Share

Kelahiran kembali

Penulis: Q
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-18 17:40:31

Di masa lalu, saat proses kawin lari berlangsung, Tanjung dan Ayudisha harus bersembunyi selama satu malam. Setelah itu mereka akan memberitahukan pada keluarga pihak laki-laki bahwa ia akan menikah. Keluarga laki-laki akan memberi kabar pada pengurus adat untuk melanjutkan ke pihak perempuan tentang anak perempuan mereka yang akan menikah. Jika keluarga perempuan menolak maka itu akan buruk pada reputasi mereka. Apalagi mengingat anak gadis mereka telah bermalam diluar dengan laki-laki lain.

Adat dan budaya telah berhasil menyelamatkan Ayudisha dari cengkeraman orang seperti Bayan.

Tapi saat ini tatapan bengis Panglima Bayan membuat Ayudisha tersadar.

'Kenapa aku melihat wajah Panglima Bayan terlihat begitu muda?'

Itu membuat Ayudisha bertanya-tanya, bukankah Panglima Bayan telah berumur 70 tahun saat ini?

Saat itu juga segerombolan ingatan langsung menyerbu pikiran Ayudisha. Ia ingat kejadian saat ini adalah saat ia melarikan diri bersama Tanjung. Saat mereka di tengah jalan, mereka bertemu dengan Bayan yang membawa golok dan siap untuk mencincang habis mereka.

Kejadian itu begitu mematikan dan membuatnya mimpi buruk selama beberapa hari. Ayudisha selalu ingat bagaimana Tanjung babak belur karena dihajar oleh Bayan. Beruntung Bayan tak terlalu kasar pada perempuan, jadi Bayan mengabaikannya selama pertarungan. Saat itu ia melihat ada celah dan Ayudisha langsung mengambil batu besar dan melemparnya tepat di tengkuk laki-laki itu. Bayan langsung pingsan di tempat dan ia pun berhasil kabur dengan Tanjung setelahnya.

Saat Ayudisha mengingat hal itu, Ayudisha langsung menelan ludahnya dengan susah payah. Ia pun menatap Panglima Bayan dengan putus asa. Tapi itu tak membuat Bayan menjadi berbelas kasihan, ia tetap menatap Ayudisha dengan wajah marah.

"Kamu ingin melarikan diri dengan laki-laki lain, padahal pernikahan kita akan dilaksanakan sebentar lagi. Apakah kamu ingin membuat keluarga mu tenggelam dalam air ludah dari gunjingan orang lain?"

Saat Ayudisha mendengar Bayan mengatakan hal itu, Ayudisha langsung tersadar akan sesuatu. Walaupun kawin lari bukan sesuatu yang salah, tapi itu tak akan membuat pernikahannya jauh dari gunjingan orang lain. Apalagi ia berasal dari keluarga bangsawan. Akan terlalu beresiko jika melakukan hal di luar batas etika dan norma.

Ayudisha selalu ingat betapa bodohnya ia di masa lalu. Ia pergi kawin lari tanpa memperdulikan reputasi dan rasa malu keluarga nya. Itu membuat Ayudisha mengutuk dirinya sendiri karena terlalu egois dan tak punya hati.

Sekarang saat melihat Bayan berdiri di depannya. Ayudisha dapat memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi. Walaupun ini merupakan kejadian yang tidak masuk akal, tapi Ayudisha dapat dipastikan telah terlahir kembali ke masa saat ia masih muda dulu. Masa sebelum ia menikahi seorang bajingan bernama Tanjung.

Tak ingin membuat keputusan yang sama. Ayudisha langsung menggenggam celana Bayan dengan lebih erat. Ia mendongak dan memasang ekspresi putus asa.

"Aku minta maaf. Aku tak bermaksud untuk menghianatimu, aku hanya ingin menemuinya untuk memutuskan hubungan. Tapi siapa yang menyangka dia akan mengajakku kawin lari. Aku sempat hilang akal karena menyetujuinya, aku benar-benar sadar sekarang. Jadi tolong maafkan aku."

