Share

Bab 90

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-11 23:46:52

Salvatore duduk tenang sambil menggenggam tangan Valeria yang kini tertidur di bahunya. Sudah beberapa jam sejak mereka melakukan penerbangan dari Singapura. Valeria terlalu lelah sampai-sampai tak bisa membuka matanya sepanjang perjalanan.

Senyum tipis terulas di bibir Salvatore sambil memandang keluar jendela mobil yang melaju ke kota Milan. Dia mengingat betapa manjanya Valeria semalam saat meminta dirinya melakukan hal itu.

Namun, Salvatore justru tidak memberikan apa yang Valeria mau. Entah apa yang merasuki Salvatore, dia ingin melakukannya ketika mereka sudah menikah. Salvatore hanya menyalurkan hasrat mereka dengan cara lain.

"Tuan, apa kita langsung pergi ke kediaman Morreti?" tanya sang supir.

Salvatore menatap ke depan, ke arah spion. "Ke mansion saja dulu."

"Baik."

Mata Salvatore langsung beralih ke Valeria yang terlihat bergumam dalam tidurnya. Tangan kekar itu dengan lembut mengusap kepala Valeria agar tidurnya semakin nyaman.

Setelah sampai di mansion, Valeria terbangun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 91

    Valeria memasak dengan cermat di dapur, namun pikirannya tidak bisa fokus sepenuhnya. Setiap kali mengaduk panci atau menyiapkan bahan, bayangan Amara terus mengganggu benaknya.Satu jam yang lalu, Salvatore tiba-tiba saja keluar dari ruang kerjanya dan pergi begitu saja. Dia kembali bersama gadis cantik yang anggun dan lemah lembut.Amara, dengan sikap manja dan terlalu dekat dengan Salvatore, seolah menancapkan duri di hati Valeria. Meskipun Salvatore sudah jelas mengatakan bahwa Amara hanyalah adik sepupu. Namun, cara Amara memperlakukan Salvatore terasa terlalu intim untuk sekadar hubungan keluarga.Valeria mencoba menenangkan dirinya, meyakinkan bahwa Salvatore tidak mungkin berkhianat. Mengingat mereka berdua sudah memutuskan untuk pacaran.Namun sikap hangat Salvatore kepada Amara di depan matanya membuat kecemburuan muncul tanpa bisa dia cegah. Setiap tawa Amara yang menggema di mansion, setiap sentuhan kecil pada lengan Salvatore, membuat Valeria semakin tidak nyaman."Apakah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 92

    Setelah makan malam, Valeria memutuskan untuk pulang. Meskipun Salvatore sudah beberapa kali membujuknya, wanita itu tetap saja kekeh. Padahal Salvatore masih ingin berlama-lama dengan Valeria.Mau tidak mau Salvatore pun mengantarkan Valeria pulang. Sayangnya, Amara terus saja mengikuti mereka. Valeria mulai jengah dengan sikap manja Amara yang seolah di buat-buat.Di dalam mobil, suasana terasa tegang dan canggung. Salvatore yang duduk di depan, sesekali melirik ke arah Valeria yang terlihat resah di sampingnya. Setiap kali Salvatore mencoba berbicara lebih dekat dengan Valeria, Amara yang duduk di jok belakang selalu saja menyela percakapan mereka dengan hal-hal yang sepele."Sepertinya aku akan mampir sebentar untuk menyapa Tuan Lorenzo. Aku merasa sudah lama tidak berbicara dengannya."Valeria tersenyum. "Aku rasa, Daddy sedang minum teh di jam seperti ini. Kau bisa-""Valeria, rumahmu jauh dari sini?" Amara bertanya dengan nada ceria, memotong ucapan Valeria, seakan tidak menyad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 93

