Selamat membaca."Sania, Sania, ku mohon bangunlah." Suara itu, membuat Sania terbangun untuk kedua kalinya di hari ini. Anehnya dia tidak bermimpi buruk, tapi tubuhnya seakan kehilangan kekuataan untuk bergerak.Darrel menatap Sania dengan raut wajah yang aneh. "Syukurlah kau sudah bangun." Dia terlihat sangat panik. "Sania, kau baik-baik saja kan?"Pertanyaan tak perlu itu, Sania mengabaikan Darrel dan fokus mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Dan ingatannya berhenti saat Jihana tertembak oleh senjata api Darrel, sisanya Sania tidak ingat lagi.BRAK!"Tolong saya!"Kepala Sania dan Darrel langsung menoleh ke arah pintu masuk, dimana Nael berlari ke arah Sania. Dan berlindung di samping Sania.Ah, rupanya dia di kejar orang gila."NAEL…,"ucapan Luke berhenti saat menatap Sania yang akhirnya membuka matanya setelah 7 hari pingsan.Sania yang mendengar itu, tentu saja terkejut. "Tujuh hari? Sepertinya ada yang salah dengan perhitungan hatinya, bagaimana aku bisa pingsan padahal ya
Selamat membaca.Angin menabrak tubuh Sania, seakan ia sedang berada ditengah gunung. Sendirian tanpa seorang pun di sampingnya.Sania mengedipkan matanya beberapa kali, sebelum menghela nafasnya melihat momen yang begitu familiar di depannya saat ini."Dia ayahku." Ralat Sania.Luke tersenyum simpul. "Tidak baik berbohong pada orang lain, ayah? Itu sedikit tidak adil untukku istriku." goda Luke sembari menarik pingang Sania mendekat padanya dengan posesif.Sania hanya bisa tersenyum kikuk, sedang wanita yang mencoba mendekati Luke menarik tangannya kembali. Sebelum berbalik dalam kondisi syok dan bertanya-tanya apakah dia sedang bermimpi sekarang.'hahaha' Sania tertawa melihat ekspresi wanita itu, dan Luke tersenyum senang karena Sania akhirnya tertawa saat bersama dengannya.***Sorenya, saat Sania dan Luke hendak pulang. Sebuah mobil hitam yang mengawasi sedari tadi ternyata adalah mobil Kakek Luke.Dan disinilah Sania, terjebak dalam kesunyian kaku tanpa suara. Luke menunggu di l
Selamat membaca.Hujan turun, Luke tertahan karena tidak memungkinkan baginya untuk menerobos hujan yang begitu lebat dan hanya akan membuat Sania khawatir jika ia pulang dalam keadaan kacau.Luke hanya tak ingin ketenangan ini berubah menjadi mengerikan lagi.***Sementara itu, di rumah Luke. Sania yang sedang tidur di atas kasurnya, tiba-tiba saja di bangunkan oleh suara yang perlahan mendekatinya.Brak!Darrel yang masuk dan menutup pintu dalam keadaan setengah sadar, membuat Sania bangkit dari tidurnya."Darrel?""Ada kelompok lain yang datang, sepertinya dia mengincarmu."Sania menyipitkan matanya, dan Darrel mengelengkan kepalanya pada Sania.Tepat saat itu juga, Sania mencoba untuk kabur lewat jendela namun seseorang dengan cepat menyambar kepalanya dengan benda keras.Yang membuat Sania akhirnya jatuh pingsan—dalam kondisi setengah sadar, Sania melihat tangannya diborgol oleh seseorang sebelum akhirnya kesadarannya menghilang begitu saja.***Lama dalam dunia alam bawah sadar,
