Tawa Kevin pecah sampai menggema memenuhi ruang tamu. Laura dan Kayla saling pandang dengan kening berkerut sementara Laren cukup terkejut melihat itu.“Aku sudah tahu soal itu, Kak. Aku paham maksudmu dan memaklumi kondisi Jared yang masih labil. Kita dulu pernah muda dan menggebu-gebu ‘kan? Jadi aku maafkan. Tenanglah!” ucap Kevin dengan senyuman lebar.Laren sampai mengedipkan matanya berulang kali sambil mulutnya melongo karena tak percaya mendengar ucapan adik iparnya itu barusan.“Be-benarkah?” tanya pria itu lagi yang langsung diangguki oleh Kevin.“Iya, Kak. Kayla sudah jelaskan kalau ini cuma salah paham saja. Tidak perlu lagi dipusingkan!”Laren lega sekali ternyata Kevin bisa berlapang dada dan berjiwa besar. Padahal dia sudah takut pria itu akan marah dan mengancamnya.Kevin menatap pria di hadapannya ini dengan senyuman manis yang terpaksa. Karena Kayla selamat dia akhirnya mengalah demi menjaga reputasi putri dan keluarganya. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan dia akan m
Kayla berjalan santai membuka jendela kaca menuju ke arah balkon kamar. Dingin angin malam langsung menerpanya. Dia tahu kalau papanya hanya ingin hidup damai di masa tua dan tidak mau menyulitkannya. Tapi Kayla tidak mau karena dia hampir mati!Jadi dia memutuskan sendiri untuk membalas Jared dengan cara diam-diam. Kenapa hanya Rio yang di penjara? Pemuda itu juga bersalah dengan bukti yang cukup kuat, tapi lagi-lagi dihalangi status keluarga. Kayla tidak akan membiarkan orang yang mencelakainya hidup bebas berkeliaran dengan tenang.Kayla pun kembali membuka ponselnya.“Nora? Kamu sudah tidur?”[“Belum, Nona. Kenapa menelpon? Apa ada butuh sesuatu?” tanya wanita itu heran.]Padahal kamar mereka hanya beda lantai, tapi Kayla terlalu malas untuk keluar.“Iya, benar. Aku mau kamu percepat membeli saham dari mitra Jared. Kalau perlu besok sudah harus mengumpulkan data mereka. Kalau mereka menolak, beri harga tinggi! Aku tidak mau tahu alasannya!” titahnya tanpa ragu.[“Tapi itu hanya c
Kayla memundurkan tubuhnya ke belakang saat kedua tangan wanita paruh baya itu ingin menggapai kedua kakinya. “Apa yang kamu lakukan? Cepat berdiri!” teriaknya dengan keras. Namun wanita itu tidak mau mendengarkan dan tetap ingin melakukannya. Kayla benar-benar merasa jengah dengan sikapnya. Mereka sekeluarga memang cocok karena wanita ini juga keras kepala seperti anak dan menantunya.“Berdiri atau aku akan minta orang lain untuk mengusirmu dari sini!”Setelah mendengar itu barulah dia mendongak namun tetap berjongkok di lantai. Dia pun menghapus air matanya dengan perlahan. Sinta menatap Kayla dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin untuk mengharap simpati darinya. Selama ini baru sekarang Kayla melihatnya seperti itu.Padahal tanpa perlu dijelaskan pun Kayla tahu dia adalah wanita ular licik. Dia bisa menebak dengan mudah kalau wanita itu datang supaya memberikan kebebasan pada putranya. Sama seperti menantunya saat di rumah sakit.“Kayla, aku mohon. Tolong, maafkanlah Rio! Ber
Mulut sonia sampai menganga mendengar mama mertuanya mengatakan hal seperti itu. “Ma-mama?! Kenapa bicara seperti itu?!” teriaknya kencang sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang menghinanya seperti ini. Napas Sinta tersengal dengan dada yang sudah naik turun. “Berani kamu meninggikan suaramu di depanku, hah? Anakku masuk penjara pasti karena mengikuti keinginanmu! Iya ‘kan? Mengaku kamu!” teriaknya lebih kencang. Sonia menggeleng cepat sambil berdecak marah. “Kenapa Mama malah membentakku? Ini semua ulah wanita udik itu! Dia yang mem-” “Diam!!!” Plaakkkk!!! Satu tamparan keras mendarat di pipi kirinya. Sonia sampai tak percaya kalau saat ini sedang ditindas. “Mama menamparku?!” ucapnya tak percaya. “Iya! Kamu itu membawa pengaruh buruk bagi putraku! Hidupnya berubah berantakan semenjak kamu masuk ke dalam rumah ini!” Sonia sampai terdiam. Sinta pun kembali melanjutkan. “Dulu setidaknya Rio bisa bekerja lalu hidup dengan
