'Hahaha! Dari matanya yang melihatku kesal, aku yakin sekali kalau aku adalah manusia paling menyebalkan nomor satu dalam hidupnya!'Entah kenapa setelah meninggalkan Aida di dapur, Reiko bener-bener menahan geli ketika dia naik ke tangga.Membayangkan Bagaimana Aida menatapnya dengan mata yang membulat dan mimik wajah yang terlihat begitu sebal penuh dengan emosi padannya, Reiko yakin sekali kalau apa yang ada dalam benaknya ini pasti tidak akan meleset!'Tapi salahnya sendiri! Dia mengerjaiku selama ini Dengan mengatakan kalau dia tidak boleh melihat wajahku karena perjanjian yang sudah kami buat! Wanita harus menundukkan pandangannya di hadapan laki-laki. Tapi giliran aku udah kirim uang aja, Aku transfer ke ibunya, dia mau menetapku! Cih!' pikir di dalam hati Reiko lagi yang menggerutu kesal sekaligus senang karena itu adalah satu cara dia bisa membuktikan sesuatu'Terlihat alim! Terlihat seperti tahu tentang agama, Tapi semua itu berubah karena uang!' ini menggelikan pula untuk R
"Terima kasih Pak Raditya.""Memangnya namamu Sandi?"Maksud Reiko tadi dia mengapresiasi karena merasa sangat bahagia sekali dengan keputusanku yang diberikan oleh Radit.Tapi alih-alih Radit tersenyum atau bangga dengan apa yang diucapkan oleh Reiko, dirinya justru kembali menyindir sama seperti yang dilakukannya saat mereka rapat pertama kali di kantornya."Bukan Pak Raditya, tapi saya hanya merasa sangat --""Heish, tak perlu banyak gombal denganku. Karena bagaimanapun kau bicara aku tidak akan pernah tertarik padamu. Aku pria normal" Heish, dia pikir aku tidak normalkah? protes hati Reiko yang belum selesai bicara sudah kembali dipotong oleh Radit.Tapi sayang saja saat ini kondisinya dirinya masih di bawah Radit dan tidak bisa menjawab apa yang tadi disindir oleh CEO Aurora corps."Lagi pula aku yakin uang itu sudah kau butuhkan kan untuk melanjutkan sepuluh persen yang kedua?""Hmm, benar sekali Pak Raditya." Reiko pun tidak menampik "Kalau begitu selesaikan tahap dua-nya. In
"Ehm, maaf pak Raditya. Tapi mungkin saya harus melihat dulu villa Anda yang di puncak," seru Reiko kaget dengan temperamennya Radit, makanya dia langsung bermanuver menyelamatkan tendernya.'Aku pikir dia profesional. Tapi hanya gara-gara itu adalah kesukaan istrinya aku bisa lihat dia lebih emosional. Heish, menumbuhkan kebun bunga di tempat yang panas itu lebih sulit daripada di tempat yang dingin,' protes kesal Reiko di hatinya."Kau yakin bisa mengurusnya?""Tentu saja Pak Raditya. Hanya saja saya yakin biaya operasional untuk kebun bunga akan lebih mahal daripada tanaman biasa di taman.""Aku tidak peduli soal uang. Tapi kebun bunga itu harus ada di taman belakang itu karena itu adalah surprise untuk istriku," tegas Radit lagi yang membuat Reiko pun mengangguk tak mau lagi mendebat soal ini."Kalau Anda tidak masalah dengan biaya operasional, saya tidak masalah juga Pak Raditya. Kapan kira-kira saya bisa melihat kebun bunganya?" "Hmm. Urus soal itu bersama Sandi. Dan aku juga i
"Hmm, karena kamu, aku jadi tertarik dengan desain interior dan property?" seru Reyhan, yang memang selalu memuji lawan bicaranya apalagi rekan bisnisnya. Dia ini adalah orang yang sangat humble dan kadang orang tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya melihat bagaimana wajah dan ketulusannya saat bicara itu benar-benar seperti menyihir mereka untuk percaya begitu saja padanya."Oh, sebetulnya aku ada satu project baru yang aku tidak tahu apa kamu tertarik atau tidak. Tapi project ini memang sudah kami persiapkan sejak setahun yang lalu bahkan jauh sebelum kerjasama aku dengan Raditya Prayoga tapi kami memang masih memikirkan Bagaimana mencari dananya."Sebuah ucapan yang membuat Reyhan mengerutkan dahinya."Bisa kamu jelaskan maksudnya? Apa itu project yang menguntungkan?""Sangat." Reiko makin bersemangat."Tapi memang ini masih tender, Rey. Dan kami seharusnya berusaha untuk memenangkan tender ini.""Kalau begitu ajukanlah tendernya lebih dulu, Reiko."Namun saran Reyh
