Home / Pernikahan / Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan / Bab 7 Ira Mengalami Kecelakaan

Share

Bab 7 Ira Mengalami Kecelakaan

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Ya, Allah, beri hamba kewarasan untuk menghadapi cobaan ini.” Damaira berdoa sembari mengelus dada.

Damaira segera berangkat ke toko dengan mengendarai motor matic bututnya. Pikirannya menerawang entah kemana hingga tanpa sadar dia menabrak sebuah mobil mewah yang tiba-tiba berhenti di depannya.

Suara tabrakan itu cukup kencang, Damaira terpental tak jauh dari motornya, dia sempat mengalami pingsan sesaat, saat dia tersadar, dirinya sudah berada di trotoar dan orang-orang sudah berkumpul di sekelilingnya.

“Apa kamu baik-baik saja, mbak?” Damaira melihat ke arah sumber suara, pria tampan dengan pakaian rapi dan mewah. 

Damaira yakin bahwa pria tersebut adalah pemilik mobil yang dia tabrak.

Damaira baru tersadar bahwa tangan kiri dan keningnya berdenyut, sepertinya dia terluka.

“Sudah mas bawa mbaknya ke klinik atau rumah sakit terdekat saja, saya temani. Urusan lain-lainnya nanti diurus di sana. Takutnya si mbak kenapa-kenapa,” ucap bapak-bapak itu pada si pria tampan.

Damaira digiring masuk ke mobil tanpa sempat berkata-kata, dia masih syok. Motor yang dikendarainya bahkan terlihat cukup parah, beruntung polisi tidak datang ke lokasi tersebut jika hal itu terjadi urusannya akan lebih panjang. 

Terdengar seseorang mengatakan kepada si pria tampan itu jika motornya akan dibawa ke bengkel terdekat dan pria tampan itu memberi sebuah kartu nama pada orang tersebut.

Di dalam mobil Damaira masih mencerna kejadian yang dia alami, kaki dan tangannya semakin berdenyut. Dia mulai memeriksa bagian tubuhnya. Entah seperti apa dia terjatuh hingga celana dan jaketnya ada bagian yang sobek.

Pria tampan itu melirik Damaira dari spion tengah mobilnya.

"Kamu tidak apa-apa, mbak?"

"Ah, iya mas. Maafkan saya. Saya yang salah, sepertinya saya tidak berkonsentrasi saat menyetir. Saya malah merepotkan mas, dan juga bapak ibu," Damaira mengangguk kepada ibu-ibu yang duduk di sebelahnya.

Si pria tampan juga meminta maaf karena sebelum kejadian itu dia  mengerem mendadak karena ada pengendara sepeda motor yang tiba-tiba keluar dari gang tanpa melihat kanan kiri. 

Wanita paruh baya itu mengucap syukur, ketika Damaira sudah bisa merespon. Dia takut jika Damaira gegar otak. Penyampaian ibu itu yang polos membuat Damaira tersenyum.

Sampai di rumah sakit terdekat, Damaira segera di papah oleh si pria tampan dan juga si ibu. Sedangkan pria paruh baya memanggil perawat untuk membawakan kursi roda.

Damaira segera mendapatkan penanganan, tanpa diduga ternyata lukanya cukup memprihatinkan. Dia harus melakukan roentgen untuk melihat tulang tangan kirinya.

"Mbak, maaf saya. Saya harus segera ke kantor, ini kartu nama saya kalau semuanya sudah selesai dan tagihan keluar tolong hubungi saya. Oh, iya saya akan bantu menghubungi saudara atau temanmu, boleh saya pinjam handphone?" Damaira menerima kartu nama tersebut. lalu menyimpan di kantong jaketnya.

"Tidak perlu, mas. Saya akan hubungi sendiri nanti. Silakan jika ingin ke kantor, saya sudah terlalu banyak mengulur waktumu. Saya ucapkan terima kasih telah membantu saya. Sekali lagi saya mohon maaf." 

Sebelum benar-benar pergi,  si pria tampan menekankan jika dia yang akan membayar biaya rumah sakit, seandainya Damaira melakukan pembayaran dia akan menggantinya.

Damaira melihat kartu nama tersebut, “Mahesa Bimantara," Damaira menyebut nama yang ada dalam kartu nama tersebut. Dia kembali fokus ke nama perusahaan yang tertera dan jabatannya. Ternyata pria tersebut adalah pemilik perusahaan tempat Negan–suaminya bekerja.

