Share

Ulah siapa?

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-09-13 11:19:19

Carla pulang ke rumah tepat pukul sepuluh malam. Keadaan rumah sangat sepi, rumah tamu gelap dan hanya ada suara radio yang sayup-sayup terdengar dari arah pos satpam di depan rumah.

Carla sangat lelah. Jiwa dan raganya sesak tak terkatakan. Entah sampai kapan dirinya akan terus menerus menerimanya.

Saat Carla masuk ke dalam kamarnya, Abi yang masih terjaga berdiri dari posisi duduknya. Sekilas Carla melihat suaminya itu sedang sibuk membuka ponsel dengan kacamata menggantung di hidungnya. Abi memang sering membalas pesan bisnis di ponselnya sampai tengah malam. Namun baru kali ini Carla melihatnya sangat serius.

"Kamu sudah pulang, Carla? Dari mana saja?" tegur Abi yang kini telah menutup ponselnya. Carla tak menjawabnya. Ia malah sibuk membuka lemari pakaian lalu masuk ke kamar mandi. Tak berapa lama, Carla keluar dengan wajah yang segar. "Aku minta maaf."

"Wajar kok. Kamu kan antar istri ke dokter karena dia lagi sakit. Apalah aku yang hanya minta dijemput padahal bisa saja pul
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri kedua pilihan mertua    Dibela suami

    "Ayo ngaku saja, pasti kamu yang makan kan?" Suara ribut-ribut itu terdengar nyaring dari ruang dapur yang terletak di lantai satu. Riandari dengan tangan berada di pinggang dan tatapan mata yang penuh emosi mencoba mengintimidasi bibik yang sedang sibuk membuat sarapan pagi untuk anggota rumah. Bibik menggelengkan kepalanya. "Demi tuhan, saya tidak tahu tentang makanan itu. Bibik tidur setelah masak makan malam sekitar jam enam. Ibu dan pak Abi kan belum pulang," jelas bibik beralibi membela dirinya. "Bohong. Pasti kamu bangun malam-malam terus makan makanan itu kan?" tuduh Riandari yang tak memberi bibik kesempatan sama sekali untuk dipercaya. Bibik menggelengkan kepalanya sekali lagi. Sudah hampir sepuluh tahun ia bekerja di rumah ini, belum sama sekali Carla pernah menuduhnya mencuri makanan. Karena tak merasa mencurinya, bibik kembali melawan. "Nyonya jangan tuduh saya sembarangan. Saya memang orang miskin, tapi saya punya harga diri. Saya paling pantang makan makanan curia

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri kedua pilihan mertua    Datang tak diundang

    Tepat pukul sebelas siang, Risya berangkat ke kantor suaminya. Wajahnya berseri-seri membayangkan bagaimana bahagianya Abi menerima makanan darinya lalu menghabiskannya. Sejak kemarin, ia memang berniat akan datang ke kantor untuk menemani suaminya makan siang. Risya sengaja tak memberitahukan kedatangannya pada sang suami. Niatnya ini adalah kejutan sekaligus ingin memperkenalkan diri sebagai istri kedua Abisena. Saat turun dari dalam taksi, Risya yang baru menginjakkan kaki di gedung kantor Abi hanya bisa berdecak kagum. Bibirnya kembali tersenyum. Ia tak menyangka sang suami adalah pemilik perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. "Wah, mas Abi ternyata seorang pengusaha kaya raya? Kenapa dia enggak pernah bilang ya?" gumamnya. Dengan langkah riang, Risya memasuki lobby kantor sambil membawa bungkusan makanan yang telah disiapkan dari rumah. Langkahnya terhenti di depan resepsionis untuk menanyakan dimana lantai tempat Abi bekerja. "Di lantai lima, Bu. Dekat dengan ruang me

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri kedua pilihan mertua    Lupa Janji

    Abi melahap makanan yang dibawa Risya dengan hikmat. Risya tentunya sangat bahagia. Bagaimana tidak, masakan yang ia bawa adalah kesukaan suaminya dan kini semuanya telah habis dilahap. Memang tak sepenuhnya itu adalah hasil racikan tangannya, tapi ia memiliki rasa puas saat Abi tanpa henti memasukkan makanannya ke dalam mulutnya. "Enak makanannya?" Abi mengangguk. "Syukurlah. Aku kira ini buruk di lidah mas." "Pasti resepnya dari bibik?" tanya Abi yang tebakannya benar. Risya mengerucutkan bibirnya lalu mengangguk pelan. Abi paham, istrinya itu pasti tengah berusaha untuk membuatnya bangga dengan masakannya. Tak masalah, ini baru permulaan untuknya. "Tapi ini enak kok." "Bibik yang kasih tahu bumbunya, aku yang masak. Jadi ya, sama saja itu bumbu hasil racikan bibik." Risya terdengar tak percaya diri dengan hasil masakannya karena tiba-tiba Abi bisa menebak jika itu resep dari bibik. "Aku menghargai jerih payahmu kok. Tidak usah sedih." Di luar gedung kantor, Carla yang tengah

