Seminggu telah berlalu sejak Damar memberitahu tentang pameran UMKM di Prancis. Selama seminggu itu juga Suri bekerja keras membuat design-design terbaru. Menurut Damar sebaiknya ia membuat kreasi-kreasi spektakuler untuk ia pamerkan di sana. Dengan begitu karyanya akan mempunyai daya jual.Untuk itulah Suri mempelajari pasar rajutan di Eropa dengan cara menonton fashion show-fashion show Eropa di internet. Suri juga mencari tahu melalui para influencer-influencer tentang style-style yang diminati oleh orang-orang Eropa. Hasil risetnya menunjukkan beberapa fakta. Bahwa dulu bahan-bahan rajutan atau yang biasa disebut crochet hanya dibuat sebagai pakaian saat musim dingin saja. Setelah kian berkembangnya dunia fashion, dewasa ini crochet sudah bisa digunakan sebagai outfit untuk segala cuaca. Caranya adalah dengan menjadikan crochet sebagai outer atau luaran. Berdasarkan hasil risetnya. Suri pun membuat outer-outer crochet yang manis dan modis. Sebagai bawahan outer, Suri mendesign
Dalam waktu kurang lebih dua puluh menit, Suri telah tiba di lokasi. Sesaat Suri seolah-olah merasa tengah menjadi pemeran dalam film-film thriller. Di mana salah satu adegannya adalah ia tengah terlibat dalam scene kebakaran di gedung-gedung bertingkat.Api merah yang berkobar-kobar, asap hitam yang bergulung serta suara letupan dari gedung yang sedang dilalap api, membuat Suri kehilangan harapan. Keadaan sudah sekacau ini. Apa dirinya masih sempat lagi menyelamatkan barang-barangnya?Suri termangu di dalam mobil. Menimbang-nimbang apa yang seharusnya ia lakukan sekarang. Sementara suara ponsel di atas jok mobil penumpang sebelahnya, terus bergetar tiada henti. Suri tidak mengindahkannya. Semua pikirannya saat ini tercurah pada situasi di depan matanya. Lalu lalangnya petugas polisi. Suara sirene mobil pemadam kebakaran yang meraung-raung. Teriakan-teriakan para petugas saling bekerjasama untuk memadamkan api, terasa begitu nyata.Ini memang kenyataan, Suri. Kenyataan bahwa semua ha
"Turunkan saya!" Suri memberontak. Ia memukul membabi buta punggung kokoh Damar. Saat ini Damar membopongnya di pundak sembari berjalan cepat menjauhi lokasi kebakaran. Posisi tubuhnya seperti sekarung beras dengan wajah menghadap tepat ke arah rukonya yang kini mulai terbakar seluruhnya. Lidah api berwarna merah tampak menjilat-jilat ganas pintu ruko.Suri semakin histeris. Bayangan semua kerja kerasnya habis dilalap api membuat logikanya buntu. Ia tidak mempedulikan apapun lagi. Termasuk juga bentakan Damar.Sementara Damar juga tidak mempedulikan amukan Suri. Ia menulikan telinga dan membiarkan Suri terus memukuli punggungnya dalam posisi terbalik. Damar hanya fokus membawa Suri menjauh dari kekacauan ini. Panasnya udara dan asap tebal yang terhirup olehnya, membuatnya terbatuk-batuk hebat. Namun semua kekacauan ini tidak ada artinya jika dibandingakan dengan kekacauan hatinya sekitar setengah jam yang lalu.Kala itu waktu telah menunjukkan pukul dua belas malam lewat lima belas m
Ia ada di sini setelah mendapat telepon dari Pak Indra. Pak Indra adalah supir perusahaan, yang kebetulan tinggal di belakang ruko. Pak Indra kebetulan tahu kalau Suri adalah mantan istrinya. Makanya ia langsung menyusul ke sini setelah menerima telepon dari Pak Indra, tanpa sepengetahuan Murni. Murni kurang enak badan dan sudah tidur sejak pukul sebelas malam tadi. Setiba di lokasi, ia disambut oleh tingkah arogan Damar yang membentak-bentak Suri. Bagaimana ia tidak emosi mendengarnya? Damar terus meninggikan suara dan mengguncang-guncang bahu Suri seperti boneka rusak. Pras tidak terima!Damar menyipitkan mata. Pras ingin mencari masalah dengannya rupanya. Baik, dirinya seorang pengusaha. Jika Pras mengobral, maka ia akan memborong semuanya."Kamu menanyakan hubungan saya dengan Suri? Sebenarnya saya malas memberitahumu karena kamu bukan siapa-siapa kami. Tapi karena mulutmu terlalu maju, baiklah. Saya akan menyumpalkan kebenaran pada kedua telingamu. Dengarkan baik-baik. Suri itu
