"Hmm. Tadi aku meneleponnya karena ingin menanyakan masalah modal tapi aku menemukan satu masalah baru kalau Brigita tidak bisa mengurus BIA lagi. Dia ingin konsen ke perkembangan proyek dengan MTC. Karena itu adalah proyek besar dan tidak bisa dikerjakan sembarangan."
Reiko bicara sambil dia duduk dan memegang tangan istrinya, menggenggamnya erat-erat, tak ingin istrinya berpikir macam-macam dan mengganggu kesehatan wanita terbaiknya yang masih dalam masa pemulihan.
"Jadi mulai hari ini aku meminta mereka untuk melimpahkan semua urusan BIA kepadaku, Ai. Aku sudah menjadi CEO lagi di sana dan sekarang pekerjaanku jadi ada empat."
Mata suaminya menatap lembut pada Aida bahkan bibirnya juga tersenyum menunjukkan tak a
"Reti?"Reiko bicara dengan suara yang sangat pelan sekali dan hanya bisa didengar oleh orang di kanan kirinya ketika dia mengingatkan adiknya yang tanpa rasa bersalah baru saja membuat semua orang di dalam kelas itu memperhatikan mereka.Termasuk dosen yang ada di depan yang tadi sedang mengajar.Pandangannya pun beralih dari Reti lalu ke Reiko yang melirik pada Reti sebelum matanya mengarah pada Aida.Dan suara riuh karena kata-kata dari Reti membuat sang dosen pun sedikit terpengaruh.Karena itulah:
"Ndak apa-apa Reti. Lagian gara-gara kejadian tadi itu aku malah ketiban untung. Bu dosennya bisa melihat sendiri kalau aku bisa mengerjakan semuanya dan itung-itung panjat sosial di temen-temen kuliah dan ngebuktiin kalau aku emang ngerti pelajaran itu. Mereka sampe kagum dan kasihapplause."Tak peduli dengan apa yang ada di benak Reti tapi Aida sudah menjawab asal begitu dan sudah memberi tanda pada suaminyakalau dia ingin keluar."Reti, tolong lain kali jangan menyulitkan Kakak Iparmu ini."Jelas saja saat mendengar itu Reti mengangguk dan berusaha tersenyum meski hatinya terbakar.Aida… Kau!
"Mbak Aida,aku mau ngumpul dulu sama anak-anak Aikido karena mau bahas masalah turnamen. Hmm,Mbak Aida samaMas Reiko kalau ke kantinnya duluan gimana?"Sudah dibilang kan kalau Inggrid itu memang sangat sibuk sekali makanya setelah keluar dari kelas dia minta izin."Ya sudah sana. Aida biar aku yang urus. Kamu nggak perlu lagi khawatir.""Hehehe. IyaMas Reiko. Kalau gitu aku permisi dulu ya."Inggrid turun lebih dulu dan dia agak sedikit berlari kecil karena memang terburu-buru ingin ke tempat Aikido.Sedangkan Reiko lebih memilih me
"Iya ini kan kamar tidur Mas. Kaktus itu bukan tanaman yang cocok untuk ada di dalam kamar tidur.""Jelaskan lebih detail."Saiful masih diam dan dia menatap Aida begitupun juga dengan Reiko yang ingin tahu lebih jelas di saat Aida justru memperhatikan gambar itu tidak memperhatikan keduanya yang masih mengamati wajahnya."Yang pertama. Kaktus itu adalah tanaman yang ada di daerah gurun dan dia sifatnya kering." Aida mulai menjabarkan."Dalam satu kamar tidur itu harusnya tidak menunjukkan sesuatu yang kering. Karena hubungan di dalam kamar tidur antara suami dan istrinya itu adalah hubungan yang hangat yang harusnya menunjukkan suatu k
"Ndak Mas. Aku ndak mau beli apa-apa. Tapi aku mau jalan-jalan ke Mall. Aku bisa kok izin satu kali untuk pelajaran ini."Ucapan Aida membuat Reiko melirik pada istrinya.Bukankah Aida selama ini sangat suka sekali belajar dan dia tidak mau sampai ada bolos pelajarannya?Tapi sekarang dia tiba-tiba saja ingin pergi jalan-jalan."Kamu serius?"Mata wanita itu menunduk ke bawah dan memang hanya memperhatikan gambar dari ruangan kamar dengan kaktus sebagai hiasannya. Aida tidak menyadari sama sekali tentang kehadiran seseorang yang mengganggu pandangan mata Reiko barusan.
Sepertinya benar yang dibilang Ibra dia memang tidak mempedulikan yang namanya Irsyad. Dia juga tidak melihatnya dan mereka tidak saling berkomunikasi satu sama lain. Mungkin hanya mengenalnya saja tapi tidak ada hubungan lebihyang lebih dekat?Reiko dalam hatinya merasa cukup lega karena sekarang dia sudah membawa istrinya menjauh ke arah mobilnya.Bukan mobil biasa yang sering Reiko gunakan. Gradenya lebih rendah tapi itulah mobil yang bisa ditemukan oleh Seno untuk kendaraan Reiko turun dari helikopter.Dan sementara ini dia masih larut dalam pikirannya tak peduli dengan Aida yang memperhatikannya meski tak bicara apapun dan jujur Aida juga merasa lega tentang sesuatu di dalam hatinya.
"Iya Mas, makasih Mas. Tapi Mas Reiko juga ndak bisa bilang kalau ratu lebah itu adalah masa lalunyaMas Reiko. Karena dia belum selesai sebagai masa lalu. Bisa jadi dia muncul lagi di masa depan dan kita tidak akan pernah tahu bagaimana nanti hidup itu akan berjalan.""Ai--""Cintaku cuma satu sih, Mas."Mata Aida sudah tidak lagi menatap suaminya saat dia bicara ini dan justru mengarah pada jam yang dari tadi mereka perhatikan."Kalau suatu saatratu lebah kembali aku nggak akan pernah ngelarangMas Reiko untuk balikan sama dia,cuma aku punya satu permintaan aja supaya MasReiko tidak berzina lagi dengannya.
(Sebelum kejadian)Brigita: Jadi sampai hari ini kau belum bertemu dengan yang namanya Gerald Peterson?Shandra: Belum. Dan Tommy sepertinya tidak lagi fokus pada Gerald. Aku tidak tahu apa yang terjadi sekarang tapi dia begitu kesal sekali dan setiap hari dia hanya marah-marah saja dan seakan tak terima kalau dia tidak bisa membawa pulang adikku Anastasya Adiatma.Brigita hanya bisa memijat dahinya saja saat mendengar penjelasan dari Shandra.Brigita:Tapi bukannya yang menentukan kapan kalian bertemu dengan Gerald Peterson itu adalah Gerald sendiri? Apa dia belum menghubungi kalian? Kita sudah cukup lama loh di sini. Maksudku kal