    Keesokan harinya, Valeria berjalan menuju gedung kantor dengan langkah biasa. Dia terlihat sangat profesional dan elegan. Apapun yang terjadi, Valeria tetap mengutamakan pekerjaannya.Saat dia mendekati pintu masuk, tiba-tiba saja seorang pria tak dikenal dengan cepat mendekat dan tanpa peringatan menyiramkan kopi panas ke arahnya. Valeria terkejut, menjerit kesakitan, merasa panas di lengan dan bahunya."Akh!""Hai kau!" teriak seseorang saat melihat pria itu menyiram Valeria.Semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arah Valeria dan pria itu langsung berlari kabur dari sana. Para staf di sekitar gedung segera membantu dan membawa Valeria ke rumah sakit terdekat.Berita mengenai insiden tersebut dengan cepat sampai ke telinga Salvatore. Wajahnya memucat saat mendengar laporan itu, perasaannya campur aduk antara marah dan khawatir. Dia segera meninggalkan semua pekerjaannya dan bergegas menuju rumah sakit.Saat tiba, Salvatore menemui Valeria yang tengah dirawat. Luka bakar di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 94

    Valeria kembali ke kantor walaupun tangannya masih terluka dan melepuh akibat insiden penyiraman kopi panas. Meskipun dokter, Salvatore dan orang tuanya, terutama Mommy-nya, telah memintanya untuk beristirahat, Valeria keras kepala. Dia merasa sudah terlalu lama meninggalkan pekerjaannya dan tidak mau membiarkan tanggung jawabnya terabaikan lebih lama."Apa yang kau pikirkan, Valeria? Kau seharusnya di rumah, beristirahat." Elena memarahi dengan nada khawatir melalui telepon. "Luka di tanganmu belum sembuh. Kau tidak perlu terburu-buru kembali ke kantor.""Aku baik-baik saja, Mom. Aku sudah terlalu lama absen. Ada banyak hal yang harus diselesaikan," jawab Valeria, mencoba menenangkan."Mommy gak mau tau, kamu pulang sekarang.""Gak bisa, Mom.""Mommy akan menyuruh seseorang untuk menyeret kamu pulang."Valeria mendesah pelan. Bagaimanapun juga, Elena akan benar-benar melakukan itu, jadi Valeria harus melakukan negosiasi dengannya."Sampai jam makan siang, oke? Setelah itu aku akan pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 95

    Sore itu, Salvatore tiba di kantor Valeria dengan niat untuk menjemputnya setelah hari yang panjang. Namun, Amara memaksa ikut bersamanya. Meskipun Salvatore tidak menolaknya, dia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran sepupunya, terutama karena Valeria belum sepenuhnya nyaman dengan Amara. Saat Salvatore dan Amara menunggu di depan gedung kantor, Alessio tiba-tiba muncul. Dia turun dari mobil, tampak santai namun penuh percaya diri, berjalan ke arah Valeria dengan senyum lebar di wajahnya. Alessio tidak pernah menyembunyikan rasa tertariknya pada Valeria, dan dia tidak ragu untuk menunjukkan perhatiannya di depan orang lain. Valeria yang baru saja keluar dari gedung kini memicingkan matanya melihat Alessio. Dia benar-benar muak dengan keadaan hari ini. Belum lagi dia harus siap mendengarkan omelan Elena saat sampai di rumah karena dia telah melanggar janji untuk pulang setelah makan siang. Melihat Alessio yang mendekati Valeria, Salvatore pun turun dari mobilnya. Dia juga mengha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 96

    Mobil mewah Salvatore berhenti tepat di sebuah bangunan mewah apartemen. Setelah Amara turun dari mobilnya, Salvatore tak mengucapkan apa-apa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Amara menggerutu kesal melihat tingkah Salvatore yang terlihat tak lagi menjaga perasaannya. "Salvatore menyebalkan!""Bukankah sudah aku bilang sebelumnya."Suara seseorang di belakang Amara mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Alessio bersandar dibalik dinding pagar dengan santainya sambil menghisap putung rokok disela jari-jari panjangnya."Wanita itu sudah membuat Salvatore-mu sangat berubah," lanjut Alessio tanpa menoleh ke arah Amara.Gurat amarah di wajah Amara semakin terlihat. Dia benar-benar sangat emosi. Kedatangannya di Milan hanya ingin memastikan bahwa kabar Salvatore memiliki kekasih tidaklah benar. Namun, semuanya jelas sangat nyata, Salvatore menayukai Valeria."Aku pikir dia hanya bagian dari wanita-wanita kesenangan Salvatore, tapi tidak disangka jika dia benar-benar mengambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 97