Ayudisha segera menjadikan Tanjung sebagai kambing hitam. Lagipula laki-laki itu telah menganiaya selama bertahun-tahun, jadi ia tak merasa bersalah saat mengatakannya. Walaupun kejadian itu terjadi di masa depan, tapi rasa sakit dan kekecewaan Ayudisha untuk Tanjung adalah sesuatu yang nyata.

'Ayudisha! Apa yang kamu katakan, kenapa kamu mengatakan hal yang tidak benar?' Ucap Tanjung berteriak dalam hati.

Tanjung yang mendengar pernyataan Ayudisha itupun langsung melotot kaget. Ia tak menyangka Ayudisha akan berkhianat padanya. Apalagi jika mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, saat Ayudisha menangis di depannya dan mengatakan tak ingin menikah dengan laki-laki bengis itu. Tapi apa daya, rasa sakit di tubuh dan bibirnya, membuat Tanjung tak memungkinkan untuk berbicara dan menyangkal.

Suara Ayudisha terdengar fasih walaupun sedikit bergetar. Itu membuat Bayan langsung mencibir, ia tak menyangka gadis seperti Ayudisha akan berbohong padanya dengan begitu lancar.

Bayan adalah seorang prajurit handal. Ia telah bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter. Jadi ia tak akan mudah percaya pada omong kosong yang Ayudisha ucapkan saat ini. Akan tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Selama Ayudisha berada di sisinya dan tak berbuat macam-macam, ia akan bersedia membohongi dirinya sendiri dan berpura-pura seakan semua hal yang terjadi tak pernah ada.

"Aku tak peduli siapa yang kamu sukai. Tapi kamu perlu ingat, saat kamu telah ditetapkan menjadi istriku di masa depan. Maka kamu tak diperbolehkan untuk menoleh pada laki-laki lain. Itu adalah syarat mutlak yang tak boleh dilanggar. Kali ini aku memaafkan mu, tapi jika kejadian semacam ini terulang kembali. Maka aku tak akan segan untuk mengirim kepala mu dan memajangnya di alun-alun kota."

Ancaman itu bukanlah isapan jempol belaka. Ayudisha selalu ingat kejadian saat seorang musuh datang ke Malaka sebagai mata-mata. Bayan tak segan menyiksanya dan memajang mayat itu di tembok perbatasan sebagai bentuk peringatan. Itu membuat musuh menjadi takut dan segan padanya.

Ayudisha segera menelan ludah dengan takut, lalu mengangguk dengan cepat. Itu membuat kemarahan Bayan  sedikit mereda, dan ia pun langsung menyeret Ayudisha untuk menjauh dari tempat itu. Hal itu membuat Ayudisha menghembuskan nafas lega, setidaknya satu masalah telah berhasil ia selesaikan.

Bab terkait

  • Istri manis Jenderal Perang   Hidup dalam kesepian

    Bayan terus menyeret dan menggenggam tangan Ayudisha, tak peduli jika gadis itu berjalan dengan tertatih-tatih. Ia hanya ingin cepat sampai rumah dan mengatakan pada calon mertuanya, bahwa Ayudisha hampir berbuat curang. "Bisakah kamu berjalan lebih pelan." Suara Ayudisha begitu lembut dan terkesan memohon. Tapi Bayan mengabaikannya dan terus menyeretnya dengan kasar. Amarah bayan masih membara dan ia belum melampiaskan nya dengan tuntas. Bayan terus diam dan tak menoleh sedikit pun ke arah Ayudisha, seolah sesuatu yang ada di tangannya adalah sebuah benda mati dan bukan calon istrinya. "Diam dan jangan bicara lagi." Ucap Bayan tajam. Melihat perlakuan buruk Bayan padanya, Ayudia segera memaklumi hal itu. Ia ingat bagaimana Bayan mengalami banyak kesusahan saat ia meninggalkan nya. Walaupun tak ada cinta di antara mereka, tapi pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap main-main. Itu merupakan perjanjian suci untuk hidup semati dengan menyebut nam

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-07
  • Istri manis Jenderal Perang   Penyesalan terbesar

