Share

Bab. 22

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-12 09:43:21

Arman berlari menghampiri Sukma yang mencoba bangkit, sementara sepeda motornya dibiarkan begitu saja.

"Kamu nggak apa-apa?" Arman memapah Sukma membawanya duduk di trotoar.

"Aku nggak apa-apa, tapi perutku ...." Sukma meringis sambil memegangi perutnya.

Wajah Arman pias, dia tahu Sukma sedang mengandung. "Tunggu di sini, aku ambil mobil dulu. Kita ke rumah sakit."

Sukma mengangguk. Dia melihat beberapa orang lelaki membawa sepeda motornya ke pinggir. Dia juga melihat Arman berbicara dengan pemilik warung lalu memberikan sesuatu. Sukma terpaksa membanting stang sepeda motor ke kiri untuk menghindari anak kecil yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan. Sayangnya, dari belakang sepeda motor langsung menabraknya. Beruntung keduanya tidak terlalu kencang hingga tidak ada luka serius.

"Ayo, apa kau kuat berjalan?" Arman membantu Sukma bangkit.

Sukma mengangguk, tapi baru beberapa langkah dia mengaduh. Arman tak mau berpikir panjang dia membopong si wanita lalu mendudukkan di kursi depan di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 23

    "Dia kenapa?" tanya Juno melihat Yudi uring-uringan masuk ke dalam rumah. Sella yang ditanya mengangkat bahu acuh tak acuh, dia duduk di sebelah Juno dengan raut cemberut. "Masmu dari rumah Sukma. Dia kesal karena wanita itu ada laki-laki lain.""Laki-laki lain?" Dahi Juno berkerut, dia menggeser duduk lebih dekat dengan Sella. "Maksudnya gimana?"Sella tersenyum tipis. "Sukma itu tampilannya aja alim, muslimah taat, aslinya dia doyan selingkuh." "Nggak mungkin dia begitu, kamu pasti salah."Sella berdecak. "Kalau begitu dia juga berhasil menipu kamu. Emang, ya, sekarang nggak bisa menilai orang dari penampilan." Suaranya terdengar sinis."Memangnya ada bukti kalau Mbak Sukma selingkuh?"Sella menatap Juno tajam. "Kamu masih ngebela dia? Jelas-jelas tadi saat aku dan Yudi ke rumahnya, si Sukma itu baru pulang jalan sama laki-laki lain. Bukan hanya itu, laki-laki itu mengatakan akan menikahi Sukma setelah melahirkan nanti. Aku jadi curiga, jangan-jangan an4k yang dia kandung bukan an

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Debt Kolektor

    Sukma memasuki pekarangan rumah ibu mertuanya sambil menenteng dua kotak berisi makanan matang yang lebih berat dari biasanya. Setiap hari dia selalu datang untuk memastikan ibu mertuanya tidak kekurangan. Kemarin wanita itu minta dibelikan banyak bahan-bahan mentah dan lauk, tapi tidak memberi ua4ng sepeser pun. Bukannya pelit, namun ibu mertuanya mendapat jatah belanja bulanan dari Yudi, suami Sukma, lebih banyak, namun habis entah ke mana. Walau kesal, dia tetap berusaha menjalankan kewajibannya sebagai menantu. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar suara dari ruang tamu. Sukma mendengar suara keras pria membent4k ibu mertuanya."Buk, saya sudah kasih waktu cukup lama! Jangan bilang Anda tidak tahu menahu, padahal sertifikat rumah atas nama Anda dan Anda sendiri yang tanda-tangan sebagai penanggung jawab.""Benar, Pak, bukan saya yang ngutang, tapi anak saya. ""Saya tidak mau tahu, Buk. Angsuran sudah telat empat bulan!" suara seorang pria semakin keras, penuh amarah.Sukma

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Sampai Kapan, Bu?

    Langit sudah gelap ketika Yudi memarkir motornya di depan rumah ibunya. Tubuhnya terasa lemas, karena beban pikiran memberatinya. Sukma benar, masalah ini seperti tak pernah berakhir, meski kecewa dan amar4h padu di dada, dia tetap datang untuk mendengar penjelasan dari sang ibu. Yudi mengetuk pintu perlahan dan mengucap salam."Bu, ini Yudi.""Masuk, Yud." Suara ibunya terdengar dari dalam rumah.Yudi membuka pintu dan seperti biasa, ibunya sedang duduk di sofa tua di ruang tamu, wajahnya tampak kusut. Yudi duduk di hadapan ibunya, melihat wajah tua sang ibu yang terlihat suram membuat amarahnya perlahan menguap, sekesal apa pun dia tak pernah tega melihat ibunya bersedih. “Bu, kenapa Romi bisa menggadaikan sertifikat rumah?”Ibunya menghela napas panjang, "Romi bilang dia butuh uang untuk modal usaha. Dia mau buka kios kecil-kecilan. Awalnya Ibu ragu, tapi dia terus memohon. Kamu tahu sendiri, Romi itu kalau minta apa-apa nggak dituruti pasti sakit. Ibu nggak tega, Nak.”Yudi memi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Ipar Tak Tahu Diri

