Share

Rasa bersalah Abi

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-07-25 19:34:41

"Mama, bisa datang kan?" Adam berdiri depan pintu kamar Carla yang terbuka. Ibunya sedang merias wajah dan rambut. Adam berjalan menghampiri ibunya yang belum menyadari kedatangannya tadi.

"Eh sayang. Mama belum selesai. Sebentar ya."

"Mama cantik. Adam suka lihat mama pakai itu yang merah-merah di bibir," tunjuk Adam.

"Oh, ini lipstik. Biar bibir mama enggak pucat."

Adam tiba-tiba berjinjit lalu mengecup pipi ibunya. Ia tersenyum setelahnya. Carla tentu saja kaget melihat kejutan kecil dari Adam.

"Aku sayang mama."

Adam sudah tak mau tahu lagi tentang ayahnya. Baginya, Abi adalah ayah yang jahat. Itu semua karena cerita dari neneknya yang mengatakan bahwa ayahnya akan membuang ibunya jika sudah menikah dengan istri barunya.

Adam menjadi lebih posesif pada Carla sejak saat itu. Semua yang dilakukan ayahnya selalu mendapat tanggapan sinis darinya. Abi tak bisa mengelak, ia memang pantas untuk diberi sindiran oleh anaknya.

"Kamu sudah sarapan?" Adam menggelengkan kepalanya. "Bib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri kedua pilihan mertua    Menenangkan diri

    Carla sengaja tak pulang ke rumah malam ini. Setelah selesai menemani Adam di acara sekolah, ia segera membawa anaknya itu pergi ke rumah mewah yang pernah dibelinya dua tahun silam. Rumah yang disembunyikan olehnya dari sang suami. Rupanya, Carla sudah merasakan keretakan rumah tangganya sejak dulu hingga keputusannya membeli rumah adalah keputusan yang tepat saat ini. "Ma, kita mau kemana?" tanya Adam. Carla hanya tersenyum, ia sedang sibuk mengirim pesan kepada asistennya di kantor. Lima menit kemudian, Carla menutup laptopnya lalu menjawab pertanyaan yang tadi diajukan oleh Adam. "Kita mau ke rumah mama." "Rumah mama?" Carla mengangguk. "Rumah mama yang dekat sama rumah eyang kan?" Carla mengangguk pelan. Adam memiliki memori yang baik dalam mengingat sesuatu. Carla memang pernah mengajak anaknya ke rumah miliknya satu tahun yang lalu. Ia juga ingat kalau rumah Carla berdekatan dengan rumah ibunya. "Adam senang akan bertemu eyang?" Adam mengangguk pelan. Carla melihat ada ker

    Last Updated : 2024-07-28
  • Istri kedua pilihan mertua    Pernikahan itu pun tiba

    Abi memandang datar pelaminan yang terhampar di depan matanya. Pelaminan berwarna biru emas itu tampak cantik dan anggun dipandang. Risya yang memilihnya. Wanita yang telah resmi menjadi istri Abi yang kedua itu tersenyum bahagia sejak dirinya berhak menyandang gelar nyonya Abi. Sebaliknya, Abi nampak bingung dan tegang saat dirinya jadi pusat perhatian para tamu undangan. Ini bukan pertama kalinya ia menikah, tapi mengapa rasanya berbeda? Dua jam yang lalu... Abi menggenggam tangan ayah Risya lalu mengucapkan janji suci di hadapan penghulu. Bibirnya bergetar saat menyebutkan nama Risya. Ada perasaan bersalah yang diam-diam menghantui dirinya. Mengapa ia merasa telah mendorong jauh Carla dan Adam dari hidupnya? "Sah!" teriakan seksi dan para tamu undangan menyentak lamunannya. Abi tersenyum hampa. Ibu dan istrinya tampak bahagia dengan senyuman lebar menghiasi bibir mereka. "Mas!" tiba-tiba saja suara Risya berdenging di telinganya. Rupanya di

    Last Updated : 2024-07-29
  • Istri kedua pilihan mertua    Malam pertama pernikahan Abi

    Malam harinya, Abi dan Risya yang sekarang resmi menyandang gelar suami istri merasakan kecanggungan saat keduanya duduk bersama di dalam kamar suit hotel yang mereka sewa selepas resepsi. Tak ada obrolan, tak ada saling menyapa. Keduanya terdiam tanpa kata. Abi memilih segera membersihkan diri dan duduk di depan televisi sambil memainkan ponsel. Sedangkan Risya masih duduk di atas ranjang dengan pandangan menunduk. Ia tak tahu dengan apa yang ia pikirkan dan rasakan. Satu sisi ia bahagia sudah menikah dan memiliki suami yang baik namun di sisi yang lainnya, ia sedih karena cinta sang suami lebih besar untuk istri pertamanya. Detik jam berganti, Risya pun segera membersihkan diri setelah lelah bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia memilih membaringkan tubuhnya di atas ranjang hotel. Hawa pendingin ruangan makin membuat dingin hati Risya, beku karena kenyataan yang ada. Abi beranjak dari ruang tv menuju kamarnya. Ia berdiri di depan kaca yang menghadap