    Ayudisha menjalani hidupnya hingga akhir dengan sebuah penyesalan yang besar. Ia terus hidup dalam kesepian dan rasa sakit. Keluarganya yang mulia telah membuangnya dari silsilah keluarga sejak ia menikahi Tanjung. Itu membuat Aturan enggan dan malu untuk pulang ke rumah. Saat kematian datang, Ayudisha hanya berharap kematian itu tak memiliki rasa sakit yang besar. Ia ingin mati tanpa mengingat kejadian masa lalunya yang pahit. Tapi hari ini Tuhan ternyata memiliki rencana yang berbeda. Ia dilahirkan kembali tepat sebelum ia menikahi Tanjung. Itu membuat Ayudisha merasa bahagia sekaligus haru. Ia tak menyangka Tuhan begitu baik padanya hingga memberinya kesempatan kedua. Ayudisha berjanji dalam hatinya untuk tak membuat orang lain kesusahan karena sikap egoisnya. Ia akan berusaha lebih keras dan membuat akhir yang bahagia untuk hidupnya di kesempatan kedua ini. Ayudisha terus menatap punggung Bayan dengan sedikit linglung. Laki-laki didepannya adalah seorang

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Istri manis Jenderal Perang   Mimpi buruk

    Ayudisha adalah seorang putri yang berasal dari keluarga sastrawan. Kakeknya adalah saudara dari mantan Raja terdahulu. Jadi dapat dikatakan Ayudisha adalah seorang bangsawan langsung dan keturunan Raja. Hanya saja keluarganya memang terkenal bersahaja dan sederhana. Jadi mereka terbiasa bersikap biasa saja, itulah yang membuat orang-orang merasa hormat dan menganggap keluarga mereka adalah keluarga bangsawan terbaik yang dimiliki kerajaan Malaka. Ibu Ayudisha adalah seorang penyanyi dan penyair terkenal diusia muda. Keluarganya berasal dari seniman wayang diluar pulau. Hanya saja darah seni yang dimiliki oleh sang Ibu tak menurun pada diri Ayudisha. Ayudisha adalah Putri satu-satunya yang mereka miliki. Walaupun ada seorang kakak, tapi kakaknya adalah pedagang yang berlayar keluar pulau dan mereka jarang bertemu dengan kakaknya. Jadi hanya Ayudisha anak mereka yang ada di rumah. Hal itu membuat Ayudisha dimanjakan ketitik yang ekstrim. Tempramen Ayudisha san

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20
  • Istri manis Jenderal Perang   Pernikahan Akbar

    Setelah kejadian sebelumnya, semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan. Pernikahan ini akan menjadi sebuah pernikahan yang digelar dengan pasar dan akan berlangsung selama beberapa hari. Tentu saja ini dikarenakan kedua mempelai saya berasal dari bangsawan terkenal dan kaya. Mempelai wanita berasal dari keluarga sastrawan dan seorang keturunan Raja. Sedangkan mempelai laki-laki adalah seorang tentara yang berbakat, dan berasal dari keluarga militer yang berpengaruh. Semua orang bergotong-royong saling bahu-membahu untuk merayakan pernikahan Akbar ini. Berbagai macam jenis perhiasan telah dipesan untuk menghiasi mempelai wanita agar terlihat cantik layaknya seorang ratu di hari pernikahannya. Begitu pula dengan mempelai laki-laki, yang akan disematkan keris pusaka keluarga serta kereta emas yang telah disimpan di dalam kerajaan selama bertahun-tahun. Pernikahan ini begitu istimewa, karena Mahapatih dan yang mulia Raja Malaka akan hadir dalam pernikahan tersebut. Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Istri manis Jenderal Perang   Malam pertama

    Malam sudah mulai menjelang, tapi tak ada satupun dari Bayan maupun Ayudisha yang bergerak. Keduanya masih duduk dengan kaki yang rapat dan tubuh yang kaku. Namun dapat dilihat bahwa telinga mereka memerah, menandakan bahwa sebenarnya mereka merasakan malu. Ayudisha sadar bahwa ini bukan pernikahan pertamanya selama kedua kehidupan. Tapi tetap saja ini berhasil membuatnya gugup, orang yang ada di sampingnya bukan lagi Tanjung yang lembut dan pandai merayu. Tapi Bayan yang tegas dan galak. Saat Bayan bergeser ke samping Ayudisha, gadis itu pun segera bergeser untuk menjauh. Hal itu membuat Bayan menaikkan alisnya dengan heran. "Apa aku menakutkan?" Ucap Bayan terus terang. Mendengar hal itu Ayudisha langsung menggeleng dengan keras. Ia takut Bayan akan marah, karena bagaimanapun Bayan adalah sosok yang paling di takuti. Jika ia main-main dan membuat perasaan Bayan tersinggung, maka itu akan membuat hidupnya akan berakhir dengan cara yang buruk.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Istri manis Jenderal Perang   Rambut basah