Damaira mencoba menghubungi suaminya untuk mengabarkan jika dia mengalami kecelakaan, namun panggilan teleponnya justru di-reject. Tak ingin berharap banyak pada sang suami, dia pun menghubungi Dinda. Terdengar suara wanita di sebrang sana nampak panik.

“Aku baik-baik saja, Din. Jika toko sedang ramai, kamu tak perlu kemari. Aku bisa naik taksi. Aku masih harus reontgen dan konsul ke dokter tulang terlebih dahulu,” Damaira menerangkan.

“Aku akan usahakan menjemputmu, Ra. Tunggu aku ya. Aku mungkin sedikit agak lama, harus mengambil mobilmu lebih dulu di rumah.”

“Terima kasih, Dinda. Maaf merepotkan.”

“Sekali lagi kamu mengatakan hal itu, akan ku pecat kamu dari The Moonlight,” balas Dinda yang membuat Damaira terkekeh.

Sebelum melakukan reontgen, Damaira kembali menghubungi suaminya, lagi-lagi tidak ada jawaban. Kemudian Damaira mengirim pesan pada Negan.

[Mas, aku sedikit mengalami kecelakaan dan sedang dirawat di rumah sakit Harapan, kamu tak perlu khawatir, aku akan dijemput oleh Dinda.] 

Setelah melakukan reontgen ternyata ada tulang yang retak di tangan kirinya, mau tidak mau harus dipasang gips.

Setelah semuanya selesai, Damaira menunggu Dinda datang menjemput.  Tiba-tiba saja ada seseorang yang mencarinya.

Damaira pikir orang yang mencarinya adalah Dinda, ternyata orang suruhan Mahesa. 

"Perkenalkan, nama saya Rian. Saya adalah orang suruhan pak Mahesa." Pria itu mengulurkan tangannya.

Damaira menyambut, "Damaira, Anda bisa memanggil saya Ira," balas Damaira.

Pria itu mengatakan akan mengurus administrasi pembayaran untuk Damaira. Jelas saja Damaira menolak, dia mengakui bahwa hal itu adalah kesalahannya. Damaira juga berjanji akan memperbaiki mobil mewah milik Mahesa.

“Mobil pak Mahesa ikut asuransi, jadi mbak Ira tak perlu khawatir tentang hal itu.”

“Ada apa ini?” suara itu mengalihkan keduanya yang sedang bersitegang.

Dinda datang di tengah perdebatan antara sahabatnya dan pria berjas rapi.

Damaira menjelaskan sedikit tentang apa yang sedang mereka bicarakan. Dinda justru mendukung orang suruhan Mahesa dan meminta Damaira untuk menerima niat baik orang tersebut.

“Aku tahu kamu kaya, Ra. Tapi setidaknya hargai maksud baik seseorang, anggaplah rezeki orang yang teraniaya,” bisik Dinda, yang masih terdengar jelas oleh pria tersebut. Pria itu bahkan sempat tersenyum tipis.

Ingin hati rasanya memaki Dinda, ‘Rezeki gundulmu! Rezeki dari mana coba? Yang ada malahan tombok, badan sakit semua,’ namun kata-kata itu hanya terbesit dalam pikirannya.

Damaira nampak berpikir sejenak, akhirnya dia mengalah dan menerima kompensasi dari pria yang bernama Mahesa itu.

"Sampaikan terima kasih saya pada pak Mahesa." Terlihat pria itu menghela nafas lega.

Damaira memberikan kartu namanya pada pria itu, lalu memintanya untuk menyampaikan pada Mahesa. 

"Satu lagi pesan pak Mahesa, motor mbak Ira akan diurus oleh pak Mahesa, jadi tak perlu khawatir. Jika mbak Ira sudah selesai mari  saya antar pulang atau ke tempat kerja."

"Terima kasih, pak Rian. Tapi saya sudah di jemput oleh sahabat saya ini." 

Rian mengangguk paham, lantas keduanya saling berpamitan. Rian mengamati mobil yang digunakam oleh Damaira sebelum beranjak pergi.

Hari Negan cukup disibukkan dengan banyaknya pekerjaan sehingga membuatnya tidak bisa menerima panggilan dari istrinya. 