Selamat membaca.Benar juga, apa yang dikatakan Luke. Kalau begitu bagaimana kalau. "Aku akan berbalik saja, tidak akan melihatmu, aku bersumpah tidak akan melihatmu.""Oke." setuju Luke.Sania mengerutkan keningnya bingung, namun detik berikutnya. Suara air terdengar dari dalam kamar mandi, tanda kalau akhirnya Sania menguyur tubuhnya dengan air hangat—yang malah membuat ibu-ibu yang menunggu tak habis pikir dengan waktu yang lama hanya untuk mandi.Mereka malah sibuk memainkan catur tak peduli dengan dua orang yang mandinya setengah tahun itu.Lama bermain-main dengan air, akhirnya Luke yang mengulur-ngulur waktu menunggu Sania yang ternyata begitu menyukai air. Selesai lebih dulu."Selesai." ucap Sania. Tapi masalahnya, handuknya cuma satu dan mereka tak tahu harus memutuskan siapa yang akan keluar."Aku akan keluar." Tawar Sania, tapi sudah jelas Luke tak mengizinkannya. Dan akhirnya Luke yang keluar lebih dulu meski Sania takut Luke melihatnya, tapi sepertinya Sanialah yang meli
Selamat membaca.Perjalanan yang cukup panjang dan menyenangkan, Luke tak pernah merasa sedamai ini saat melihat Sania tidur dengan lelap di dekatnya tanpa rasa curiga.Ia mencuri-curi pandang, meski kepala Luke agak pusing. Tapi entah mengapa, saat melihat Sania. Rasa pusing itu menghilang dengan sendirinya."Obat terbaikku, Saniaku."***Lama perjalanan, Luke dan Sania akhirnya sampai. Ia tak tega membangunkan Sania, jadi ia mengendong Sania—tapi yang membuat Luke bingung adalah Sania yang tak terganggu dengan sentuhannya.Padahal biasanya Sania akan langsung bangun jika ada yang menyentuh tubuhnya, Luke pikir ini hanyalah candaan Sania yang percaya padanya.Nael dan Darrel menunggu keadaan cemas, setelah mendengar suara mobil yang memasuki halaman. Mereka buru-buru keluar dari sana."Sania?" bingung mereka saat melihat Luke yang mengendong Sania, tapi saat melihat senyuman Luke. Mereka tahu kalau Sania hanya tidur.Ekhem, Nael menatap Darrel dengan tatapan mengejek. Pasalnya Darrel
Selamat membaca.Esok harinya.Di rumah Luke, keluarga inti berkumpul. Hugo juga hadir, dan mereka sedang membicarakan hal yang serius."Meski pengedarnya sudah tertangkap, tapi otak dari semua ini belum terungkap. Dan sekarang, pemerintah terkait melarang penjualan es dalam bentuk apapun. Sampai waktu yang tidak ditentukan." jelas sang kakek, sembari membaca dan meneliti kertas putih berisi data terkait. "Kami memanggilmu, karena ini ada hubungannya dengan Sania."Semua mata kini tertuju pada Sania yang sedang duduk di samping Luke, dia terlihat baik-baik saja. Tersenyum seolah tak ada masalah yang terjadi."Sania."Panggilan Luke, membuat tatapan buram Sania dengan segala pemikirannya itu buyar. Ia segera menatap Luke yang memanggilnya, mengkhayal bukan berarti ia tak mendengarkan.Sania tersenyum mengerti. Ia kini menatap sang kakek. "Kenapa terlalu banyak berpikir? Jelas targetnya adalah aku." ucap Sania.Dia tidak bercanda. Tapi semua terdiam menatapnya, kecuali Luke Conan. "Men
Selamat membaca.Sania tersenyum bahagia, dan itu menjadi hari yang membahagiakan lainnya bagi Luke. Karena teriakan yang bergema nyatanya tak mampu membuat Luke marah pada Sania.Sadar akan teriakannya yang mungkin merusak telinga Luke, Sania menghentikan teriakannya. Menelan salivanya kasar, namun Luke malah terus tersenyum padanya."Apa kau sangat-sangat menyukaiku?" tanya Sania, setelah melakukan 10 kali putaran menuju maut.Tapi ekspresi Luke seolah baik-baik saja—yang jika mereka harus mati, maka mereka akan mati bersama, Luke siap melakukan itua asalkan Sania tetap berada disisinya."LUKE!""HM?""Kau tidak menjawab pertanyananku, apa kau tidak mencintaiku lagi?"Lucu ya, mendengar desakan manja penuh sakit hati yang keluar dari bibir Sania untuk seorang pria jahat seperti Luke. Tapi Luke menyukainya. "Aku mencintaimu.""Alasannya?""Karena kamu tidak mencintaiku."Apa, Luke tahu apa yang ia pikirkan. "Begitu ya? Sepertinya Suamiku tipe orang, yang akan mengejar sesuatu yang ti
