Share

Usir dia!

Penulis: Rachel Bee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 09:56:23

Akhirnya, Abi dan Risya sampai juga di depan pintu gerbang yang akan mereka tempati. Rumah milik Abi dan Carla yang dibeli selama mereka menikah. Abi turun sambil memegangi pelipisnya. Dua koper ukuran kecil dikeluarkannya dari dalam bagasi taksi. Tak lama kemudian seorang penjaga gerbang datang lalu membawa koper tersebut ke dalam rumah. Abi masuk lebih dulu, diikuti oleh Risya yang mengikutinya dari belakang.

"Eh, kalian sudah pulang? Bagaimana semalam?" senyum lebar diperlihatkan oleh Riandari sejak sepasang pengantin baru itu memasuki rumah.

Abi tak menjawab, kepalanya pusing dan terasa berdenyut tak jelas. Sedangkan Risya hanya menjawab dengan senyuman sambil melirik Abi yang sibuk memijit pelipisnya.

"Mas Abi lagi sakit, Bu. Jadi kita memutuskan untuk pulang." Risya menyenggol lengan Abi yang dibalas anggukan oleh pria itu.

"Benar begitu?" Riandari memastikannya. Jika dilihat dari dekat, wajah Abi memang sedikit pucat. Riandari juga meme
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Istri kedua pilihan mertua    Perdebatan kecil

    Mata Abi masih merah, telinganya berdengung namun ia masih tetap bisa mendengar keributan yang terjadi di dalam kamarnya. Matanya terbuka perlahan melihat Carla yang sedang berdiri menatap Risya dengan tatapan bengis. Mereka sedang bertengkar. Dari sekilas yang Abi dengar, Carla tak menyukai kehadiran Risya di dalam kamarnya. Lalu tatapan Abi beralih pada Risya yang tiba-tiba berteriak memanggil nama ibunya. Abi merasakan pening di kepalanya semakin kuat menyiksanya. Tak lama kemudian terdengar suara ibunya datang, melerai keduanya. Abi mengabaikan pertengkaran itu. Namun pada titik sang ibu menyumpahi Carla, matanya terbelalak. Seketika ia terduduk tak menghiraukan rasa pening di kepalanya. "Apa maksud ibu?" Riandari terhenyak mendengar suara Abi yang ternyata telah bangun dari tidurnya. "Kenapa kamu masuk ke kamar ini? Siapa yang izinkan kamu?" Risya yang masih berdiri di depan kamar tiba-tiba merasakan suasana tegang diantara mereka berempat. Semua mata tertuju padanya, begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Istri kedua pilihan mertua    Mulai disingkirkan

    Malam harinya, Carla pulang bersama Adam yang sejak tadi siang merengek ingin ditemani membeli perlengkapan melukis di toko buku. Senyum Adam tak luntur saat ia berjalan menapaki lantai rumahnya. Tangannya penuh menjinjing dua tas ukuran sedang yang berisikan cat warna warni dan kuasnya. Ditemani pak Ujang yang membawa kanvas ukuran besar, mereka naik ke lantai dua. Tepatnya, kamar Adam yang bersampingan dengan kamar ayah dan ibunya. "Carla, dari mana saja kamu?" tegur Riandari yang baru muncul dari arah dapur. Carla menghentikan langkahnya sejenak. "Tadi sore keluarganya Risya datang. Niatnya mau bertemu dengan kamu tapi kamu malah pergi." "Ada keperluan apa ingin bertemu sama saya?" tanya Risya dengan angkuh. "Saya sudah ada janji lebih dulu sama Adam. Sampaikan saja permohonan maaf saya sama mereka. Permisi, Bu." Carla pun berniat melangkah lagi menuju kamarnya. "Tunggu!" lagi-lagi suara Riandari membuat Carla terdiam. Terlihat kesal, wajahnya masam mendengar suara mertuanya se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Istri kedua pilihan mertua    Semua untuk anakku

    Sepasang pengantin baru itu keluar dari dalam kamar menjelang siang. Wajah Risya berseri-seri saat membuka pintu kamarnya hingga menuju ruang makan untuk bertemu dengannya ibu mertuanya dan juga Carla. Carla tampak sibuk menghubungi seseorang di seberang sana. Di sampingnya ada Adam yang sedang menikmati sarapan pagi sedangkan ibu mertuanya tampak tenang mengaduk minuman hangat yang dibuatnya. "Selamat pagi, Bu. Eh, ada mbak Carla dan Adam juga," sapa Risya. Ia menggeser kursi di seberang Carla. Berhadapan langsung dengan istri tua suaminya. "Hemm.." Carla membalasnya. Adam lebih memilih untuk menghabiskan makanannya tak menghiraukan kehadiran Risya yang mengharapkan balasan atas sapaannya. "Abi tadi malam tidur di kamar kamu ya?" Risya mengangguk dengan senyuman di bibirnya. "Wah, berarti lagi proses ya?' "Iya, Bu." Carla menjawab dengan malu-malu. "Ibu doakan biar cepat jadi. Ibu sudah enggak sabar ingin menimang cucu." R

