Share

Bab 95

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2024-10-17 22:49:00
Sore itu, Salvatore tiba di kantor Valeria dengan niat untuk menjemputnya setelah hari yang panjang. Namun, Amara memaksa ikut bersamanya. Meskipun Salvatore tidak menolaknya, dia merasa sedikit terganggu dengan kehadiran sepupunya, terutama karena Valeria belum sepenuhnya nyaman dengan Amara.

Saat Salvatore dan Amara menunggu di depan gedung kantor, Alessio tiba-tiba muncul. Dia turun dari mobil, tampak santai namun penuh percaya diri, berjalan ke arah Valeria dengan senyum lebar di wajahnya. Alessio tidak pernah menyembunyikan rasa tertariknya pada Valeria, dan dia tidak ragu untuk menunjukkan perhatiannya di depan orang lain.

Valeria yang baru saja keluar dari gedung kini memicingkan matanya melihat Alessio. Dia benar-benar muak dengan keadaan hari ini. Belum lagi dia harus siap mendengarkan omelan Elena saat sampai di rumah karena dia telah melanggar janji untuk pulang setelah makan siang.

Melihat Alessio yang mendekati Valeria, Salvatore pun turun dari mobilnya. Dia juga mengha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 96

    Mobil mewah Salvatore berhenti tepat di sebuah bangunan mewah apartemen. Setelah Amara turun dari mobilnya, Salvatore tak mengucapkan apa-apa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Amara menggerutu kesal melihat tingkah Salvatore yang terlihat tak lagi menjaga perasaannya. "Salvatore menyebalkan!""Bukankah sudah aku bilang sebelumnya."Suara seseorang di belakang Amara mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Alessio bersandar dibalik dinding pagar dengan santainya sambil menghisap putung rokok disela jari-jari panjangnya."Wanita itu sudah membuat Salvatore-mu sangat berubah," lanjut Alessio tanpa menoleh ke arah Amara.Gurat amarah di wajah Amara semakin terlihat. Dia benar-benar sangat emosi. Kedatangannya di Milan hanya ingin memastikan bahwa kabar Salvatore memiliki kekasih tidaklah benar. Namun, semuanya jelas sangat nyata, Salvatore menayukai Valeria."Aku pikir dia hanya bagian dari wanita-wanita kesenangan Salvatore, tapi tidak disangka jika dia benar-benar mengambi

    Last Updated : 2024-12-29
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 97

    "Semuanya sudah selesai Nyonya," kata Mona.Valeria melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kerja bagus Mona. Sudah jam pulang, pergilah."Mona tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baik, Nyonya." Perempuan itu melangkahkan kakinya hendak pergi tapi kembali berbalik ke meja kerja Valeria. "Oh ya, Nyonya. Beberapa menit yang lalu saya melihat mobil Tuan Salvatore masuk ke basement."Valeria hanya menatap kepergian punggung Mona. Tidak ada alasan, Mona hanya ingin memberitahu jika Salvatore ada di sini.Sejak kejadian kopi panas, Salvatore tidak pernah absen sedikitpun untuk mengantar atau menjemput Valeria. Meskipun dia sendiri sangat sibuk di luar sana.Tok! Tok!"Masuk!" Valeria langsung menoleh ke arah pintu."Hai Dolcezza." Salvatore masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali."Cepat sekali sampai, apa semua urusanmu sudah selesai?"Salvatore meraih tengkuk Valeria dan mengecup bibirnya sekilas. "Belum, tapi aku bisa lanjutkan nanti. Aku sangat merindukanmu.""Omong ko

    Last Updated : 2024-12-31
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 98

    Niat hati Salvatore mengajak Valeria ke markas untuk menunjukkan sisi dunianya yang lain dan juga ingin mengajaknya makan malam. Bahkan Salvatore sudah menyiapkan semuanya di mansion besar itu. Namun, karena Amara berada di sana, Salvatore yakin makan malamnya pasti tidak akan lancar. Dia memutuskan untuk membawa Valeria ke restoran.Di restoran bintang lima yang elegan, Valeria duduk berhadapan dengan Salvatore. Cahaya lilin di meja makan menciptakan suasana romantis, tapi suasana hati Valeria jauh dari itu. Dia sibuk mengoceh tentang Amara, melampiaskan semua kekesalan yang terpendam sejak tadi sore.“Dia itu benar-benar tidak tahu batas, Salvatore. Kenapa kamu membiarkan dia bersikap seperti itu? Menurutku, dia sengaja membuatku merasa tidak nyaman di depanmu,” Valeria berkata dengan nada kesal, sambil memainkan garpu di tangannya.Salvatore, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, mencoba menenangkan Valeria. "Amara memang selalu manja sejak kecil, Dolcezza. Tapi dia tidak pun

