"Papa, sudahlah! Urusanku dengan Brigita dan Aida ini adalah urusan pribadiku!"
"Tapi ini menyangkut pekerjaanku dan ini juga menyangkut tentang perusahaan yang selama ini sudah kubangun dengan jerih payah dan tenagaku. Aku membantu kakekmu dengan sangat tulus sekali membangun perusahaan keluarga kami. Dan kamu ingin membuat semuanya rusak?"
Endra, tidak bisa menerima alasan Reiko.
"Di saat semua orang mereka bisa bermain dan menikmati masa mudanya, apa yang kulakukan Reiko? Membangun perusahaan ini. Disaat adikku kabur meninggalkan perusahaan dan berusaha mencari jalannya sendiri mewujudkan mimpinya dengan mengatakan dia tidak mau memperbesar bisnis rokok ayahnya, aku yang bertanggung jawab!"
"Kamu ingin menyanggah apalagi Reiko?"Lihat anaknya diam dan sudah kelu bibirnya karena tak tahu lagi harus mengatakan apa tentang kejadian ini saat Endra kembali menyindirnya."Kau ingin bilang kalau ini adalah perbuatan Raditya?"Memang sejujurnya ada pikiran dalam benak Reiko kalau ini adalah akal-akalan Radit untuk membuat namanya hilang. Karena kekesalan Radit padanya. Bisa saja kan seperti itu?"Dengar ya! Kalau memang ini adalah buatan Radit, dan kalau memang ini tidak direncanakan oleh Reyhan, dia seharusnya menyuruh adiknya untuk tidak mengatakan seperti itu dan membawa nama orang tuanya. Karena ini ujungnya akan menjadi bumer
"Selesaikan pekerjaanmu dan kalau memang kau ingin cepat-cepat ke tempat Brigita, pergilah! Tapi beritahu Deni dulu. Aku tidak ingin Roy ada di sini nantinya akan membuat masalah baru karena hubunganmu dengan Brigita yang tak tercover!"Selepas bicara Endra sudah membalikan badan dan keluar dari ruangan itu.Perasaannya masih tak menentu dan masih tak enak.Kalau bukan untuk melindungi putraku, maka aku tidak akan lagi ingin mengingat tentang dirimu. Wanita yang memang masih ada dalam hatiku dan aku juga heran kenapa aku tidak bisa melupakanmu padahal aku tahu sudah seburuk apa kau melakukan kekejaman pada diriku!Satu sisi dia memang masih merindukan wanitanya yang hila
Rika : Eh, apa? Kau mendengarnya berkata seperti itu?Kalau bukan orang kepercayaannya sendiri yang bicara, mungkin saat ini Rika tak akan percaya.Deni : Iya Mbak. Dia bilang akan menerima keputusan anaknya selama anaknya bahagia. Bahkan aku disuruh kirim dua orang untuk melihat mana yang setia pada anaknya.Ini yang kukawatirkan! Dia masih bodoh seperti dulu dengan berpikir bahwa Aifah adalah wanita terbaiknya. Apa karena sekarang menantunya namanya Aida makanya dia berpikir bahwa Aifah dan Aida memiliki sikap yang sama? Dia tidak menunjukkan memang kalau dia masih mencintai Aifah padaku sekarang. Tidak secara terang-terangan, tapi aku yakin sekali dia berkata begitu pada Deni karena dia terinspirasi
"Fuuuh!"Di saat Endra sudah meninggalkan ruangannya, Reiko menghempaskan napas pelan sambil menyandarkan tubuhnya di ergonomic chair dan membuat kepalanya terasa sedikit lebih baik, meski pening itu tetap tak hilang."Sssh!"Pikirannya yang pelik, ditambah lagi dia belum makan dari siang ini membuat dirinya meringis sambil memegang perutnya.Apa benar semua yang dibilang Papa, kalau Reyhan bersikap seperti itu?Reiko maunya sih tidak mempercayai ini.Tapi dia juga tidak bisa berbohong pada dirinya send
Reiko : Aku pun sepemikiran denganmu, Bee. Aku merasa khawatir juga kalau kamu dekat-dekat denganku maka kamu akan kena imbasnya juga. Apalagi aku tidak tahu seberapa mengerikan sepak terjang dari Reyhan Dharma Aji. Dan dia sekarang sudah memiliki aliansi yang kuat juga dengan Raditya Prayoga.Brigita : Ssssh, sulit sekali aku ingin bertemu denganmu saja. Kenapa se-merepotkan ini, sih?Reiko : Aku akan minta tolong pada papaku supaya aku bisa bertemu denganmu tanpa masalah. Tapi mungkin kau harus bersabar dulu.Brigita : Hmm. Oh iya ngomong-ngomong, soal Seno. Apa dia masih berada di apartemen itu? Kurasa kalau dia tidak ada di sana lagi itu akan mudah untuk kita.
"Maafkan aku Bee. Aku tidak ada niat untuk menipumu dan berbohong padamu soal perasaanku padanya. Tapi memang belum tepat kalau aku bicara denganmu sekarang."Reiko berpikir panjang."Bukan salah Bee tak mau menemuiku. Tapi memang semua impiannya yang telah kami bicarakan sejak dulu bisa gagal. Jadi wajar jika dia khawatir bertemu denganku karena masalah ini. Dan mungkin aku harus bicara dengan papa soalan Bee ke Abu Dhabi."Reiko sebenarnya punya perasaan tak enak juga karena Brigita tidak mau bertemu dengannya seakan-akan dia dihindari karena kondisinya yang sedang bermasalah meski dia juga inginnya tak menemui Brigita alasan keamanan, tapi tadi yang minta Brigita bukan ide darinya makanya dia merasa seperti dihin
"Kau …."Sebetulnya dia mau bicara, tapi matanya kini mengarah ke meja makan yang membuat Reiko tak lagi bisa berkata-kata."Kamu masak?"Terbayang sudah dalam pikiran Reiko seberapa lama Aida menunggunya di kursi makan tadi. Mengharapkan bisa makan bersama dengannya. Semua gambaran itu menggetarkan hatinya membuat campur aduk pikirannya."Iya, tadi aku udah siapin makan buat Mas Reiko dan tadinya aku mau makan bareng. Jadinya aku nungguin."Membuat Reiko yang mendengar kejujuran itu tak tahan lagi untuk tidak mendekat pada wanitanya dan memberikan k
"Mas Reiko takut ketahuan sama kakek bukan kalau ketemu di Indonesia?""Fuuuh, kalau aku pribadi sih aku gak akan masalah kalau ketahuan sama kakek juga. Aku juga ingin bicara dengan Brigita sebenarnya kalau gak kepentok janji padamu. Tapi sekarang yang jadi taruhan adalah perusahaan. Kerja keras papaku.""Heeh, kenapa sama perusahaan tah, Mas?" tanya yang membuat Reiko mencubit pipi Aida."Aku cuci piring dulu ya. Nanti aku cerita padamu."Reiko itu kan memang tidak suka melihat kalau ada bekas makan berantakan. Apalagi sekarang sudah waktunya beristirahat dan dia juga tidak suka kalau tidur dengan menyisakan cucian piring di dapur.