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Istri kedua pilihan mertua    Ada yang terlantar

    Sejak menikah, Carla dan Abi berbagi harta bersama. Carla yang telah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis menyerahkan sebagian asetnya untuk dikelola oleh Abi. Salah satunya pabrik minuman ringan dan kemasan yang produknya diminati pasar. Abi ditunjuk jadi direktur eksekutif yang menangani seluruh divisi. Selama Abi masih bekerja di perusahaan milik orang lain, untuk sementara Carla yang menanganinya. Namun, kini semua menjadi tanggung jawab Abi semenjak suaminya itu resign dari pekerjaannya. "Selamat pagi pak Abi. Selamat datang," sapa Anita, sekretaris Carla yang mulai sekarang membantunya. "Selamat pagi. Bu Carla sudah datang?" tanya Abi yang dijawab gelengan kepala oleh Anita. Dahi Abi berkerut. Ia melirik jam dinding yang ada di depannya. Biasanya ia selalu sampai di kantor tepat pukul setengah sembilan. "Kemana ya dia?" "Mungkin sedang mengantar Adam ke sekolah. Biasanya seperti itu, Pak." Abi menganggukkan kepalanya. Ia baru teringat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Istri kedua pilihan mertua    Memilih diam

    Memang salahnya yang tak mengatakan dengan lengkap jika ingin dijemput oleh suaminya. Ia pikir, Abi paham maksud kalimatnya tadi siang. Ternyata tidak. Abi tidak sepeka itu memahami keinginan istrinya. Sungguh kecewa sekali Carla, baru kali ini ia merasa tersisihkan kembali setelah drama menjelang pernikahan kemarin. Saat memasuki rumah, suasana ruang tamu begitu sepi dan gelap. Tidak biasanya bibik mematikan lampu tengah. Carla berjalan sambil meraba dinding lalu menyalakan lampu yang saklarnya berada di dekat pintu. "Bu, maaf bibik baru mau nyalain lampunya. Mau disiapin makanan?" Carla menggelengkan kepalanya. "Tadi siang, Bu Risya mengeluh sakit perut setelah makan rujak mangga. Terus dianterin pak Ujang sama ibu Riandari ke rumah sakit." "Menginap?" bibik menggelengkan kepalanya. "Saya mau mandi dulu terus mau ke rumah teman. Bibik makan malam sendiri saja." "Iya, Bu." Malam ini, Carla akan ke rumah Rayya. Ia ingin melepas kepen

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Istri kedua pilihan mertua    Ingin mengadu

    Carla tidak benar-benar datang ke club seperti yang Abi tuduhkan. Ia tadi hanya duduk di pinggir jalan yang cukup ramai. Kebetulan, di sana ada pertunjukkan musik yang biasa digelar oleh anak muda di dalam sebuah cafe kecil. Hingar bingar itu terdengar hingga ke jalanan dan membuat suara bisingnya menimbulkan kecurigaan Abi di ujung telepon.Setelah mendapat telepon dari Abi, ia tak bergegas pulang seperti yang diminta suaminya itu. Ia kembali melajukan mobilnya ke rumah Rayya yang tak jauh dari tempat ia duduk tadi. Hatinya sedih, ia merasa disisihkan tapi harus berusaha tegar. Abi mulai menunjukkan keberpihakannya walau terkadang masih sering membelanya di depan ibunya.Andai saja waktu dapat diputar lagi, mungkin saja Carla akan dengan tegas menolak keinginan ibu mertuanya untuk menikahkan Abi dengan calon istri pilihannya.Tiba di depan rumah Rayya, Carla segera turun dari mobilnya menuju teras rumah yang terang benderang. Rayya biasa mengumpulkan anak kecil yang tinggal di dekat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Istri kedua pilihan mertua    Ulah siapa?