    "Semuanya sudah selesai Nyonya," kata Mona.Valeria melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kerja bagus Mona. Sudah jam pulang, pergilah."Mona tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baik, Nyonya." Perempuan itu melangkahkan kakinya hendak pergi tapi kembali berbalik ke meja kerja Valeria. "Oh ya, Nyonya. Beberapa menit yang lalu saya melihat mobil Tuan Salvatore masuk ke basement."Valeria hanya menatap kepergian punggung Mona. Tidak ada alasan, Mona hanya ingin memberitahu jika Salvatore ada di sini.Sejak kejadian kopi panas, Salvatore tidak pernah absen sedikitpun untuk mengantar atau menjemput Valeria. Meskipun dia sendiri sangat sibuk di luar sana.Tok! Tok!"Masuk!" Valeria langsung menoleh ke arah pintu."Hai Dolcezza." Salvatore masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali."Cepat sekali sampai, apa semua urusanmu sudah selesai?"Salvatore meraih tengkuk Valeria dan mengecup bibirnya sekilas. "Belum, tapi aku bisa lanjutkan nanti. Aku sangat merindukanmu.""Omong ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 98

    Niat hati Salvatore mengajak Valeria ke markas untuk menunjukkan sisi dunianya yang lain dan juga ingin mengajaknya makan malam. Bahkan Salvatore sudah menyiapkan semuanya di mansion besar itu. Namun, karena Amara berada di sana, Salvatore yakin makan malamnya pasti tidak akan lancar. Dia memutuskan untuk membawa Valeria ke restoran.Di restoran bintang lima yang elegan, Valeria duduk berhadapan dengan Salvatore. Cahaya lilin di meja makan menciptakan suasana romantis, tapi suasana hati Valeria jauh dari itu. Dia sibuk mengoceh tentang Amara, melampiaskan semua kekesalan yang terpendam sejak tadi sore.“Dia itu benar-benar tidak tahu batas, Salvatore. Kenapa kamu membiarkan dia bersikap seperti itu? Menurutku, dia sengaja membuatku merasa tidak nyaman di depanmu,” Valeria berkata dengan nada kesal, sambil memainkan garpu di tangannya.Salvatore, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, mencoba menenangkan Valeria. "Amara memang selalu manja sejak kecil, Dolcezza. Tapi dia tidak pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 125

    Marvelion terlihat masuk ke sebuah apartemen sederhana. Dia seperti tahu benar dengan kata sandi apartemen itu. Saat pintu itu terbuka, Marvelion langsung masuk ke dalam sana. Mona terkejut akan hal itu. Perempuan yang kini mengenakan celana pendek dan kaos oblong putih serta rambut di cepol asal ke atas itu sedang makan eskrim di atas sofa sambil menonton televisi."Kau- apa yang kau lakukan di sini malam-malam?"Marvelion tak menanggapi itu dan langkah kakinya semakin mendekat dengan cepat. Kini dia sudah menunduk dan mengungkungi Mona sangan kedua tangannya berada di sisi kepala Mona."Apa kau ..., butuh sesuatu?""Ya, aku membutuhkanmu."Marvelion mengambil eskrim di tangan Mona dan menaruhnya di atas meja. Dia langsung menarik tengkuk Mona dan langsung menciumnya. Mona terkejut beberapa saat tapi justru membalas ciuman itu.Dengan cepat dan buru-buru, Marvelion langsung menyingkap kaos Mona ke atas. Lekukkan tubuh indah itu langsung terpampang di depan Marvelion dengan dada yang

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 124

    Pagi itu, di ruang rapat keluarga Morreti yang megah namun tetap hangat, suasana terasa serius. Lorenzo Morreti, pendiri sekaligus kepala keluarga, duduk di ujung meja besar, didampingi oleh adiknya, Roberto Morreti, serta Giulia Morreti, istri Roberto. Valeria, yang duduk di samping ayahnya, terlihat tenang. Di ujung lain meja, Salvatore duduk dengan aura percaya diri yang begitu dominan, sementara Morgan berdiri tak jauh dari meja, siap memberikan dukungan kapan saja diperlukan.“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk bertemu.”Salvatore membuka pembicaraan dengan suara tenang namun tegas. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, memastikan bahwa setiap orang memperhatikan.“Saya meminta pertemuan ini bukan untuk mencampuri urusan internal keluarga Morreti, tapi karena saya memiliki rencana yang ingin saya sampaikan secara terbuka, terutama menyangkut situasi saham di Morreti Club.”Lorenzo mengangguk pelan, memberi isyarat agar Salvatore melanjutkan. “Kami semua sudah mendengar ten