Negan membaca pesan dari istrinya setelah jam pulang kantor. Tak ada reaksi apa-apa, lalu kembali memasukkan telepon genggam itu ke dalam kantong celananya. Negan pun bergegas pulang ke rumah.

Sampai di rumah Negan masih mendapati rumah dalam keadaan gelap dan terkunci.

"Kemana Ira? Katanya kecelakaan kenapa malah kelayapan?" gerutu Negan.

Baru saja Negan hendak menutup pintu, sebuah mobil Honda CR-V keluaran terbaru berwarna merah berhenti tepat di depan pintu gerbang rumahnya.

"Siapa?" gumam Negan.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sisri Ramadanti
bagus sekali alur ceritanya
goodnovel comment avatar
Pudyas Tuti
cukup menarik jalan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 8 Perhatian Kecil dari Negan

    Tak berselang lama, Damaira keluar dari mobil itu. Terdengar wanita itu mengucapkan terima kasih pada rekannya. Lalu mobil kembali melaju.Negan sedikit kecewa melihat mobil Honda CR-V itu pergi. Padahal dia berharap itu adalah mobil Damaira. Dia bisa memanfaatkannya.Mimpimu terlalu muluk Negan, istrimu itu kere, hanya seorang penjaga toko kue, begitulah isi kepala Negan saling bersahutan."Dari mana saja kamu?" tanya Negan dengan ketus.Damaira menatap bingung pada sang suami. Bukankah dia sudah mengirim pesan, untuk apa bertanya? Damaira tak kuasa mengatakan hal itu dan memilih untuk menjawab."Aku baru pulang kerja mas, karena tadi aku kecelakaan jadi masuk dan pulangnya harus mundur," ucap Damaira, lalu berjalan hendak memasuki rumah.Negan memberi jalan agar istrinya itu bisa masuk dengan leluasa."Memangnya juraganmu tidak memberi libur? Aku lihat lukamu cukup parah." Negan cukup prihatin dengan keadaan istrinya dengan tangan tergantung dan menggunakan gips."Ya mau bagaimana l

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 9 Negan Naik Jabatan

    Dua bulan kemudian.Pasca pertengkaran yang terjadi di antara Damaira dan Negan malam itu, sikap Negan sedikit melunak dan lebih perhatian. Pria itu nampak bersungguh-sungguh ingin memperbaiki hubungan dengan Damaira.Negan lebih sering meluangkan waktu untuk Damaira walau hanya sekedar untuk berbincang hal yang tidak penting.Selama dua bulan ini, Dina hanya pernah sekali menemui Damaira di toko dan merengek meminta uang, adik iparnya itu sungguh tebal muka. Karena asas belas kasih, Damaira memberinya uang sebesar lima ratu ribu rupiah.Sedangkan ibu mertuanya masih sama, datang ke rumahnya untuk mengambil sembako seperti biasanya.Untuk soal keuangan, Negan lebih manusiawi ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Terkadang Negan mau berbelanja ke warung untuk menggantikan Damaira yang masih menggunakan gips, walau terkadang kesal karena harga sembako yang mahal dan uangnya harus berkurang cukup banyak.“Hari ini pengumuman hasil seleksi district manager, Ra. Doakan, semoga suamimu ini ya

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 10 Pengacau Suasana

    Damaira dan Negan saling pandang. “Siapa yang datang?” tanya Negan. Damaira hanya mengedikkan bahu tanda dia juga tidak tahu.Damaira menduga pasti salah satu keluarga Negan. Negan mencuci tangan kemudian menuju ruang tamu untuk membuka pintu.Sedangkan Damaira mengambil kerudung instannya yang berada di gantungan depan kamar mandi. Dia hanya ingin menutupi kalung yang baru saja dibelikan oleh suaminya. Damaira tak ingin karena kalung itu akan timbul masalah baru.Benar saja dugaan Damaira, namun bukan ibu mertua ataupun Dina, melainkan Naya–adik pertama Negan."Masuk, Nay. Tumben kamu datang ke sini malam-malam."“Mas Negan sedang apa?” tanya Naya sedikit tidak enak.Naya memang berbeda dengan ibu dan adiknya, pembawaannya kalem dan ramah.“Masuk Nay, mas baru makan malam, kamu sudah makan?” Naya mengekor di belakang Negan.“Belum mas, aku baru pulang kerja, langsung kemari.”“Halo, Mbak,” sapa Naya pada Damaira.“Hai Nay, baru pulang ke