    Carla pulang ke rumah tepat pukul sepuluh malam. Keadaan rumah sangat sepi, rumah tamu gelap dan hanya ada suara radio yang sayup-sayup terdengar dari arah pos satpam di depan rumah. Carla sangat lelah. Jiwa dan raganya sesak tak terkatakan. Entah sampai kapan dirinya akan terus menerus menerimanya. Saat Carla masuk ke dalam kamarnya, Abi yang masih terjaga berdiri dari posisi duduknya. Sekilas Carla melihat suaminya itu sedang sibuk membuka ponsel dengan kacamata menggantung di hidungnya. Abi memang sering membalas pesan bisnis di ponselnya sampai tengah malam. Namun baru kali ini Carla melihatnya sangat serius. "Kamu sudah pulang, Carla? Dari mana saja?" tegur Abi yang kini telah menutup ponselnya. Carla tak menjawabnya. Ia malah sibuk membuka lemari pakaian lalu masuk ke kamar mandi. Tak berapa lama, Carla keluar dengan wajah yang segar. "Aku minta maaf." "Wajar kok. Kamu kan antar istri ke dokter karena dia lagi sakit. Apalah aku yang hanya minta dijemput padahal bisa saja pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri kedua pilihan mertua    Dibela suami

    "Ayo ngaku saja, pasti kamu yang makan kan?" Suara ribut-ribut itu terdengar nyaring dari ruang dapur yang terletak di lantai satu. Riandari dengan tangan berada di pinggang dan tatapan mata yang penuh emosi mencoba mengintimidasi bibik yang sedang sibuk membuat sarapan pagi untuk anggota rumah. Bibik menggelengkan kepalanya. "Demi tuhan, saya tidak tahu tentang makanan itu. Bibik tidur setelah masak makan malam sekitar jam enam. Ibu dan pak Abi kan belum pulang," jelas bibik beralibi membela dirinya. "Bohong. Pasti kamu bangun malam-malam terus makan makanan itu kan?" tuduh Riandari yang tak memberi bibik kesempatan sama sekali untuk dipercaya. Bibik menggelengkan kepalanya sekali lagi. Sudah hampir sepuluh tahun ia bekerja di rumah ini, belum sama sekali Carla pernah menuduhnya mencuri makanan. Karena tak merasa mencurinya, bibik kembali melawan. "Nyonya jangan tuduh saya sembarangan. Saya memang orang miskin, tapi saya punya harga diri. Saya paling pantang makan makanan curia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14

Bab terbaru

  • Istri kedua pilihan mertua    Epilog : Ketika Semua Bersama

    Epilog: Tak ada yang tahu bagaimana takdir berjalan. Tak ada yang tahu juga bagaimana sebuah cinta akan berakhir dengan seseorang yang dicintai atau tidak. Carla telah jatuh dan bangkit karena cinta, kini hidupnya akan kembali disatukan dengan sebuah cinta. Satu bulan setelah perceraian Abi dan Risya, kabar duka datang dari Carla yang kehilangan suami tercintanya. Setelah berjuang melawan penyakit paru-paru yang telah menggerogotinya selama lima tahun, Vian pun menyerah. Ia meninggalkan seorang anak dan istri yang masih mencintainya. Carla kira, dirinya yang akan pergi lebih dulu. Mengingat penyakitnya yang tak mungkin bisa diselamatkan lagi. Ternyata tuhan masih memberikan umur panjang padanya. Setelah tiga bulan resmi menyendiri, sebuah lamaran datang kembali padanya. Kali ini, ia kembali pada cinta sejatinya yang tak mungkin bisa dilupakan. "Mama cantik sekali," puji Adam yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar rias calon ibunya. Carla memeluk anak pertamanya itu dengan erat. "Ter

  • Istri kedua pilihan mertua    Semua Selesai

    Sidang putusan pengadilan akhirnya memutuskan perceraian antara Risya dan Abi. Mereka resmi berpisah dengan dikabulkannya tuntutan yang dilayangkan oleh Abi pada Risya. Perselingkuhan itu terbukti dilakukan dengan sadar dan atas kemauan mereka berdua. Risya sempat pingsan saat pembacaan putusan, walau tak lama kemudian ia sadar lalu menangis meraung-raung memikirkan nasibnya setelah ini. Abi tersenyum pedih melihat surat keputusan cerai yang telah diterimanya. Ini adalah surat ketiga yang dimilikinya. Ia tak lagi sanggup menangis, karena ini terlalu pedih. "Pa, makam mama apakah ada yang menjaganya?" Abi menoleh pada anaknya yang tengah mengemudi di sampingnya. Tak lama kemudian, ia mengangguk. "Adam kangen sama mama Winda." "Papa juga. Andai waktu itu papa tidak terburu-buru menceraikan dia dan pergi begitu saja dari sisinya. Pasti kita akan jadi keluarga yang bahagia saat ini. Maafkan papa, Adam. Papa salah dan berdosa padamu dan juga mama Winda." Abi mengusap air mata yang menga

