Beranda / Pernikahan / Istri yang Tak Kau Harapkan / BAB 107 - Teman Bahagia

Share

BAB 107 - Teman Bahagia

Penulis: Sara Maureen
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seminggu setelah makan siang di rumah Kristal, ketiga sahabat itu kembali berkumpul di restoran favorit mereka, Pancious Pacific Place.

“Kalian nggak bosen makan di sini terus?” tanya Hafi saat Sabtu siang itu mereka sudah duduk manis di Pancious sambil membuka buku menu.

Setidaknya Hafi yang membuka buku menu, karena Kristal dan Renjana hampir selalu memesan makanan yang sama setiap mereka datang ke sana.

“Nggak. Kamu bosen?” tanya Kristal sambil menaikkan satu alisnya.

Hafi hanya mengedikkan bahunya. “Cuma heran, bertahun-tahun kita selalu ke restoran yang sama dan pesanan kalian juga hampir selalu sama. Pantes, ya, ke laki-laki, pun, sukanya yang itu-itu aja.”

Bukannya marah karena sindiran tersebut, Renjana dan Kristal justru ber-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 108 - Pretty Shining People

    “Tata.”“Apa, Ma?” Kristal menyahut sambil memakan potongan semangka yang baru saja diberikan Julia.Pukul tujuh malam saat Kristal sampai di rumahnya, ia dikejutkan dengan kehadiran Julia dan berbagai macam buah-buahan di ruang makan.Rasanya seperti saat melihat Kai pulang dari Bandung dengan lusinan kotak kue. Mamanya bisa jadi pedagang buah atau jus dengan semua yang ia bawakan untuk Kristal.“Kamu nggak kepikiran mau resign aja?”Pertanyaan Julia membuat Kristal meninggalkan tayangan CNN dan menatap mamanya dengan penasaran. “Tumben Mama bahas itu.”Mamanya memang bukan wanita karier yang bekerja di kantoran. Sejak dulu, mamanya lebih banyak waktu di rumah dibandingkan ibu te

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 109 - I Got So High That I Saw A Bitch

    “Aku kelihatan nambah gemukan nggak, sih?”“Sedikit,” jawab Kai jujur sambil tetap mencoba memasang dasinya.Kristal berdecak dan berbalik menghadapnya. Kai pikir Kristal akan memarahinya karena ia mengiakan pertanyaan Kristal mengenai fisiknya. Namun, tidak seperti dugaannya, Kristal justru meraih dasi yang sejak tadi berusaha ia pasang sendiri selagi Kristal memoles lipstiknya.“Susah banget minta tolong sama istri sendiri, ya?”Kai hanya balas dengan cengiran di wajahnya dan membiarkan Kristal membantu menyimpulkan dasinya.“You look so beautiful.”Kristal mendongak, dan karena belum mengenakan high heels, perbedaan tinggi mereka masih cukup jauh. “Kamu ngg

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 110 - Ruin My Life

    “Beruntung saya bisa memberi jaminan supaya Pak Kaisar nggak melapor ke polisi!”Brak! Olla tersentak kaget saat manajernya yang temperamen itu membanting tumpukan kertas pekerjaannya di hadapan perempuan itu.Sebenarnya Olla tidak terlalu suka manajemennya sekarang. Mereka tidak terlalu memedulikannya dan lebih banyak mengurusi penyanyi dangdut generasi baru yang diorbitkan setelah acara pencarian bakat di salah satu televisi selesai.No, Olla tidak benar-benar merendahkan mereka. Ia hanya sedang mencari pelampiasan kemarahannya saja.Semua ini gara-gara Kristal sialan itu, pikirnya kesal.“Lain kali, gunakan otakmu lebih dulu sebelum bertindak!” Bentakan manajernya membuat Olla tersa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 111 - Sorry Not Sorry

    “Sayang, aku ngidam.”“Ngidam apa?”Suara Kai yang terdengar siaga membuat Kristal terkekeh. Ia baru keluar dari kantor polisi bersama Jean dan beberapa associate mereka untuk mengurus kasus yang baru dilimpahkan kepada mereka seminggu yang lalu.“Makan siang bareng kamu.”Jean yang mendengar ucapan Kristal langsung tidak bisa menahan kikikannya, membuat Kristal langsung melotot padanya dan Jean hanya mengacungkan dua jari sebagai tanda damai.“Kamu belum makan siang?” Kai justru terdengar khawatir. “Ini udah jam dua, Sayang.”Kristal langsung berpikir cepat untuk mengalihkan perhatian suaminya. Ia memang telat makan siang karena urusannya di kantor polisi menyita wakt