    Last Updated : 2024-07-30
  • Istri kedua pilihan mertua    Tidak sesuai rencana

    Pagi sekali Abi sudah bangun. Sebenarnya ia tak bisa tidur tadi malam. Pikiran tentang Carla bergelayut di kepalanya, membuat tidurnya tak tenang. Semalam ia memilih tidur satu kasur berdua dengan Carla. Tak ada kegiatan apapun, karena Abi lelah karena tenaganya terkuras habis untuk resepsi pernikahan. Setengah jam berada di kamar mandi, Abi pun keluar dengan handuk yang masih menutupi area pribadinya. Ia tadi lupa membawa pakaian ganti. Tak mungkin juga ia membangunkan istrinya yang masih nyenyak tidur. "Mas Abi sudah bangun?" suara serak Risya membuat langkah Abi terhenti. Namun tangannya sibuk mencari pakaian ganti untuk ia pakai hari ini. "Cari apa, Mas?" "Baju. Aku mau pulang cepat. Kepalaku sakit," keluhnya. Risya menghela napas kesal. Bagaimana tidak, niatnya tidur di hotel untuk bulan madu lalu berjalan-jalan menjadi tak terpenuhi karena suaminya memilih untuk pulang lebih dini. Dengan bibir yang mencebik dan te

    Last Updated : 2024-09-02
  • Istri kedua pilihan mertua    Usir dia!

    Akhirnya, Abi dan Risya sampai juga di depan pintu gerbang yang akan mereka tempati. Rumah milik Abi dan Carla yang dibeli selama mereka menikah. Abi turun sambil memegangi pelipisnya. Dua koper ukuran kecil dikeluarkannya dari dalam bagasi taksi. Tak lama kemudian seorang penjaga gerbang datang lalu membawa koper tersebut ke dalam rumah. Abi masuk lebih dulu, diikuti oleh Risya yang mengikutinya dari belakang. "Eh, kalian sudah pulang? Bagaimana semalam?" senyum lebar diperlihatkan oleh Riandari sejak sepasang pengantin baru itu memasuki rumah. Abi tak menjawab, kepalanya pusing dan terasa berdenyut tak jelas. Sedangkan Risya hanya menjawab dengan senyuman sambil melirik Abi yang sibuk memijit pelipisnya. "Mas Abi lagi sakit, Bu. Jadi kita memutuskan untuk pulang." Risya menyenggol lengan Abi yang dibalas anggukan oleh pria itu. "Benar begitu?" Riandari memastikannya. Jika dilihat dari dekat, wajah Abi memang sedikit pucat. Riandari juga meme

    Last Updated : 2024-09-03
  • Istri kedua pilihan mertua    Perdebatan kecil

    Mata Abi masih merah, telinganya berdengung namun ia masih tetap bisa mendengar keributan yang terjadi di dalam kamarnya. Matanya terbuka perlahan melihat Carla yang sedang berdiri menatap Risya dengan tatapan bengis. Mereka sedang bertengkar. Dari sekilas yang Abi dengar, Carla tak menyukai kehadiran Risya di dalam kamarnya. Lalu tatapan Abi beralih pada Risya yang tiba-tiba berteriak memanggil nama ibunya. Abi merasakan pening di kepalanya semakin kuat menyiksanya. Tak lama kemudian terdengar suara ibunya datang, melerai keduanya. Abi mengabaikan pertengkaran itu. Namun pada titik sang ibu menyumpahi Carla, matanya terbelalak. Seketika ia terduduk tak menghiraukan rasa pening di kepalanya. "Apa maksud ibu?" Riandari terhenyak mendengar suara Abi yang ternyata telah bangun dari tidurnya. "Kenapa kamu masuk ke kamar ini? Siapa yang izinkan kamu?" Risya yang masih berdiri di depan kamar tiba-tiba merasakan suasana tegang diantara mereka berempat. Semua mata tertuju padanya, begitu

