Kayla sampai termenung setelah mendengar ucapan Nora barusan. Dia berharap telinganya cuma salah dengar.Tangannya meremas kertas kecil yang berisi nomor Gio yang diminta Nora dari resepsionis di apartemen mereka. Kayla tidak hafal nomor Leon jadi hanya nomor asistennya itu yang bisa diharapkan. Sekarang malah kehilangan jejak seperti ini.Kayla berpikir sebentar. ‘Jadi, ini maksud ucapan Leon hari itu? Dia benar-benar pergi dan tidak mendengarkanku!’ Leon tidak menggubrisnya meskipun Kayla sudah memohon. Sekarang hanya kehampaan karena tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan dari kota mana Leon berasal wanita itu tidak sempat tahu. Belum pasti karena lelaki itu tidak bicara jujur sepenuhnya.Nora merasa situasi tidak enak kalau diam begini. Dia pun celingak-celinguk melihat sekeliling.“Mana Nyonya?” tanya Nora memecah kesunyian.“Aku meminta mereka pergi makan, biar bisa menelpon Leon. Karena kamu ke sini jadi mereka mau. Kalau tidak, ya susah!” jawabnya dengan lesu.Nora pun mengang
Kedatangan mereka yang begitu mencolok menarik perhatian semua pengunjungm.Bagi yang kenal siapa Black Snake, mereka memilih kabur atau pura-pura sibuk agar tidak menarik perhatian. Hanya pelanggan yang tidak mengenal mereka yang tetap bersikap biasa saja meskipun sedikit tidak nyaman karena aura gelap yang terpancarkan.Dua anggota memimpin jalan di depan menuju ke ruangan VIP khusus lalu Nora dan Kayla berada di belakangnya diikuti anggota yang lain.Braakkkk!!!Pintu ruangan terbuka lebar setelah ditendang oleh pria bertubuh besar karena tidak dikunci jadi suaranya terdengar menggema di seluruh lorong.Jared yang sedang duduk pun pura-pura terkejut saat melihat mereka masuk begitu juga dengan anak buahnya yang langsung menundukkan kepala.“Wah! Lihat siapa yang datang? Semua Kakakku yang cantik rupanya,” ucapnya tersenyum lebar menutupi kegugupannya.Jared bangkit dan menyambut mereka dengan ramah.“Ada angin apa ini, Kak Kayla? Ayo, duduk dulu!” sambungnya lagi.Nora menatap taja
Beberapa menit sebelumnya,“Kalian dari mana malam-malam begini? Kayla masih belum sehat, Nora!” ujarnya dengan wajah masam.“Maaf, Nyonya. Nona Kayla minta ditemani pergi. Aku tidak mungkin menolaknya,” jelasnya singkat.Laura masih belum puas dengan jawaban Nora. Dia terus mengorek informasi dari wanita itu.“Katakan saja kalian pergi kemana! Aku tidak akan marah dengan Kayla,” ucapnya dengan suara yang lebih lembut.Mendengar itu Nora jadi teringat sesuatu lalu tersenyum penuh arti. Dia awalnya tidak enak mau bilang, tapi apa salahnya membuat situasi jadi sedikit menarik.“Apa Nyonya mau dengar sesuatu? Tapi, janji jangan bilang ini pada Nona Kayla, ya?”Laura mengangguk cepat karena penasaran. “Cepat katakan saja!” ucapnya sangat memaksa.“Kami baru saja ke tempat orang yang menculik Nona Kayla. Orang itu adalah … Jared!”“Apa?!”Laura pun mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan sorot matanya tajam.“Dasar brengsek! Anak kurang ajar!” Nora tersenyum puas karena berhasil membu
