Ibra: Dulu gue juga pernah tanya ama bini, siapa orang yang nyapa dia sambil senyum-senyum di kampungnya itu pas kita berkunjung. Dan dia cuma bilang anak guru ngajinya dan sebenernya gue gak percaya. was-was juga sih! Karena dari cara senyumnya kok kaya tertarik ke Qomariah. Dan benar aja! Tuh cowok pernah mo ngelamar dia. Itu pun gue baru tahu dari ibu mertua yang pas kebeneran dia lewat depan rumah cerita kalo dulu Qomariah pernah hampir di pinang anak Ustadnya.
Reiko: Dia nggak cerita ama Abang?
Ibra: Katanya dia nggak suka. Dan dia juga nggak nganggep tuh cowok lebih dari sekedar anak guru ngajinya. Terus Qomariah juga bilang itu semua cuma cerita masa lalu kenapa harus dibesar-besarkan. itu yang membuat dia enggak cerita. Tapi ya memang begitulah perempuan. overthinking mikirnya kalo cerita dia kaya bayangin masa lalu alesannya. Yah, bener juga sih. Jangankan Perempu
Reiko: Ai, dia tidak mandul Papa. Hanya kandungannya saja lemah. Aku bisa melakukan inseminasi buatan dengan sel telurnya dan spermaku lalu kami hanya butuh wanita yang bisa dibayar untuk membawa bayi kami. Dan sekarang banyak yang menyewakan seperti itu. Aku juga tidak perlu harus mengenal wanita itu dan hanya perlu memberikan uang bayaran dan rumah sakit sendiri nanti yang akan mengurusnya. Aku hanya tinggal mengambil bayiku saat sudah dilahirkan.Sebuah rencana yang memang sudah ada di benak Reiko. Dia tak mau mengenal siapa surogate mom untuk anaknya nanti tapi memang ini sudah ada di dalam pikirannya karena dia tidak mau menyusahkan istrinya dan membahayakan Aida.Reiko: Aku sangat mencintai istriku Papa. Jadi lebih baik aku menggunakan cara lain kalau aku ingin punya anak tanpa harus menyakitinya dan membahayakan kesehatannya. Aku membutuhkannya Papa dan aku juga tidak tahu b
"Jadi sekarang kondisimu sudah tidak bisa lagi dekat-dekat dengan Sean?"Sesaat sebelum Brigita mendapatkan telepon dari Reiko dia memang sedang menghubungi seseorang dengan video call menggunakan handphonenya yang lain yang biasa dia gunakan untuk di Eropa."Yep. Aku memang sudah tidak bisa lagi menghubunginya soalnya kau tahu sendiri kan kekasihnya itu sangat cemburuan sekali dan terakhir kali dia memergokiku di Italiadia sudah mencekikku danuntung sajadia sangat menurut dengan Sean sehingga aku tidak mati dibunuh olehnya.""Ya, tadi kau sudah cerita padaku. Jadi sekarang kau sudah tidak lagi berhubungan dengan Sean, kan? Atau dia masih bisa menghubungimu dan kalian masih bisa janjian di luar?"
Reiko: Oh, kau ini ada-ada saja sih Bee. Aku mana mungkin melupakanmu. Aku hanya memberikanmu waktu untuk take a break supaya kau lebih tenang saja. Bagaimana keadaanmu?Cih. Aku sudah jelas memutuskannya karena aku tidak mau tinggal bersama dengan pria miskin tapi dia masih berpikir aku akan kembali padanya?Brigita sebenarnya malas menanggapi ini.TapiBrigita:Senang sekali aku mendengar kau masih memanggilku dengan sebutan itu. Tapi aku serius, aku tidak bisa lagi menjalin hubungan denganmu.Dan satu hal lagi,bisa kau urus BIA?Reiko: Bee--
"Sssh, pekerjaanku sekarang jadi lumayan tambah banyak."Reiko yang baru menutup telepon dari Saiful kini memandang ke arah laptopnya sedikit penat juga di saat yang bersamaan.TOK TOK TOK"Masuk.""Maaf Mas Reiko bukannya saya mau mengganggu. Tapi tadi ada telepon dari Tuan Endra katanya nomor teleponnya Mas Reiko sibuk terus padahal mau diundang ke teleconference rapat."Heis, karena aku tadi cemas memikirkan Bee dan khawatir dia terganggu dengan kesibukan di BIA selain urusan MTC, aku jadi buru-buru menelepon Saiful. Dan aku juga lupa menanyakan masa
"Hahaha."Permintaan Reiko langsung mengundang gelak tawa dari Adiwijaya. Tapi kepalanya sudah manggut-manggut juga."Perhitungan bisnismu mantap Le. Tapi, ya memang itu adalah perhitungan yang sesuai dengan kinerja yang kamu berikan pada perusahaan. Tapi sebelumnya aku ingin tanya dulu padamu. Apa kamu bisa membuat omset perusahaan dari sumbangan di luar negeri itu mencapai dua sampai tiga kali lipat dari sekarang?"TOK TOK TOKTapi sebelum menjawab suara ketukan pintu itu didengar oleh Reiko."Masuk Seno."Makanya, dengan cueknya dia bicara begitu se
"Seno, kamu sudah siapkan kendaraan untukku di sana?""Sudah Mas Reiko."Sesaat setelah Reiko memutuskan teleconference dia bicara dengan Seno dan sudah berdiri dari tempat duduknya terlihat tergesa-gesa."Kamu tetap di sini ya. Nanti tolong wakilkan aku rapat dulu sebentar. Aku berangkat dulu."Tak menunggu jawaban apapun dari Seno dia sudah pergi begitu saja menuju ke arah rooftop.Di Mall itu beruntung sudah direnov oleh Reiko sehingga di bagian atasnya memang ada tempat untuk mendarat helicopter.Ada apa dengannya? Dia tidak biasanya seperti in
"Ai, ssssh,kamu kenapa sih nangis sampai sesegukan kayak gini?"Selepas Ingrid pergi meninggalkan mereka berdua Reiko langsung masuk ke dalam dan duduk di samping Aida sambil menghapus air matanya karena istrinya memang masih sesegukan.Air matanya sudah tidak lagi mengalir karena Aida tadi menangisnya cukup lama."Berikan tasmu padaku."Setelah menggerakkan sapu tangan di wajah Aida,Reiko segera mungkin mengambil tas istrinya dan mengambil botol."Minum dulu."Aida
"Hmm. Tadi aku meneleponnya karena ingin menanyakan masalah modal tapi aku menemukan satu masalah baru kalau Brigita tidak bisa mengurus BIA lagi. Dia ingin konsen ke perkembangan proyek dengan MTC. Karena itu adalah proyek besar dan tidak bisa dikerjakan sembarangan."Reiko bicara sambil dia duduk dan memegang tangan istrinya, menggenggamnya erat-erat, tak ingin istrinya berpikir macam-macam dan mengganggu kesehatan wanita terbaiknya yang masih dalam masa pemulihan."Jadi mulai hari ini aku meminta mereka untuk melimpahkan semua urusan BIA kepadaku, Ai. Aku sudah menjadi CEO lagi di sana dan sekarang pekerjaanku jadi ada empat."Mata suaminya menatap lembut pada Aida bahkan bibirnya juga tersenyum menunjukkan tak a