    Last Updated : 2024-09-04
  • Istri kedua pilihan mertua    Mulai disingkirkan

    Malam harinya, Carla pulang bersama Adam yang sejak tadi siang merengek ingin ditemani membeli perlengkapan melukis di toko buku. Senyum Adam tak luntur saat ia berjalan menapaki lantai rumahnya. Tangannya penuh menjinjing dua tas ukuran sedang yang berisikan cat warna warni dan kuasnya. Ditemani pak Ujang yang membawa kanvas ukuran besar, mereka naik ke lantai dua. Tepatnya, kamar Adam yang bersampingan dengan kamar ayah dan ibunya. "Carla, dari mana saja kamu?" tegur Riandari yang baru muncul dari arah dapur. Carla menghentikan langkahnya sejenak. "Tadi sore keluarganya Risya datang. Niatnya mau bertemu dengan kamu tapi kamu malah pergi." "Ada keperluan apa ingin bertemu sama saya?" tanya Risya dengan angkuh. "Saya sudah ada janji lebih dulu sama Adam. Sampaikan saja permohonan maaf saya sama mereka. Permisi, Bu." Carla pun berniat melangkah lagi menuju kamarnya. "Tunggu!" lagi-lagi suara Riandari membuat Carla terdiam. Terlihat kesal, wajahnya masam mendengar suara mertuanya se

    Last Updated : 2024-09-06
  • Istri kedua pilihan mertua    Semua untuk anakku

    Sepasang pengantin baru itu keluar dari dalam kamar menjelang siang. Wajah Risya berseri-seri saat membuka pintu kamarnya hingga menuju ruang makan untuk bertemu dengannya ibu mertuanya dan juga Carla. Carla tampak sibuk menghubungi seseorang di seberang sana. Di sampingnya ada Adam yang sedang menikmati sarapan pagi sedangkan ibu mertuanya tampak tenang mengaduk minuman hangat yang dibuatnya. "Selamat pagi, Bu. Eh, ada mbak Carla dan Adam juga," sapa Risya. Ia menggeser kursi di seberang Carla. Berhadapan langsung dengan istri tua suaminya. "Hemm.." Carla membalasnya. Adam lebih memilih untuk menghabiskan makanannya tak menghiraukan kehadiran Risya yang mengharapkan balasan atas sapaannya. "Abi tadi malam tidur di kamar kamu ya?" Risya mengangguk dengan senyuman di bibirnya. "Wah, berarti lagi proses ya?' "Iya, Bu." Carla menjawab dengan malu-malu. "Ibu doakan biar cepat jadi. Ibu sudah enggak sabar ingin menimang cucu." R

    Last Updated : 2024-09-07

Latest chapter

  • Istri kedua pilihan mertua    Tidak Akan Minta Maaf

    "Kamu kenapa sih?" Abi membantu istrinya berdiri yang terus menggerutu menyebut nama Carla. Entah apa yang terjadi pada mereka berdua tadi, hanya saja memang Risya terlalu berlebihan dalam menanggapi sesuatu. "Sehari aja enggak gangguin Carla, enggak bisa? Kamu dendam apa sama dia?" Abi kembali memarahi Risya yang sejak tadi tak berhenti mengomel. "Kamu terus saja belain dia. Tadi rambut aku dijambak. Lihat kan tadi aku jatuh? Mana lagi hamil pula," gerutu Risya yang masih saja tak terima dirinya kalah dari Carla. "Carla enggak mungkin duluan kalau bukan kamu yang mulai. Aku jauh-jauh dari kantor ke sini hanya untuk melihat hal memalukan. Kamu ternyata enggak berubah." Abi meninggalkan Risya yang masih berdiri di ruang ukur. Carla telah turun lebih dulu. Abi berniat mengejar Carla untuk meminta maaf padanya. Risya mengikuti Abi dari belakang. Kakinya dihentak-hentak kasar, menunjukkan ia tengah kesal karena suaminya ternyata lebih membela mantan istrinya. Di lantai bawah, Abi be

  • Istri kedua pilihan mertua    Akting Pura-pura

    "Aduh." Terlihat seorang wanita tengah kesusahan memijat pergelangan kakinya yang baru saja tak sengaja menginjak sebuah kain. Ia terduduk sambil menundukkan wajahnya yang mengerang kesakitan. Kain yang terjulur itu adalah kain milik Carla yang tengah dipasangkan di tubuhnya oleh staf butik tante Leni. Staf itu tak melihat jika ada seseorang tengah melintas di belakangnya. "Bu, maaf. Tadi enggak sengaja. Saya tidak melihat—" "Kalau kerja itu pakai mata! Mentang-mentang kamu lagi sibuk sama pelanggan satunya, jangan lupakan juga ada pelanggan yang lain," bentak wanita itu. Carla yang merasa familiar dengan suara itu seketika menoleh dengan cepat ke arahnya. Matanya terbelalak, ternyata benar orang yang ada di pikirannya itu tengah berada di tempat yang sama dengannya. Ia menghela napas kasarnya. Baru saja ia terbebas dari masalah di acara pertunangan Kesya kemarin, kini harus dipertemukan lagi dengan wanita itu. Entah apa rencana tuhan yang sebenarnya dengan mereka berdua. Takdi