“Itu belum seberapa, Nona. Tidak sebanding dengan apa yang pria itu lakukan pada, Nona!” ucapnya geram.Kayla mengangkat kedua pundaknya acuh. “Sekarang biarkan saja, Nora. Tapi, wartawan tidak membawa namaku ‘kan?”Nora tertawa kecil. “Tentu saja tidak, Nona. Mereka mana mungkin berani melakukan hal itu. Lagipula aku sudah memberi banyak ‘bantuan’ pada perusahaan penyiaran. Mereka bisa apa?” ungkapnya merasa bangga.Kayla tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan bertanya lagi apa saja yang sudah dilakukan kelompok mereka untuk membungkam media. Saat ini di hatinya masih ada hal yang mengganjal.“Tapi, apa aku terlalu kejam pada mereka?” tanya Kayla sedikit khawatir.Nora menggeleng tegas. “Tidak, Nona. Kalau Ayah masih aktif di kelompok, dia tidak akan membiarkan orang itu mati dengan cepat. Setelah puas menyiksa, dibiarkan menderita. Ini bukan apa-apa, Nona!”Kayla tidak tahu harus senang atau tidak. Dia yakin keluarga Rio pasti akan menyalahkan hal ini padanya. N
Leon sangat terkejut dengan reaksi Kayla yang ingin menjauhi dirinya. Dia pikir Wa itu akan mengerti dan merangkulnya. Menatap dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan semua itu.Dia benar-benar takut untuk memikirkan apa yang terjadi setelah ini.Kayla pun menarik napas panjang berusaha untuk tetap tenang meskipun di hatinya sudah bergemuruh hebat.Dia pun bertanya, “Dari awal, apa kamu sengaja mendekati aku? Kamu sudah tahu aku anak siapa?!”Leon menggeleng cepat. “Tidak, Kayla. Aku memang suka saat melihatmu pertama kali di festival. Aku benar-benar tidak tahu apapun sampai …aku tahu ketika melihat tato itu di tengkukmu,” jelasnya dengan perasaan bersalah. Mendengar itu Kayla semakin terkejut. Karena kalau lelaki itu tahu hanya melihat dari tato saja, pasti dia bukan orang sembarangan.Leon pun berusaha menjelaskan lagi. “Semua terjadi tidak seperti apa yang aku duga, Kayla. Ini semua salahku! Aku minta maaf tidak jujur dari awal padamu!”Kayla meng
Leon tidak tahu ternyata benda yang dicari oleh Kayla adalah pistol itu. Dia pun mengangkat kedua tangannya dengan perlahan dan bersikap tenang. Kayla saat ini sedang emosi jadi sebisa mungkin tidak memantik kemarahannya lagi.“Kayla, turunkan cepat! Itu bahaya!” ucapnya dengan wajah panik.Kayla berdecak. “Pergi!” ujarnya sinis.Leon pun memejamkan matanya lalu menatap Kayla dengan lekat. Dia akan menjelaskan semuanya selagi masih di sini meskipun wanita itu akan menembaknya.“Aku memang kemari karena ingin menyelidiki keadaan kelompok kalian, Kayla. Awalnya hanya itu sampai aku bertemu denganmu dan jatuh cinta dengan sungguh-sungguh untuk pertama kalinya. Perasaanku bertolak belakang karena aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan padamu soal statusku! Aku ingin membawamu ke kotaku dan menikah di sana. Tapi, sepertinya kamu salah paham. Aku cuma ingin kita bersama, Kayla!” Kepala Kayla tertunduk walaupun tidak lagi menangis tapi hatinya sangat sakit. Rasa penasarannya pada lelaki
