Share

BAB 81 - No Tears Left To Cry

Barata mungkin ayah yang berbeda dari ayah kebanyakan. Kalau biasanya anak tunggal laki-laki akan dimanjakan atau dididik dengan sangat keras, Barata menempa Kai menjadi manusia yang lebih manusiawi.

“Menangis itu bukan urusan gender. Kalau kamu mau nangis, ya, nangis aja. Wajar, kok. Asal setelah menangis, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan dan segera melakukannya.”

Walau begitu, Kai bukan orang yang mudah menangis. Seberat apa pun masalahnya, ia belum pernah sampai menangis. Yang Kai ingat, ia hanya menangis di umur sepuluh tahun saat kakek dan neneknya meninggal.

“Hei.”

Panggilan itu membuat Kai menunduk, menatap Kristal yang kini berbaring di ranjang dengan beralaskan lengannya sebagai bantal.

“Hm?”

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status