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 11 Pura-pura Tidak Kenal

    Laras melayangkan tangannya pada Damaira. Dengan tangkas Damaira menangkap tangan Laras lalu menghempaskannya dengan kasar. Baik Negan, Naya, maupun Laras sendiri terperangah. "Maaf, Bu, untuk kali ini aku tidak bisa menerima perlakuan Ibu yang semena-mena padaku," ucap Damaira tenang. "Kamu…" Laras menjeda kalimatnya. "Kamu berani pada orang tua, hah?" ucap Laras lantang. Naya segera menarik sang ibu, "Sudahlah, Bu, ayo kita pulang." "Lepas, Naya!" "Lihat itu kelakuan istrimu. Dia berani pada Ibu…" "Benar kata Naya, Bu. Ini sudah larut, Ibu sebaiknya pulang dan beristirahat," ucap Negan. Mendengar ucapan itu, hati Laras begitu nelangsa. "Kamu berani mengusir ibu? Durhaka kamu, Negan." Naya mencoba menenangkan sang ibu, Negan pun mendekati sang ibu hendak memeluknya dan berbicara sesuatu, namun Laras menepis begitu saja. "Jangan mendekat. Sekarang kamu pilih ibu atau wanita itu?" "Sudah, Bu, ayo kita pulang. Ibu tidak boleh marah-marah. Nanti darah tingginya naik," ucap Na

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 12 Menahan Cemburu dan Kesal

    “Apa ini?” tanya Negan.“Ini tagihan, Pak. Mohon dilunasi," ucap Putra.“Tagihan? Tagihan apa?”Negan terkejut, sebab dia sudah berpesan pada Damaira untuk membayar kekurangannya lebih dulu. Walau niat aslinya dia tidak akan mengganti uang tersebut. Negan mencari Damaira, namun wanita itu tak ada di mana-mana.“Mbak Ira sedang menerima telepon, Pak. Saya diminta menggantikan,” ujar Putra."Kamu yakin tidak salah tagihan?" Negan berusaha berkelit."Tidak, Pak. Ini jelas tertera nama pak Negan." Negan memeriksa, benar itu adalah nama dan nomor teleponnya, serta tertulis jumlah uang DP dan kekurangannya.'Sialan kamu, Ra. Aku akan buat perhitungan. Malu-maluin,' batin Negan kesal.Berhubung banyak orang yang melihatnya mau tidak mau, Negan melakukan pembayaran  via m-banking.Dalam hatinya dia terus merutuki sang istri yang tidak mau membayar kekurangan dari pesanannya. Setelah menunjukkan bukti transfer, barulah Negan menandatangani surat penerima d

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 13 Bertengkar Lagi

    Negan terus memandangi jam dinding yang ada di ruang tengah, sejak tadi dia menunggu kepulangan istrinya.Hingga lepas isya' Damaira baru sampai di rumah. Wajahnya terlihat sangat lelah, tapi Negan tak peduli."Kemana saja kamu jam segini baru pulang?" hardik Negan.Negan berdiri di pintu antara ruang tamu dan ruang tengah dengan menyilangkan tangan di dada serta menatap tajam pada istrinya."Maaf, Mas. Aku sibuk sekali hari ini. Banyak pesanan di toko, jadi mau tidak mau aku lembur Memangnya kenapa?" Merasa tak memiliki salah, Damaira menanggapi suaminya dengan santai."Kamu memang nggak tahu atau hanya pura-pura? Tidak melihat pesanku?" Nada bicara Negan mulai meninggi. Damaira mengerutkan keningnya.

