dari seberang sana.[I–iya, Tuan. Saya akan coba menjelask

  • Istriku Bar-Bar   Bangkrut

    Beberapa bulan setelah semua beres, keadaan akhirya kembali normal seperti biasa. Alex telah menyeret satu persatu orang yang sudah terlibat dalam hancurnya perusahaan papanya. Sigit Prasetya dan Bara adalah dua orang utama yang menerima hukuman dari Alex. Tentu dengan masa hukuman yang berbeda tergantung seberapa besar keterlibatan mereka dalam permasalahan itu.Pengalihan perusahaan milik Papa Wahyu ke tangannya kembali juga sudah di laksanakan dengan mengundang perwakilan dari beberapa perusahaan saja, termasuk dari Keluarga Pratama dan Andreas yang menjadi pendukung utama.Alex sengaja mengadakan acara itu di rumah karena tidak terlalu banyak yang mereka undang. Hanya orang-orang terdekat serta beberapa kolega dari Papa Wahyu dulu yang masih menjalin pertemanan baik dengan mereka.Jika dulu Papa Wahyu yang memimpin perusahaan itu sendiri, tapi sekarang ia sudah menyerahkan tanggung jawab penuh perusahaan pada Alex. Pria paruh baya itu merasa jika Alex lebih mampu di bandingkan dir

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status