Share

MINIATUR

"Assalamu'alaikum, Syekh." Reiko cium tangan, sama seperti Farhan.

"Duduklah."

"Iya, terima kasih, Farhan."

Reiko menurut, karena dia ingin tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia duduk di hadapan pria yang memiliki janggut lebat tapi wajahnya putih berseri dengan senyum menenangkan.

Melihat wajahnya, berasa hatinya juga ikut tenang. Tapi Reiko tetap diam karena memang dia belum ditegur. Entah apa yang dilakukan olehnya, tapi memang pria itu memandang Reiko cukup lama, lalu, kemudian wajahnya terlihat sulit sebelum matanya menatap kembali pada Farhan dan menyuruh mereka berdua minum stok air zam-zam yang dimilikinya, asli dari tanah suci.

Mereka bicara apa, ya? Farhan mulai mengobrol dengan Syekh Abdurrahman.

Haduh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status