Selamat membaca.Hari berlalu begitu saja seperti angin, meninggalkan kenangan lama yang penuh luka yang indah. Akhirnya, hari baru telah tiba.Seorang wanita dengan pakaian serba hitam tampak sedang berdiri di tengah pemakaman, menatap batu nisan dengan nama makam kandungnya dengan samar."Apakah benar kamu adalah ibuku?" Sania mencoba berkomunikasi, tapi sayangnya tak ada jawaban sama sekali. Itu karena Sania bukanlah anak indigo yang bisa berbicara dengan hantu. "Hm, sepertinya bukan ibuku. Jadi dimana ibuku?" ucapnya sembari mendonggakan kepalanya, menatap pemakaman yang luas.Mencari sosok ibunya asli, ibu yang selalu datang dan berbicara dalam mimpinya. Berjalan random ke semua pemakaman seperti orang gila yang telah kehilangan kewarasaannya.Namun Damai, Sania terhanyut oleh ketenangan tanpa adanya sosok Luke Conan di sampingnya.Yap dia di bebaskan.Dan karena hal itu, pria yang sedari tadi menatap Sania dari kejauhan. Akhirnya memberanikan diri untuk melangkah mendekati Sania
Selamat membaca.Lia mengalami kecelakaan, mobil yang ia kendarai terjun bebas ke jurang dengan sungai di bawahnya.Bersama dengan itu semua, rumah keluarga Conan terbakar habis. Luke yang mendengar itu pun menjadi sangat murka pada Sania. Tahu kalau ia gagal mepertahankan orang-orang yang tidak seharusnya mati itu. Mengubah rencana, kini ia berniat untuk mengurung Sania selamanya di tempat idak seorang pun manusia atau matahari yang bisa mengambilnya dari pelukan Luke.Dia mencoba untuk mengingkari janjinya. Namun….***Bertahun-tahun yang lalu, ketika ‘Mereka’ masih sangat kecil saat itu. Dia mempunyai kehidupan yang yang normal dan tentu saja, keluarga yang utuh. Ia bahkan punya seorang sadara yang tak kalah cantiknya darinya.Saudara yang selalumembuat ia iri setiap kali mereka bertemu. Dan karena alasan itulah ia selalu berniat untuk mencelakai saudaranya itu karena rasa cemburu sebab keluarganya sendiri melarangnya untuk bermain bersama dengan saudarinya sendiri.Bahkan sang sa
Selamat membaca.‘‘Pemimpin utama perusahaan Nagatama mengejutkan publik setelah memecat sebagian dari karyawan dan membuka lowongan pekerjaan yang menargetkatkan anak-anak berbakat yang baru saja menyelesaikan pendidikan mereka. Tak hanya itu pemilik utama, Luke Conan memberikan gaji yang cukup tinggi bagi para peserta tranning yang memiliki kualifikasi yang cukup baik dalam pekerjaannya. Jelas ini menggegerkan dunia bisnis dengan tindakan yang di lakukan CEO utama Nagatama tersebut.’’Banyak rumor yang beredar kalau ia tak sekejam itu, tapi ada juga yang mengatakan kalau Luke Conan sudah gila. Karena mengambil keputusan yang gegabah–Sania yang membaca berita dalam hatinya. Sontak menatap ke arah Luke yang sedang sibuk dengan masalah perekrutan. Keputusan yang tidak mencerminkan seoarang manusia. Itulah yang semua orang pikirkan saat ini tentang apa yang sedang terjadi.***Keamanan di perketat untuk mengawasi keluarga conan.Di rumah mereka sendiri yang terasa seperti sebuah penjar