    Sukma menatap Yudi yang terbaring lemah di kursi, wajah suaminya tampak pucat, keringat dingin mengalir di pelipis. Termometer menunjukkan angka 39 derajat. Sukma menahan diri untuk tidak menangis. Bukan hanya karena kondisi fisik Yudi yang membuatnya khawatir, tetapi juga beban yang terus menumpuk di pundak pria itu. Dengan tangan cekatan, dia menggosokkan minyak kayu putih ke hidung dan leher Yudi. Tak lama, lelaki itu mulai siuman. Matanya membuka perlahan, dia meng3rang."Mas, ayo kita ke dokter," pinta Sukma lembut. Dia mengambil kain kompres di dahi Yudi.Yudi menggeleng pelan. "Nggak usah. Aku cuma butuh istirahat, tolong ambilkan paracetamol.""Mas, kamu demam tinggi. Ini bukan main-main," desak Sukma. Dia kesal, setiap sakit Yudi tidak pernah mau diajak berobat. Bagaimana kalau ada penyakit lain di tubuhnya?"Aku demam biasa. Sudah, percaya sama aku," ujar Yudi sambil mencoba duduk, meski tubuhnya masih terasa lemas.Sukma berdecak kesal, tapi akhirnya menuruti permintaan Yud

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Pusing Tujuh Keliling

    Sukma sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur ketika Yudi muncul dari kamar mandi dengan langkah berat. Wajah pria itu masih terlihat pucat, sisa demam semalam belum sepenuhnya hilang. Namun, aroma masakan yang memenuhi udara membuat perutnya keroncongan. Dia mendekati Sukma perlahan, lalu melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu."Maaf, Sayang," bisiknya pelan.Sukma berhenti mengaduk nasi goreng yang hampir matang. Meski hatinya melunak sedikit, dia tidak langsung menjawab. Semalaman dia tid-ur membelakangi suaminya. Bahkan, saat pria itu mencoba memeluk dia menepis. Yudi mempererat pelukannya, kepalanya bersandar di bahu Sukma. "Aku tahu aku salah. Aku terlalu sering menaruh beban keluargaku di atas pundak kita. Aku tahu itu menyakitimu."Sukma menarik napas dalam. "Mas, aku nggak keberatan membantu keluargamu, tapi mereka udah kelewatan. Ibumu terlalu memanjakan adik-adikmu. Aku ini istrimu, jangan sampai aku merasa hanya sebagai tamu dalam hidupmu.""Aku cuma nggak tega me

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Gosip

    Sukma merapikan tudung saji dan memeriksa dapur sebelum berangkat ke rumah ibunya. Pagi ini suasana hatinya tidak baik-baik saja. Saat tahu angsuran yang harus dibayar sekitar tiga juga, kepalanya seketika terasa berat. Dulu saat Yudi membayar utang bank keliling Romi yang jumlahnya 800 ribu sebulan, dia hanya diberi nafkah satu juta per bulan. Dia pastikan ke depan mungkin Yudi akan kesulitan memberinya uang. Sukma berusaha menenangkan diri, walau dia punya penghasilan sendiri, bukan berarti tidak butuh nafkah dari Yudi. Dia memasukkan gamis, jilbab dan bahan makanan ke dalam tas kain untuk diberikan ke ibunya.Rumah yang ditempati ibunya sekarang bekas kontrakan mereka dulu. Dari usahanya berjualan online, Sukma mampu membeli rumah itu saat dia masih menimba ilmu di salah satu universitas. Rumahnya tidak terlalu besar, tetapi sangat nyaman. Bukannya tak pernah mengajak sang ibu tinggal bersama di kontrakannya, tetapi wanita itu selalu menolak untuk pindah. "Ibu di sini saja, Nak. Te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Kesabaran yang Diuji

