Mungkin benar yang dibilang Seno kalau aku tidak perlu terlalu khawatir.
Selepas kepergian Seno pikiran Reiko memang masih ke arah sana tapi setelah berkali-kali dipikirkan memang yang diucapkan Seno itu memang masuk akal dan dia tak perlu memikirkan secara berlebihan.
Karena itulah:
"Permisi, Bapak keluarga dari Nyonya Aida?"
"Betul."
"Silakan, dokter sudah menunggu di dalam Pak."
Reiko yang sudah mendengar penjelasan dari perawat berusaha untuk fokus saja pada keseha
"Eh, kamu kok jadi ngomongin kayak gini?"Reiko tak tahu apakah Aida benar-benar sudah tahu kalau dia mengandung? Atau dia hanya menduga-duga saja? Makanya dia belum bisa merespon banyak dan ingin tahu dulu apa yang ada di dalam benak istrinya."Soalnya tadi kata dokternya aku mungkin kelelahan dan ada pendarahan terus aku mau dibersihin dulu supaya pendarahannya hilang. Kan aku bukan orang yang bodoh Mas. Maksudku aku ini kan juga pernah belajar biologi dulu meskipun sekarang aku kuliahnya di IPS. Aku keguguran emangnya?"Istrinya kan memang pintar. Percuma dia membohongi Aida sekarang makanya Reiko mengangguk saja."Maaf ya Mas, aku n
"Iyaapa maksudnya? Iya kamu nggak kenal sama dia atau gimana?" Reiko masih berusaha mengejar penjelasan Aida disaat hatinya mulai gusar."Iya Mas dari Mbak Inggrid informasi banyak kudapatkan. Tapi kenal ya segitu-segitunya doang kenal."Maksudnya segitu-segitunya kenal apa?Dia memang tidak mengenal Irsyad? Tapi aku rasa dari ucapan Dimas dia seperti ingin memberitahukanku kalau mereka berdua saling kenal. Tapi kenapa dia bilang dia tidak kenal? Kalau dia bilang kenal dari Inggrid berarti dia tidak kenal dulunya, kan? Atau dia berbohong padaku?Ngejelimat sendiri pikiran Reiko setelah mendapat jawaban dari Aida.
"Mas Reiko seriusan?""Hmm. Iya Seno! Tapi tolong Kamu rahasiakan ini karena aku tidak ingin ada yang tahu, siapapun!" Reiko menekankan."Kamu coba cari cara bagaimana kamu bisa mendapatkan informasi tanpa ada orang yang mengetahui kamu cari itu buat aku.""Baik Mas.""Ingat, ini hanya rahasia di antara kita. Kamu mengerti nggak?""Oh siap Mas, saya paham."Meski permintaan Reiko saat ini bertentangan dengan kebiasaannya dan Seno juga tidak nyaman sebetulnya menguntit orang lain tapi dia tidak punya alasan untuk mengatakan tidak.Positive thinking aja dulu. Kalau aku dapat informasi dan Mbak Aida memang tidak punya hubungan apapun dengan kakak tingkatnya berarti ini hanyalah kekhawatiran Mas Reik
Ibra: Dulu gue juga pernah tanya ama bini, siapa orang yang nyapa dia sambil senyum-senyum di kampungnya itu pas kita berkunjung. Dan dia cuma bilang anak guru ngajinya dan sebenernya gue gak percaya. was-was juga sih! Karena dari cara senyumnya kok kaya tertarik ke Qomariah. Dan benar aja! Tuh cowok pernah mo ngelamar dia. Itu pun gue baru tahu dari ibu mertua yang pas kebeneran dia lewat depan rumah cerita kalo dulu Qomariah pernah hampir di pinang anak Ustadnya.Reiko: Dia nggak cerita ama Abang?Ibra: Katanya dia nggak suka. Dan dia juga nggak nganggep tuh cowok lebih dari sekedar anak guru ngajinya. Terus Qomariah juga bilang itu semua cuma cerita masa lalu kenapa harus dibesar-besarkan. itu yang membuat dia enggak cerita. Tapi ya memang begitulah perempuan. overthinking mikirnya kalo cerita dia kaya bayangin masa lalu alesannya. Yah, bener juga sih. Jangankan Perempu
Reiko: Ai, dia tidak mandul Papa. Hanya kandungannya saja lemah. Aku bisa melakukan inseminasi buatan dengan sel telurnya dan spermaku lalu kami hanya butuh wanita yang bisa dibayar untuk membawa bayi kami. Dan sekarang banyak yang menyewakan seperti itu. Aku juga tidak perlu harus mengenal wanita itu dan hanya perlu memberikan uang bayaran dan rumah sakit sendiri nanti yang akan mengurusnya. Aku hanya tinggal mengambil bayiku saat sudah dilahirkan.Sebuah rencana yang memang sudah ada di benak Reiko. Dia tak mau mengenal siapa surogate mom untuk anaknya nanti tapi memang ini sudah ada di dalam pikirannya karena dia tidak mau menyusahkan istrinya dan membahayakan Aida.Reiko: Aku sangat mencintai istriku Papa. Jadi lebih baik aku menggunakan cara lain kalau aku ingin punya anak tanpa harus menyakitinya dan membahayakan kesehatannya. Aku membutuhkannya Papa dan aku juga tidak tahu b
"Jadi sekarang kondisimu sudah tidak bisa lagi dekat-dekat dengan Sean?"Sesaat sebelum Brigita mendapatkan telepon dari Reiko dia memang sedang menghubungi seseorang dengan video call menggunakan handphonenya yang lain yang biasa dia gunakan untuk di Eropa."Yep. Aku memang sudah tidak bisa lagi menghubunginya soalnya kau tahu sendiri kan kekasihnya itu sangat cemburuan sekali dan terakhir kali dia memergokiku di Italiadia sudah mencekikku danuntung sajadia sangat menurut dengan Sean sehingga aku tidak mati dibunuh olehnya.""Ya, tadi kau sudah cerita padaku. Jadi sekarang kau sudah tidak lagi berhubungan dengan Sean, kan? Atau dia masih bisa menghubungimu dan kalian masih bisa janjian di luar?"
Reiko: Oh, kau ini ada-ada saja sih Bee. Aku mana mungkin melupakanmu. Aku hanya memberikanmu waktu untuk take a break supaya kau lebih tenang saja. Bagaimana keadaanmu?Cih. Aku sudah jelas memutuskannya karena aku tidak mau tinggal bersama dengan pria miskin tapi dia masih berpikir aku akan kembali padanya?Brigita sebenarnya malas menanggapi ini.TapiBrigita:Senang sekali aku mendengar kau masih memanggilku dengan sebutan itu. Tapi aku serius, aku tidak bisa lagi menjalin hubungan denganmu.Dan satu hal lagi,bisa kau urus BIA?Reiko: Bee--
"Sssh, pekerjaanku sekarang jadi lumayan tambah banyak."Reiko yang baru menutup telepon dari Saiful kini memandang ke arah laptopnya sedikit penat juga di saat yang bersamaan.TOK TOK TOK"Masuk.""Maaf Mas Reiko bukannya saya mau mengganggu. Tapi tadi ada telepon dari Tuan Endra katanya nomor teleponnya Mas Reiko sibuk terus padahal mau diundang ke teleconference rapat."Heis, karena aku tadi cemas memikirkan Bee dan khawatir dia terganggu dengan kesibukan di BIA selain urusan MTC, aku jadi buru-buru menelepon Saiful. Dan aku juga lupa menanyakan masa