Tawa Kevin pecah sampai menggema memenuhi ruang tamu. Laura dan Kayla saling pandang dengan kening berkerut sementara Laren cukup terkejut melihat itu.“Aku sudah tahu soal itu, Kak. Aku paham maksudmu dan memaklumi kondisi Jared yang masih labil. Kita dulu pernah muda dan menggebu-gebu ‘kan? Jadi aku maafkan. Tenanglah!” ucap Kevin dengan senyuman lebar.Laren sampai mengedipkan matanya berulang kali sambil mulutnya melongo karena tak percaya mendengar ucapan adik iparnya itu barusan.“Be-benarkah?” tanya pria itu lagi yang langsung diangguki oleh Kevin.“Iya, Kak. Kayla sudah jelaskan kalau ini cuma salah paham saja. Tidak perlu lagi dipusingkan!”Laren lega sekali ternyata Kevin bisa berlapang dada dan berjiwa besar. Padahal dia sudah takut pria itu akan marah dan mengancamnya.Kevin menatap pria di hadapannya ini dengan senyuman manis yang terpaksa. Karena Kayla selamat dia akhirnya mengalah demi menjaga reputasi putri dan keluarganya. Kalau tidak, sudah bisa dipastikan dia akan m
Kayla berjalan santai membuka jendela kaca menuju ke arah balkon kamar. Dingin angin malam langsung menerpanya. Dia tahu kalau papanya hanya ingin hidup damai di masa tua dan tidak mau menyulitkannya. Tapi Kayla tidak mau karena dia hampir mati!Jadi dia memutuskan sendiri untuk membalas Jared dengan cara diam-diam. Kenapa hanya Rio yang di penjara? Pemuda itu juga bersalah dengan bukti yang cukup kuat, tapi lagi-lagi dihalangi status keluarga. Kayla tidak akan membiarkan orang yang mencelakainya hidup bebas berkeliaran dengan tenang.Kayla pun kembali membuka ponselnya.“Nora? Kamu sudah tidur?”[“Belum, Nona. Kenapa menelpon? Apa ada butuh sesuatu?” tanya wanita itu heran.]Padahal kamar mereka hanya beda lantai, tapi Kayla terlalu malas untuk keluar.“Iya, benar. Aku mau kamu percepat membeli saham dari mitra Jared. Kalau perlu besok sudah harus mengumpulkan data mereka. Kalau mereka menolak, beri harga tinggi! Aku tidak mau tahu alasannya!” titahnya tanpa ragu.[“Tapi itu hanya c
Kayla memundurkan tubuhnya ke belakang saat kedua tangan wanita paruh baya itu ingin menggapai kedua kakinya. “Apa yang kamu lakukan? Cepat berdiri!” teriaknya dengan keras. Namun wanita itu tidak mau mendengarkan dan tetap ingin melakukannya. Kayla benar-benar merasa jengah dengan sikapnya. Mereka sekeluarga memang cocok karena wanita ini juga keras kepala seperti anak dan menantunya.“Berdiri atau aku akan minta orang lain untuk mengusirmu dari sini!”Setelah mendengar itu barulah dia mendongak namun tetap berjongkok di lantai. Dia pun menghapus air matanya dengan perlahan. Sinta menatap Kayla dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin untuk mengharap simpati darinya. Selama ini baru sekarang Kayla melihatnya seperti itu.Padahal tanpa perlu dijelaskan pun Kayla tahu dia adalah wanita ular licik. Dia bisa menebak dengan mudah kalau wanita itu datang supaya memberikan kebebasan pada putranya. Sama seperti menantunya saat di rumah sakit.“Kayla, aku mohon. Tolong, maafkanlah Rio! Ber
Mulut sonia sampai menganga mendengar mama mertuanya mengatakan hal seperti itu. “Ma-mama?! Kenapa bicara seperti itu?!” teriaknya kencang sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Seumur hidupnya belum pernah ada orang yang menghinanya seperti ini. Napas Sinta tersengal dengan dada yang sudah naik turun. “Berani kamu meninggikan suaramu di depanku, hah? Anakku masuk penjara pasti karena mengikuti keinginanmu! Iya ‘kan? Mengaku kamu!” teriaknya lebih kencang. Sonia menggeleng cepat sambil berdecak marah. “Kenapa Mama malah membentakku? Ini semua ulah wanita udik itu! Dia yang mem-” “Diam!!!” Plaakkkk!!! Satu tamparan keras mendarat di pipi kirinya. Sonia sampai tak percaya kalau saat ini sedang ditindas. “Mama menamparku?!” ucapnya tak percaya. “Iya! Kamu itu membawa pengaruh buruk bagi putraku! Hidupnya berubah berantakan semenjak kamu masuk ke dalam rumah ini!” Sonia sampai terdiam. Sinta pun kembali melanjutkan. “Dulu setidaknya Rio bisa bekerja lalu hidup dengan
