Haduh, gimana nih?
Sejujurnya Aida sangat cemas. Tapi dia tidak mungkin memperlihatkan kecemasannya ini di depan Inggrid yang pasti akan bertanya-tanya dan Aida khawatir akan membuat gadis itu cemas lalu menceritakan semua pada keluarganya.
Aida tidak mau merepotkan semua orang dan membuat spekulasi. Dia juga tidak mau membuat suaminya banyak pikiran makanya Aida menuruti melakukan apa yang diperintahkan Reiko yang juga ikut ke kamar bersama dengannya untuk membawa koper yang sudah mereka siapkan.
Reiko berencana untuk menaruh mobilnya di bandara. Dan mereka akan mendapatkan lounge khusus sebagai tamu VIP selama menunggu penerbangan. Jadi tak masalah baginya kalau mereka berangkat lebih dulu.
Lagian saat dia pulang ini sudah jam sembilan malam. Perjalanan ke bandara bisa menghabiskan waktu satu sampa
Aish, baiknya aku tiduran dulu saja!Reiko memang sering sekali memforsir tenaganya untuk bekerja. Kalau tubuhnya tidak merasa sakit seperti pening atau kadang perutnya terasa perih seperti sekarang dia belum berhenti.Eish, aku harus cepat beli pesawat jet sendiri supaya aku bisa berduaan di kamar dengan istriku. Kalau tak menyentuhnya begini pusinglah kepalaku.Dan meskipun kurang nyaman dengan tempat tidur ada sekatnya seperti sekarang ini tapi dia harus menerimanya.Eh, tapi mungkin aku harus bersyukur karena ini lebih baik daripada kelas ekonomi dulu ya? Kata Ai, kalau bersyukur nikmatnya akan ditambahkan oleh Tuhan kan? bisik hati Reiko yang mencoba tidur hingga dia akhirnya pula sendiri.Sampai..."Mas
Ish, Mas Reiko nih, gak peka. Kesal hati Aida. Aku nervous bukan karena dia yang mau presentasi tapi apakah dia akan bertemu dengan kekasihnya sekarang? Lalu...Aida, tak paham apa maunya dan sekarang dia sedang bersama suaminya bahkan suaminya sedang menggandeng tangannya tapi pikirannya terus saja mengarah pada seseorang yang membuat napas Aida kembang kempis."Kamu tenang aja kalau urusan presentasi aku bisa menjamin aku bisa memberikan yang terbaik. Sudah jangan berpikir macam-macam. Aku yakin semuanya akan beres dan baik-baik saja. Project yang kubuat itu sangat bagus sekali jadi tidak mungkin kalau aku gagal."Dari semua tawaran desain yang diberikan oleh Brigita pada MTC itu semua memang buatan Reiko tanpa ada penambahan sedikitpun.Tapi tentu saja Reiko tidak tahu apakah desain itu m
"Uhuk uhuk! Apa kau tidak bisa menghentikan merokokmu? Kurasa kau merokok beribu-ribu batang pun itu tidak akan merubah keadaan!" pengap ruangan itu sehingga wanita itu tak tahan lagi."Kau pikir, dengan apa yang kau katakan itu bisa mengubah keadaan juga Shandra?""T-tommy, kenapa kau memekik padaku? Ini bukan salahku!" Shandra tak terima."Bukan salahmu? Cih! Kemana otakmu, hmm? Lupa kau kalau semua masalahku ini berawal dari dirimu?"Sama, suaminya pun tak terima. Dia berjalan mendekat pada Shandra dengan tatapan dinginnya."Siapa yang di awal berpura-pura baik? Berpura-pura seperti malaikat berusaha mendekat padaku tapi sebenarnya kelakuannya adalah kelakuan iblis. Kau yang merebut aku dari adikmu!""A-apa?" Shandra sempat membuang
"Berikan kesempatan padaku untuk mengajukan design-ku baik untuk bangunan dan desain interior!""Maksudmu?" Richard, yang mendengar permintaan Reiko sedikit tak paham apa keinginan dari pria itu.Dia sudah menjelaskan kalau dirinya hanya menjadikan Brigita sebagai alat untuk mencari Tasya.Apakah permintaan maaf yang diinginkan oleh Reiko adalah kesempatan untuk bekerja sama dengan dirinya?"Satu bulan. Berikan aku satu bulan waktu untuk mempelajari seperti apa yang kau inginkan dari resort yang akan kau buat. Dan berikan waktu untukku untuk membuat ulang desain interior yang sesuai dengan design arsitek terbaru!"Reiko lalu diam sejenak. Dia membuang wajahnya untuk menghempaskan napas sebelum kembali melirik pada Richard."Asal kau tah
"Aku harap kau tidak keberatan dengan rencanaku meminta Connor Meyer melakukan yang sama sepertimu. Karena aku juga sudah merugikan kalian berdua dengan cara yang tak baik untuk masalah pribadiku!"Selepas salah satu saingan Reiko untuk memperebutkan tender dari MTC sudah pergi meninggalkan ruangan, Richard kembali bicara.Pria itu belum pergi kemanapun dan masih menatap Reiko yang sebetulnya sadar kalau ini adalah babak baru persaingan yang lebih ketat untuknya tapi dia sudah mengangguk setuju."Jika kau tidak memberikan kesempatan yang sama padanya kurasa kau tidak adil pada kami."Reiko membuat Richard merasa lega dan ini berarti masalah satu sudah selesai."Aku berharap kita bisa bekerja sama seandainya semua yang nanti kau siapkan sesuai dengan minat dan impianku."
Ssssh, bagaimana ini? Aku sudah bersyukur sekali Bee tidak mau hadir di sini karena dia tidak mau melihatku dan kini aku harus mengajaknya ke rumah Gerald?Pikiran Reiko jadi terbang ke saat-saat di mana dia baru saja menghubungi Brigita beberapa jam yang lalu sebelum rapat dimulai.Flashback On&
"Sudah meneleponnya?"Sesaat setelah seorang wanita menutup teleponnya beberapa waktu yang lalu suara meninggi yang menyapanya itu membuat dirinya kaget."Leon kurasa kau tidak perlu membuat aku hampir jantungan!""Cih. Kemari kau slave!""Brigita, namaku Brigita dan jangan kau tarik rambutku. Kau tahu, aku--"PLAK!"Diam! Kau di sini bukan mistress-nya, tapi aku loh Nyonya-nya!" mata itu menatap tajam pada Brigita di saat yang bersamaan..."Leon! Jangan terlalu kasar padanya.""Kau menyukainya, Sean? Kau memarahiku karenanya?""Cup. Cup. Cup! Jangan menangis Leon."Hya
Maunyaaku mengatakan nggak boleh. Tapi gimana caranya aku bilang nggak boleh? Toh aku di sini adalah orang ketiga di antara mereka?"Iya Mas."Makanya setelah pertanyaan suaminya, itulah jawaban yang keluar dari bibir Aida."Aku pergi dulu ya."Reiko lalu mengecup dahi istrinya."Kamu jangan khawatir, aku masih tetap ingat apa janjiku padamu kok. Aku cuma nggak mau bikin Brigita salah paham dan menyalahkanmu lalu membuat masalah denganmu, Ai.""Iya Mas. Ya sudah