"Excel, coba hubungi Samuel! Aku ingin meminjam datanya dan kau katakan padanya akan meminjam data keluarga Frank buat Felix menjadi anak dalam keluarga itu. Lakukan ini sekarang juga sebelum Felix apply CV di keluarga Stanford!"
Selepas Richard menutup teleponnya dia memberikan perintah lagi pada orang kepercayaannya.
"Anda sudah mengingatkan saya soal ini, Tuan. Dan saya juga sudah melakukannya dengan bantuan dari Brice untuk melobi Samuel. Di sudah mengizinkan mengingat kedekatan Frank dengan Anda." Excel merespon, karena memang Frank adalah orang yang berjasa juga dalam membesarkan Richard. Dia pernah bekerja di rumah keluarga Peterson dan cukup dekat dengan Richard kecil.
"Jadi?"
"Apa yang mau dibicarakan oleh suamiku ya?""Mungkin soal bisnis Tasya. Apalagi yang dia bicarakan dengan Mas Reiko kalau bukan masalah bisnis?"Sesaat setelah Richard meninggalkan flower dome, Tasya sempat kepikiran soal itu. Caranya meminta Reiko untuk bicara bukan seperti ingin membicarakan masalah bisnis."Kau benar. Suamiku adalah penggiat bisnis nomor satu di dunia jadi dia pasti pusing sendiri dengan semua bisnis-bisnisnya. Ya pantas wajahnya seperti tadi.""Hihihi, ya namanya juga orang nomor satu makanya dia pasti pusing sendiri. Pekerjaannya banyak dan sebaiknya kau tidak terlalu banyak mengganggunya!"
"Makasih ya Ai. Aku tadi tidak nyaman berada di sana dan terima kasih kamu membuat kita sudah pergi dari sana."Saat mereka sudah melewati gerbang mansion dan kini sambil Reiko berjalan berpegangan tangan dengan istrinya dia bicara seperti tadi."Dan satu hal yang Mas Reiko perlu tahu, Tasya tidak sama sekali merasa bangga karena menjadi istri dariorang nomor satu terkaya di dunia. Dia ketakutan Mas! Dan aku kalau jadi dirinya juga akan merasakan hal yang sama. Lebih nyaman memang menjadi orang biasa tidak terlalu kaya tapi bisa bahagia dalam hidup.""Tapi aku selalu merasa seperti tidak berguna jika aku tidak bisa seperti itu. Membuatmu harus menjadi wanita nomor dua atau terpaksa harus membantu mereka itu me
"Hmm... Iya ya Ai, kita mau ke mana ya?"Kalau tidak diingatkan oleh istrinya entah mereka akan pergi sampai ke ujung mana tak ada yang tahu.Ini yang membuat Aidamengerutkan bibirnya tapi tentu saja tidak bisa dilihat oleh Reiko."Eh tapi tadi kamu membahas masalah bulan madu kita di London? Nanti aku tidak ingat. Sepertinya aku tidak membiarkan aku mengingat apapun tentang kejadian di London. Kenapa denganku ya? Aku hanya ingat tentang di Dubai!"Mas Reiko kupikir hanya melupakan semua tentang harapan lebahnya dan kemarahannya pada kakeknya.Tapi tidak. Dia juga lupa tentang yang di London? Apa mungkin karena dia
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!""Assalamualaikum warahmatullah!"Suara salam kedua yang diikuti oleh suara lirih dari seorang wanita yang menjadi makmum salatnya."Kenapa senyum-senyum begitu Ai?"Sebenarnya pria itu duduk menyamping karena ingin berdoa dengan istrinya mendekatkan diri tapi wanita yang diliriknya malah senyum-senyum tak jelas sehingga dirinya yang seharusnya berdoa setelah selesai salat jelas penasaran."Nggak kenapa-napa Mas!"Wanita itu ma
(Sehari sebelumnya di Bali)"Richard!""Tasya, tenanglah. Ini tanganmu dingin banget. Kau nervous. Kau harus tenang. Operasi tidak bisa berlangsung kalau kau panik, Tasya." Richard mencoba membujuk."Kau tidak akan kenapa-napa dan bayi kita juga tidak akan kenapa-napa. Semua akan baik-baik saja, kita akan pulang ke Prancis dan kita akan bersama dengan anak-anak kita bermain di flower dome miliki kita."Yah, hari ini adalah hari dimana Tasya akan melahirkan.Istri dari Richard memang sangat cantik sekali dan dia bukan takut karena melahirkan bayi tapi
"Oh, ya, mungkin ada kebiasaan yang missed?""Missed? Maksud lo apa sih Len? Aneh lo."Kata-kata yang membuat wanita di samping Tasya geleng-geleng kepala sambil melirik ke arah sudut-sudut di kamar itu memastikan sesuatu."Jadi tidak dipasang CCTV di kamar ini?""Nggak ada lah. Emang lo pikir kegiatan gue sama Richard harus diabadiin di CCTV terus nggaksekalian aja gue sama dia bikin video mesum!""Masuk akal!" Kata-kata Tasya membuat Ellen tersenyum dan kembali meliriknya.
"Hmm, itu urusan mudah Brigita. Aku sudah berjanji padamu maka aku akan membereskannya. Tapi sekarang aku harus membantu adikku dulu seperti yang kukatakan kemarin-kemarin.Dan satu lagi, apa kau membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan urusanmu dengannya?""Tidak. Temanku akan membawanya dan dia yang akan mengurusnya.""Begitukah?"Alina sekedar memastikan. Karena dia tidak mau kalau anaknya nanti akan merengek padanya kalau pekerjaan temannya tidak beres."Ya tenang saja. Yang pasti sekarang coba pikirkan bagaimana cara menjauhkan wanita itu dari Reiko,Mom."
"Kita berangkat sekarang!"Tommy yang senang dengan kepintaran Shandra segera keluar dan ingin segera melakukannya."Aish, kakeknya sudah tahu itu mobilku kenapa dia memakainya?"Tapi mobilnya tidak ketemu. Kakeknya Shandra yang pergi untuk mengecek kondisi kesehatannya ke rumah sakit tanpa izin menggunakan mobil milik Tommy. Mobil itu adalah mobil yang terbagus di rumah tersebut.Mobil itu berhasil Tommy pertahankan meskipun kondisinya memang sangat sulit. Itu adalah mobil kesukaannya."Pakai mobilku saja!"