“Itu belum seberapa, Nona. Tidak sebanding dengan apa yang pria itu lakukan pada, Nona!” ucapnya geram.Kayla mengangkat kedua pundaknya acuh. “Sekarang biarkan saja, Nora. Tapi, wartawan tidak membawa namaku ‘kan?”Nora tertawa kecil. “Tentu saja tidak, Nona. Mereka mana mungkin berani melakukan hal itu. Lagipula aku sudah memberi banyak ‘bantuan’ pada perusahaan penyiaran. Mereka bisa apa?” ungkapnya merasa bangga.Kayla tersenyum dan hanya menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan bertanya lagi apa saja yang sudah dilakukan kelompok mereka untuk membungkam media. Saat ini di hatinya masih ada hal yang mengganjal.“Tapi, apa aku terlalu kejam pada mereka?” tanya Kayla sedikit khawatir.Nora menggeleng tegas. “Tidak, Nona. Kalau Ayah masih aktif di kelompok, dia tidak akan membiarkan orang itu mati dengan cepat. Setelah puas menyiksa, dibiarkan menderita. Ini bukan apa-apa, Nona!”Kayla tidak tahu harus senang atau tidak. Dia yakin keluarga Rio pasti akan menyalahkan hal ini padanya. N
“Apa?!”Baik Leon dan Gio sama-sama kaget mendengar pengakuan Hendra.Sontak saja Leon langsung melayangkan tinju ke wajahnya. Meskipun sakit namun pria itu tetap berusaha berdiri tegak.“Kau pembohong!” teriak Leon masih belum terima.Matanya kembali memerah karena terbakar emosi.Hendra pun tidak bisa lagi menutupi lalu mulai menjelaskan semuanya.“Keluargaku adalah salah satu korban saat Tuan Surya mengamuk menembaki orang-orang dengan membabi buta. Dia menjadikan orang tuaku sandra dadakan. Setelah Tuan Kevin melihatku menangis di dekat mayat mereka, dia tidak tega dan merasa bersalah. Lalu menolongku dan berjanji akan menjamin hidupku,” jelasnya dengan panjang lebar.Gio pun teringat kalau riwayat hidupnya adalah lahir di kota ini. “Orang tuamu di sini ‘kan? Jadi siapa mereka? Kau juga besar di kota ini. Jangan bohong!” Hendra mengangguk. “Itu benar. Saat Tuan Kevin tahu kalau papamu pergi ke Kota Sahara,
“Apa Bos mau menemui mereka?” tanya Marco penasaran.Mengingat mereka tidak bisa menemukan Leon di rumah, berarti masih ada di villanya.“Biarkan saja. Itu bukan lagi urusanku!” jawabnya biasa saja.“Ah, baiklah. Aku mengerti, Bos!”Mereka semua pergi, tapi masih ada dua mobil lagi yang menunggu di sana. Sementara itu Leon benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Bayangan selama bersama Surya semasa hidup terlintas begitu cepat di kepalanya. Juga soal Kayla yang pergi dengan marah. Semua itu membuatnya pusing.“Tuan, ayo kita pulang! Mereka pasti memerlukan kita di sana,” ajaknya setelah lama terdiam.Leon menggelengkan kepalanya. “Tidak, Gio. Mereka semua pasti belum pergi dari rumah. Semua orang sedang mencariku sekarang, aku belum bisa muncul dalam keadaan begini,” ucapnya yakin.Gio pun paham maksud dari tuannya itu. Anak buah Kevin pasti belum pergi dari sana. Dia jadi ikut bingung.“Tapi, Tuan. Kita ha-”“Aku tidak mau mati konyol, Gio! Ini adalah perang Papa bukan aku!“ sangg