  • Istri kedua pilihan mertua    Pengakuan Langsung

    "Itu adalah anakku, aku adalah ayahnya." Suara itu menggema memecah keramaian drama yang baru saja ditunjukkan oleh Risya di depan hakim persidangan. Semua orang menatap heran pria yang baru saja masuk ke dalam ruang sidang. Risya yang tadi menangis tersedu-sedu kini hanya bisa diam. Isi kepalanya ikut menghilang seperti air mendidih yang menguap. "Dia adalah anak saya pak hakim," tunjuk Sandy, pria yang tadi memasuki ruang sidang. "Itu bohong, pak. Saya hanya melakukan itu dengan suami saya!" bantah Risya. Sandy menyeringai. "Apa perlu aku putar video mesra kita saat menghabiskan malam romantis dan panas berdua?" Huuu Terdengar suara gaduh dari saksi yang mendengar ancaman dari Sandy. Semua orang kini memandang jijik dua orang yang tengah berdebat di depan hakim persidangan. "K-kamu yang jebak aku!" "Kau—" Belum selesai Sandy bicara, hakim mengetuk palunya. "Sidang ditunda minggu dep

  • Istri kedua pilihan mertua    Sidang Perceraian Pertama

    Mantan ibu mertuanya duduk dengan nyaman di sofa rumah Abi setelah menunggu lebih dari dua jam kepulangannya. Abi memang sengaja pulang sedikit terlambat tadi. Ia menyempatkan mengajak kedua anaknya berjalan-jalan di pasar malam melihat pertunjukan lalu makan malam sejenak dan akhirnya pulang. Abi tak mengira, mantan ibu mertuanya akan datang dan menunggunya hingga selarut ini. Lebih mengherankan lagi, mata wanita paruh baya itu terlihat sembab dan lelah. Apa yang sebenarnya akan dia katakan hingga mengorbankan waktu istirahatnya? "Ibu ke sini diantar siapa?" tanya Abi sekedar berbasa-basi. Ibu Risya tersenyum getir. Ia menarik napas panjangnya lalu menunduk sejenak. "Tadi, ibu datang bersama menantu ibu yang kebetulan akan berangkat kerja." ibu Risya menggeser posisi duduknya, sedikit mendekat pada Abi yang terdiam di tempatnya. "Kedatangan ibu ke sini, hanya ingin mengatakan sesuatu. Semoga ini akan menjadi pertimbangan dirimu untuk membatalkan rencana perceraian besok." Abi me

  • Istri kedua pilihan mertua    Hamil Bukan Anak Suami

    Hoeekk hoekkk Risya terbangun dengan kepala pening dan perut yang mual sejak matanya terbuka. Hampir setengah jam ia berjalan mondar-mandir memasuki kamar mandi hanya untuk menuntaskan rasa mualnya. Tak ada sisa makanan yang ke luar, hanya cairan bening yang meluncur dari mulutnya. "Kamu hamil?" suara sang ibu terdengar dari balik pintu kamar mandi. Tangan wanita paruh baya itu menyilang di dadanya. "Anak siapa?" Dengan kaki gemetar, Risya membalikkan tubuhnya menghadap ibunya. Ibu Risya, terkenal keras sejak dulu. Ia memang menyayangi Risya dan sering memanjakannya. Namun jika anaknya itu melakukan kesalahan, ia tak segan untuk berbuat kejam. "Kamu tuli?" bentak ibu Risya. Suara menggelegar itu membuat Risya ketakutan. "Jawab!" "I-iya. I-ini anak mas Abi," jawab Risya gemetar. Tangannya berpegangan pada sisi wastafel agar tak jatuh. Kemarin, sesudah semua orang rumah pergi, Risya diam-diam pergi membeli alat tes kehamilan di apotek. Ia mulai merasakan hal yang tak beres dengan