Selamat membaca.‘’Kau mendengarku?’’ tanya Luke saat tak mendapatkan jawaban dari sang istri tercinta.Dia yang sedang tenggelam dalam pemikirannya akhirnya terbangun karena mendengar suara Luke yang tmasih begitu cemas.Tentu saja, siap yang tida akan cemas saat orang yang harusnya belum tahu apapun tentang rahasia yang selama ini di simpan, kini selangkah lebih maju. Disaat mereka tak memiliki persiapan apapun akan hal hal ini.Lama saling tatap, akhirnya Sania menjealskan apa yang ia inginkan dan apa yang harus Luke mainkan. ‘‘Jangan sampai ada yang mati lagi, dan gagalkan rencana yang sedang keluargamu bersiapkan untuk menghancurkan mu.’’‘‘Mereka? menghancurkan ku?’’ ucap Luke dengan senyuman sinis yang terukir dengan jelas dari kedua sudut bibirnya.Sania tahu kalau Luke pasti akan meremehkan keluargnaya. Tapi pikiran yang membuat ia selalu menang itulah yang membuat Sania merasa kalau Luke adalah orang bodoh alam bentuk paling sempurna.Sania menghela nafasnya jengah. ‘‘Kau me
Selamat membaca.Satu hari setelah menghilangnya Luke conan dan Sania Allegra.BRAK!‘‘Apa yang sedang kau coba buktikan?’’ teriak sang kekek pada cucunya yang saat ini sedang menatap ke arah cangkir kopi panasnya di meja kerja dengan tulisan CEO utama perusahaan tersebut.Luke merikik pria paru baya yang sepertinya sangat marah atas tindakan yang jauh dari kata cucu jahat tidak berguna yang hausakan darah.Dia tersenyum pada sang kakek. ‘‘Apa lagi?’’ tanya Luke balik dengan gerakan santai ia menyeruput kopi yang tak perlu ia tiup itu. Melihatnya saja sudah membuat lidah seakan terbakar oleh panasnya situasi.Dari balik pintu, Gavin mendengarkan dan dari kamera pengawas yang sengaja di letakan di dalam ruangan sang pimpinan. Darrel mengamati. Sedangkan Nael yang berdiri tepat di samping Luke hanya diam saat melihat interaksi dari dua orang dengan marga yang sama itu sedang bertengkar.Memang saat mereka berhasil menemukan Luke dan Sania yang sengaja bersembunyi di sebuah gubuk kecil y
Selamat membaca.Mungkin hanya sebuah permainan keegoisan yang di ciptakan keduanya lagi. MUngkin mereka masih bisa menegur Sania lagi.Tapi Gavin merasakan sesuatu yang janggal dari tindakaan yang salah bersama dengan pencegahan yang telah di atur untuk menghancurkan niat mereka itu.‘‘Sania memang membenci Luke, tapi dia juga mencintai Luke dengan begitu hebatnya. Sebab Luke jujur akan setiap tindakan yang mengguntungkan ataupun merugikan bgi Sania. Sedangkan pihak Saania tak pernah mengatakan kalau tindakan mereka mengguntungkan atau merugikan Sania.’’ pikir gavin lagi. ‘‘sedangkan Sania membenci teka-teki!’’ ujarnya yang tentu saja di dengar oleh pihakyang lain.‘‘Jadi menurutmu dia mengetahui apa yang harusnya ia belum ketahui?’’ tanya Nael yang ternyata juga merasa janggal dengan situasi yangterjadi saat ini. Seolah-olah di sengaja oleh kedu orang tersebut.***Kediaman Luke sebelumnya memeng berdekatan dengan hutan, itu memudahkan mereka berdua yang seperti bertengkar itu untuk
Selamat membaca.Pukul 12:00, jarum jam terus berjalan. Bersama mata Luke yang terus menatap ke arh jarum jam dalam kesunyian yang tak mampu di tembus olrh siapapun.Meski sudah sangat larut pria itu tetap terjaga. Disisi lain, Nael hanya menghembuskan kepalanya karena tak bisa membujuk Luke yang sudah seperti itu. Kini ia hanya bisa berharap kalau Luke tak menyaiti hati Sania lagi.Akan tetapi….***Brak!Suara pintu yang segaja di dorong dengan sangat kuatnya, membuat dua mata pria yang berada di runangan yang berbeda itu langung menoleh ke arah pintu. Dengan tenang mereka berdua berjalan keluar dari pintu. Namun Nael menghentikan langkahnya saat ia sudah berada di depan gagang pintu. Dan memutuskan untuk mengunci pintu sebelum Sania melangkahkan kaki nya masuk ke dalam rumah lama penuh kenangan buruk dan manis itu.Tap! Tap! Tap! Langkah kaki basah Sania mulai menginjak marmer putih dengan kulitas terbaik tanpa peduli pada kakinya yang kotor karena ia sengaja menginjak genangan a