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 14 Manusia Sombong

    "Ah, ternyata benar mbak Ira." Negan terperangah melihat siapa yang menyapa istrinya. 'Dari mana dia mengenal Ira?' batin Negan. "Lho, ada pak Negan juga!" seru orang itu. "Iya, bu Idah," balas Negan. Wanita yang dipanggil Idah itu adalah Jubaidah kepala sebuah rumah sakit yang memberi kontribusi besar untuk Negan dan perusahaan tempatnya bekerja. "Mbak Ira ini istri Pak Negan?" tanya Jubaidah pada Damaira. Damaira hanya mengangguk dan tersenyum. "Pak Negan pintar ya cari istri, juragan roti." Negan justru tertawa mengejek. "Hanya kuli biasa, Bu. Juragan apanya," ucap Negan meremehkan. Tapi berbeda dengan penangkapan Jubaidah, wanita itu berpikir jika Negan hanya merendah. "Pak Negan sukanya merendah. Pas. Manajer sama juragan." Belum sempat Negan menanggapi, dari kejauhan terdengar remaja yang memanggil Jubaidah. Nampaknya dia sudah ditunggu oleh keluarga. Jubaidah segera berpamitan pada Damaira dan Negan. Sepeninggalan Jubaidah, jiwa penasaran Negan kembalikan terusik.

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 15 Laras Tahu Negan Naik Jabatan

    Pagi ini Negan masih disibukkan dengan pekerjaan barunya sebagai district manager.Andi kembali masuk ke ruangan Negan untuk mengingatkan bahwa jam sembilan pagi akan ada interview dengan dua kandidat calon karyawan baru.Negan bahkan belum sempat membaca berkas lamaran yang kemarin Andi berikan."Ya ampun, Pak Andi. Aku belum sempat membaca CV mereka." Negan langsung mencari berkas itu. Andi kesal dengan kelakuan sahabatnya itu tapi dia juga memaklumi sebab dia masih beradaptasi dengan pekerjaan barunya.Tiba-tiba Sam masuk dan meminta Negan untuk rapat bersamanya dan teman-temen yang lain."Pak Andi, maaf. Tolong

Latest chapter

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Extra Part

    Empat bulan kemudian Isa dan Dina akhirnya menikah, setelah si kembar lahir kedunia dua bulan yang lalu.Keduanya memang sengaja mengambil waktu lebih lama, agar keluarga Damaira fokus lebih dulu pada si kecil Narendra dan Naela. Kembar yang begitu menggemaskan, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, sama seperti Damaira dan Damaisa.Saat ini Isa sedang berada di depan penghulu dan juga Negan sebagai wali dalam pernikahannya dengan Dina. Dina sendiri masih menunggu di ruang rias yang tersedia tak jauh dari tempatnya berada.Deg-degan itu sudah pasti, entah sudah berapa kali pria datar itu menghela nafas untuk menetralkan kegugupan.Penghulu mulai melakukan serangkaian prosesi. Negan dan Isa berjabat tangan, prosesi ijab qabul di mulai.Dengan satu tarikan nafas akhirnya Damaisa Kurniawan telah menjadikan Findina Langit Senja binti Surya Cakrawala sebagai istrinya.Suasana haru tercipta, apalagi ketika pengantin wanita di bawa ke ruangan tersebut. Ucapan selamat dan doa terbaik diuc

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 194. Akhir Perjalanan Cinta

    “Ibu benar mau aku menikah? Dengan siapapun wanita pilihanku?” tanya Isa dengan wajah serius.Lestari diam sejenak sebelum menjawab.“Kamu masih ingin menikah dengan Dina?” tanya Lestari.“Iya, kalau Ibu memberi restu.”Lestari menghembuskan nafas pelan.“Kamu tidak ada wanita lain?”“Belum ada, Bu. Kalau Ibu menginginkan wanita lain, mungkin butuh waktu lebih lama.”“Kamu sungguh-sungguh menyukai wanita itu?”Dalam guratan wajah Isa masih tersirat sedikit keraguan.“Mintalah dulu petunjuk pada sang Pemilik Hati, Sa. Ibu tidak mau kalau kamu memiliki maksud tertentu menikahi Dina, seperti balas dendam.”Isa masih diam, mencoba membuka lembar demi lembar memori mengapa dia ingin menikahi Dina.“Kalau kamu sudah mendapatkan kemantapan hati ingin menikahi Dina karena untuk beribadah dan mencintainya, Ibu akan restui,” ujar Lestari.Isa justru bergelung dengan hatinya sendiri, antara maju atau mundur.“Baik, Bu. Isa akan pikirkan baik-baik dan juga minta petunjuk sama Tuhan.” Benar itu ad