Leon tidak bisa lagi berkata-kata dan memutuskan untuk pergi sesuai keinginan Kayla. Ia memungut jasnya yang ada di lantai dan bergegas dengan perasaan campur aduk.“Ingat ucapanku, Kayla. Aku mencintaimu!”Setelah itu dia benar-benar melangkahkan kakinya dari sana.Marco menatapnya tajam lalu mengikuti dari belakang dan masih mengarahkan pistol itu, siap menembak.Kayla yang melihat itu langsung mencegahnya. “Jangan, Marco!”Pria itu langsung berbalik dengan kening berkerut heran.“Kenapa, Nona? Dia tidak boleh lolos!” Nora mengangguk setuju. “Pria itu musuh kita, Nona. Papanya adalah pembunuh. Sadarlah!”Kayla menggeleng cepat dengan napas yang tersengal. “Biarkan dia pergi!”Ia merasa tidak tega kalau terjadi sesuatu padanya. Meskipun mereka bermusuhan namun perasaannya untuk lelaki itu masih sama.Nora dan Marco hanya bisa pasrah saja. Mereka terdiam dan Nora mati-matian menahan rasa kesalnya.Sementara itu Leon berlari ke arah lift sambil memakai jasnya dengan cepat. Ia terpaks
Damar terlihat membuka mulutnya ingin protes tapi setelahnya kembali bersikap biasa saja dan tenang seperti awal. Pria itu lebih memilih untuk berperang dengan pikirannya sendiri.Nora pun buka suara. “Baik, Tuan. Saya akan menjaga Nona Kayla!” ucapnya patuh.Kalau putrinya sudah begini pria itu tidak bisa mengelak lagi.Kevin pun mengangguk. “Niko yang akan mengantar kalian besok. Lalu, katakan pada pria itu supaya datang kemari menemui papa. Kalian harus segera kembali secepatnya!” titahnya lagi.“Iya, Pa!” jawabnya cepat.Kayla tidak tahu apa rencana papanya, tapi yang pasti saat ini ia sudah mengantongi izin untuk pergi menemui pria yang sudah merebut hatinya. Ini jauh lebih penting!Awalnya hatinya terus menyangkal dan meyakinkan kalau semuanya hanya tipuan, tapi semakin dipikirkan Kayla yakin kalau perasaan mereka sama-sama tulus. Ia akan memperjuangkan cintanya.Besok paginya, Kayla ditemani Nora berjalan cepat sambil menyeret koper masing-masing. Semua sudah diatur oleh Niko,
Wanita itu berbalik dan kembali turun ke bawah. Raut wajahnya sedih karena mendengar putrinya seperti itu.Ya, Laura tadi khawatir karena ada suara gaduh dari kamar Kayla dan ingin mengeceknya, tapi tak sengaja mendengar semua yang mereka berdua bicarakan.“Oh, putriku! Kenapa kamu begitu bodoh!” gumamnya pelan dengan air mata yang sudah menggenang.Dia sedih Kayla menjadi stress seperti ini hanya karena laki-laki. Wanita itu pun langsung bergegas kembali ke kamarnya.Saat masuk ternyata suaminya sedang ada di balkon. Duduk manis sambil tangannya sibuk mengelap joran pancing. Laura menghela napas kasar karena itu lalu berjalan mendekat.“Kamu masih sempat untuk mancing sementara putrimu sedang stres di kamar!” ketusnya langsung tanpa basa-basi dengan kedua tangan terlipat.Kevin tidak bergeming sedikitpun seolah-olah itu tidak mengganggunya sama sekali. Laura pun jadi semakin kesal dengan sikap suaminya.“Papa sadar tidak sih?!” teriaknya dengan wajah masam.“Apa lagi sih, Ma?” tanya
Nora menghela napas berat. “Tuan Besar bisa membunuhku kalau itu terjadi! Tidak usah pergi, Nona!” Kayla pun menyentak tangannya dengan wajah bersungut kesal. “Pokoknya aku mau pergi titik!” teriaknya. Nora tetap pada pendiriannya. “Tidak boleh!” tegasnya lagi. Kayla memanyunkan bibirnya dengan kedua tangan terlipat. “Aku juga bosan di kamar terus, Nora. Lagian apa kata orang-orang nanti kalau tahu aku hanya mengurung diri di rumah. Mereka pasti pikir aku berkabung atas meninggalnya mantan suami. Aishhh! Aku tidak tahan lagi!” ujarnya menggebu-gebu. Kedua alis Nora menyatu. “Memangnya ada gosip seperti itu?” “Ya, bisa saja! Kan tidak semua orang tahu aku punya pacar! Mereka juga tidak tahu pacarku pergi dan aku tidak muncul di mana pun! Pasti akan ada orang bicara hal yang buruk tentangku!” cerocosnya panjang lebar. “Tidak, Nona. Sejak kapan kamu peduli pendapat orang lain.”