Selamat membaca.Langit benar-benar tak berpihak padanya. Pria asing yang terus mengejarnya dengan pisau membuat Sania kewalahan, dia menginggat masa lalunya yang ama persis dengan yang sedang terjadi saat ini.Di tengah pengejraan yang tak ada habisnya, Sania tersenyum lega saat melihat mobil Luke yyang terparkir cukup jauh dari tempat dimana ia berada sekarang. Meski begitu Sania tampak senang dengan apa yang ia lihat saat ini, perasaan kecewanya beberapa saat yang lalu perlahan-lhan mulai menghilang.‘‘Syukurlah pria itu masih memiliki sedikit hati nuraninya untuk membantuku.’’ kata Sania sammbil tersenyum senang. Dengan sisa tenaga yang ia punya Sania mencoba untuk mendekat, dan di luar dugaan! Mobil Luke berjalan dengan sendirinya ke arahnya.Itu menghemat waktu dan tenaganya, namun saat mobil itu sudah angat dekat. Pria yang sedang mengejar Sania menghentikan langkah kakinya. Kemudian tersenyum penuh kemenangan saat melihat mobil yang merupakan harapan terakhir Sania itu malah
Selamat membaca.‘‘Dosa? bukankah apa yang saat ini kau lakukan juga di sebut sebagai dosa?’’Sania tersenyum berdesis menatap pria tua yang ada di depannya saat ini.‘‘Memangnya aku habis melakukan apa sampai di sebut sebagai dosa?’’‘‘Bunuh diri juga di sebut sebagai dosa Sania, bukankah itu yang saat ini coba Anda lakukan di hadapan kami semua? menghindar dan menghilang, memilih menetap pada dunia yang salah dan memilih tempat berteduh yang salah! Sania, lepaskan mimpimu, dengan begitu kau akan bisa melepaskan Luke.’’ muntanya pada Sania yang ssekali lagi terdiam di tempatnya.Bukan salah Sania ia memilih hidup yang ia inginkan, juga buka keinginannya untuk berasa dalam dua permainan dengan pemain yang sama-sama tidak menguntungkan.‘‘Anda tahu kalau Luke adalah tipe yang seperti itu, tapi mengapa permaian ini tidak di hentikan, hasil dan hadiah yang akan aku dapatkan di akhir permaian nanti hanya akan menjadi sampah. Bukankah itu tidak adauntungnya bagiku selain memuaskan keingina
Selamat membaca.Bangun-bangun Sania sudah berada diranjang, tentu saja dengan Luke yang saat ini sedang bekerja di sampingnya.Kadang-kadang menuruti Luke ada baiknya juga.‘‘sudah bangun?’’ tanya Luke, menoleh ke arah Sania yang saat ini lebih memilih diam tak mau menatap suaminya yang makin hari semakin membuatnya putus harapan untuk mempertahankan Luke di sisinya.‘‘Sania?’’‘‘Apa?’’ tanyanya sambil menatap Luke dengan penuh kepasraan yang terlihat bgitu jelas.‘‘Kakek inin bertemu dengan mu. Jadi bisakah kita menemuinya?’’Itu bukan permintaan. Itu hukuman karen Sania mencoba untuk menyembunyikan sesuatu dari Luke. Pria itu jelas tahu kalau kakeknya meragukan Sania yang mencoba untuk mengambil jalan lain dari rencana keluarganya yang tidak ia ketahui dengan pasti.Ia juga tahu kalau Sania pasti aka mendapat masalah, tetepi Luke butuh maslah itu untuk membuat Sania begantung padanya dari pada keluarganya sendiri.Lama saling tatap, Sania akhirnya tertawa seperti orang jahat yang s