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 112 - Feel So Right

    “Kamu pernah ikut blind date nggak?”“Eh?”Aksa tertawa melihat reaksi Kristal yang kaget. “Aku nanya doang, lho, Princess.”“Wah, kamu butuh tips buat blind date, ya?” goda Kristal yang langsung membuat Aksa kembali tertawa.“Begitulah.” Aksa mengedikkan bahunya. “Kayak… apa, ya? Kalau dipikir-pikir, aku nggak pernah ketemu orang baru dengan tujuan ingin memiliki hubungan romantis sama orang ini.”Kristal mengangguk mengerti. Ia menyendok tiramisunya sebelum kemudian bicara. “Iya, sih, kalau kuingat, aku juga gitu, kok. Aku selalu berhubungan sama orang yang awalnya ada di satu circle-ku dan murni temenan dulu.

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 113 - You Get What You Give

    “What the hell?! Mereka make out di ruangan yang nggak dikunci?!”Olla mengipasi wajahnya dengan kesal. Jadi perempuan yang tadi keluar dari lift yang ia masuki sebelumnya adalah Kristal?Saat lift terbuka, ia dikejutkan dengan sosok Rangga yang keluar dari lift dan menatapnya dengan aneh. “Sedang apa Anda di sini?”“Bukan urusanmu,” salak Olla dengan kesal.Cepat-cepat ia menekan tombol untuk menutup lift tersebut. Sial, kenapa juga ia harus terpergok oleh asisten Kai? Apa laki-laki itu akan membocorkannya pada Kai?“Tapi tanpa kasih tahu Kai pun, perempuan sialan itu udah melihatku,” geram Olla dengan kekesalan yang semakin meningkat.Ponselnya berdering begitu ia kelua

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 114 - She Looks So Perfect

    Memasuki minggu ke delapan kehamilannya, Kristal akhirnya menyuarakan ide yang akhir-akhir ini bercokol di benaknya. “Mas, kamar sebelah dijadiin buat kamar si Kakak, yuk?”Kai yang baru selesai memandikan Lulu dan tengah mengeringkannya, langsung menoleh pada Kristal yang duduk di teras. “Eh?”“Yang dulu kamar aku, Mas,” imbuh Kristal. “Emang agak jauh, sih, tapi nanti kita kasih baby monitoraja.”Kai dan Kristal memang belum sempat membicarakan hal ini karena kesibukan masing-masing. Pagi ini, saat Kristal memasuki kamarnya yang saat ini ia gunakan untuk menyimpan sebagian barang-barangnya, ide itu tiba-tiba terlintas di benaknya.“Boleh.” Kai mengangguk setuju. “Kita cicil beresin barang kamu dulu, ya. Kamu kasih tahu aja mana yang

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 115 - Women with A Brain More Exciting

    [Kristal. SMA kelas dua.]“Kai.”“Kak Kai.”“Gila hormat,” cibir Kristal. “Jalan, yuk.”“Males, ah. Bensinku tiris.”Kristal yang hari itu merasa bosan tapi tidak ke mana-mana karena Hafi dan Renjana yang sibuk dengan ekskul dan pekerjaan mereka, akhirnya nekat mengajak Kai yang hari ini mampir lagi ke rumahnya untuk pergi keluar.“Belilah.” Kristal memutar kedua bola matanya. “Ya udah, aku beliin, deh. Tapi, ayo, jalan. Aku belum bisa nyetir mobil, kalau bisa juga aku nggak bakal ngajak kamu.”Kai akhirnya menyerah dan Kristal langsung meminta izin pada Julia. “Ma, Tata pergi dulu sama Kai, ya.