"Apa dia adalah orang yang memang sangat mudah bekerjasama dengan orang lain ya?'Saat mengendarai mobilnya Reiko sempat kepikiran soal sikap Reyhan"Tidak, aku rasa dia cukup pintar. Bagaimanapun, dia meminta hak paten dan legal untuk design-ku."Saat mobilnya masuk ke area kantor BIA, Reiko menyimpulkan begini. "Reyhan juga adalah menantu pak lek. Kakek sangat senang sekali aku dekat dengan Pak lek. Jadi aku yakin sekali aku harus memberikan alarm pada diriku dan tidak boleh terlena dengan kebaikan Reyhan Dharma Aji, meski aku tahu dia sangat jujur dalam berbisnis."Reiko berpikir begini saat dirinya turun dari mobil dan sudah memarkirkan kendaraannya. Dia melangkah menuju recepsionis. "Dan aku juga harus mengingatkan Bee soal ini, karena Reyhan juga sempat menguntitku meski tak lama." Reiko berbisik saat memasuki lift. Reiko tidak memarkir kendaraannya di basement. Dia sengaja, karena Reiko tahu masih ada orang suruhan papanya yang menguntit Brigita. Reiko memang sempat menolak
'Syukurlah sekarang Bee sudah tak lagi kesal denganku.'Pikiran Reiko yang sudah tidak lagi fokus ke mana dia harus mencari modal dan bagaimana menenangkan hati Brigita membuat dirinya merasa benar-benar lega.'Hahah, aku yakin, kemarahan istri bisa membuat suami gila. Jangan-jangan, orang korupsi itu juga karena tuntutan di rumahnya yang besar kan? Aku rasa ini bisa jadi,' bisik Reiko ketika dia melewati salah satu gedung pemerntahan sambil memikirkan tentang kemarahan Brigita tadi malam.'Tapi Bee bukan wanita seperti itu. Dia menuntut karena aku pula yang sudah berjanji, kan? Dia gadis yang manis dan pengertian. Buktinya dia mau membangun usaha kami merintis dari nol.'Bahkan dalam kondisi macet seperti ini yang tidak disukai oleh Reiko, dia masih bisa tersenyum.Kondisi moodnya memang sedang sangat baik. Apalagi tadi Brigita juga meminta maaf, kan padanya? dia mau mendengarkan dan tak banyak menuntut ketika Reiko memberitahukan aturan investasi yang akan di buat Reyhan.'Kakek saj
(Pagi hari sesaat sebelum kejadian)"Dengan cara seperti ini harusnya kalau memang benar dugaanku kau selalu mengecek CCTV, pasti kau akan terganggu. Hahaha."Gelak tawa wanita itu terlihat begitu bahagia."Reiko Byakta Adiwijaya, jangan kau pikir aku akan membuat semua ini mudah. Cih. Bayangkan jika pacarmu tahu, habis kau. Rasakan pembalasanku. Hahaha."Aida bicara ketika tangannya baru saja menempelkan kertas pada ujung sebuah lidi yang memiliki panjang kurang lebih 20 sentimeter."Baiklah ini yang terakhir aku akan naik dan kita akan menempelkannya."Entah apa yang dia inginkan. Tapi saat ini Aida memang sudah menaiki sebuah tangga yang biasa digunakan untuk mereparasi kalau ada sesuatu di rumah yang rusak."Nah tempel di sini. Aku yakin ini pasti kebaca. Jaraknya sih sudah pasti sesuai dengan jarak pandang kok," ujar Aida lagi, sangat yakin dengan perhitungannya."Yeaaay, selesai."Dan dia pun memekik senang selesai menuruni tangga. Merasa lega sekarang dengan apa yang sudah dila
"Hey, jawab." Reiko tak sabar"CCTV ku itu, kenapa kamu tempelkan itu di semua CCTV ku?"Reiko menunjuk pada CCTV sambil geleng-geleng kepala di saat Aida masih senyum-senyum.'Dia sengaja bukan? Dia senang bukan membuat aku sulit begini? Heish, lihat balasanku. Aku akan mempersulit hidupnya.'"Bagaimana bisa kamu menempelkan itu semua di depan CCTV, hmm?" membuat hati Reiko berbisik emosi saat dia melontarkan ucapannya. Ini juga yang membuatnya melangkah, memutar masuk ke dalam dapur dan berdiri di samping Aida."Pakai tangga, pak." jawab Aida, tepat ketika Reiko hanya berjarak dua jengkal dari posisinya duduk."Iya aku tahu kamu naik ke sana pakai tangga, memangnya kamu supergirl sepupunya superman yang bisa terbang, heh?""Kalau udah tahu kenapa nanya Pak?"Lagi-lagi jawaban yang membuat Reiko mengepalkan tangannya, gemas bercampur emosi."Kamu tuh ya --" Reiko tak tahu lagi ingin mengeluarkan apa dari bibirnya makanya dia memijat kepalanya karena memang benar-benar gemas dengan Ai