Surya melotot pada asistennya itu. “Kenapa? Apa kau terkejut mendengar rencanaku?” tanya pria paruh baya itu ketus. Pria itu menggeleng cepat. “Ti-tidak begitu, Tuan. Saya pikir Tuan tidak lagi tertarik dengan mereka setelah permintaan Tuan Muda waktu itu,” ungkapnya jujur. Surya mendengus. “Leon itu masih polos dalam menilai seseorang. Jadi, harus banyak melihat dunia luar supaya pikirannya terbuka!” Ia pun kembali melanjutkan menonton pertunjukan yang ada di bawah. Leon sedang berbincang dengan salah satu anak buah sementara Gio sedang fokus menata kembali senjata yang akan digunakan. Putranya itu memang tidak menampakkan apa yang tengah dirasakan, tapi sebagai seorang ayah yang pernah muda, tentu sangat sulit melupakan wanita yang sudah dicintai. Surya pun tersenyum sinis tatkala mengingat itu. Ia memang tidak mengatakan secara terang-terangan kalau tidak menyukai anak dari Kevin. Semua sudah diatur rapi supaya Leon tidak berpikir sembarangan dan berjaga-jaga. Pria itu selalu
Nora menghela napas berat. “Tuan Besar bisa membunuhku kalau itu terjadi! Tidak usah pergi, Nona!”Kayla pun menyentak tangannya dengan wajah bersungut kesal.“Pokoknya aku mau pergi titik!” teriaknya.Nora tetap pada pendiriannya. “Tidak boleh!” tegasnya lagi.Kayla memanyunkan bibirnya dengan kedua tangan terlipat.“Aku juga bosan di kamar terus, Nora. Lagian apa kata orang-orang nanti kalau tahu aku hanya mengurung diri di rumah. Mereka pasti pikir aku berkabung atas meninggalnya mantan suami. Aishhh! Aku tidak tahan lagi!” ujarnya menggebu-gebu.Kedua alis Nora menyatu. “Memangnya ada gosip seperti itu?”“Ya, bisa saja! Kan tidak semua orang tahu aku punya pacar! Mereka juga tidak tahu pacarku pergi dan aku tidak muncul di mana pun! Pasti akan ada orang bicara hal yang buruk tentangku!” cerocosnya panjang lebar.“Tidak, Nona. Sejak kapan kamu peduli pendapat orang lain.”Kayla pun menghembuskan napas kasar lalu menatap Nora dengan lekat.“Tolong aku, Nora. Aku mencintainya! Ya ya
Surya melotot pada asistennya itu. “Kenapa? Apa kau terkejut mendengar rencanaku?” tanya pria paruh baya itu ketus.Pria itu menggeleng cepat. “Ti-tidak begitu, Tuan. Saya pikir Tuan tidak lagi tertarik dengan mereka setelah permintaan Tuan Muda waktu itu,” ungkapnya jujur.Surya mendengus. “Leon itu masih polos dalam menilai seseorang. Jadi, harus banyak melihat dunia luar supaya pikirannya terbuka!”Ia pun kembali melanjutkan menonton pertunjukan yang ada di bawah.Leon sedang berbincang dengan salah satu anak buah sementara Gio sedang fokus menata kembali senjata yang akan digunakan. Putranya itu memang tidak menampakkan apa yang tengah dirasakan, tapi sebagai seorang ayah yang pernah muda, tentu sangat sulit melupakan wanita yang sudah dicintai.Surya pun tersenyum sinis tatkala mengingat itu. Ia memang tidak mengatakan secara terang-terangan kalau tidak menyukai anak dari Kevin. Semua sudah diatur rapi supaya Leon tidak berpikir sembarangan dan berjaga-jaga. Pria itu selalu bersi