    Last Updated : 2024-12-31
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 99

    "Saya akan urus beberapa berkasnya dulu, Nyonya," kata Mona."Ya, aku akan mencari toilet. Kalau sudah selesai tunggu saja di lobi.""Baik."Di lorong sempit di luar restoran tempat Valeria baru saja menyelesaikan pertemuan dengan klien, Julian berdiri dengan wajah penuh amarah. Dia menunggu Valeria keluar, dan begitu dia melihatnya, dia langsung mendekat dengan langkah cepat.Julian sudah beberapa hari ini memendam amarahnya yang menggebu-gebu karena Valeria. Hari ini melihat Valeria masuk ke restoran semakin membuatnya meradang."Valeria," panggil Julian dengan nada dingin, memotong jalan Valeria. "Kita perlu bicara."Valeria mengerutkan kening, merasa terganggu dengan keberadaan Julian yang tiba-tiba. "Apa yang mau kamu bicarakan, Julian? Aku sedang sibuk." Valeria hendak pergi tapi langsung dihadang lagi oleh Julian.Julian menatapnya tajam, ekspresi wajahnya dipenuhi kemarahan yang dia pendam. "Jangan berpura-pura tidak tahu! Semua yang terjadi padaku ..., semua kegagalan ini ...

    Last Updated : 2025-01-01
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 100

    Sofia duduk di kursi kantornya yang megah, tangannya menggenggam pena dengan erat hingga buku-bukunya memutih. Tatapannya tajam mengarah ke laporan keuangan yang tergeletak di meja.Proyek hotel di Salerno, yang awalnya dia pikir akan menjadi batu loncatan bagi RC Group, malah berubah menjadi mimpi buruk yang mencoreng nama besar keluarganya. Kesalahan Julian dalam mengelola dana proyek tidak hanya membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari klien, tetapi juga membuka celah bagi publik untuk mencemoohnya.Setiap pertemuan bisnis yang dia hadiri terasa seperti medan perang. Klien-klien yang dulu menyambutnya dengan hormat kini berbalik mencemoohnya. "Seharusnya kami memilih bekerja sama dengan Morreti Club," ujar salah satu klien terakhir dengan nada mengejek. "Valeria Morreti jauh lebih kompeten dan berkelas dibandingkan dirimu."Nama Valeria terus bergema di benak Sofia, membakar hatinya dengan rasa iri dan dendam yang tak tertahankan. Dia merasa tidak seharusnya dibanding-banding

    Last Updated : 2025-01-02
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 101

    "Kau mengajakku ke sini lagi?" dengus Valeria kesal setelah keluar dari dalam mobil Salvatore. Dia memandang malas ke arah mansion mewah yang selalu saja disebut sebagai markas oleh Salvatore."Kenapa? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku akan pergi mengambil barang-barang ku dan kembali ke rumah."Valeria berdecak kesal. "Tidak perlu, kau bilang masih banyak pekerjaan, bukan?""Ya, tapi aku tidak mau membuatmu merasa tidak nyaman." Salvatore melingkarkan tangannya di pinggang Valeria lalu mengecup pipinya."Sudahlah, asal tidak ada Amara, aku akan baik-baik saja.""Tenang saja, dia berada di tempat yang aman. Jadi tidak akan mengigitmu."Valeria sedikit tersenyum, agaknya gurauan Salvatore terdengar sangat kaku di telingannya. Mereka berjalan masuk ke dalam markas dengan santai."Dia memang anjing gila, jadi kau harus mengawasinya terus," balas Valeria.Salvatore hanya tertawa kecil, semakin lama semakin terlihat sisi kekanakan Valeria. Hari ini, jika bukan karena pekerjaan pentingn

