“Itu belum seberapa, Nona. Tidak sebanding dengan apa yang pria itu lakukan pada, Nona!” ucapnya geram.Kayla mengangkat kedua pundaknya acuh. “Sekarang biarkan saja, Nora. Tapi, wartawan tidak membawa namaku ‘kan?”Nora tertawa kecil. “Tentu saja tidak, Nona. Mereka mana mungkin berani melakukan hal itu. Lagipula aku sudah memberi banyak ‘bantuan’ pada perusahaan penyiaran. Mereka bisa apa?” ungkapnya merasa bangga.Kayla tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan bertanya lagi apa saja yang sudah dilakukan kelompok mereka untuk membungkam media. Saat ini di hatinya masih ada hal yang mengganjal.“Tapi, apa aku terlalu kejam pada mereka?” tanya Kayla sedikit khawatir.Nora menggeleng tegas. “Tidak, Nona. Kalau Ayah masih aktif di kelompok, dia tidak akan membiarkan orang itu mati dengan cepat. Setelah puas menyiksa, dibiarkan menderita. Ini bukan apa-apa, Nona!”Kayla tidak tahu harus senang atau tidak. Dia yakin keluarga Rio pasti akan menyalahkan hal ini padanya. N
Leon sangat terkejut dengan reaksi Kayla yang ingin menjauhi dirinya. Dia pikir Wa itu akan mengerti dan merangkulnya. Menatap dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan semua itu.Dia benar-benar takut untuk memikirkan apa yang terjadi setelah ini.Kayla pun menarik napas panjang berusaha untuk tetap tenang meskipun di hatinya sudah bergemuruh hebat.Dia pun bertanya, “Dari awal, apa kamu sengaja mendekati aku? Kamu sudah tahu aku anak siapa?!”Leon menggeleng cepat. “Tidak, Kayla. Aku memang suka saat melihatmu pertama kali di festival. Aku benar-benar tidak tahu apapun sampai …aku tahu ketika melihat tato itu di tengkukmu,” jelasnya dengan perasaan bersalah. Mendengar itu Kayla semakin terkejut. Karena kalau lelaki itu tahu hanya melihat dari tato saja, pasti dia bukan orang sembarangan.Leon pun berusaha menjelaskan lagi. “Semua terjadi tidak seperti apa yang aku duga, Kayla. Ini semua salahku! Aku minta maaf tidak jujur dari awal padamu!”Kayla meng
Leon tidak tahu ternyata benda yang dicari oleh Kayla adalah pistol itu. Dia pun mengangkat kedua tangannya dengan perlahan dan bersikap tenang. Kayla saat ini sedang emosi jadi sebisa mungkin tidak memantik kemarahannya lagi.“Kayla, turunkan cepat! Itu bahaya!” ucapnya dengan wajah panik.Kayla berdecak. “Pergi!” ujarnya sinis.Leon pun memejamkan matanya lalu menatap Kayla dengan lekat. Dia akan menjelaskan semuanya selagi masih di sini meskipun wanita itu akan menembaknya.“Aku memang kemari karena ingin menyelidiki keadaan kelompok kalian, Kayla. Awalnya hanya itu sampai aku bertemu denganmu dan jatuh cinta dengan sungguh-sungguh untuk pertama kalinya. Perasaanku bertolak belakang karena aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan padamu soal statusku! Aku ingin membawamu ke kotaku dan menikah di sana. Tapi, sepertinya kamu salah paham. Aku cuma ingin kita bersama, Kayla!” Kepala Kayla tertunduk walaupun tidak lagi menangis tapi hatinya sangat sakit. Rasa penasarannya pada lelaki