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 123

    Sofia akhirnya kembali menduduki posisi CEO di RC Group, sementara Julian, yang selama ini berada di belakang layar, diangkat menjadi direktur utama. Perubahan besar ini tidak terlepas dari campur tangan Alessio, yang diam-diam memberikan dukungan penuh kepada kedua bersaudara itu. Dengan pengaruh dan sumber daya yang Alessio miliki, Sofia dan Julian berhasil merebut kembali kendali atas perusahaan yang hampir jatuh.Giovani Ricci, ayah mereka sekaligus pendiri RC Group, menyaksikan semua ini tanpa memberikan banyak penolakan. Meski dia tahu ada yang tidak beres dalam hubungan antara anak-anaknya dan Alessio, Giovani lebih memilih untuk menutup mata. Baginya, selama Ricci Group tetap bertahan dan tidak hancur, apa pun yang dilakukan Sofia dan Julian bisa dianggap sebagai pengorbanan demi keluarga.Namun, di balik layar, ada banyak yang dipertaruhkan. Alessio tidak membantu mereka secara cuma-cuma. Sebagai gantinya, Sofia dan Julian harus memberikan janji-janji yang besar, termasuk ber

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 122

    Setelah dari kantor, Salvatore membawa Valeria ke rumahnya. Meskipun Valeria sempat ragu untuk pergi karena kondisi di Morreti Club masih kacau, Salvatore bersikeras agar dia ikut. Jika tidak maka dia akan benar-benar dimakan Salvatore di sana. "Kau sudah terlalu lelah hari ini. Aku akan memastikan kau istirahat dengan benar," ucap Salvatore dengan nada tegas namun lembut. Setibanya di rumah Salvatore, suasana berubah menjadi lebih tenang. Valeria sedikit terkejut ketika menyadari Salvatore langsung menuju dapur dan mulai menyiapkan makan malam sendiri. Dia menolak bantuan dari pelayan rumahnya, ingin menunjukkan bahwa kali ini dia sendiri yang akan melayani Valeria. Di meja makan, Salvatore menyajikan makanan yang sederhana namun penuh perhatian. Pasta buatan tangan, salad segar, dan segelas anggur terbaik dari koleksinya. Valeria duduk di kursi dengan tubuh yang lemas, tapi hatinya hangat melihat usaha Salvatore untuknya. "Makanlah," kata Salvatore dengan nada lembut, menatap

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 121

    Valeria terkejut saat Salvatore tiba-tiba saja menarik tubuh rampingnya itu ke atas meja. "Hei! Apa yang- Umh!"Salvatore langsung membungkam mulut Valeria dengan bibirnya. Dia melumat bibir mungil itu. Tangannya meremas pinggang Valeria dengan kuat sedangkan yang lain menekan tengkuk Valeria."Ungh!"Valeria reflek berpegangan di dada bidang Salvatore saat pria itu dengan keras menjejalkan lidahnya ke rongga mulut Valeria. Dia bisa merasakan emosi Salvatore dari lumatannya yang terasa mendominasi dan tidak mengijinkan Valeria bernapas."Sal-"Salvatore tetap tidak membiarkan Valeria berbicara. Lumatannya semakin dalam dan dalam lagi mengobrak-abrik mulut Valeria. Tangan yang bertengger di pinggang Valeria kini turun ke paha mulus Valeria. Dengan pelan tangan Salvatore sudah masuk ke dalam rok hitam ketat itu."Ugh! Salvatore apa yang kau lakukan?" Valeria menghirup napas banyak-banyak saat Salvatore melepaskan ciumannya dan kini beralih ke leher jenjang Valeria. "Salvatore!"Pria itu