  • Istri kedua pilihan mertua    Ada Yang Tak Suka

    Kabar kehamilan Risya mampir di telinga Carla. Ini semua karena ulah bibik yang sering bergosip dengan asisten yang lain saat sedang santai. Curi dengar itu membuat hati Carla tercubit. Dua kali dirinya mendengar kabar bahagia kehamilan orang di dekatnya tapi dirinya sendiri masih belum juga memiliki satupun. Carla berjalan bolak-balik di belakang rumah hanya untuk memastikan apa yang didengarnya tidaklah salah. Ia bahkan rela duduk sambil mengunyah makanan agar gosip yang terdengar itu semakin seru. 'Ternyata, dia memang sudah hamil lagi?' Lalu, Carla mengusap perutnya. Datar, tanpa isi kecuali lemak. Carla menghela napas kasarnya. Ia beranjak dari duduknya menuju dapur. Tenggorokannya haus sejak tadi. Jus melon adalah pilihan bagus untuknya. "Mama!" teriak Adam dan Tasya yang berlarian masuk ke dalam rumah. "Adam minggu depan libur." "Tasya juga." Keduanya menunjukkan sebuah surat himbauan dari sekolah. Carla membacanya dengan seksama lalu mengangguk paham. "Satu bulan libur

  • Istri kedua pilihan mertua    Tidak Peka

    "Kesya, sini nak." Kesya berlari kecil ke arah ibunya yang memanggil dari kejauhan. Al sudah tak tahu kemana, sepertinya sedang berbincang dengan teman-temannya yang datang ke acaranya. Kesya tentunya tak tahu siapa yang berada di samping ibunya, karena posisi mereka yang dekat dengan lorong tempat lalu lalang orang. Dengan senyum manisnya Kesya memeluk ibunya dari samping. Ia belum sadar dengan siapa ibunya tengah berbincang. Hingga suara ibunya menyadarkan dirinya dan akhirnya membuat batinnya sedikit terguncang. 'Abi?' "Ini loh saudara jauh kamu yang sering main ke rumah lama kita di Semarang. Kamu pasti sudah lupa. Namanya Risya dan ini suaminya." Kesya meringis tak tahu harus menjawab apa. Ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan keduanya. "Kamu ngobrol dulu. Ibu mau cek barang-barang hantaran tadi." "Dunia sempit ya? Aku enggak tahu kalau ternyata Risya itu sepupuku," sinis Kesya tak suka. Merasa diremehkan membuat Risya menaikkan wajahnya seolah sedang menant

  • Istri kedua pilihan mertua    Dunia Sangat Sempit

    Setelah pemeriksaan ke dokter kandungan, Abi dan Risya memutuskan untuk merayakan perayaan kehamilan kedua dengan makan bersama di kafe milik Vian. Abi memilih kafe itu karena ada memori tersendiri yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Risya tampak bahagia. Pasalnya, ia membawa keluarga besarnya untuk ikut merayakan pesta itu. Abi pun tak keberatan sama sekali. "Makan yang banyak, Ma. Kita makan enak malam ini," ujar Risya pada ibunya yang juga datang. Abi tersenyum datar melihat suasana akrab itu. Sekedar mencari angin, Abi memilih keluar dari dalam ruangan untuk duduk di dekat anak tangga belakang. Ia ingin merilekskan otaknya sejenak menatap kolam ikan yang sepi. Pikirannya berkelana ke beberapa waktu silam saat ia melihat Adam berada di sana. Dia sedang apa sekarang ? Pesan yang dikirim tiga hari lalu masih saja diabaikan. "Adam mau dibawakan apa? Udang asam manis atau cumi pedas?" Abi menoleh ke belakang, asal su