    Last Updated : 2024-09-18
  • Istri kedua pilihan mertua    Terlambat Datang

    Menjelang malam, Carla yang sudah bosan menunggu kedatangan Abi akhirnya menyerah dengan keadaan. Makanan di piring Adam pun telah habis tanpa sisa. Carla tersenyum senang melihatnya. Adam sama sekali tak terpengaruh dengan suasana hatinya yang sedang kacau. Lebih baik pulang saja, batin Carla. Saat akan bersiap-siap pulang, dari arah belakang seseorang yang ternyata mengenal Carla menepuk bahunya hingga wanita itu menoleh ke belakang dan menghentikan langkahnya. "Mas Vian?" Vian, pria yang diam-diam mengikuti Carla hingga ke dalam resto mengumbar senyumnya saat ditegur oleh Carla, pujaan hatinya. "Hai Carla. Makan di sini juga?" Carla mengangguk. "Sama siapa?" "Sama Adam anak aku," tunjuknya pada bocah kecil yang sedang sibuk mengunyah buah di tangannya. "Sudah mau pulang?" Carla mengangguk lagi. "Ayo aku antar pulang." Carla terdiam sejenak. Ia lupa jika telah menyuruh pak Ujang pulang tadi sore. Ia pikir Abi akan datang setelah mengirimkan pesan. Carla menepuk dahinya, membu

    Last Updated : 2024-09-20
  • Istri kedua pilihan mertua    Malam sendiri

    Abi masuk rumah dengan tergesa-gesa. Tadi sempat melirik ke garasi rumahnya. Di sana ada mobil Carla teronggok tapi seperti biasanya. Ia berharap Carla sudah sampai dan tengah beristirahat sekarang. Namun, pemandangan yang didapat di dalam kamarnya tak sesuai ekspektasi di kepala. Carla tak ada di sana. Pikiran Abi langsung teringat pada Adam anaknya semata wayang. Ia membuka kamar bocah kecil itu perlahan-lahan. "Adam?" Abi masuk dan meraba ranjang Adam yang dingin. "Adam tidak ada? Kemana Carla membawanya?" Abi kembali ke dalam kamarnya dan mencoba menghubungi Carla. Tak ada jawaban sama sekali. Hatinya gelisah dan kepalanya ribut dengan berbagai macam pikiran buruk tentang Adam dan Carla. "Kumohon, jawab telponnya Carla." Abi berjalan mondar-mandir mengelilingi kamar. Sudah lima kali ia memanggil tapi tetap tak ada jawaban. "Kemana perginya dia?" Abi turun ke lantai bawah hendak mengambil air minum, tiba-tiba saja tenggo

    Last Updated : 2024-09-21
  • Istri kedua pilihan mertua    Berjalan-jalan di Pantai

    Pagi sekali Vian datang menjemput Carla dan Adam. Tak lupa ia juga membawa keponakannya yang seusia dengan Adam ikut bersamanya. Carla tentunya senang karena Adam akan ada teman bermain di pantai. Wajah Adam terlihat bahagia saat Vian mengajaknya masuk ke dalam mobil. Tentu saja bahagia, karena hari ini ia akan bersenang-senang di pantai. Tempat yang sudah Adam impikan sejak liburan tahun lalu. "Adam, kenalin. Ini namanya Tasya. Keponakan om yang tinggal di Surabaya. Dia lagi main ke sini jenguk kakeknya," ujar Vian memperkenalkan keponakannya pada Adam. Adam yang memang senang dengan teman banyak mengulurkan tangannya mengajak berkenalan. Tasya yang masih malu-malu hanya menunduk lalu melengos ke arah jendela mobil. "Duh, Tasya masih malu-malu," ledek Vian yang dipelototi oleh Tasya. "Kita langsung ke pantai kan, Vian?" Carla yang duduk di samping Vian menoleh pelan. Saat melihat sosok Carla, mata Vian tak berhenti memandangnya. Ber

