Tebak siapa yang aku lihat?."William..." Suara bergetar dari perempuan dihadapan ku terdengar, ekspresi wajah terkejut setengah mati dengan keadaan yang jelas begitu berantakan. Aku malu melihat nya, karena kondisi sosok yang aku lihat saat ini tidak menggunakan apapun, tubuhnya di paksa di tutup dengan selimut tebal hotel, dengan wajah pucat pasi menatap ku dalam ketakutan luar biasa.Yah sosok dihadapan ku adalah Helena, dia lah yang aku lihat saat ini, bersama seorang laki-laki yang rasanya berbeda dengan laki-laki yang aku lihat di club' malam xxxxxx."Apa-apaan ini?" Dan suara laki-laki yang bersama Helena terlihat marah, dia mencoba untuk mengusir kami keluar. Terkejut saat banyak orang masuk setelah pintu kamar hotel di buka paksa."Jadi ini adalah sosok mu yang sebenarnya?" Aku menekan kemarahan, menatap Helena dalam kekecewaan yang mendalam.Aku mencoba mengontrol emosi ku, demi apapun rasanya ingin sekali aku memberikan bogem mentah pada laki-laki yang tidur bersama Helena
Dengan jantung tidak baik-baik saja dan tangan sedikit gemetaran, aku mencoba untuk menghubungi beberapa keluarga Kanina termasuk kakak sepupu dan bibi nya."Kanina?" Sebuah tanya melesat di ujung sana dari sang kakak sepupu nya."Bukankah tadi pulang bersama mu?" Jelas saja tanya di ujung sana meresahkan, bertanya curiga pada ku dengan perasaan tidak baik-baik saja. Sangat tidak masuk akal, di jam tengah malam lebih bertanya tentang keberadaan istri ku pada salah satu anggota keluarga Kanina."Ah maaf, aku salah, dia ternyata ada di kamar mandi." Aku berkilah, tanpa mau melanjutkan obrolan atau tanya, memilih mematikan handphone ku dengan cepat dari pada memperpanjang tanya atau persoalan.Aku menghela nafas berat, mencoba untuk memejamkan sejenak bola mata ku, berpikir jernih dan menebak-nebak kemana Kanina saat ini. Sayang ditengah pemikiran rumit ku, suara handphone terdengar memecah keadaan, membuat aku buru-buru membuka bola mata. Helena kembali berusaha menghubungi ku.Perseta
Tatapan bola mataku tertuju pada Kanina, setelah drama panjang meminta untuk memaafkan ku, beritahukan pada ku dimana dia sejak semalam dan izinkan aku menjemput nya akhirnya aku berhasil menemukan nya. Dia ada di rumah salah satu teman nya.Demi apapun aku tidak berpikir jika Kanina akan pergi ke rumah salah satu teman lama nya yang sudah lama tidak dia kunjungi sejak tahun pertama pernikahan kami.Dan kini kami duduk di depan teras rumah yang aku datangi, ditemani secangkir kopi hangat dan beberapa cemilan di atas meja. Dari aroma nya aku tahu Kanina yang membuat nya untuk ku. Dan dari aneka cemilan yang merupakan favorit ku, aku tahu pasti Kanina menyiapkan nya dengan bersusah payah sebelum aku datang."Kenapa kamu mempersulit semua nya, Will?" Dan Kanina melesatkan tanya, ini menjadi kalimat pembuka di antara kami."Seharusnya jangan membuat ku kesulitan seperti ini, bukankah sudah pernah aku katakan, kamu seharusnya mengejar kebahagiaan kamu, mari akhiri semua nya dan kita berge
Aku memijat-mijat kepala ku untuk beberapa waktu, duduk didalam mobil dan sama sekali belum melajukan nya ke arah manapun yang aku mau. Kanina belum berada disamping ku, dia berkata baru akan ikut jika aku mampu memenuhi syarat yang dia ajukan pada ku."Baik jika itu mau kamu,aku akan mencabut gugatan perceraian nya dan mari memulai nya kembali dari awal tapi kamu harus memenuhi sebuah syarat dari ku," netra Kanina menatap ku dengan penuh tantangan, dia terlihat berbeda saat mengatakan itu semua, membuat ku mengernyitkan dahi dalam tanda tanya besar."Apa?" Aku bertanya dengan tatapan gelisah."Putuskan Helena, aku tidak ingin melihat dia lagi bahkan hingga aku mati sekalipun."Tentu aku sudah memutuskan nya, aku mencampakkan Helena setelah mengetahui kebusukan nya dan betapa menjijikkan nya perempuan tersebut."Baik." Tanpa ragu aku menganggukkan kepala dan menjawab permintaan Kanina."Mari mengulang pernikahan dan merayakan nya sesuai dengan keinginan mendiang papa dulu."Tentu saj