  • Istri kedua pilihan mertua    Rencana Pesta Lamaran Al

    "Mau kemana kamu?" Abi turun dari tangga langsung mendapati Risya yang sedang mengendap-endap ingin pergi ke suatu tempat. Pakaiannya rapi dan ini masih pagi. Seharusnya wanita itu mengurusi anaknya atau setidaknya memasak untuk suaminya. "Mau kemana?" tanya Abi lagi. "Mau ke butik tantenya Indah. Aku mau ambil pesanan minggu lalu untuk lamaran dan pernikahan anaknya om aku yang tinggal di luar kota. Dia minggu ini anaknya lamaran dan aku belum pernah ketemu lagi dari SMP. Pas kita nikah dia juga enggak bisa datang karena sakit. Boleh ya?" ujar Risya panjang lebar menceritakan rencananya hari ini. "Katanya mau periksa kandungan? Aku udah telpon dokternya." Abi menyilangkan dadanya di depan Risya. Istrinya itu menelan ludah kasar. Abi jika dalam model seperti ini sulit untuk ditolak pesonanya. "Kamu enggak lagi coba berbohong sama aku kan?" "Demi tuhan, aku enggak bohong. Janjian ke dokternya jam berapa?" tanya Risya. "Sore jam tiga." Risya tersenyum senang. Berarti pagi ini dia

  • Istri kedua pilihan mertua    Diberikan Pilihan

    Lelah menghampiri Abi yang baru saja menyelesaikan pekerjaan hari ini. Setelah libur selama dua hari akhir pekan kemarin, sulit baginya untuk sekedar bersantai sejenak. Hal yang membuatnya lelah hari ini adalah audit keuangan perusahaan yang tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Al yang memanggil tim audit. Ini semua demi pengetatan anggaran yang tak perlu dan mencari pelaku pelanggaran yang menyebabkan kebocoran keuangan perusahaan. Al mencurigai banyak pihak telah berbuat curang. Al mencurigai Abi, lebih tepatnya. "Aku tahu kau sangat curiga denganku. Iya, kan?" tanya Abi setelah diperbolehkan masuk ke dalam ruangan minimalis milik Al. Ia menaikkan satu sudut bibirnya, tersenyum sinis setelahnya. "Ow, kau merasa ya? Padahal aku hanya ingin audit biasa saja. Ah, bukankah kamu pernah membuat kebijakan bagi karyawan untuk memakai uang perusahaan dengan cara pinjaman seperti student loan misalnya. Pengabdian dengan separuh gaji jika mema

  • Istri kedua pilihan mertua    Rahasia Apa?

    Keesokan harinya, Risya bermaksud meminta pertanggung jawaban Nanda yang telah menipunya hingga berujung malu di depan banyak orang. Bahkan ia sudah bersiap untuk memberikan tamparan pada temannya itu. Segera ia pergi ke studio musik milik Nanda untuk menemuinya. Di dalam studio itu, ia melihat Nanda dan Gane sedang tertawa lepas mendengar cerita salah seorang staf studio musik itu. Risya berdiri di dekat pintu masuk yang terbuka di satu sisinya. Dari situ ia bisa melihat dengan jelas apa yang sedang dilakukan mereka bertiga. "Mertua si bodoh itu viral? Sudah kuduga. Wanita itu memang picik dan senang membuat keributan," ujar Nanda yang diangguki oleh Gane. "Iya. Pantas saja mantan menantunya tidak kuat. Kalau jadi Carla, aku sudah kasih itu racun ke makanannya si mertua jahanam itu," tambah Gane yang dibalas kekehan kasar dari Nanda. "Orang seperti itu harus kita kerjain sekali-kali. Aku pernah kasih semangat untuk Carla menjelang sidang perceraiannya. Dia terlihat sedih tapi ber

  • Istri kedua pilihan mertua    Kehamilan Tiba-tiba

    Carla tak habis pikir. Dirinya sudah menjauh dari kehidupan Abi tapi tetap saja masih bertemu dengan mereka di sela kesibukannya. Tak ada lagi nama Abi, tak ada lagi komunikasi apapun dengan pria itu. Tapi takdir selalu mempertemukan mereka berdua. Sepertinya, memang itu semua sudah digariskan dari tuhan. "Untuk tuan Abi, tolong beritahukan pada keluarga anda untuk tidak menganggu kehidupan saya lagi. Dunia tak berputar hanya sekitar mereka saja. Kalau mereka butuh pengakuan lebih, berbuatlah sesuatu yang bisa membanggakan. Jangan bertingkah seperti tadi." Carla menggandeng tangan Vian keluar dari gedung acara. Ia tak ingin mendengar segala omong kosong yang keluar dari mulut mantan suaminya itu. Rasa kesal dan benci menguar dari dalam dirinya. Padahal, rasa itu telah dikuburnya dalam-dalam. "Aku, minta maaf Carla." Abi berteriak memanggil Carla yang hampir mencapai pintu keluar. "Atas nama keluargaku, aku minta maaf. Aku akan peringatkan mereka untuk t

DMCA.com Protection Status