    Last Updated : 2024-09-22
  • Istri kedua pilihan mertua    Meluapkan emosi

    Abi tak nyenyak tidur sejak malam hingga menjelang pagi, hingga hari berikutnya pun sama. Carla terakhir kali mengirimkan pesan dua hari yang lalu sebelum makan malam lalu satu kali memanggil di sabtu pagi. Abi tak sempat membalasnya karena banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikannya kemarin. Abi berpikir tak masalah tak menghubungi balik Carla, karena istrinya itu adalah wanita yang mandiri. Namun tidak dengan Carla, ini semua tentang prioritas atau bukan.Minggu siang, Carla dan Adam kembali ke rumah dengan selamat. Ditemani oleh Vian dan keponakannya yang juga berniat akan pergi ke rumah neneknya. Abi yang memang sudah menunggu kepulangan Carla ke rumah, sejak satu jam yang lalu berdiri di depan pagar sambil mengawasi pekarangan rumahnya yang sedang dibersihkan.“Terima kasih sekali lagi, Vian. Maaf merepotkan,” ucap Carla sambil mengumbar senyum manisnya. Vian mengangguk dari balik kemudi. Adam yang tertidur di gendongan segera disambar oleh Abi yang ternyata telah mengamat

    Last Updated : 2024-09-24
  • Istri kedua pilihan mertua    Dihantui trauma

    Abi membawa Carla ke rumah sakit bersama Adam yang memaksa ikut. Anak semata wayangnya itu terus menangis tak berhenti melihat ibunya dimasukkan ke sebuah ruangan darurat dengan keadaan pingsan. Pikiran buruk terus mengintai Abi. Ia takut kejadian Winda terulang lagi pada Carla.‘Tidak, tidak mungkin.’“Tolong jaga anak kita, Abi. Namanya Adam. Calon istrimu pasti wanita yang baik hati.” wajah Winda saat itu pucat. Seharusnya Abi paham mengapa mantan istrinya itu tiba-tiba menitipkan anak mereka yang baru berusia enam bulan saat itu.Mata Abi berbinar bahagia saat itu. Dua tahun menikah dengan Winda, akhirnya ia bisa memiliki buah hati yang diimpikannya selama pernikahan. Namun sayangnya, mereka berpisah sebelum mimpinya terwujud.“Mengapa kita harus berpisah, Winda.” Abi menyesal bertemu dengan Winda setelah perceraian. Semua sudah terlambat, pikirnya. Walaupun mereka kembali bersama, rasanya sudah tak sama seperti dul

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • Istri kedua pilihan mertua    Epilog : Ketika Semua Bersama

    Epilog: Tak ada yang tahu bagaimana takdir berjalan. Tak ada yang tahu juga bagaimana sebuah cinta akan berakhir dengan seseorang yang dicintai atau tidak. Carla telah jatuh dan bangkit karena cinta, kini hidupnya akan kembali disatukan dengan sebuah cinta. Satu bulan setelah perceraian Abi dan Risya, kabar duka datang dari Carla yang kehilangan suami tercintanya. Setelah berjuang melawan penyakit paru-paru yang telah menggerogotinya selama lima tahun, Vian pun menyerah. Ia meninggalkan seorang anak dan istri yang masih mencintainya. Carla kira, dirinya yang akan pergi lebih dulu. Mengingat penyakitnya yang tak mungkin bisa diselamatkan lagi. Ternyata tuhan masih memberikan umur panjang padanya. Setelah tiga bulan resmi menyendiri, sebuah lamaran datang kembali padanya. Kali ini, ia kembali pada cinta sejatinya yang tak mungkin bisa dilupakan. "Mama cantik sekali," puji Adam yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar rias calon ibunya. Carla memeluk anak pertamanya itu dengan erat. "Ter

  • Istri kedua pilihan mertua    Semua Selesai

    Sidang putusan pengadilan akhirnya memutuskan perceraian antara Risya dan Abi. Mereka resmi berpisah dengan dikabulkannya tuntutan yang dilayangkan oleh Abi pada Risya. Perselingkuhan itu terbukti dilakukan dengan sadar dan atas kemauan mereka berdua. Risya sempat pingsan saat pembacaan putusan, walau tak lama kemudian ia sadar lalu menangis meraung-raung memikirkan nasibnya setelah ini. Abi tersenyum pedih melihat surat keputusan cerai yang telah diterimanya. Ini adalah surat ketiga yang dimilikinya. Ia tak lagi sanggup menangis, karena ini terlalu pedih. "Pa, makam mama apakah ada yang menjaganya?" Abi menoleh pada anaknya yang tengah mengemudi di sampingnya. Tak lama kemudian, ia mengangguk. "Adam kangen sama mama Winda." "Papa juga. Andai waktu itu papa tidak terburu-buru menceraikan dia dan pergi begitu saja dari sisinya. Pasti kita akan jadi keluarga yang bahagia saat ini. Maafkan papa, Adam. Papa salah dan berdosa padamu dan juga mama Winda." Abi mengusap air mata yang menga