  • Istri kedua pilihan mertua    Makan Siang Bersama

    Dua minggu sudah Risya dikembalikan ke rumah orang tuanya, dua minggu pula Abi merasakan kedamaian di rumahnya. Berkali-kali mantan ibu mertuanya mencoba menghubungi Abi untuk membatalkan perceraian, berkali-kali pula Abi menolaknya. Abi tak ingin luluh lagi dalam jeratan rayuan Risya seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Pria yang sebentar lagi menyandang status duda untuk keempat kalinya itu termenung di pinggir ranjang. Di tangannya, ada selembar surat undangan dari pengadilan untuk sidang cerainya pertama kali. Besok, akan jadi penentuan baginya untuk hidupnya yang baru. Pintu kamar pun terbuka, Adam dan Fariska yang hari ini tengah libur masuk ke dalam kamar milik ayahnya. Abi tersenyum melihat keduanya. "Pa, hari ini kita ke kantor papa ya? Aku lagi enggak ada kelas, Ika lagi rapat guru-gurunya. Boleh kan?" tanya Adam yang dibalas anggukan oleh Abi. "Kalau gitu, Adam sama Ika tunggu di bawah." "Iya. Papa nanti nyusul. Kalian sarapan saja dulu." Kedua anak Abi itu segera

  • Istri kedua pilihan mertua    Kembalikan Ke Rumah Orang Tua

    Abi benar-benar telah matang dalam mengambil keputusan untuk bercerai dengan Risya, istrinya. Di dalam kepalanya, tak ada lagi kesempatan kedua untuk mempertahankan rumah tangga. Abi sudah muak dengan segala macam drama yang telah Risya buat. Walaupun dengan penolakan tak rela dari Risya, tetap saja Abi bersikeras untuk menceraikannya. Baginya, perselingkuhan adalah kehinaan dalam sebuah hubungan. "Turun!" perintah Abi yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Risya. "Jangan sampai aku bertindak kasar padamu!" tegas Abi. Pria itu membuka pintu samping lalu menarik Risya ke luar. Risya terus memberontak bahkan tak segan memukul lengan Abi dengan keras. Abi tak peduli, ia tetap menarik Risya setelah berhasil menurunkan dua koper besar milik wanita itu. "Mas, aku enggak mau pulang ke sini!" rengek Risya. Tak peduli dengan rengekan Risya, Abi tetap menyeret koper milik Risya. Mendengar kegaduhan yang ada di depan rumah, ibu mertua Abi segera berlari menemui asal suara. Karena sayup-say

  • Istri kedua pilihan mertua    Nekat Ingin Kembali

    Risya tak terima dengan keputusan yang diambil oleh Abi. Ia terus meraung-raung tak jelas di depan kamar suaminya. Suaranya baru berhenti menjelang pagi. Rupanya, ia tertidur di depan pintu kamar dengan tubuh tengkurap mencium lantai. Abi sama sekali tak terenyuh dengan pemandangan di depannya. Tanpa menoleh sama sekali, ia pergi sambil melangkahi seonggok tubuh yang tengah tertidur itu. Mendengar suara tawa yang cukup keras dari lantai bawah, Risya terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap-ngerjap lalu perlahan terbuka. Tubuhnya sakit, ia melenguh. Rasanya seperti tertimpa ribuan ton besi. "Pa, hari ini aku mau ajak Ika ke rumah Jihan. Boleh kan?" ujar Adam meminta izin pada ayahnya. Abi mengangguk. Kedua anaknya cukup sering menghabiskan waktu di rumah sahabatnya, tak ada alasan untuk menolaknya. "Soalnya, Fariska mau main sama dedek Ragil. Iya kan?" "Ih, kakak. Kenapa dikasih tahu ke papa?" bibir Fariska mengerucut lucu, pipinya menggembung tanda ia marah pada kakaknya. Adam

  • Istri kedua pilihan mertua    Mari Bercerai

    Adam meremat tangannya, hatinya gusar dan bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya. Sejak kejadian di dalam mobil itu. Tidur malam Adam pun tak pernah tenang. Wajah biadab itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya tiap detik. Adam terus menimbang-nimbang apakah dirinya akan mengungkapkan semuanya pada sang ayah atau tidak. Setiap kali melihat wajah lelah ayahnya, Adam jadi tak tega mengungkapkan. Namun jika mengingat perlakuan buruk ibu tirinya, hatinya memanas. Ia tak rela jika ayahnya dikhianati dengan cara kejam di belakangnya. "Pa," panggil Adam dengan suara pelan. Abi menoleh dengan senyuman manisnya. Menepuk pinggiran sofa lalu melambaikan tangan mengajak Adam untuk duduk di sebelahnya. "Pa, Adam—" Abi melihat raut wajah keseriusan di mata Adam. Sudut hatinya yang peka mengatakan jika anaknya itu membutuhkan bantuan. "Ada apa, nak? Ada yang ingin kamu sampaikan?" Suara lembut ani menggoyahkan keinginan Adam untuk mengungkapkan sebuah rahasia. Pria muda itu menarik napas p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status