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 102

    "Padahal aku ingin kau menginap di mansion," ucap Salvatore saat mobilnya sudah berhenti di depan pekarangan kediaman Morreti."Ya, tapi aku ingin pulang."Salvatore tak membiarkan Valeria melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Setelah sabuk pengaman itu lepas, Salvatore mencuri satu ciuman di pipi Valeria."Selamat malam, Dolcezza."Valeria tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari mobil Salvatore. Saat mobil Salvatore perlahan meninggalkan halaman rumahnya, Valeria berdiri di depan pintu, merasa kelelahan setelah hari yang begitu penuh emosi. Namun, saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, matanya langsung bertemu dengan sosok Alessio yang duduk santai di ruang tamu, mengenakan jas kasual seolah dia pemilik rumah.Valeria langsung menghela napas berat sambil berjalan masuk. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alessio? Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak datang tanpa izin?" ucapnya dengan nada dingin.Alessio berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya. "Kenapa? Lagipula Pam

    Last Updated : 2025-01-03
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 103

    Keesokan paginya, Milan gempar dengan berita yang menyebar seperti api di dunia maya. Nama Sofia mendadak menjadi topik utama di berbagai portal berita dan media sosial.Artikel-artikel dengan judul sensasional memenuhi layar ponsel semua orang: "Putri RC Group Bermuka Dua: Kisah di Balik Topeng Anggun Sofia", "Skandal RC Group: Foto-Foto Memalukan Sofia Tersebar!", dan "Sofia: Pemimpin Perusahaan atau Tiran Kejam?".Di dalam artikel tersebut, terdapat foto-foto Sofia yang memperlihatkan perilaku buruknya—momen dia sedang memukul seorang karyawan, wajahnya yang dipenuhi amarah, hingga foto-foto yang mengisyaratkan bahwa dia sering terlibat dengan pria bayaran di waktu luangnya. Skandal ini seperti badai yang menghancurkan reputasinya seketika.Di kantor pusat RC Group, Sofia terlihat panik luar biasa. Dia melempar dokumen ke lantai dengan kemarahan tak terkendali. “Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani menyebarkan hal-hal kotor seperti ini tentangku?!” teriaknya sambil m

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 135

    Di dalam penjara yang suram dan berbau lembap, Sofia terduduk di sudut selnya. Wajahnya lebam, bibirnya pecah, dan beberapa luka kecil menghiasi lengannya. Tangannya gemetar saat menyentuh bekas luka di pelipisnya, sisa dari pemukulan brutal yang baru saja dia terima dari para tahanan lain.Matanya yang dulu penuh dengan kesombongan kini menyiratkan kebencian yang mendalam. Dia tidak bisa menerima ini-tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia, Sofia Ricci, pewaris keluarga Ricci yang kaya dan terhormat, sekarang diperlakukan seperti sampah di tempatyang menjijikkan ini.Sejak hari pertama dia masuk ke penjara, Sofia sudah menunjukkan arogansinya. Dia memandang rendah para tahanan lain, menganggap mereka tidak lebih dari orang-orang hina yang tak berarti. Tapi justru itulah yang membuat mereka semakin bernafsu untuk menghancurkannya."Kau pikir kau siapa, hah?!" Seorang wanita dengan tato di lengannya menendang perut Sofia dengan keras, membuatnya meringkuk kesakitan. "Di sini, kau buka

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 134

    Senja mulai turun ketika Valeria keluar dari mobilnya. Udara sore di Milan terasa sejuk, langit berwarna jingga keemasan, dan angin bertiup lembut menerpa wajahnya. Dia berjalan menuju butik tempatnya akan melakukan fitting gaun pengantin, tetapi langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang berdiri di kejauhan.Julian.Pria itu berdiri di seberang jalan, mengenakan kemeja biru tua yang sedikit kusut dan celana bahan hitam. Ekspresinya sendu, matanya menatap Valeria dengan perasaan yang sulit ditebak. Saat mata mereka bertemu, Julian melangkah mendekat."Valeria," suaranya terdengar lirih namun tetap jelas.Valeria menatapnya tanpa ekspresi, tidak ada kebencian, tetapi juga tidak ada kehangatan. "Ada apa?" tanyanya dengan nada netral.Julian menelan ludah, lalu melirik ke kafe kecil yang ada di sudut jalan. "Bisakah kita bicara sebentar? Hanya beberapa menit."Valeria menimbang sejenak. Salvatore masih dalam perjalanan, dan entah kenapa, ada sesuatu di mata Julian yang membu