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 120

    Tak lama setelah pertemuan yang penuh ketegangan itu, Morgan kembali ke kantor dengan wajah serius. Dia segera menemui Valeria di ruang kerjanya, membawa kabar yang cukup mengejutkan."Valeria," kata Morgan dengan nada hati-hati, "aku baru saja menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ternyata ada kebocoran informasi dari dalam perusahaan. Seseorang dengan sengaja mengutak-atik data yang ada di sistem kita, membuat beberapa informasi jadi tidak relevan, bahkan mengalihkan beberapa saham. Ini jelas sebuah sabotase."Valeria terdiam mendengarnya. Matanya yang tajam langsung memandang layar komputer yang menampilkan laporan yang sudah diperiksa ulang oleh Morgan. Segera, dia menghubungkan kejadian ini dengan sesuatu yang sudah terlewatkan dari pikirannya selama ini."Marvelion ...," gumam Valeria pelan.Nama itu kembali muncul di benaknya, seperti kilatan cahaya yang menyadarkan dia akan sesuatu yang selama ini terlewatkan. Marvelion adalah pria yang beberapa bulan lalu diam-diam masuk ke Mo

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 119

    Keesokan paginya, suasana di kantor Morreti Club berubah menjadi kacau balau. Para karyawan saling berbisik di depan layar komputer mereka yang menampilkan grafik saham perusahaan yang anjlok tajam. Sebagian besar dari mereka terlihat panik karena nilai saham Morreti Club turun hingga 25% dalam waktu semalam, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.Valeria melangkah masuk ke kantor dengan anggun, mengenakan setelan krem formal yang memancarkan aura otoritas. Morgan, yang selalu berada di sisinya, membawa tablet berisi data terbaru mengenai situasi saham. Meskipun suasana di luar begitu tegang, Valeria tetap terlihat tenang.Di ruang rapat, para petinggi perusahaan sudah menunggu dengan wajah cemas. Mereka segera berdiri menyambut Valeria, tetapi rasa panik jelas terlihat dari bahasa tubuh mereka."Morgan, jelaskan," ucap Valeria dengan nada tegas begitu ia duduk di kursinya.Morgan segera menghubungkan tabletnya ke layar proyektor, menampilkan data yang dia kumpulkan sejak pagi.

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 118

    Sore itu, langit di atas Milan tampak memerah, menandakan malam akan segera tiba. Salvatore memegang tangan Valeria dengan lembut, membantunya turun dari mobil sport hitamnya yang mengilap. Valeria tersenyum tipis, merasa hatinya masih hangat setelah semua kejutan romantis yang diberikan Salvatore di Danau Como.Namun, begitu ia melangkah masuk ke halaman rumahnya, langkah Valeria terhenti tiba-tiba. Di depan pintu berdiri seorang pria yang tidak asing baginya. Pria dengan setelan jas rapi, rambut cokelat gelap yang tersisir sempurna, dan ekspresi serius namun menenangkan."Morgan?" Valeria mengucapkan nama itu dengan nada penuh keheranan sekaligus keterkejutan. Dia merasa seperti melihat hantu. Sekretaris sekaligus asistennya yang sudah lama absen, akhirnya kembali.Morgan menoleh, dan wajahnya yang biasanya kaku berubah menjadi senyum hangat. "Valeria," sapanya formal namun penuh keakraban. "Aku sudah kembali."Mata Valeria membelalak, dan tanpa ragu, dia melangkah cepat mendekat, m

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 117

    Keesokan paginya, sinar matahari lembut yang masuk melalui jendela kapal membangunkan Salvatore. Dia membuka matanya dan mendapati Valeria masih terlelap di pelukannya, wajahnya terlihat damai, dengan rambut yang sedikit berantakan namun tetap mempesona. Salvatore menatapnya penuh kasih, mengusap pipinya perlahan, takut membangunkan wanita yang kini menjadi bagian penting dalam hidupnya.Namun, saat Salvatore mencoba bergerak, Valeria mengerang pelan, membuka matanya perlahan, dan menatapnya dengan mata yang masih mengantuk. Valeria mengeratkan pelukannya di bawah selimut. tubuh telanjang mereka berdua terasa hangat saat saling bersentuhan."Sudah bangun, hm?" Salvatore mengusap-usap kepala Valeria dengan lembut.Valeria mengangguk. "Aku ingin cuti hari ini, aku tidak mau pulang dulu," bisik Valeria hampir tak terdengar.Salvatore menyeringai. "Kenapa? Kau merasa tidak bisa berjalan, huh?" Suaranya terdengar sangat puas."Salvatore …, kau terlalu berlebihan semalam," gumamnya dengan s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status