    Dua hari terakhir, Sukma merasa ada yang janggal. Yudi pulang larut malam hampir setiap hari. Ketika ditanya, jawabannya selalu sama. "Aku ambil pekerjaan tambahan. Kita harus segera melunasi utang bank."Mendengar itu, Sukma tidak bisa memprotes. Dia tahu Yudi melakukannya demi keluarga, tetapi dalam hati, dia sedih dan muak. Lagi-lagi, suaminya harus berkorban untuk menanggung beban yang sebagian besar adalah ulah adik-adiknya. Sukma berusaha mengendalikan dirinya, mengingat nasihat ibunya tentang kesabaran.'Aku ingin lihat sampai di mana dia bisa bertahan jadi budak keluarganya,' Sukma membatin sembari menahan kekesalan yang sudah menumpuk. Dia tidak ingin berdebat lagi, apalagi menambah beban pikiran Yudi. Masalah dengan ibu mertua di warung juga mengendap sendiri. Sejak hari itu Sukma tak pernah datang lagi mengunjungi mertuanya. Dia tahu apa pun yang dia lakukan, di mata wanita itu tetap salah.Siang itu, setelah mengantar barang dagangannya ke ekspedisi, Sukma pulang dengan pi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Pencuri

    Pagi itu, Sukma bangun lebih awal seperti biasa. Setelah menyiapkan sarapan sederhana-nasi putih, ayam goreng, dan sayur lodeh favorit Yudi-dia berniat membangunkan suaminya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat Rani keluar dari kamar tamu dengan mata masih setengah tertutup. Tanpa basa-basi, Rani langsung duduk di meja makan lalu meraih piring dan mulai menyendok nasi dengan lahap. Tidak cukup sampai di situ, tangannya dengan santai mengambil ayam goreng yang Sukma siapkan khusus untuk suaminya. Sukma mematung, nyaris tak percaya dengan kelakuan adik iparnya itu. Dia gegas menghampiri meja makan. "Rani, itu ayam buat Masmu," katanya dengan suara tertahan. Rani mendongak, mengunyah pelan, lalu menjawab dengan nada datar, "Kan masih ada telur ceplok. Mas Yudi juga nggak bakal keberatan." "Ini bukan soal keberatan atau nggak," balas Sukma dengan nada mulai meninggi. "Kamu tamu di sini. Seharusnya kamu tahu sopan santun. Kalau kamu mau makan, bilang dulu. Jangan asal ambil makana

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 23

    "Dia kenapa?" tanya Juno melihat Yudi uring-uringan masuk ke dalam rumah. Sella yang ditanya mengangkat bahu acuh tak acuh, dia duduk di sebelah Juno dengan raut cemberut. "Masmu dari rumah Sukma. Dia kesal karena wanita itu ada laki-laki lain.""Laki-laki lain?" Dahi Juno berkerut, dia menggeser duduk lebih dekat dengan Sella. "Maksudnya gimana?"Sella tersenyum tipis. "Sukma itu tampilannya aja alim, muslimah taat, aslinya dia doyan selingkuh." "Nggak mungkin dia begitu, kamu pasti salah."Sella berdecak. "Kalau begitu dia juga berhasil menipu kamu. Emang, ya, sekarang nggak bisa menilai orang dari penampilan." Suaranya terdengar sinis."Memangnya ada bukti kalau Mbak Sukma selingkuh?"Sella menatap Juno tajam. "Kamu masih ngebela dia? Jelas-jelas tadi saat aku dan Yudi ke rumahnya, si Sukma itu baru pulang jalan sama laki-laki lain. Bukan hanya itu, laki-laki itu mengatakan akan menikahi Sukma setelah melahirkan nanti. Aku jadi curiga, jangan-jangan an4k yang dia kandung bukan an

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 22

    Arman berlari menghampiri Sukma yang mencoba bangkit, sementara sepeda motornya dibiarkan begitu saja."Kamu nggak apa-apa?" Arman memapah Sukma membawanya duduk di trotoar."Aku nggak apa-apa, tapi perutku ...." Sukma meringis sambil memegangi perutnya.Wajah Arman pias, dia tahu Sukma sedang mengandung. "Tunggu di sini, aku ambil mobil dulu. Kita ke rumah sakit."Sukma mengangguk. Dia melihat beberapa orang lelaki membawa sepeda motornya ke pinggir. Dia juga melihat Arman berbicara dengan pemilik warung lalu memberikan sesuatu. Sukma terpaksa membanting stang sepeda motor ke kiri untuk menghindari anak kecil yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan. Sayangnya, dari belakang sepeda motor langsung menabraknya. Beruntung keduanya tidak terlalu kencang hingga tidak ada luka serius."Ayo, apa kau kuat berjalan?" Arman membantu Sukma bangkit.Sukma mengangguk, tapi baru beberapa langkah dia mengaduh. Arman tak mau berpikir panjang dia membopong si wanita lalu mendudukkan di kursi depan di