Kata-kata mama menampar ku."Dia selalu mencari waktu luang, datang menyempatkan diri untuk berkunjung ke sini, membawa berbagai macam oleh-oleh dengan sedikit kebohongan yang jelas mama ketahui.""Semua bukan kamu yang membeli nya, tapi mama tahu Kanina yang membeli dan menyiapkan semua nya. Dia selalu berkata kamu yang membeli dan menyiapkan nya tapi pekerjaan di kantor membuat kamu tidak pernah punya waktu luang untuk membawa nya.""Setiap mama tanya apa dia bahagia, jawaban nya selalu iya dia bahagia. Kanina sama sekali tidak pernah menampilkan kesedihan nya, bagaimana buruk nya kamu memperlakukan dia, sekalipun dia tidak pernah membuka aib keluarga kalian pada siapapun bahkan pada mama.""Meskipun kamu mengabaikan dirinya dan memperlakukan dia dengan buruk, Kanina selalu berkata jika kamu suami terbaik untuk nya. Kanina berusaha menyakinkan dirinya sendiri jika lamban laut kamu pasti akan berubah dan sedikit demi sedikit mencintai dirinya.""Hingga satu hari, sebuah foto yang dik
Kembali ke masa lalu.Beberapa menit sebelum wisuda Nadya."Sial." Aku memukul stir mobil dengan perasaan kesal, menatap kearah jalanan dengan perasaan tidak baik-baik saja.Saat ini pilihan yang harus aku lakukan cukup rumit, berkumpul dengan keluarga mengikuti wisuda Nadya adik bungsu ku atau ikut Helena untuk merayakan pesta bersama teman-teman nya."Kalau kamu tidak datang, mari kita putus saja."Sebaris pesan dikirim Helena saat ini, membuat aku cukup gelagapan. Meskipun sudah aku jelaskan jika Nadya hari ini wisuda, dia tetap enggan mendengar penjelasan ku."Ayo ikut pergi bersama anggota keluarga lainnya." Itu yang aku ucapkan pada nya semalam, tapi Helena menolak keras."Papa dan mama kamu tidak menyukai aku, Will." Ekspresi wajah Helena terlihat buruk, dia merenggut dan hendak menangis.Entahlah sejak awal bertemu Helena, mama dan papa tidak menyukai nya, aku tidak tahu apa alasan nya tapi yang pertama kali mencetuskan tidak suka adalah papa. Beliau entah bicara apa pada mama
"Bagaimana bisa?" Aku benar-benar tidak mampu berkata-kata, nyaris jatuh dari posisi ku saat mendengar kenyataan yang dilontarkan oleh papa ku."Ayah Kanina adalah suami perempuan yang kamu tabrak lari pada hari wisuda Nadya, Will ." Ucapan papa dalam tatapan yang tidak biasa kepada diriku membuat ku jelas kehilangan kata-kata. Bayangkan bagaimana ekspresi ku saat aku mendengar sebuah kenyataan mengerikan terasa."Kami tidak berharap pernikahan itu menjadi balas budi, tapi ada alasan kami tidak menyetujui kamu menikahi Helena dan kami memilih Kanina untuk mu, Will." Lanjut papa ku lagi.Jujur Aku sama sekali tidak memikirkan tentang pernikahan saat ini, namun kenyataan tentang orang tua Kanina membuat ku seketika terbelalak kaget.Setelah melajukan mobil ku dengan kecepatan penuh menuju ke rumah seseorang, akhirnya aku sampai disebuah rumah dengan halaman luas nya. Jam tidak normal bukan hal yang masuk akal untuk bertamu, tapi aku harus datang untuk mengetahui tentang sesuatu akan men
Kembali ke 2 tahun yang lalu,Beberapa hari sebelum pernikahan William dan Kanina.Gadis cantik itu, Kanina terlihat menatap dalam wajah nya didepan cermin. Kebaya putih menghiasi tubuh indah nya, meskipun tidak tergolong begitu tinggi namun Kanina tidak juga pendek, perpaduan wajah sempurna cantik dengan bibir mungil nya menambah tingkat kecantikan nya tersendiri. Alis terbentuk tapi tanpa kuas-kuas ajaib dengan hidung kecil dan mancung nya menambah kecantikan tersendiri seorang Kanina. Kulit hitam manis nya dengan rambut indah tanpa pernah tersentuh tangan-tangan salon terlihat begitu sempurna. Siapa yang tidak akan memuji kecantikan nya, di era SMA dia menjadi bunga sekolah nya, di desa dia di sukai banyak laki-laki tapi sayang nasib baik tidak berpihak padanya. Keinginan untuk menyelesaikan bangku kuliah dan meniti karir impian kandas ditengah jalan, dia harus bekerja dari pagi hingga malam menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga.Berulang kali dia menghela nafas nya berat,