Leon tidak bisa lagi berkata-kata dan memutuskan untuk pergi sesuai keinginan Kayla. Ia memungut jasnya yang ada di lantai dan bergegas dengan perasaan campur aduk.“Ingat ucapanku, Kayla. Aku mencintaimu!”Setelah itu dia benar-benar melangkahkan kakinya dari sana.Marco menatapnya tajam lalu mengikuti dari belakang dan masih mengarahkan pistol itu, siap menembak.Kayla yang melihat itu langsung mencegahnya. “Jangan, Marco!”Pria itu langsung berbalik dengan kening berkerut heran.“Kenapa, Nona? Dia tidak boleh lolos!” Nora mengangguk setuju. “Pria itu musuh kita, Nona. Papanya adalah pembunuh. Sadarlah!”Kayla menggeleng cepat dengan napas yang tersengal. “Biarkan dia pergi!”Ia merasa tidak tega kalau terjadi sesuatu padanya. Meskipun mereka bermusuhan namun perasaannya untuk lelaki itu masih sama.Nora dan Marco hanya bisa pasrah saja. Mereka terdiam dan Nora mati-matian menahan rasa kesalnya.Sementara itu Leon berlari ke arah lift sambil memakai jasnya dengan cepat. Ia terpaks
Posisi wajah Nora yang dekat dengan telinganya membuat darah pria itu berdesir.“I-iya, Bos!” jawabnya gugup.Nora menepuk pundaknya dan berjalan lebih dulu ke kamarnya. “Bos!” panggilnya tiba-tiba.Nora menolehkan kepalanya. “Ada apa?” Marco menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. “Tidak jadi! Besok saja, Bos. Selamat malam!”Entah kenapa dia malah gugup.Wanita itu mengangguk sambil nyengir kuda lalu melanjutkan membuka pintu.Karena kamar Marco ada di area belakang jadi dia menunggu sampai wanita itu benar-benar masuk ke kamarnya, barulah berbalik pergi.‘Ah, sial! Kendalikan dirimu!’Tentu saja karena dia laki-laki normal!Apalagi sudah lama ia melihat Nora bukan lagi seorang adik kecil di tempat les bela diri, tapi sebagai wanita dewasa.Saat pintu kamar terbuka Nora terkejut melihat sosok yang duduk dengan kedua tangan terlipat. Sudah jelas pria itu sedang menunggunya.“A-ayah?!”Nora heran karena ayahnya tiba-tiba datang. Ia memang hanya mengunci pintu saat berada di kamar dan
Nora cukup terkejut karena tidak biasanya Marco pergi tanpa melaporkan apapun padanya. Padahal pria itu bekerja sebagai asistennya, tapi dia juga menuruti perintah Damar. Yah, meskipun pangkat ayahnya lebih tinggi tetap saja Nora merasa aneh.Damar langsung melangkah pergi tanpa berkata apapun lagi pada putrinya. Nora yang sudah bersiap memutuskan kembali masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.Saat sudah di depan pintu kamar suara berat pria yang sangat dikenal membuatnya kaget.“Mau ke mana, Nora?” Wanita itu dengan cepat menoleh dan ternyata Kevin sudah berdiri di sana dengan ekspresi wajah tak terbaca.“Pa-pagi, Tuan Besar. Aku mau pergi bekerja, tapi ada barang yang tinggal,” jawabnya cepat sambil tersenyum canggung.“Ada apa dengan Kayla? Kenapa dia mengurung diri di kamarnya? Apa terjadi sesuatu?” tanya Kevin tanpa basa-basi lagi.Ah, Nora merasa kelabakan karena pria itu sudah tahu Kayla pulang sampai membuatnya salah tingkah.Kevin maju mendekat dan memberikan tatapan inti
Kayla ingin menyanggah semua perkataan Damar tentang Leon, tapi mengingat siapa sebenarnya pria itu ia tidak jadi membuka mulutnya.‘Bisa saja itu benar! Aku terlalu percaya padanya!’ Batinnya yakin.Meskipun Leon mengatakan berbagai macam alasan soal kedatangannya kemari dan pernyataan cintanya pada Kayla. Hal itu tidak bisa membantunya sama sekali. Sekarang ia seorang diri menghadapi keluarganya atas kecerobohan yang diperbuat karena mengundang musuh mereka ke rumah ini.Tubuh Kayla terasa lemas semakin membuatnya tak berdaya dan menerima semua kemarahan papanya dengan lapang dada. Padahal Leon juga tidak tahu apa-apa tentang kelompok mereka. Tidak semua hal dikatakan jujur oleh Surya dan bertahun-tahun lamanya pasti banyak hal yang berubah di sini.Melihat Kayla yang diam saja, Kevin merasa sangat kesal dan tidak mau lagi berlama-lama membahas tentang hal memalukan ini. Ia akan membuat keputusan yang sulit.“Dengar, Kayla. Aku akan memberikan hukuman karena kesalahanmu!” ucapnya d