Suri mondar-mandir memeriksa paket yang akan dikirim. Mencatat kembali paket-paket yang telah diberi nama dan juga alamat. Karena sebentar lagi Pak Ahmad akan membawa semua paket ke kantornya. Pak Ahmad adalah seorang kurir untuk jasa pengiriman langganannya.Tiga hari telah berlalu sejak kebakaran yang membakar toko beserta barang-barang di dalamnya. Beruntung Suri memiliki Damar yang tanpa sepengetahuannya telah mengurus semuanya. Damar bekerja sangat sistematis. Mulai dari menyewa gedung baru di sekitar gedung lama. Meminta Bu Ajeng dan Wanti untuk mencari tenaga lepas baru, serta mengakomodir segala hal yang berhubungan dengan Suri Craft and Creations.Damar menunjuk Bu Elly, sebagai kepala bagian stok dan produksi. Sedangkan Sarni bertanggung jawab mengelola marketplace dan apparel lainnya. Mereka berdua bahu-membahu untuk memeriksa dan memenuhi permintaan pasar. Dengan begitu kegiatan Suri Craft and Creations bisa terus berjalan, meski Suri tidak lagi menjadi ujung tombak di san
Suri tertawa. Lihatlah, digombali receh seperti ini saja, jiwanya sudah melayang sampai ke bulan. Inilah bedanya jika digombali oleh orang yang kita cinta. Walau kalimat yang digunakan adalah pengulangan kata dari zaman baheula, tapi rasanya mengena. Coba kalau digombali oleh orang yang tidak kita suka. Dibacakan puisi tujuh hari tujuh malam pun tidak akan terasa syahdunya."Saya tidak berani meminta apa-apa lagi, Pak. Apa yang Bapak lakukan sampai hari ini saja, saya tidak tahu harus mengatakan apa. Mengucapkan terima kasih seratus kali pun, rasanya belum cukup," ujar Suri setelah Damar duduk di sampingnya. "Jujur akhir-akhir ini saya sedang mencari-cari kosa kata di atas kalimat terima kasih, yang ingin saya ucapkan pada Bapak. Masalahnya saya belum menemukannya," ungkas Suri terus terang. Damar tersenyum. Ia menyukai Suri karena kejujuran dan kesederhanaannya. Namun hal itu tidak membuat Suri menjadi wanita yang lemah. Suri gigih, pantang menyerah dan besar hati dalam segala kead
"Aku membencimu, Ri. Benci sekali. Manusia rendah sepertimu tidak boleh mengalahkan saya. Apalagi merenggut singgasana saya. Makanya kamu harus saya beri pelajaran, agar kamu tahu di mana sebenarnya posisimu. Dasar perempuan murahan sialan!""Sependek pengetahuan saya, manusia itu tidak lahir dengan dipasang price tag oleh Tuhan. Jadi dari mana Bu Murni tahu kalau saya itu murahan?""Kamu itu seperti pungguk merindukan rembulan karena bermimpi mendapatkan Damar. Saya beritahu satu hal. Orang miskin rendahan sepertimu, tidak akan pernah naik kelas menjadi golongan elit seberapa pun banyak hartamu. Kamu itu tetap orang kampung bodoh yang ambisius ingat itu, sialan!""Sudah, Murni! Jangan pertontonkan kebodohanmu. Semakin banyak kamu bicara, hanya akan semakin memperlihatkan keburukan sifatmu. Kendalikan dirimu.""Saya begini karena, Mas! Karena saya menginginkan perhatian Mas. Mas pikir saya benar-benar ingin bersama Pras yang hanya menjadikan saya sarananya untuk Pansos? Mas salah besa
Murni pun kemudian memberi usul. Murni mengatakan ada satu cara jitu yang bisa secara langsung mengatasi semua kesulitan Pak Rusdi. Yaitu dengan membakar ruko Pak Rusdi sendiri. Karena ruko Pak Rusdi diasuransikan , Pak Rusdi akan mendapatkan ganti rugi yang cukup banyak dari pihak asuransi. Dengan demikian Pak Rusdi bisa membayar hutang. Bukan itu saja. Rumah makan saingan Pak Rusdi juga akan ikut hangus terbakar. Sekali tepuk, dua lalat mati, kalau menurut istilah Murni. Murni kemudian ganti bercerita. Murni mengatakan kalau dirinya baru saja ditinggalkan oleh suaminya, karena suaminya kesengsem dengan perempuan lain. Dan perempuan lain itu adalah Suri, tetangga Pak Rusdi. Murni ingin membalas dendam pada Suri, dengan cara membuat Suri bangkrut. Murni meminta Pak Rusdi membiarkan saja api membesar hingga membakar semua deretan gedung yang ada di sana. Dengan begitu ruko kepunyaan Suri juga akan ikut menjadi debu. Sebagai imbalannya Murni akan memberikan upah sebesar seratus juta r