    Ayudisha bangun dengan perasaan yang segar, ia meregangkan tubuhnya dan menatap ke area kamar. Sekarang ia sudah menikah dan menjadi istri dari Bayan dan sekarang mereka tinggal di kamar pengantin. Saat Ayudisha bangun, ia mundur dengan wajah kaget saat melihat ekspresi Bayan yang datar dan terkesan dingin. Laki-laki itu sedang duduk dengan pose bertapa, hal itu membuat Ayudisha berdiri dengan ketakutan. "Apa yang kamu lakukan?" "Aku sedang bersemedi, karena kamu sudah bangun maka mandilah lebih dulu. Aku akan membawamu ke suatu tempat." Mendengar hal itu, Ayudisha langsung mengangguk. Menikah dengan seorang prajurit bukanlah hal yang mudah, mereka harus melewati banyak prosedur yang begitu ribet. Apalagi ditambah orang yang dinikahi oleh Bayan adalah Ayudisha. Cucu langsung dari mendiang Raja terdahulu. Ayudisha pun masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Air pagi begitu dingin dan menyegarkan, Ayudisha pun membersihkan ra

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Istri manis Jenderal Perang   Makam leluhur

    Ayudisha dan Bayan pergi ke makan dan melihat ada bayangan yang mengikuti mereka. Bayan sadar akan hal itu namun masih tetap diam.Ayudisa dan Bayan berjalan menuju makam leluhur. Makam itu itu di huni oleh para prajurit yang telah gugur selama berabad-abad. Keluarga Bayan adalah keluarga militer yang telah mengabdi pada kerajaan sejak kerajaan Malaka pertama kali didirikan. Namun ada satu makam yang paling mencolok di antara semuanya. Makam itu adalah makam panglima perang yang berjuang dan ikut andil dalam berdirinya Kerajaan baru bernama Malaka."Ini adalah makam kakek dan nenek buyut ku. Beri penghormatan pada mereka."Ayudisha segera mengangguk dan duduk bersama Bayan. Mereka menyatukan tangan sambil berdoa, setelah itu Bayan menatap batu nisan sambil memperkenalkan Ayudisha."Hari ini begitu cerah, jadi aku menyempatkan diri untuk datang. Seseorang yang ada di sampingku se

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-01
  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga militer

    Hari ini Bayan dan Ayudisha duduk bersama dan berkumpul dengan anggota keluarga yang lain. Pada dasarnya keluarga Bayan adalah keluarga militer dan terlihat sedikit garang. Masing-masing dari mereka memiliki bekas luka di wajah. mereka juga memiliki bentuk tubuh yang kokoh dan berotot.Beruntung saat ini di ruang makan hanya berisi Ayah mertua, bibi dan Paman. Para sepupu telah pergi entah kemana, mungkin mereka takut pada Bayan karena telah ketahuan mengintip ruang pengantin semalam.Bibi Bayan adalah seorang tabib militer, ia terbiasa ikut bersama suaminya ke Medan perang. Sedangkan Ibu Bayan telah lama meninggal, jadi Bayan selalu ikut bersama Bibinya dan telah terbiasa di dunia militer sejak ia masih kanak-kanak.Ayudisha hanya diam dan menatap sesekali. Jujur saja dikelilingi oleh prajurit yang berpengalaman adalah sesuatu yang menakutkan. Jadi ia hanya akan sesekali tersenyum untuk membuatnya tak terlihat canggung.Tak lama nampan berisi gul

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02

Bab terbaru

  • Istri manis Jenderal Perang   Bahagia (EXTRA)