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 193. Bahagia dan Sedih

    Satu tahun kemudian.Kebahagiaan demi kebahagiaan semakin terlimpah di keluarga Mahesa dan Damaira. Sakit dan luka di masa lalu perlahan hanya menjadi sebuah butiran yang terhempas karena tiupan angin.Setelah beberapa bulan lalu Mahesa dan Damaira pergi ke Jerman untuk bulan madu, tak lupa mengajak anak-anak untuk turut serta. Sekarang Wanita itu telah berbadan dua.Bukan, tapi tiga. Ya, Damaira hamil anak kembar. Karena faktor keturunan, hamil anak kembar sangat mungkin terjadi.Di sisi lain, di kota Makassar, Nindi dan Dion juga tengah merasakan kebahagiaan yang sama. Nindi akhirnya hamil, bahkan beberapa bulan lebih dulu dari Damaira.Kabar itu diberikan langsung oleh Nindi pada Damaira. Rezeki memang unik, Tuhan akan memberikan di waktu yang tepat. Di saat semua permasalahan hati di masa lalu selesai, akan tubuh cinta yang baru.Tak kalah membahagiakan Isa juga telah resmi membuka kantor perusahaan sendiri di Jakarta. Karyawannya masih terdiri dari beberapa orang. Pria itu semaki

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 192. Berdamai

    Beberapa minggu berlalu pernikahan Nindi dan Dion pun sudah terlaksana. Meski hanya sederhana keduanya terlihat bagaimana.Di hari Minggu yang cerah itu, Nindi dan Dion berkunjung ke rumah Mahesa, dengan harapan keluarga itu berada di rumah Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah Keysha. Nindi benar-benar bertekad ingin berbaikan dengan anak itu. Dia ingin sekali mendapatkan maaf dari bocah berusia 12 tahun itu.Ya, kurang lebih 12 tahun Nindi meninggal Keysha. Nindi pikir semuanya akan baik-baik saja, ternyata Tuhan memiliki takdir yang sudah ditetapkan untuk mereka.“Oh, Mbak Nindi dan Mas Dion, apa kabar kalian? Selamat ya atas pernikahannya. Kami senang mendengar kabar tersebut.”Damaira dan Mahesa menyambut kedatangan sepasang pengantin yang baru saja rujuk itu.“Kabar baik, Ira. Terima kasih. Maaf kami tidak mengadakan acara apapun.”“Jadi–” Nindi menjeda kalimatnya dan melihat ke arah suaminya, Dion pun mengangguk dan tersenyum.“Jadi, kedatangan kami kemari untuk bertemu deng

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 191. Citra dan Ardi

    Pertanyaan yang seperti memojokkan Citra, membuat dia sejenak berpikir untuk mencari kalimat yang tepat dan mematahkan tuduhan pria itu.“Apa aku ada hak menolak perjodohan ini?”Citra justru bertanya, bukan menjawab pertanyaan Ardi.“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Ardi seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.“Kamu mau jawaban jujur atau jawaban yang menyenangkan hatimu?” tanya Citra.Sepasang anak manusia itu terus saling melempar pertanyaan tanpa ada yang mau menjawab.“Jujur.”“Baiklah kalau begitu aku tidak akan sungkan,” kata Citra. Ardi pun mempersilakan Citra untuk mengatakan segala unek-uneknya.“Aku justru beranggapan Kak Ardi-lah yang menolak perjodohan ini. Kenapa? Seperti yang sudah sedikit aku singgung tadi, kamu tak pernah bersikap baik kepadaku, menyapaku pun hampir tidak pernah, ketika kita berpapasan lebih banyak kamu seperti menganggapku orang asing, kita tidak saling kenal, padahal aku selalu tersenyum padamu sebagaimana junior kepada seniornya.”

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 190. Disidang

    “Mbak, apa di depan atau di sekitar sini ada Pak Negan?” tanya seorang dokter kepada perawat.“Sebentar saya lihat dulu, dok.”“Kalau misal ada bilang, suruh ke ruangan, dokter Maulana mencari,” kata dokter Maulana.“Baik, dok.”Perawat itu keluar dari ruangan kemudian mengedarkan pandangan mencari Negan.Negan cukup cukup terkenal di karangan dokter, perawat, orang-orang penting di rumah sakit, dan juga marketing yang lainnya. Apalagi setelah pria itu mengalami kecelakaan namanya making disebut-sebut.“Nah itu dia si duda keren,” monolog perawat itu setelah melihat keberadaan Negan.“Selamat siang menjelang sore Mas Negan,” sapa perawat itu.“Eh, Iya, Mbak. Ini masih siang bolong,” balas Negan. Wanita itu terkekeh pelan.“Mas Negan dicari sama dokter Maulana, ditunggu di ruangannya.”Negan mengernyitkan keningnya, kemudian bertanya, “ada apa ya, Mbak?”“Kurang tahu Mas, Mas datang saja ke ruangan beliau.”“Terima kasih Mbak informasinya.”“Sama-sama Mas, mari.” Negan mengangguk horma

