Share

Bab 330. Debaran Tak Biasa

Pagi itu, Kanaya terbangun oleh suara kicauan burung yang terdengar dari luar jendela. Ia mengerjapkan mata, mencoba mengingat di mana ia berada. Begitu kesadarannya pulih, ia terhenyak merasakan tempat tidur empuk, kamar luas, dan pemandangan halaman belakang yang hijau, menegaskan bahwa ia masih berada di rumah orang tua Kaisar.

“Aku benar-benar menginap di rumah Pak Kaisar semalam,” bisiknya pada diri sendiri. Ia setengah tidak percaya.

Setelah beberapa menit termenung, Kanaya memutuskan untuk bangun. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.30. Ia harus segera siap-siap. Pasti aneh jika dia masih bermalas-malasan di rumah bosnya.

Setelah membersihkan diri, Kanaya keluar dari kamarnya, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat seseorang berdiri di depan pintu kamarnya.

“Pagi, Kanaya. Apa tidur kamu nyenyak semalam?” Maira muncul dengan senyuman hangat. Ia memandang Kanaya dengan sangat perhatian.

“Pa-pagi, Bu,” balas Kanaya tergagap, cepat-cepat menunduk. “Maaf, saya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status