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 133

    Di sebuah lorong parkiran bawah tanah yang sepi, langkah sepatu hak tinggi Amara menggema di antara dinding beton. Dia berjalan dengan tergesa-gesa, matanya tajam mengawasi sosok pria yang baru saja keluar dari mobil hitamnya."Salvatore!" suaranya melengking, menggema di ruangan yang lengang.Salvatore berhenti di tengah langkahnya. Rahangnya mengeras, dan kedua tangannya mengepal. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi, dan dia tidak berniat meladeni ini lebih lama.Amara berdiri di hadapannya, wajahnya dipenuhi amarah bercampur dengan keputusasaan. "Kenapa?" Dia menatap pria itu dengan mata yang berkilat penuh emosi. "Kenapa kau terburu-buru menikahi Valeria? Apa kau benar-benar mencintainya?!"Baru juga beberapa waktu yang lalu Amara melihat Salvatore melamar Valeria di depan banyak orang, kini dia mendengar berita pernkahan mereka berdua. Menurutnya, ini sangat tergesa-gesa.Salvatore mendesah panjang, menahan gejolak di dadanya. Dia menatap Amara dengan dingin, tatapan yang cukup

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 132

    Salvatore tidak ingin menunda lebih lama lagi. Setelah semua yang mereka lalui, dia ingin segera menikahi Valeria dalam kurun waktu satu bulan. Persiapan pernikahan pun dimulai dengan cepat. Valeria sibuk mengurus banyak hal bersama Anna, keponakannya sekaligus sahabat terdekatnya.Valeria melangkah dengan ringan di trotoar bersama Anna, senyum kecil terukir di wajahnya saat mereka berbincang tentang dekorasi pernikahan yang hampir rampung. Sore itu terasa begitu tenang, udara Milan sejuk, dan sinar matahari keemasan menyelimuti jalanan kota.Saat mereka tiba di depan kafe, Valeria baru saja mengulurkan tangan untuk membuka pintu ketika-BRAK!Tubuhnya terdorong ke belakang dengan kasar, kepalanya tersentak ke belakang, dan rasa nyeri tiba-tiba menjalar di kulitkepalanya. Valeria mengerang pelan, tangannya refleks mencengkeramrambutnya yang ditarik dengan brutal."Kau wanita jalang!" Sebuah suara melengking terdengar, penuh kemarahan dan kebencian.Anna yang berada di sampingnya mem

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 131

    Malam itu, sebuah jamuan mewah diadakan di salah satu hotel bintang lima milik Morreti Club. Ruang makan pribadi di lantai tertinggi hotel itu didekorasi dengan elegan—lampu kristal yang menggantung di langit-langit, lilin-lilin kecil di atas meja panjang, serta alunan musik klasik yang mengalir lembut di latar belakang.Lorenzo Morreti, Elena, Roberto, Giulia, dan seluruh anggota keluarga Morreti hadir. Di antara mereka, Salvatore duduk di samping Valeria, tangannya memegang gelas anggur dengan ekspresi santai, tetapi tetap berwibawa.Pelayan datang membawa hidangan utama—steak wagyu dengan saus truffle, disajikan bersama kentang panggang dan asparagus. Saat makanan mulai disantap, percakapan ringan pun mengalir di antara mereka."Akhirnya, kita bisa duduk bersama seperti ini lagi," ujar Giulia, bibi Valeria, sambil tersenyum hangat. "Sudah lama sejak terakhir kali keluarga kita berkumpul tanpa ada tekanan bisnis atau masalah di luar.""Dan kali ini, dengan tambahan anggota baru," ta