    Ayudisha menggendong putrinya sambil melihat Lo Gading yang sedang duduk dan menatap tanah. Hal tersebut membuat Ayudisha merasa heran melihat putranya itu. Apalagi Lo Gading masih tidak bergerak bahkan setelah beberapa jam."Lo Gading, apa yang sedang kamu amati? Hari sudah mulai terik, kemarilah."Akan tetapi Lo Gading masih tetap berjongkok dan terus menatap ke tanah. Setelah beberapa saat ia pun melihat ibunya dan bertanya."Bu, kenapa semut berjalan seperti bebek?""Hah?"Ayudisha pun langsung heran, sejak kapan semut berjalan seperti bebek?Lo Gading selalu bertanya pada sesuatu yang sulit ia mengerti. Akan tetapi rasa ingin tau anak itu begitu besar, sehingga ia selalu menanyakan sesuatu yang bahkan tidak pernah ditanyakan oleh orang lain."Bebek tidak berjalan seperti semut anakku. Mereka berbeda, bebek memiliki dua kali sedangkan semut memiliki lebih.""Tapi aku melihat cara mereka berjalan sama."Untuk beberapa saat Ayudisha terdiam, dan akhirnya mengingat kembali kenangan k

  • Istri manis Jenderal Perang   Kelahiran Putri (EXTRA)

    3 tahun kemudianBayan menatap putranya dengan tatapan tak percaya. Ia panik saat ini karena Ayudisha akan melahirkan seorang anak, tapi lihat putra nya yang berbakti itu. Dia bahkan sempat menguap saat mendengar jeritan ibunya yang kesakitan."Apakah kamu tidak khawatir ibumu kenapa-napa?"Mendengar pertanyaan Ayahnya, Lo Gading pun mengangguk."Aku khawatir." ucap Lo Gading dengan suara kecilnya.Akan tetapi raut wajahnya masih terlihat santai dan malas. Hal tersebut membuat Bayan menjadi semakin kesal."Lalu kenapa kamu terlihat seperti itu? Tidak ada raut khawatir di wajah mu, biasanya anak-anak akan menangis jika mendengar jeritan ibunya.""Apakah menangis itu berguna saat ini? Apakah tangisan ku dapat mengurangi rasa sakit yang ibu rasakan? Kalau memang begitu, aku akan menangis sekarang."Bayan pun terdiam, ia merasa putranya tidak normal. Terlalu malas dan tidak ada jejak kekanakan yang tersisa. Padahal jika diingat saat ia masih bayi, Lo Gading cenderung imut bahkan ketika di

  • Istri manis Jenderal Perang   Perdamaian

    Hari begitu cerah dan kehidupan di Malaka menjadi begitu membahagiakan. Tak ada lagi perselisihan dan keributan yang berarti dan kehidupan masyarakat jauh lebih sejahtera dari sebelumnya. Sejak kelahiran Pangeran mahkota keberuntungan selalu menghampiri Malaka tidak ada akhirnya. Seolah bayi lucu itu memang ditakdirkan untuk membawa banyak keberuntungan untuk semua orang.Ayudisha menggendong putranya sambil menatap ke arah pohon mangga tempat ia biasa duduk bersama dengan Bayan. Tempat yang biasa ia gunakan untuk mengelus perutnya yang sekarang nyeri dan tak nyaman. Akan tetapi kali ini ia sudah tak merasakan sakitnya lagi dan menikmati kebahagiaan tanpa beban yang berarti."Kamu adalah anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku di kehidupan ini." ucap Ayudisha pada anaknya.Entah anak itu mengerti apa yang diucapkan oleh ibunya, atau dia terlalu senang dalam gendongannya, tapi dapat Ayudisha melihat dengan jelas bahwa anak itu tersenyum. Sangat tampan dan manis. Hal tersebut memb

  • Istri manis Jenderal Perang   Matahari Malaka

    Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B

  • Istri manis Jenderal Perang   Terimakasih

    Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak

  • Istri manis Jenderal Perang   Rasa sakit

    Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny

  • Istri manis Jenderal Perang   Keluarga

    Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da

  • Istri manis Jenderal Perang   Istana kerajaan

    Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u

  • Istri manis Jenderal Perang   Menghadapi Bayan

    Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a

DMCA.com Protection Status