Pemuda itu merasa napasnya tercekat di tenggorokan. Sia-sia saja bersembunyi karena papanya pasti sudah tahu semua yang dilakukannya dari orang suruhan pria itu. Padahal dia pergi diam-diam dan akan pulang dengan alasan berlibur, tapi sekarang tidak berlaku lagi alasan itu.Leon pun menarik napas berat lalu berkata, “Iya, Pa. Mereka memang memiliki markas besar dan canggih. Sulit untuk kita menyaingi popularitas dan kehebatan mereka. Tapi, aku yakin sudah berhasil membuat internal mereka terpecah,” jelasnya singkat.Surya pun manggut-manggut sambil memegang dagunya.“Aku mendapatkan kepercayaan anak dari Kevin dan menipunya. Namanya Kayla, Pa!” sambungnya lagi.Surya tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajah terkejutnya.“Kevin punya anak perempuan?!”“I-iya, Pa. Anak tunggal, satu-satunya pewaris kelompok mereka!” jelasnya dengan suara pelan.‘Sama sepertiku!’ Hati pemuda itu merasa bersalah.Kening pria paruh baya itu semakin berkerut mendengar pengakuan putranya.“Yah, aku hanya tah
Pemuda itu merasa napasnya tercekat di tenggorokan. Sia-sia saja bersembunyi karena papanya pasti sudah tahu semua yang dilakukannya dari orang suruhan pria itu. Padahal dia pergi diam-diam dan akan pulang dengan alasan berlibur, tapi sekarang tidak berlaku lagi alasan itu.Leon pun menarik napas berat lalu berkata, “Iya, Pa. Mereka memang memiliki markas besar dan canggih. Sulit untuk kita menyaingi popularitas dan kehebatan mereka. Tapi, aku yakin sudah berhasil membuat internal mereka terpecah,” jelasnya singkat.Surya pun manggut-manggut sambil memegang dagunya.“Aku mendapatkan kepercayaan anak dari Kevin dan menipunya. Namanya Kayla, Pa!” sambungnya lagi.Surya tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajah terkejutnya.“Kevin punya anak perempuan?!”“I-iya, Pa. Anak tunggal, satu-satunya pewaris kelompok mereka!” jelasnya dengan suara pelan.‘Sama sepertiku!’ Hati pemuda itu merasa bersalah.Kening pria paruh baya itu semakin berkerut mendengar pengakuan putranya.“Yah, aku hanya tah
Kayla ingin menyanggah semua perkataan Damar tentang Leon, tapi mengingat siapa sebenarnya pria itu ia tidak jadi membuka mulutnya.‘Bisa saja itu benar! Aku terlalu percaya padanya!’ Batinnya yakin.Meskipun Leon mengatakan berbagai macam alasan soal kedatangannya kemari dan pernyataan cintanya pada Kayla. Hal itu tidak bisa membantunya sama sekali. Sekarang ia seorang diri menghadapi keluarganya atas kecerobohan yang diperbuat karena mengundang musuh mereka ke rumah ini.Tubuh Kayla terasa lemas semakin membuatnya tak berdaya dan menerima semua kemarahan papanya dengan lapang dada. Padahal Leon juga tidak tahu apa-apa tentang kelompok mereka. Tidak semua hal dikatakan jujur oleh Surya dan bertahun-tahun lamanya pasti banyak hal yang berubah di sini.Melihat Kayla yang diam saja, Kevin merasa sangat kesal dan tidak mau lagi berlama-lama membahas tentang hal memalukan ini. Ia akan membuat keputusan yang sulit.“Dengar, Kayla. Aku akan memberikan hukuman karena kesalahanmu!” ucapnya d
