Beranda / Pernikahan / Istri yang Tak Kau Harapkan / BAB 99 - Falling Blossoms

Share

BAB 99 - Falling Blossoms

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kristal selalu suka berendam di bathtub dengan bath bomb beraneka warna dan wangi sebagai koleksinya. Ia tahu kalau Kai adalah light sleeper dan sangat mudah membangunkannnya melalui telepon.

Sambil berendam di bathtub dengan air yang sudah ia campur dengan bath bomb Lavender-Cedarwood Bath Fizzy Bain Petillant dari Bath and Body Works, Kristal menunggu kehadiran Kai.

Tidak butuh waktu lama sampai ia bisa mendengar pintu kamar yang dibuka dengan tergesa, karena ia sendiri tidak menutup pintu kamar mandi.

“Hei.” Kai langsung menghampiri Kristal, berjongkok di sebelah perempuan itu, dan mencium bibirnya sebagai sapaan. “Kok kamu nggak bangunin aku, sih?”

Kristal meringis. Tiba-tiba keberaniannya untuk menggoda Kai tadi langsung lenyap seperti bath bombyang ditenggelamkan ke air. Perempuan itu sedikit menenggelamkan tubuhnya agar dadanya tidak terekspos, namun hal itu membuat Kai terkekeh.

“Apa, sih? Kok masih malu-malu sama aku?” Kai menjawil hidung Kristal dengan gemas. “Aku gabung bol
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 100 - Aku Istrinya Kai, Kamu Mau Apa?

    “Duh, nyonya besar kayaknya hidupnya bahagia banget, nih, kayak film Barbie.”Kristal mendengus selagi mengerutkan keningnya mendengar jokes Hafi. “Fi, sumpah kamu garing banget kayak rempeyek.”Diejek begitu, Hafi malah tertawa. Sudah biasa baginya diejek sekian tahun oleh Kristal, jadi dia tidak pernah menganggap serius apa yang diucapkan Kristal padanya.Hari ini hari Sabtu dan seperti biasanya, ada acara penghargaan di industri entertainment yang membuat Kai harus datang. Kai tentu saja mengajak Kristal menjadi plus one-nya seperti biasa.Tapi pagi ini Hafi sudah meneleponnya dan mengajaknya hang out sekalian mengambil setelan jasnya di Wong Hang untuk ia pakai malam ini. Setelah mengambil jasnya, lelaki itu menuruti Kristal yang ingin ke salon langganannya untuk mengganti nail art kukunya.“Tapi beneran,” ucap Hafi lagi setelah Kristal selesai dengan proses pembayaran untuk treatment-nya hari ini. “Kamu kelihatan lebih… apa, ya? Bahagia.”Kristal memutar kedua bola matanya sambil

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 101 - Mirror on The Wall, Tell Me….

    Olla mencuri banyak perhatian tamu undangan yang hadir malam ini.Pertama, karena akhirnya setelah kasusnya tiga tahun yang lalu itu, Olla kembali ke dunia entertainmentdan bisa dibilang cukup sukses.Kedua, karena perempuan itu tidak bersikap lebih baik daripada sebelumnya. Padahal semua orang tahu tentang kasus yang menimpanya.Ketiga, karena gaun yang dikenakan Olla benar-benar ketat, seksi, dan… mengundang dengan terang-terangan.‘Perempuan ini….” Olla mendesis kesal saat melihat sosok Kristal yang terus menempel seperti lintah dengan Kai di matanya.“Lihat apa?”“Itu, Kai.” Olla menjawab singkat pada temannya, si penyanyi pendatang baru yang cukup sukses dari manaj

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 102 - My Wish For You

    Kai mulai panas dingin dan gelisah di tempatnya. Ia memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan diri, namun cara itu tidak berhasil.“Pak, ini macetnya lama banget?” tanya Kai yang sadar kalau ia sudah bertanya puluhan kali pada sopirnya, tapi ia tidak bisa mencegah dirinya sendiri.Bayangan Kristal yang sudah menunggu lebih dari setengah jam di kantornya membuat Kai merasa semakin bersalah dan khawatir. Padahal ia yang berjanji untuk menjemput Kristal, tapi meeting-nya selesai lebih lama dari dugaannya.Ditambah ruas jalan yang dipenuhi kendaraan yang nyaris tidak bergerak karena kemacetan parah setelah hujan.“Kayaknya iya, Pak,” jawab sopirnya dengan sabar.Kai mengembuskan napasnya perlahan kemudian meraih ponselnya dari dalam saku unt