Bab terbaru

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 127 - Pertama dan Terakhir

    “Menurut kamu, gimana filmnya?”Kristal menoleh pada Kai dan menatapnya dengan penuh perhitungan. “Kamu mau jawaban jujur atau bohong?”Kai menyeringai. “Jujur dong, Babe.”“Hm….” Kristal mengusap dagunya sembari berpikir. “Alur ceritanya agak membosankan, terlalu sering dijadiin formula film-film sejenis dan nggak ada twist apa-apa.“Perkembangan karakternya juga nol. Padahal film atau buku itu akan bener-bener seperti ‘film dan buku’ ketika karakternya berkembang—menurutku tapi ini, ya.“Kayaknya kalau bukan karena kamu yang ngajak, aku nggak bakal mau nonton, deh.”Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 126 - Time Heals All Wounds

    Kai menatap istrinya untuk waktu yang lama. Kristal bukannya tidak sadar kalau suaminya yang tengah duduk di tepi ranjang tengah mengamatinya yang kini sedang memoles wajahnya dengan riasan.“Kenapa, sih, Mas?” Akhirnya Kristal tidak tahan untuk angkat bicara. “Lipstikku menor banget, ya?”Kai tergelak seraya menggeleng. “Nggak, red looks so good on you.”Perempuan yang hari ini mengenakan atasan plisket berwarna biru langit dan midi skirt hitam tersebut menatap Kai dengan curiga. “Terus? Kok ngelihatin aku kayak gitu banget?”“Soalnya kamu cantik.”“Basi, Mas.”Kai kembali tertawa. Kristal yang sudah selesai pun beranjak ke ranjang dan duduk di sa

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 125 - The Little Prince

    Kristal menatap deretan buku yang ada di ruang santai di lantai dua. Hari telah beranjak siang saat ia naik ke lantai atas untuk mengambil laptopnya dan mulai mengerjakan pekerjaannya.Akan tetapi, ia malah terdistraksi oleh rak buku yang penuh dengan buku anak-anak dan buku dongeng di ruang santai. Baru minggu lalu ia dan Kai membeli banyak buku di Gramedia dan Periplus untuk anak mereka.Menunda keinginannya untuk mengambil laptop, Kristal beralih pada ruang santai dan duduk di single sofa yang terletak di depan rak tersebut.Matanya mengamati deretan buku beraneka warna dan beraneka ukuran tersebut memenuhi rak buku mereka. Kristal dan Kai berharap anak mereka nanti akan suka membaca seperti mereka berdua.Kai

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 124 - Pelangi Setelah Hujan

    “Mas, makan di luar, yuk. Mau nggak?”Hari ini adalah hari Kamis dan hari sudah menjelang sore, saat tiba-tiba Kristal menoleh padanya yang tengah meneliti dokumen untuk ia bawa meeting hari Senin minggu depan.Kristal sendiri baru menyelesaikan pekerjaannya setengah jam yang lalu dan mulai merasa bosan.Sebagai orang yang keluar rumah lima hari dalam seminggu, berada di rumah dari hari Minggu sampai Kamis seperti ini sudah mulai membuatnya jenuh.“Mau.” Kai menjawab tanpa berpikir panjang. “Mau makan di mana, Sayang?”“Pancious?” Kristal meringis karena lagi-lagi nama restoran itulah yang ia pilih. Di kepalanya hanya akan selalu ada dua tempat makan yang akan sudi ia datangi dalam mood apa saja, McDonald’s dan PanciousKai mengacak rambut Kristal dengan gemas. “Boleh.”“Kamu sibuk banget, Mas?” tanya Kristal sambil mendekat pada Kai hingga tubuh mereka bersisian, dan perempuan itu menatap laptop di depan Kai. “Masih banyak nggak kerjaannya?”“Nggak, kok,” jawab Kai untuk dua pertanya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 123 - River of Tears

    Walau dokter mengatakan biasanya ketika proses kuretase berjalan lancar pasien bisa beraktivitas kembali setelah pulang dari rumah sakit, Kai tetap menganjurkan Kristal untuk beristirahat. Maka di sinilah Kristal, menghabiskan beberapa hari cutinya di rumah.Dalam diam Kai dan Kristal sama-sama sepakat kalau waktu istirahat bukan hanya untuk menyembuhkan diri pasca proses medis tersebut, tapi juga mengistirahatkan mental yang benar-benar lelah.“Kamu nggak ke kantor?” tanya Kristal setelah siang itu mereka tiba di rumah.“Nggak.” Kai menggeleng sambil ikut duduk di sofa, di samping Kristal. “Aku juga cuti.”Kristal mengerutkan keningnya. “Mas, aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu jagain aku 24 jam.”“It’s okay. Kalaupun kamu nggak butuh aku di sini, aku yang butuh kamu, Ta.”Ucapan Kai membuat Kristal terdiam selama beberapa saat. Dengan hati-hati, Kai merengkuh Kristal ke dalam dekapannya.Saat itulah, dari puluhan pelukan yang ia dapat sejak mereka dikabarkan kalau sang calon anak ya