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 21

    "Sarapan dulu, Nak." Narti, Ibu Sukma meletakkan secangkir susu hangat untuk wanita ham1l di atas meja. Dia menatap putri semata wayangnya dengan sorot khawatir. Ibu mana yang tidak cemas memikirkan nasib anaknya? Putri yang dia besarkan seorang diri, berpayah-payah menahan tudingan miring orang-orang yang mengatakan kalau dia istri simpan, sebab suami yang baru menikahinya beberapa bulan menghilang tanpa jejak. Bukan tak pernah dia mencari, tetapi bingung harus ke mana? Narti yang terlalu polos percaya begitu saja saat si lelaki berkata hidup sebatang kara. Saat Sukma berdiri di depan pintu rumah tadi malam, dia tidak bertanya apa pun. Dari sorot mata sang putri dia tahu kalau pernikahannya tidak baik-baik saja. Sakit hati, pasti! Dia tidak akan membiarkan Sukma menghadapi getir seorang diri sepertinya dulu."Nggak usah, Bu. Nanti aja sekalian makan siang," balas Sukma tanpa mengalihkan pandangan dari barang jualan yang siap dikirim ke ekspedisi.Narti menghela napas, dia duduk di s

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 20

    "Lepaskan!" Sukma menepis tangan Juno yang menahan pinggangnya. Dia berdiri menjauh dari lelaki itu.Juno tersenyum miring. "Kenapa sih Mbak, setiap melihatku seperti jijik?"Sukma mendengkus, dia menatap adik iparnya dengan raut tidak suka. "Syukurlah kalau kamu sadar aku jijik sama kamu. Jangan pikir aku udah lupa apa yang kamu lakukan beberapa hari yang lalu di rumahku!"Alih-alih merasa malu, Juno malah tertawa. Dia bertolak pinggang di depan Sukma. "Hallah, Mbak, masalah itu nggak usah dibesar-besarkan. Lagian nggak ada yang percaya kalau aku ngerayu Mbak."Ingin rasanya Sukma menampar wajah adik iparnya yang kurang ajar itu, tapi dia menahan diri. Percuma meladeni manusia tidak tahu malu seperti dia. Sukma memilih menghindar, dia berjalan melewati Juno, tapi langkahnya mati karena lelaki itu menghalangi jalannya."Minggir!" bentak Sukma dengan wajah garang.Juno justru tertawa. Di matanya raut marah Sukma semakin membuat hatinya terpikat. "Mbak sangat cantik kalau marah. Aku he

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 19

    "Sa, sayang?" Yudi melepaskan tangan Sella dari lengannya, tetapi wanita itu tak peduli, dia kembali merangkul, malah kepalanya disandarkan ke bahu si pria.Tatapan Sukma menajam, dia mendekat perlahan sembari menahan amukan badai amarah di dada. Siapa yang tidak sakit hati melihat suami dempet-dempetan sama perempuan lain?Apalagi melihat Yudi sibuk melepaskan diri dari pelukan Sella. "Bisa kamu jelaskan maksud perkataan dia tadi, Mas?" Suaranya terdengar datar.Yudi bangkit menghampiri Sukma, melihat raut dingin sang istri membuat Yudi ketar-ketir. Dia takut Sukma mengamuk di ruang perawatan sang ibu."Sayang, ini nggak seperti yang kamu kira. Aku ....""Kamu pikir aku bod0h?" sambar Sukma, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum sinis. "Mataku masih awas untuk melihat apa yang kalian lakukan, telingaku sangat tajam mendengar apa yang wanita itu katakan!" Meski ada bara yang mengunggun di dadanya, tapi Sukma tetap menjaga intonasi suaranya. Dia sangat tahu diri untuk tidak membuat