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 103 - (Sebenarnya) Aku Bahagia Kok Dengannya

    Selain ruang tengah, teras samping rumahnya merupakan spot favorit Kristal di rumah ini. Setahun yang lalu, setelah pernikahannya dengan Kai semakin membaik, Kai mulai merayu Kristal agar merenovasi rumah ini supaya ada sentuhan Kristal di mana pun yang perempuan itu inginkan.Kristal yang tadinya mengira rumah ini dibeli Kai untuk hidup berdua dengan Cessa, bisa bernapas lega saat Kai mengatakan kalau rumah itu dibeli Kai justru dua bulan sebelum mereka menikah.“Aku suka bagian teras rumahmu ini, deh.” Renjana menaruh gelas berisi jus apel buatan Mbak Jia di meja kecil yang ada di antara kursi rotan yang mereka duduki.“Aku juga.” Kristal mengiakan. “Lumayan enak buat refreshing.”Di bagian halamannya, ada kolam ikan yang dipelihara dengan baik oleh Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 104 - Is It The Answer?

    “You’re pregnant, aren’t you?”Kristal terbelalak kaget. “Kok bisa tahu?”Renjana terkekeh pelan. “Nggak tahu, ya. Tapi emang kalau orang hamil itu kelihatan, kok, dan aku, kan, juga pernah hamil, Ta. Jadi tahulah bedanya.”Kristal yang hari ini masih mengenakan setelan santainya di rumah—celana santai yang panjangnya sampai lima senti sebelum lutut dan kaos oblong, mengusap perutnya dengan senyuman yang membuat ia terlihat lebih cantik.Renjana senang karena Kristal ternyata terlihat bahagia, berbanding terbalik dengan dugaan awalnya. Tapi ia bersyukur, Kristal tidak mengalami penderitaan selama apa yang pernah ia rasakan.“Baru empat minggu,” terang Kristal yang juga mengundang senyum Renjana. &ld

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 105 - Sweet Creature

    “Iya! Makanya, jangan kayak Bang Toyib, tiga kali ulang tahunku kamu nggak pernah ada!”“Ampun, Sayangku.”Kristal sebenarnya ingin lebih lama lagi melancarkan misi beri-Kai-pelajaran-sesekali. Tapi saat ia berbalik dan melihat bagaimana Kai menatap testpack (yang bahkan sempat ia kira termometer, GOSH!) dengan mata berkaca-kaca, Kristal jadi luluh dan bangkit dari posisinya.Perempuan itu duduk mendekat pada Kai yang di luar dugaannya, langsung memeluknya dengan sangat erat.“Sorry, thank you, and I love you,” ucap Kai dengan suara yang bergetar dan membuat perasaan haru membuncah di dada Kristal. “I do really love you, Ta.”Kristal menumpukan dagunya di bahu Kai dan mengusap punggung suam

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 106 - Such A Simple Thing

    “Om Hafi.”“Apa, Sayang?”“Kok Om Hafi sendirian?” tanya Kelana dengan polosnya.Tidak tahu saja anak kecil itu, hati Hafi yang kering jadi semakin merana setelah mendengar pertanyaan tersebut.Memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan menyakitkan tersebut, Hafi malah balik bertanya, “Emangnya nggak boleh?”“Ya….” Kelana terlihat berpikir sambil mengerucutkan bibirnya dan hal itu membuat Hafi merasa gemas. “Boleh aja, sih. Tapi kan Tante Tata sama Om Kai. Papa juga sama Mama. Om Hafi doang yang sendirian.”Karena om kamu yang ganteng ini ditolak, Kelana! seru Hafi dengan gemas, namun hanya bisa dari dalam hati. Akan terlihat sangat menyedihkan kalau

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 107 - Teman Bahagia

    Seminggu setelah makan siang di rumah Kristal, ketiga sahabat itu kembali berkumpul di restoran favorit mereka, Pancious Pacific Place.“Kalian nggak bosen makan di sini terus?” tanya Hafi saat Sabtu siang itu mereka sudah duduk manis di Pancious sambil membuka buku menu.Setidaknya Hafi yang membuka buku menu, karena Kristal dan Renjana hampir selalu memesan makanan yang sama setiap mereka datang ke sana.“Nggak. Kamu bosen?” tanya Kristal sambil menaikkan satu alisnya.Hafi hanya mengedikkan bahunya. “Cuma heran, bertahun-tahun kita selalu ke restoran yang sama dan pesanan kalian juga hampir selalu sama. Pantes, ya, ke laki-laki, pun, sukanya yang itu-itu aja.”Bukannya marah karena sindiran tersebut, Renjana dan Kristal justru ber-