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 189 Citra Wanita Tidak Peka

    Pagi ini Mahesa disibukan dengan serangkaian pekerjaan, padahal saat ini waktu subuh baru saja berlalu dan matahari belum terbit. Beberapa hari ini pria itu sedikit kurang tidur. Setelah menikah entah mengapa rezeki terus mengalir tiada henti. Proyek sana-sini.“Ini, Mas.” Damaira memberi secangkir kopi sebagai penyemangat lagi.“Terima kasih, Sayang.” Mahesa menarik tangan istrinya, kemudian memberi kecupan hangat sebagai doping.Damaira selalu saja diberi kejutan dengan sikap manis Mahesa. Pria itu benar-benar membuatnya seperti ratu yang spesial.Tak ingin kalah, Damaira pun membalas serangan Mahesa. Sebulan bersama pria itu membuat hidupnya semakin berwarna.“Kalau begitu aku keluar dulu, masak.” Mahesa mengangguk.Damaira menyerah beberapa hal tentang kerumahtanggaan seperti bersih-bersih, laundry, dan lain sebagainya, kecuali masak.Memasak baginya harus dilakukan sendiri, agar kelak anak-anak dan suaminya selalu merindukan masakannya.Meski tinggal bersama mertua, sudah pasti

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 188. Dua Hati yang kembali Menyatu

    Tak hanya Indra yang meluapkan emosi pada Nindi tapi juga Linda. Nindi terpojok sebagai tersangka. Janda itu menangis tersedu. Indra seakan belum puas dan terus memarahi anaknya.Ketegangan itu masih terus terjadi hingga bel rumah itu berbunyi mengalihkan perhatian semua orang yang ada di dalam rumah itu.Dengan kesal Indrawan membuka pintu, melihat siapa yang datang sontak membuat pria paruh baya itu kembali naik darah.“Ini biang keroknya datang, dasar pria tak bertanggung jawab, brengsek!” Indra langsung memaki Dion yang tak tahu apa-apa.Pria itu hanya mengerutkan kedua alisnya, mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi.“Ada apa, Yah? Siapa biang kerok.” Linda dan Nindi datang menyusul Indra ke ruang tamu.“Ngapain kamu datang ke sini? Bosan hidup, hah?” Sama halnya dengan suaminya, Linda pun langsung menghardik Dion.Nindi sendiri masih berusaha menenangkan diri setelah mendapat amarah dari kedua orang tuanya.Dion menatap iba pada mantan istrinya, entah apa yang baru saja te

  • Istri yang Diremehkan Ternyata Juragan   Bab 187. Perasaan yang Terbalas

    Isa tak juga menjabat tangan Dina dan hanya terus menatapnya.“Kenapa hanya menatapku seperti itu?” Dina kembali angkat suara.“Ayo kita berjabat tangan dan kita kembali seperti dulu.” Dengan segenap jiwa dan hatinya Dina menahan sakit. Wanita itu terus memberi sugesti positif pada dirinya sendiri bahwa pasti rasa sakit itu hanya akan menyelimuti berlangsung untuk beberapa waktu saja. Asalkan mengalihkan semuanya pada pekerjaan dan hal lainnya pasti akan segera sirna dengan sendirinya.Dina tersenyum samar dan mulai menarik tangannya. Dia sungguh tidak mengerti kemauan pria yang ada di depannya.Dina menarik nafas dengan maksud menarik ingusnya agar tidak keluar. Dia menahan tangis sekuat tenaga.“Ya sudah ayo kita pulang. Orang-orang pasti menganggapku orang gila karena duduk di sini berjam-jam.Dina meraih tangan Isa dan menarik pria itu agar segera beranjak dari duduknya. Tapi Isa justru menahan tangan Dina.“Ayo kita menikah!” seru Isa.Ucapan Isa sontak membuat Dina membulatkan

DMCA.com Protection Status