Nora cukup terkejut karena tidak biasanya Marco pergi tanpa melaporkan apapun padanya. Padahal pria itu bekerja sebagai asistennya, tapi dia juga menuruti perintah Damar. Yah, meskipun pangkat ayahnya lebih tinggi tetap saja Nora merasa aneh.Damar langsung melangkah pergi tanpa berkata apapun lagi pada putrinya. Nora yang sudah bersiap memutuskan kembali masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.Saat sudah di depan pintu kamar suara berat pria yang sangat dikenal membuatnya kaget.“Mau ke mana, Nora?” Wanita itu dengan cepat menoleh dan ternyata Kevin sudah berdiri di sana dengan ekspresi wajah tak terbaca.“Pa-pagi, Tuan Besar. Aku mau pergi bekerja, tapi ada barang yang tinggal,” jawabnya cepat sambil tersenyum canggung.“Ada apa dengan Kayla? Kenapa dia mengurung diri di kamarnya? Apa terjadi sesuatu?” tanya Kevin tanpa basa-basi lagi.Ah, Nora merasa kelabakan karena pria itu sudah tahu Kayla pulang sampai membuatnya salah tingkah.Kevin maju mendekat dan memberikan tatapan inti
Posisi wajah Nora yang dekat dengan telinganya membuat darah pria itu berdesir.“I-iya, Bos!” jawabnya gugup.Nora menepuk pundaknya dan berjalan lebih dulu ke kamarnya. “Bos!” panggilnya tiba-tiba.Nora menolehkan kepalanya. “Ada apa?” Marco menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. “Tidak jadi! Besok saja, Bos. Selamat malam!”Entah kenapa dia malah gugup.Wanita itu mengangguk sambil nyengir kuda lalu melanjutkan membuka pintu.Karena kamar Marco ada di area belakang jadi dia menunggu sampai wanita itu benar-benar masuk ke kamarnya, barulah berbalik pergi.‘Ah, sial! Kendalikan dirimu!’Tentu saja karena dia laki-laki normal!Apalagi sudah lama ia melihat Nora bukan lagi seorang adik kecil di tempat les bela diri, tapi sebagai wanita dewasa.Saat pintu kamar terbuka Nora terkejut melihat sosok yang duduk dengan kedua tangan terlipat. Sudah jelas pria itu sedang menunggunya.“A-ayah?!”Nora heran karena ayahnya tiba-tiba datang. Ia memang hanya mengunci pintu saat berada di kamar dan
Leon tidak bisa lagi berkata-kata dan memutuskan untuk pergi sesuai keinginan Kayla. Ia memungut jasnya yang ada di lantai dan bergegas dengan perasaan campur aduk.“Ingat ucapanku, Kayla. Aku mencintaimu!”Setelah itu dia benar-benar melangkahkan kakinya dari sana.Marco menatapnya tajam lalu mengikuti dari belakang dan masih mengarahkan pistol itu, siap menembak.Kayla yang melihat itu langsung mencegahnya. “Jangan, Marco!”Pria itu langsung berbalik dengan kening berkerut heran.“Kenapa, Nona? Dia tidak boleh lolos!” Nora mengangguk setuju. “Pria itu musuh kita, Nona. Papanya adalah pembunuh. Sadarlah!”Kayla menggeleng cepat dengan napas yang tersengal. “Biarkan dia pergi!”Ia merasa tidak tega kalau terjadi sesuatu padanya. Meskipun mereka bermusuhan namun perasaannya untuk lelaki itu masih sama.Nora dan Marco hanya bisa pasrah saja. Mereka terdiam dan Nora mati-matian menahan rasa kesalnya.Sementara itu Leon berlari ke arah lift sambil memakai jasnya dengan cepat. Ia terpaks
Leon tidak tahu ternyata benda yang dicari oleh Kayla adalah pistol itu. Dia pun mengangkat kedua tangannya dengan perlahan dan bersikap tenang. Kayla saat ini sedang emosi jadi sebisa mungkin tidak memantik kemarahannya lagi.“Kayla, turunkan cepat! Itu bahaya!” ucapnya dengan wajah panik.Kayla berdecak. “Pergi!” ujarnya sinis.Leon pun memejamkan matanya lalu menatap Kayla dengan lekat. Dia akan menjelaskan semuanya selagi masih di sini meskipun wanita itu akan menembaknya.“Aku memang kemari karena ingin menyelidiki keadaan kelompok kalian, Kayla. Awalnya hanya itu sampai aku bertemu denganmu dan jatuh cinta dengan sungguh-sungguh untuk pertama kalinya. Perasaanku bertolak belakang karena aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan padamu soal statusku! Aku ingin membawamu ke kotaku dan menikah di sana. Tapi, sepertinya kamu salah paham. Aku cuma ingin kita bersama, Kayla!” Kepala Kayla tertunduk walaupun tidak lagi menangis tapi hatinya sangat sakit. Rasa penasarannya pada lelaki