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 127 - Pertama dan Terakhir

    “Menurut kamu, gimana filmnya?”Kristal menoleh pada Kai dan menatapnya dengan penuh perhitungan. “Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”Kai menyeringai. “Jujur dong, Babe.”“Hm….” Kristal mengusap dagunya sembari berpikir. “Alur ceritanya agak membosankan, terlalu sering dijadiin formula film-film sejenis dan nggak ada twist apa-apa.“Perkembangan karakternya juga nol. Padahal film atau buku itu akan bener-bener seperti ‘film dan buku’ ketika karakternya berkembang—menurutku tapi ini, ya.“Kayaknya kalau bukan karena kamu yang ngajak, aku nggak bakal mau nonton, deh.”Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 126 - Time Heals All Wounds

    Kai menatap istrinya untuk waktu yang lama. Kristal bukannya tidak sadar kalau suaminya yang tengah duduk di tepi ranjang tengah mengamatinya yang kini sedang memoles wajahnya dengan riasan.“Kenapa, sih, Mas?” Akhirnya Kristal tidak tahan untuk angkat bicara. “Lipstikku menor banget, ya?”Kai tergelak seraya menggeleng. “Nggak, red looks so good on you.”Perempuan yang hari ini mengenakan atasan plisket berwarna biru langit dan midi skirt hitam tersebut menatap Kai dengan curiga. “Terus? Kok ngelihatin aku kayak gitu banget?”“Soalnya kamu cantik.”“Basi, Mas.”Kai kembali tertawa. Kristal yang sudah selesai pun beranjak ke ranjang dan duduk di sa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 125 - The Little Prince

    Kristal menatap deretan buku yang ada di ruang santai di lantai dua. Hari telah beranjak siang saat ia naik ke lantai atas untuk mengambil laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.Akan tetapi, ia malah terdistraksi oleh rak buku yang penuh dengan buku anak-anak dan buku dongeng di ruang santai. Baru minggu lalu ia dan Kai membeli banyak buku di Gramedia dan Periplus untuk anak mereka.Menunda keinginannya untuk mengambil laptop, Kristal beralih pada ruang santai dan duduk di single sofa yang terletak di depan rak tersebut.Matanya mengamati deretan buku beraneka warna dan beraneka ukuran tersebut memenuhi rak buku mereka. Kristal dan Kai berharap anak mereka nanti akan suka membaca seperti mereka berdua.Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 124 - Pelangi Setelah Hujan

    “Mas, makan di luar, yuk. Mau nggak?”Hari ini adalah hari Kamis dan hari sudah menjelang sore, saat tiba-tiba Kristal menoleh padanya yang tengah meneliti dokumen untuk ia bawa meeting hari Senin minggu depan.Kristal sendiri baru menyelesaikan pekerjaannya setengah jam yang lalu dan mulai merasa bosan.Sebagai orang yang keluar rumah lima hari dalam seminggu, berada di rumah dari hari Minggu sampai Kamis seperti ini sudah mulai membuatnya jenuh.“Mau.” Kai menjawab tanpa berpikir panjang. “Mau makan di mana, Sayang?”“Pancious?” Kristal meringis karena lagi-lagi nama restoran itulah yang ia pilih. Di kepalanya hanya akan selalu ada dua tempat makan yang akan sudi ia datangi dalam mood apa saja, McDonald’s dan PanciousKai mengacak rambut Kristal dengan gemas. “Boleh.”“Kamu sibuk banget, Mas?” tanya Kristal sambil mendekat pada Kai hingga tubuh mereka bersisian, dan perempuan itu menatap laptop di depan Kai. “Masih banyak nggak kerjaannya?”“Nggak, kok,” jawab Kai untuk dua pertanya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 123 - River of Tears

    Walau dokter mengatakan biasanya ketika proses kuretase berjalan lancar pasien bisa beraktivitas kembali setelah pulang dari rumah sakit, Kai tetap menganjurkan Kristal untuk beristirahat. Maka di sinilah Kristal, menghabiskan beberapa hari cutinya di rumah.Dalam diam Kai dan Kristal sama-sama sepakat kalau waktu istirahat bukan hanya untuk menyembuhkan diri pasca proses medis tersebut, tapi juga mengistirahatkan mental yang benar-benar lelah.“Kamu nggak ke kantor?” tanya Kristal setelah siang itu mereka tiba di rumah.“Nggak.” Kai menggeleng sambil ikut duduk di sofa, di samping Kristal. “Aku juga cuti.”Kristal mengerutkan keningnya. “Mas, aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jagain aku 24 jam.”“It’s okay. Kalaupun kamu nggak butuh aku di sini, aku yang butuh kamu, Ta.”Ucapan Kai membuat Kristal terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Kai merengkuh Kristal ke dalam dekapannya.Saat itulah, dari puluhan pelukan yang ia dapat sejak mereka dikabarkan kalau sang calon anak ya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 122 - Kita Tidak Pernah Siap Menghadapi Kehilangan