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 122 - Kita Tidak Pernah Siap Menghadapi Kehilangan

    Kristal terbangun karena rasa sakit yang membuat kepalanya juga langsung pusing. Namun, ia menahan diri untuk tidak memanggil siapa pun. Jadi yang ia lakukan hanya berdesis pelan, sepelan mungkin agar Kai tidak terbangun.Kristal bisa merasakan bagaimana Kai tertidur di samping ranjangnya, dengan posisi yang tidak nyaman. Kepalanya terkulai di sisi ranjang yang Kristal tempati dengan kedua tangannya yang menggenggam tangan Kristal.Kristal menelisik ke sekitarnya dan tidak menemukan siapa pun selain Kai. Sebenarnya beberapa jam yang lalu ia sempat terbangun, namun hanya bisa mendengar suara Julia dan Kai yang mengobrol lirih, kemudian ia jatuh tertidur lagi.Kristal mencoba menghela napas dalam-dalam. Tatapannya kini terpaku pada langit-langit kamarnya.“Kak… kok kamu tinggalin Mama sama Papa, sih? Katanya mau ketemu sama Mama sama Papa,” lirihnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Rasanya masih seperti mimpi saat dokter mengatakan padanya kalau janinnya tidak berkembang dan ha

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 121 - Waktu Kamu Pergi Sebelum Kita Bertemu

    [Kehamilan Kristal. Minggu kelima.]Kai yang baru pulang bekerja memanggil Kristal, saat ia tidak menemukannya di ruang tengah atau di ruang makan. “Tata?”Karena tidak ada sahutan, Kai berpikir mungkin Kristal ada di kamar. Mengingat akhir-akhir ini istrinya mudah sekali merasa mengantuk.“Mas?”Panggilan itu membuat langkahnya terhenti dan kembali turun dari dua anak tangga yang sudah ia naiki. Matanya menangkap sosok Kristal yang melongok ke arahnya dari teras samping.“Lho, di sini kamu ternyata,” ucap Kai saat menghampiri istrinya dan memeluknya. Kemudian ia mencium kening dan bibirnya seperti biasa. “Ngapain malem-malem di luar?”“Lihatin bintang.” Krista

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 120 - Rainy Days on The Sidewalk

    Hari ini adalah kunjungan rutin Kristal ke dokter kandungan. Dan seperti biasa, Kai tentu menemaninya. Lelaki itu tidak pernah meninggalkan Kristal pergi sendiri di jadwal kunjungan rutinnya.Kristal merasa excited karena hari ini akan menyapa anaknya lewat USG dan mendengarkan apa kata dokter mengenai kandungannya, tapi ada sedikit keresahan yang muncul sejak semalam.Walaupun begitu, ia berusaha baik-baik saja di depan Kai karena tidak ingin membuat suaminya khawatir. Hanya saja usahanya digoyahkan dengan apa yang ia dapati pagi ini.“Sayang.” Panggilan Kai diiringi ketukan di pintu kamar mandi. “Tumben lama? Kamu nggak pingsan, kan?”“Nggak, kok.” Gema suaranya menyamarkan su

  • Istri yang Tak Kau Harapkan   BAB 119 - What Lovers Do

    “Sayang, kamu belum mau liat-liat baju buat si Kakak?”Pertanyaan Kai membuat Kristal yang tadinya sedang melihat website Sephora untuk request makeuppada Hafi, jadi terhenti karenanya. “Baru tiga bulan, Mas.”“Iya, sih.” Kai mengangguk pelan. “Tapi kayaknya lucu nggak, sih, kalau kita mulai cicil baju bayi?”Kristal terkekeh pelan dan meninggalkan iPad Kai yang tadinya ia pinjam di atas meja.“Mas, baju bayi tuh kepakenya cuma sebentar, lho. Kan, makin lama dia makin gede. Kalau kita beli dari sekarang, nanti yang ada pas Kakak baru lahir, stok bajunya udah hampir setengah baju kita.”Kai yang baru sadar setelah mendengar ucapan Kristal langsung terkekeh malu. Ia menggaruk tengkuknya ya

DMCA.com Protection Status