Leon sangat terkejut dengan reaksi Kayla yang ingin menjauhi dirinya. Dia pikir Wa itu akan mengerti dan merangkulnya. Menatap dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja dan tidak ada masalah dengan semua itu.Dia benar-benar takut untuk memikirkan apa yang terjadi setelah ini.Kayla pun menarik napas panjang berusaha untuk tetap tenang meskipun di hatinya sudah bergemuruh hebat.Dia pun bertanya, “Dari awal, apa kamu sengaja mendekati aku? Kamu sudah tahu aku anak siapa?!”Leon menggeleng cepat. “Tidak, Kayla. Aku memang suka saat melihatmu pertama kali di festival. Aku benar-benar tidak tahu apapun sampai …aku tahu ketika melihat tato itu di tengkukmu,” jelasnya dengan perasaan bersalah. Mendengar itu Kayla semakin terkejut. Karena kalau lelaki itu tahu hanya melihat dari tato saja, pasti dia bukan orang sembarangan.Leon pun berusaha menjelaskan lagi. “Semua terjadi tidak seperti apa yang aku duga, Kayla. Ini semua salahku! Aku minta maaf tidak jujur dari awal padamu!”Kayla meng
“Itu belum seberapa, Nona. Tidak sebanding dengan apa yang pria itu lakukan pada, Nona!” ucapnya geram.Kayla mengangkat kedua pundaknya acuh. “Sekarang biarkan saja, Nora. Tapi, wartawan tidak membawa namaku ‘kan?”Nora tertawa kecil. “Tentu saja tidak, Nona. Mereka mana mungkin berani melakukan hal itu. Lagipula aku sudah memberi banyak ‘bantuan’ pada perusahaan penyiaran. Mereka bisa apa?” ungkapnya merasa bangga.Kayla tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan bertanya lagi apa saja yang sudah dilakukan kelompok mereka untuk membungkam media. Saat ini di hatinya masih ada hal yang mengganjal.“Tapi, apa aku terlalu kejam pada mereka?” tanya Kayla sedikit khawatir.Nora menggeleng tegas. “Tidak, Nona. Kalau Ayah masih aktif di kelompok, dia tidak akan membiarkan orang itu mati dengan cepat. Setelah puas menyiksa, dibiarkan menderita. Ini bukan apa-apa, Nona!”Kayla tidak tahu harus senang atau tidak. Dia yakin keluarga Rio pasti akan menyalahkan hal ini padanya. N
Mulut sonia sampai menganga mendengar mama mertuanya mengatakan hal seperti itu. “Ma-mama?! Kenapa bicara seperti itu?!” teriaknya kencang sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang menghinanya seperti ini. Napas Sinta tersengal dengan dada yang sudah naik turun. “Berani kamu meninggikan suaramu di depanku, hah? Anakku masuk penjara pasti karena mengikuti keinginanmu! Iya ‘kan? Mengaku kamu!” teriaknya lebih kencang. Sonia menggeleng cepat sambil berdecak marah. “Kenapa Mama malah membentakku? Ini semua ulah wanita udik itu! Dia yang mem-” “Diam!!!” Plaakkkk!!! Satu tamparan keras mendarat di pipi kirinya. Sonia sampai tak percaya kalau saat ini sedang ditindas. “Mama menamparku?!” ucapnya tak percaya. “Iya! Kamu itu membawa pengaruh buruk bagi putraku! Hidupnya berubah berantakan semenjak kamu masuk ke dalam rumah ini!” Sonia sampai terdiam. Sinta pun kembali melanjutkan. “Dulu setidaknya Rio bisa bekerja lalu hidup dengan