    Kristal terbangun karena rasa sakit yang membuat kepalanya juga langsung pusing. Namun, ia menahan diri untuk tidak memanggil siapa pun. Jadi yang ia lakukan hanya berdesis pelan, sepelan mungkin agar Kai tidak terbangun.Kristal bisa merasakan bagaimana Kai tertidur di samping ranjangnya, dengan posisi yang tidak nyaman. Kepalanya terkulai di sisi ranjang yang Kristal tempati dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan Kristal.Kristal menelisik ke sekitarnya dan tidak menemukan siapa pun selain Kai. Sebenarnya beberapa jam yang lalu ia sempat terbangun, namun hanya bisa mendengar suara Julia dan Kai yang mengobrol lirih, kemudian ia jatuh tertidur lagi.Kristal mencoba menghela napas dalam-dalam. Tatapannya kini terpaku pada langit-langit kamarnya.“Kak… kok kamu tinggalin Mama sama Papa, sih? Katanya mau ketemu sama Mama sama Papa,” lirihnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Rasanya masih seperti mimpi saat dokter mengatakan padanya kalau janinnya tidak berkembang dan ha

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 121 - Waktu Kamu Pergi Sebelum Kita Bertemu

    [Kehamilan Kristal. Minggu kelima.]Kai yang baru pulang bekerja memanggil Kristal, saat ia tidak menemukannya di ruang tengah atau di ruang makan. “Tata?”Karena tidak ada sahutan, Kai berpikir mungkin Kristal ada di kamar. Mengingat akhir-akhir ini istrinya mudah sekali merasa mengantuk.“Mas?”Panggilan itu membuat langkahnya terhenti dan kembali turun dari dua anak tangga yang sudah ia naiki. Matanya menangkap sosok Kristal yang melongok ke arahnya dari teras samping.“Lho, di sini kamu ternyata,” ucap Kai saat menghampiri istrinya dan memeluknya. Kemudian ia mencium kening dan bibirnya seperti biasa. “Ngapain malem-malem di luar?”“Lihatin bintang.” Krista

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 120 - Rainy Days on The Sidewalk

    Hari ini adalah kunjungan rutin Kristal ke dokter kandungan. Dan seperti biasa, Kai tentu menemaninya. Lelaki itu tidak pernah meninggalkan Kristal pergi sendiri di jadwal kunjungan rutinnya.Kristal merasa excited karena hari ini akan menyapa anaknya lewat USG dan mendengarkan apa kata dokter mengenai kandungannya, tapi ada sedikit keresahan yang muncul sejak semalam.Walaupun begitu, ia berusaha baik-baik saja di depan Kai karena tidak ingin membuat suaminya khawatir. Hanya saja usahanya digoyahkan dengan apa yang ia dapati pagi ini.“Sayang.” Panggilan Kai diiringi ketukan di pintu kamar mandi. “Tumben lama? Kamu nggak pingsan, kan?”“Nggak, kok.” Gema suaranya menyamarkan su

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 119 - What Lovers Do

    “Sayang, kamu belum mau liat-liat baju buat si Kakak?”Pertanyaan Kai membuat Kristal yang tadinya sedang melihat website Sephora untuk request makeuppada Hafi, jadi terhenti karenanya. “Baru tiga bulan, Mas.”“Iya, sih.” Kai mengangguk pelan. “Tapi kayaknya lucu nggak, sih, kalau kita mulai cicil baju bayi?”Kristal terkekeh pelan dan meninggalkan iPad Kai yang tadinya ia pinjam di atas meja.“Mas, baju bayi tuh kepakenya cuma sebentar, lho. Kan, makin lama dia makin gede. Kalau kita beli dari sekarang, nanti yang ada pas Kakak baru lahir, stok bajunya udah hampir setengah baju kita.”Kai yang baru sadar setelah mendengar ucapan Kristal langsung terkekeh malu. Ia menggaruk tengkuknya ya

DMCA.com Protection Status