Mulut Kayla membulat memikirkan semua kemungkinan yang terjadi. Lalu dengan tangan yang masih bergetar ia meraba perutnya.“A-apa mungkin?!” gumamnya sedikit takut.Dengan cepat wanita itu berlari keluar dan langsung menuju meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya.“Halo, Nora! Cepat panggilkan dokter!” pintanya dengan wajah yang pucat pasi.[“Apa Nona sakit? Baiklah, tunggu sebentar! Aku akan naik!” jawab wanita itu cepat.]Kayla meletakkan gagang telepon itu dengan perlahan. Ia berharap dugaannya benar kali ini.“Apa aku … hamil?” ucapnya tak percaya.Mengingat Leon yang selalu ‘keluar’ di dalam selesai pelepasannya. Apalagi saat terakhir mereka bertemu pria itu seolah menumpahkan semua miliknya di dalam Kayla.Kayla pun berbalik lalu melihat nampan sarapannya yang belum tersentuh sama sekali. Ia bergegas bangkit dan duduk di sofa. Tampak senyuman tipis terukir di wajahnya. Ia mulai makan dengan lahap seolah takut terjadi sesuatu kalau sampai perutnya kosong.Beberapa menit ke
Pemuda itu merasa napasnya tercekat di tenggorokan. Sia-sia saja bersembunyi karena papanya pasti sudah tahu semua yang dilakukannya dari orang suruhan pria itu. Padahal dia pergi diam-diam dan akan pulang dengan alasan berlibur, tapi sekarang tidak berlaku lagi alasan itu.Leon pun menarik napas berat lalu berkata, “Iya, Pa. Mereka memang memiliki markas besar dan canggih. Sulit untuk kita menyaingi popularitas dan kehebatan mereka. Tapi, aku yakin sudah berhasil membuat internal mereka terpecah,” jelasnya singkat.Surya pun manggut-manggut sambil memegang dagunya.“Aku mendapatkan kepercayaan anak dari Kevin dan menipunya. Namanya Kayla, Pa!” sambungnya lagi.Surya tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajah terkejutnya.“Kevin punya anak perempuan?!”“I-iya, Pa. Anak tunggal, satu-satunya pewaris kelompok mereka!” jelasnya dengan suara pelan.‘Sama sepertiku!’ Hati pemuda itu merasa bersalah.Kening pria paruh baya itu semakin berkerut mendengar pengakuan putranya.“Yah, aku hanya tah
Kayla ingin menyanggah semua perkataan Damar tentang Leon, tapi mengingat siapa sebenarnya pria itu ia tidak jadi membuka mulutnya.‘Bisa saja itu benar! Aku terlalu percaya padanya!’ Batinnya yakin.Meskipun Leon mengatakan berbagai macam alasan soal kedatangannya kemari dan pernyataan cintanya pada Kayla. Hal itu tidak bisa membantunya sama sekali. Sekarang ia seorang diri menghadapi keluarganya atas kecerobohan yang diperbuat karena mengundang musuh mereka ke rumah ini.Tubuh Kayla terasa lemas semakin membuatnya tak berdaya dan menerima semua kemarahan papanya dengan lapang dada. Padahal Leon juga tidak tahu apa-apa tentang kelompok mereka. Tidak semua hal dikatakan jujur oleh Surya dan bertahun-tahun lamanya pasti banyak hal yang berubah di sini.Melihat Kayla yang diam saja, Kevin merasa sangat kesal dan tidak mau lagi berlama-lama membahas tentang hal memalukan ini. Ia akan membuat keputusan yang sulit.“Dengar, Kayla. Aku akan memberikan hukuman karena kesalahanmu!” ucapnya d