  • Istri kedua pilihan mertua    Pengakuan Langsung

    "Itu adalah anakku, aku adalah ayahnya." Suara itu menggema memecah keramaian drama yang baru saja ditunjukkan oleh Risya di depan hakim persidangan. Semua orang menatap heran pria yang baru saja masuk ke dalam ruang sidang. Risya yang tadi menangis tersedu-sedu kini hanya bisa diam. Isi kepalanya ikut menghilang seperti air mendidih yang menguap. "Dia adalah anak saya pak hakim," tunjuk Sandy, pria yang tadi memasuki ruang sidang. "Itu bohong, pak. Saya hanya melakukan itu dengan suami saya!" bantah Risya. Sandy menyeringai. "Apa perlu aku putar video mesra kita saat menghabiskan malam romantis dan panas berdua?" Huuu Terdengar suara gaduh dari saksi yang mendengar ancaman dari Sandy. Semua orang kini memandang jijik dua orang yang tengah berdebat di depan hakim persidangan. "K-kamu yang jebak aku!" "Kau—" Belum selesai Sandy bicara, hakim mengetuk palunya. "Sidang ditunda minggu dep

  • Istri kedua pilihan mertua    Sidang Perceraian Pertama

    Mantan ibu mertuanya duduk dengan nyaman di sofa rumah Abi setelah menunggu lebih dari dua jam kepulangannya. Abi memang sengaja pulang sedikit terlambat tadi. Ia menyempatkan mengajak kedua anaknya berjalan-jalan di pasar malam melihat pertunjukan lalu makan malam sejenak dan akhirnya pulang. Abi tak mengira, mantan ibu mertuanya akan datang dan menunggunya hingga selarut ini. Lebih mengherankan lagi, mata wanita paruh baya itu terlihat sembab dan lelah. Apa yang sebenarnya akan dia katakan hingga mengorbankan waktu istirahatnya? "Ibu ke sini diantar siapa?" tanya Abi sekedar berbasa-basi. Ibu Risya tersenyum getir. Ia menarik napas panjangnya lalu menunduk sejenak. "Tadi, ibu datang bersama menantu ibu yang kebetulan akan berangkat kerja." ibu Risya menggeser posisi duduknya, sedikit mendekat pada Abi yang terdiam di tempatnya. "Kedatangan ibu ke sini, hanya ingin mengatakan sesuatu. Semoga ini akan menjadi pertimbangan dirimu untuk membatalkan rencana perceraian besok." Abi me

  • Istri kedua pilihan mertua    Hamil Bukan Anak Suami

    Hoeekk hoekkk Risya terbangun dengan kepala pening dan perut yang mual sejak matanya terbuka. Hampir setengah jam ia berjalan mondar-mandir memasuki kamar mandi hanya untuk menuntaskan rasa mualnya. Tak ada sisa makanan yang ke luar, hanya cairan bening yang meluncur dari mulutnya. "Kamu hamil?" suara sang ibu terdengar dari balik pintu kamar mandi. Tangan wanita paruh baya itu menyilang di dadanya. "Anak siapa?" Dengan kaki gemetar, Risya membalikkan tubuhnya menghadap ibunya. Ibu Risya, terkenal keras sejak dulu. Ia memang menyayangi Risya dan sering memanjakannya. Namun jika anaknya itu melakukan kesalahan, ia tak segan untuk berbuat kejam. "Kamu tuli?" bentak ibu Risya. Suara menggelegar itu membuat Risya ketakutan. "Jawab!" "I-iya. I-ini anak mas Abi," jawab Risya gemetar. Tangannya berpegangan pada sisi wastafel agar tak jatuh. Kemarin, sesudah semua orang rumah pergi, Risya diam-diam pergi membeli alat tes kehamilan di apotek. Ia mulai merasakan hal yang tak beres dengan