Kevin langsung menatap tajam ke arah Surya yang terbaring di lantai sedang sekarat.Samar-samar Surya melihat Kevin Yuditama yang tidak banyak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu.“Ka-kau! Aarghhh ….” Surya tidak sanggup lagi berkata-kata.Kevin sudah berdiri tegak di depan Surya membuatnya semakin terlihat menjulang.Kevin menatapnya dengan tajam. “Kalau kau minta maaf, mungkin aku bisa memikirkan lagi tentang keselamatan semua orang di sini,” ucapnya dengan suara berat yang khas.Surya mendengus. “A-aku tidak mau! Aku tidak sudi meminta maafmu!” jawabnya terbata namun tetap ketus.Damar yang mendengar itu merasa geram dan emosinya terpancing lagi.“Aku jadi ingin menyiksamu lagi, dasar keparat!” ujarnya kesal.Pria itu langsung mencabut pisau yang ada di perut Surya dengan cepat tanpa peduli sura teriakannya yang memilukan. Dia langsung mencari keberadaan tato ular di tubuh mantan temannya itu. Ternyata sudah hilang dan hanya menyisakan bekas seperti luka bakar saja.“Oh, jad
“Terima kasih, Tuan Besar. Ini semua berkat jasamu,” jawabnya pelan.Kevin meminta anak buahnya untuk membantu Hendra berdiri.“Pergilah keluar. Istirahatlah di sana!”“Baik, Tuan!”Hendra mengangguk patuh lalu dua orang anak buah Kevin mendekat dan membantu memapah tubuhnya. Dia tidak akan bertanya apapun lagi karena saat ini bukan lagi perangnya atau orang tuanya. Tugas dan niatnya sudah selesai di sini. Ada kelegaan setelah pria itu meninggalkan halaman rumah itu.Di rumah Yuditama ….Nora mengetuk pintu, tapi tidak juga dibuka.“Ini soal Leon, Nona! Cepatlah!”Tak lama pintu terbuka dan tampaklah Kayla yang sangat penasaran.“Apa maksudmu, Nora?!” tanya Kayla sambil mengguncang pundak wanita itu.Nora mengangguk cepat. “Aku tadi tidak sengaja Mende Niko bicara soal Kota Sahara dengan Tuan Besar di telepon. Awalnya dia bungkam, tapi aku paksa! Dia bilang kalau Tuan dan Ayah pergi untuk menyerang markas Leon!” jelasnya panjang lebar dengan napas ngos-ngosan.Mulut Kayla melongo mend
Para penjaga yang ada di depan pintu gerbang terlihat panik saat melihat mobil monster besar yang sedang melaju kencang ke arah rumah. Bahkan lima sekaligus, belum lagi beberapa mobil hitam yang ada di belakangnya. Bummm!!! Bunyi pintu besi yang ditabrak berulang kali menimbulkan bunyi bising yang memekakkan telinga. “Kita diserang! Cepat beritahu Tuan!” teriak salah satu di antara mereka. Pintu itu runtuh hanya dalam hitungan menit, anggota Black Snake yang berseragam lengkap dan terlatih mulai turun dari mobil dan menyerbu masuk. Lalu beberapa granat dilempar ke dalam dekat pos jaga dan juga halaman rumah. Lagi, suara dentuman ledakan dahsyat terdengar. Dalam sekejap semua terlihat berantakan. Anak buah yang sedang berjaga di sekitar langsung panik. “Berlindung!” teriaknya sambil berlari dengan wajah pucat pasi karena panik. Tak sempat, beberapa di antara mereka terluka berat karena ledakan. Suara tembakan beruntun membuat orang-orang yang tak siap kini tewas seketika. Sepa
Pria itu hanya bisa menundukkan kepala karena tahu semua ini salahnya. “Maaf, Bos. Aku tidak bisa mendekat lagi ke rumah itu. Sekelilingnya dijaga dengan ketat oleh anak buah mereka!” jawabnya berani setelah lama terdiam. Damar sudah bisa menduga kalau dia akan memberikan jawaban itu. Memang tidak mungkin bisa mendekati tempat Surya dengan mudah. Pria paruh baya itu menarik napas dalam lalu menatapnya lekat. “Jadi, apa ada hal yang bisa membuat amarahku hilang, Marco? Apa yang bisa menebusnya? Jangan katakan kalau kau pulang dengan sia-sia!” Ya, Marco ikut bergegas pulang setelah melihat Kayla di Villa Leon lalu pergi naik taksi menuju bandara. Meskipun tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah melihat Nora yang terluka perasaannya bercampur aduk saat itu. Hal yang ditakutkan terjadi, Damar marah karena dia gagal menjaga putrinya. “Aku sudah mencatat beberapa hal yang penting tentang kelompok mereka, Bos. Itu akan berguna kalau Tuan Besar memintanya nanti,” jelasnya dengan yaki