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 18

    Tengah malam Sukma terbangun, dia menatap sisi pembaringan di sebelahnya. Empat hari sejak ibu mertuanya keserempet mobil, Yudi selalu menemani di rumah sakit. Beberapa kali Sukma ingin menjenguk, tapi selalu dilarang suaminya dengan alasan tak mau sang istri tertular penyakit. Alasan yang masuk akal. Akan tetapi, bukan hal itu yang menjadi menyita pikirannya. Sukma meraih ponsel di atas meja di sebelah tempat tid-urnya. Dia melihat lagi foto yang dikirimkan Mirna, tetangga sebelah rumahnya. Di foto itu tampak Yudi sedang duduk berdampingan dengan Sella di bawah pohon lansano yang rindang. Pria itu sedang menikmati makanan yang ada di dalam kotak bekal. Bukan hanya itu, di foto yang lainnya tampak Sella sedang mengulurkan botol minum ke suaminya itu. Tentu saja foto-foto itu menggiring asumsi tak baik ke kepala Sukma. Apakah Yudi mulai bermain api? Inikah alasan pria itu melarangnya ke rumah sakit? Sukma memijit dahinya yang berdenyut. Sejak kehamilannya masuk bulan ketiga rasa mual s

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 17

    Napas Yudi memburu menahan godaan Sella. Pria mana yang tidak akan tergoda bila disodori wanita cantik dan seksi setiap malam. Sekuat apa pun iman pasti akan tergoda juga."Mas, kamu nggak perlu mikir lama-lama. Kamu kepala rumah tangga, masak takut sama istri? Kalau Sukma nggak setuju ceraikan saja. Aku lebih bisa membahagiakan kamu."Sella berbisik lirih di telinga Yudi, bahkan bibir wanita itu meny3ntuh daun telinga si pria. "Coba kamu pikir, Mas. Aku anak satu-satunya, otomatis kekayaan Ayah bakal jatuh ke tanganku. Artinya, siapa saja yang jadi suamiku nanti pasti akan beruntung. Banyak lho Mas pria yang mau jadi pendampingku, tapi aku cintanya sama kamu.""Nggak Sel, aku nggak bisa berbuat curang Sukma. Dia istri yang baik. Dia nggak pernah mengecewakanku selama ini. Justru aku yang belum mampu membahgiakan dia."Mendengar Yudi terus memuji Sukma, kesabaran Sella pun terkikis. Dia semakin berani memeluk Yudi erat-erat. Gerakannya begitu tiba-tiba hingga pria itu tidak sempat be

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 16

    Yudi berdiri di depan pintu gudang yang remang-remang, tangannya memutar kunci gembok. Setelah membujuk Sukma, istrinya memberi izin meski setengah hati. Yudi tak peduli karena dengan menerima pekerjaan yang ditawarkan Sella bisa meringankan bebannya. Dia juga tidak perlu lagi mengojek. Lagipula niatnya murni bekerja bukan aneh-aneh. Gudang beras milik juragan Marjuki itu luas, dengan rak-rak tinggi yang dipenuhi karung beras tertata rapi. Tempat itu sunyi saat malam hari meski terletak di pinggir jalan desa. Yudi menghela napas panjang. Ini hari ke lima dia bekerja. Dia merenggangkan badan mencoba mengusir rasa lelah setelah seharian bekerja di pabrik.Yudi baru saja menutup pintu gudang ketika suara langkah mendekat. Dia menoleh dan mendapati Sella datang dengan membawa kotak makanan. Wanita itu mengenakan kaos ketat dan celana pendek yang bahkan tidak menutupi setengah pah4nya. Bau parfum menusuk hidung Yudi, membuatnya mengerutkan kening."Mas Yudi, aku bawain makanan buat kamu."

  • Istri yang Kau Anggap Bodoh   Bab. 15

    "Gimana jalan-jalannya Mas?" tanya Sukma melihat sekilas ke arah Yudi masuk ke rumah saat azan Isya berkumandang. "Iya, tadi macet di jalan. Maklum lagi musim liburan." Yudi duduk di sebelah Sukma lalu memberikan kantong kresek yang dia bawa. "Tadi aku beli nasi bebek kesukaanmu? Kamu belum makan kan?"Dahi Sukma berkerut, rautnya terlihat heran. "Kamu sehat kan?" Dia menempelkan punggung tangannya ke dahi Yudi."Sehat? Kenapa sih?"Sukma mengangkat bahu, dia lalu mengendus nasi bebek yang masih di dalam bungkusnya. "Nasinya kamu kasih jampi-jampi, ya?"Yudi sampai menganga mendengar pertanyaan Sukma. "Ya, Allah, sayang! Kamu mikirnya kejauhan!" Yudi berjalan ke dapur lalu kembali lagi membawa satu piring dan sebotol air mineral. "Tadi saat pulang aku lewat depan jualan nasi bebek. Akhir-akhir ini aku perhatiin kamu doyan, mungkin bawaan hamil, ya."Sukma melengos, dia memperhatikan tangan Yudi cekatan membuka bungkus nasi lalu diletakkan di atas piring. Aroma gurih khas nasi bebek

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status