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 130

    Di hari yang sama ketika Sofia Ricci ditangkap, sebuah kabar mengejutkan kembali mengguncang Milan. Morreti Club, yang selama ini dianggap di ambang kehancuran, tiba-tiba berbalik arah. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, saham yang sebelumnya dikuasai Alessio telah berpindah tangan. Yang lebih mengejutkan, pemilik barunya bukan hanya Valeria Morreti—tapi juga Salvatore Marino.Tidak ada yang tahu bagaimana Salvatore bisa melakukannya. Milan mengenalnya sebagai pebisnis kecil, seorang pria yang tampaknya hanya pria biasa yang sedang berkembang. Namun, dalam hitungan hari, dia berhasil menumbangkan salah satu tokoh bisnis terbesar di kota itu.Di lobi utama Morreti Club, para karyawan dan pengunjung yang datang terdiam melihat pemandangan yang luar biasa. Valeria Morreti dan Salvatore Marino berjalan berdampingan, memasuki gedung utama dengan penuh percaya diri.Valeria mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya tergerai dengan anggun, dan wajahnya menampilkan ekspresi dingin namun ber

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 129

    Di ruangan kantornya yang luas dan mewah, Julian Ricci duduk terpaku di kursinya. Ponsel di tangannya masih menampilkan berita yang baru saja ia baca: "Sofia Ricci Ditangkap atas Tuduhan Pembunuhan Nolen Ricci"Judul itu seakan menghantamnya lebih keras daripada pukulan mana pun yang pernah ia terima. Tangannya yang memegang ponsel mulai bergetar, dan dadanya terasa sesak.Sofia? Membunuh Nolen?Pikiran Julian berputar cepat, mencoba mencari celah yang mungkin membuktikan bahwa ini semua hanyalah kesalahpahaman. Namun, berita itu disertai bukti—rekaman CCTV, rekaman suara, dan keterangan saksi. Semua mengarah pada satu kenyataan yang tak bisa dibantah. Adiknya sendiri telah membunuh anaknya.Tangan Julian mengepal kuat, giginya mengertak. Dia merasa marah, tetapi lebih dari itu, dia diliputi rasa bersalah yang begitu dalam.Dia masih ingat dengan jelas hari di mana Nolen meninggal. Betapa hancurnya Valeria saat itu. Betapa sakitnya dia kehilangan putranya sendiri. Tapi yang lebih meny

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 128

    Hari berjalan dengan tenang tanpa ada keributan. Sofia sangat menikmati itu. Dia duduk santai di kursi eksekutifnya, jari-jarinya dengan anggun memegang secangkir teh hangat. Dari balik jendela luas kantornya, dia bisa melihat pemandangan kota yang ramai, namun pikirannya hanya terfokus pada satu hal—kehancuran Morreti Club.Setiap laporan yang masuk dari bawahannya semakin memperjelas betapa lambat namun pasti, Valeria kehilangan cengkeramannya atas perusahaan keluarga itu. Hal ini memberinya kepuasan yang luar biasa. Sejak dulu, dia tidak pernah menyukai Valeria, dan kini, melihat wanita itu jatuh perlahan membuatnya merasa menang. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.BRAK!Pintu kantor Sofia terbuka dengan kasar, membuatnya terlonjak. Seketika, beberapa pria berseragam polisi memasuki ruangan dengan wajah serius."Ny. Sofia Ricci," salah satu petugas berbicara dengan nada tegas, "Anda ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Nolen Ricci, putra Valeria Morreti, dua tahun la

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 127

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar ruang makan keluarga Morreti. Aroma kopi yang baru diseduh menyebar ke seluruh ruangan, bercampur dengan wangi roti panggang dan hidangan sarapan lainnya. Valeria dan Salvatore baru saja tiba setelah jogging dan belanja di supermarket. Mereka duduk di meja makan bersama Lorenzo dan Elena."Bagaimana jogging kalian?" tanya Elena sambil menuangkan kopi untuk dirinya sendiri.Valeria tersenyum, mengambil potongan croissant dari piring tengah. "Menyenangkan. Cuacanya sangat bagus pagi ini."Salvatore yang duduk di samping Valeria ikut menambahkan, "Ya, dan kami bertemu seseorang yang cukup menarik."Lorenzo mengangkat alisnya. "Siapa?"Valeria terkekeh, menggigit roti di tangannya sebelum menjawab, "Isabella Ricci."Elena langsung menatapnya penuh perhatian. "Dan apa yang dia lakukan?""Memprovokasiku, tentu saja," jawab Valeria santai. "Tapi aku tidak peduli."Salvatore tersenyum kecil sambil mengaduk kopinya. "Dan aku membuatnya semakin ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status