Surya pun diam tidak ingin meladeni putranya lagi. Dengan cepat dia berbalik pergi dan masuk kembali ke mobil.“Argghhhh! Sialan!” Leon berteriak lagi untuk melepaskan kekesalannya.Namun papanya tidak dapat mendengar lagi karena mobilnya sudah menjauh.“Ayo kita masuk, Tuan. Kita akan pikirkan jalan keluarnya nanti,” ajak Gio sambil menepuk pundak lelaki itu.Napas Leon masih naik turun lalu mengangguk lemah. Dia pun berjalan gontai mengikuti asistennya itu untuk kembali ke dalam villa. Entah apa yang harus mereka lakukan sekarang?Sementara itu di mobil, Surya sedang menatap keluar melalui jendela kaca. Karena ucapan putranya tadi, pikirannya kembali mengingat masa lalu saat masih begitu muda dan ambisius.Dulu, dia memang tangan kanan Kevin dan salah satu sahabat baiknya selain Damar. Namun karena perbedaan pendapat dan tujuan yang selalu bergejolak di antara mereka akhirnya mengambil keputusan yang membuat kelompok itu terpecah. Leon dan istrinya segera dikirim ke Kota Sahara. Se
Setelah sampai di villa milik Leon. Mereka semua langsung diobati oleh dokter yang dipanggil Gio. Awalnya Kayla menolak dan langsung ke bandara, tapi melihat kondisi Nora itu tidak mungkin.“Tenanglah, tempat ini aman. Mereka semua setia padaku!” jelas Leon saat melihat kekhawatiran di wajah kekasihnya.“Keluar!”Hanya itu yang terucap di bibir Kayla. Kedua lelaki itu menurut dan pergi dari kamar.Setelah itu Kayla langsung membereskan barang-barang mereka dan memesan tiket pesawat untuk kembali ke Kota Green Leaf. Ia pun terduduk di pinggir ranjang menutupi wajahnya dengan kedua tangan lalu menangis dengan keras.“Nona?”Suara Nora membuat Kayla tersadar dari lamunannya. “Ah, sudah bangun? Apa merasa lebih baik?” tanya Kayla sambil duduk di pinggir ranjang.Nora mengangguk lemah. “Maaf, Nona. Aku gagal melindungimu. Aku…,” lirihnya tak sanggup lagi.“Sudahlah, Nora. Ini di luar kendali kita. Ayo, bersiap! Kita pulang sekarang. Aku sudah memesan tiket.”Nora menghela napas berat. Pas
Gio berbalik dengan perlahan sambil mengangkat kedua tangannya. Ia langsung terkejut melihat pria yang sedang menatapnya dengan tajam dan tersenyum sinis.“Hendra? Apa ini semua ulahmu?!” tanya Gio langsung dengan ketus.“Tidak usah kaku begitu, Gio. Bukankah mereka musuh kita? Jadi, untuk apa kau buru-buru ke sini?”Gio mengeraskan rahangnya menahan semua gejolak emosi yang mulai tersulut.“Kau seharusnya lebih bisa berpikir jernih, Hendra! Tidak semua perintah Tuan harus kau turuti! Wanita itu tidak bersalah!” Benar, pria itu adalah asisten pribadi Surya. Dia sudah menunggu di sana karena tahu kalau Gio pasti akan datang untuk menyelamatkan Nora.Hendra mendengus mendengar itu. “Lalu bagaimana denganmu? Kau juga setia dengan Tuan Muda ‘kan? Begitu juga denganku!” sanggahnya tak mau kalah.Gio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Berpikir cepat untuk segera lari dari sini lalu menyelamatkan Nora.“Aku tidak ada waktu untuk bertikam lidah denganmu! Jangan halangi aku!” teriaknya