  • Istri kedua pilihan mertua    Makan Siang Bersama

    Dua minggu sudah Risya dikembalikan ke rumah orang tuanya, dua minggu pula Abi merasakan kedamaian di rumahnya. Berkali-kali mantan ibu mertuanya mencoba menghubungi Abi untuk membatalkan perceraian, berkali-kali pula Abi menolaknya. Abi tak ingin luluh lagi dalam jeratan rayuan Risya seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Pria yang sebentar lagi menyandang status duda untuk keempat kalinya itu termenung di pinggir ranjang. Di tangannya, ada selembar surat undangan dari pengadilan untuk sidang cerainya pertama kali. Besok, akan jadi penentuan baginya untuk hidupnya yang baru. Pintu kamar pun terbuka, Adam dan Fariska yang hari ini tengah libur masuk ke dalam kamar milik ayahnya. Abi tersenyum melihat keduanya. "Pa, hari ini kita ke kantor papa ya? Aku lagi enggak ada kelas, Ika lagi rapat guru-gurunya. Boleh kan?" tanya Adam yang dibalas anggukan oleh Abi. "Kalau gitu, Adam sama Ika tunggu di bawah." "Iya. Papa nanti nyusul. Kalian sarapan saja dulu." Kedua anak Abi itu segera

  • Istri kedua pilihan mertua    Kembalikan Ke Rumah Orang Tua

    Abi benar-benar telah matang dalam mengambil keputusan untuk bercerai dengan Risya, istrinya. Di dalam kepalanya, tak ada lagi kesempatan kedua untuk mempertahankan rumah tangga. Abi sudah muak dengan segala macam drama yang telah Risya buat. Walaupun dengan penolakan tak rela dari Risya, tetap saja Abi bersikeras untuk menceraikannya. Baginya, perselingkuhan adalah kehinaan dalam sebuah hubungan. "Turun!" perintah Abi yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Risya. "Jangan sampai aku bertindak kasar padamu!" tegas Abi. Pria itu membuka pintu samping lalu menarik Risya ke luar. Risya terus memberontak bahkan tak segan memukul lengan Abi dengan keras. Abi tak peduli, ia tetap menarik Risya setelah berhasil menurunkan dua koper besar milik wanita itu. "Mas, aku enggak mau pulang ke sini!" rengek Risya. Tak peduli dengan rengekan Risya, Abi tetap menyeret koper milik Risya. Mendengar kegaduhan yang ada di depan rumah, ibu mertua Abi segera berlari menemui asal suara. Karena sayup-say

  • Istri kedua pilihan mertua    Nekat Ingin Kembali

    Risya tak terima dengan keputusan yang diambil oleh Abi. Ia terus meraung-raung tak jelas di depan kamar suaminya. Suaranya baru berhenti menjelang pagi. Rupanya, ia tertidur di depan pintu kamar dengan tubuh tengkurap mencium lantai. Abi sama sekali tak terenyuh dengan pemandangan di depannya. Tanpa menoleh sama sekali, ia pergi sambil melangkahi seonggok tubuh yang tengah tertidur itu. Mendengar suara tawa yang cukup keras dari lantai bawah, Risya terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap-ngerjap lalu perlahan terbuka. Tubuhnya sakit, ia melenguh. Rasanya seperti tertimpa ribuan ton besi. "Pa, hari ini aku mau ajak Ika ke rumah Jihan. Boleh kan?" ujar Adam meminta izin pada ayahnya. Abi mengangguk. Kedua anaknya cukup sering menghabiskan waktu di rumah sahabatnya, tak ada alasan untuk menolaknya. "Soalnya, Fariska mau main sama dedek Ragil. Iya kan?" "Ih, kakak. Kenapa dikasih tahu ke papa?" bibir Fariska mengerucut lucu, pipinya menggembung tanda ia marah pada kakaknya. Adam

  • Istri kedua pilihan mertua    Mari Bercerai

    Adam meremat tangannya, hatinya gusar dan bingung tak tahu apa yang harus dilakukannya. Sejak kejadian di dalam mobil itu. Tidur malam Adam pun tak pernah tenang. Wajah biadab itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya tiap detik. Adam terus menimbang-nimbang apakah dirinya akan mengungkapkan semuanya pada sang ayah atau tidak. Setiap kali melihat wajah lelah ayahnya, Adam jadi tak tega mengungkapkan. Namun jika mengingat perlakuan buruk ibu tirinya, hatinya memanas. Ia tak rela jika ayahnya dikhianati dengan cara kejam di belakangnya. "Pa," panggil Adam dengan suara pelan. Abi menoleh dengan senyuman manisnya. Menepuk pinggiran sofa lalu melambaikan tangan mengajak Adam untuk duduk di sebelahnya. "Pa, Adam—" Abi melihat raut wajah keseriusan di mata Adam. Sudut hatinya yang peka mengatakan jika anaknya itu membutuhkan bantuan. "Ada apa, nak? Ada yang ingin kamu sampaikan?" Suara lembut ani menggoyahkan keinginan Adam untuk mengungkapkan sebuah rahasia. Pria muda itu menarik napas p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status